Minggu, 10 Februari 2013

White Love of Two Different Heart







Winter Season, Seoul 2014.........



Seorang yoeja terlihat menatap kosong jauh ke depan, pada hamparan air sungai Han yang beriak tenang. Dia duduk sendirian di sebuah kursi panjang. Dengan mantel bulu, sarung tangan dan syal rajut yang dipakainya membuatnya bisa bertahan di bawah guyuran salju. Salju turun tidak begitu deras, namun tetap saja terasa menusuk tulang.

Kang Sora, begitu yoeja ini akrab di panggil. Orang pasti tidak asing dengan namanya. Dia salah satu aktris Korea paling bersinar di Hollywood tahun ini. Namun apa yang dilakukannya sendirian di tepian Sungai Han sekarang. Seharusnya di saat seperti ini dia asyik bersenang- senang bersama keluarga dan sahabat- sahabatnya mengingat dia baru kembali dari USA setelah selama dua tahun meraih mimpinya di sana.


Sora Pov................

“ Hah........................” Entah sudah berapa kali aku mendesah seperti ini. Tempat ini tidak pernah berubah, masih sama seperti dulu. Tempat yang banyak menyimpan kenanganku bersama dia. Dia? Bagaimana kabarnya sekarang? Ku dengar dia sudah keluar dari dinas militer beberapa bulan yang lalu.

“ Setelah dua tahun, kenapa aku masih sulit untuk melupakannya??” Ternyata hatiku tak bisa diajak kompromi. Namja itu ternyata tak pernah beranjak dari hatiku. Dua tahun ini kulewati dengan kesibukan yang super padat. Berakting, modeling, syuting iklan, sampai promosi film- film yang kubintangi, tak pernah sekalipun aku absen menjalani rutinitasku. Berharap lama- kelamaan aku bisa menghilangkan perasaanku padanya. Tetapi justru di saat seperti ini, dikala aku sendiri bayangannya kembali berputar- putar di benakku.

Ku buka genggaman tanganku, sebuah cincin emas berkilauan di telapak tangan yang sudah basah oleh butiran salju yang turun. Kuamati cincin ini lama, semuanya seperti baru terjadi kemarin. Seperti Alice yang tersesat di negeri dongeng. Bertemu pangerannya dan berpikir akan hidup bahagia selamanya. Tetapi setelah lama terbuai di dalam dunia impian, saat aku mulai terbangun rasa sakitnya sangat menyiksa. Menyadari bahwa kehidupan nyata tak semanis itu.

“ Jung Su oppa.............” Nama itu keluar begitu saja dari bibirku. Setelah lama terpendam di dalam hati akhirnya nama itu muncul kembali bersama cincin pemberiannya. Cincin yang masih kebesaran di tanganku, namun dengan sangat erat mengikat hatiku.

Tak terasa air mataku mengalir, namun air mata ini seolah telah membeku sebelum jatuh. Entah karena udara yang sangat dingin atau karena sudah terlalu lama aku menangis.

Sedih, patah hati, putus asa itulah yang kurasakan sekarang. Berbeda dengan beberapa jam yang lalu saat aku dengan sangat antusias turun dari pesawat. Tak bisa ku ungkapkan bagaimana perasaanku saat pertama kali menginjakkan kaki di tanah kelahiranku setelah dua tahun meninggalkannya. Dengan tidak sabar aku bergegas keluar bandara, meskipun dengan sedikit upaya melewati banyak fans yang setia menungguku.

Senyumanku tak pernah pudar saat itu. di tengah jadwalku yang seakan tak pernah usai, akhirnya aku bisa pulang. Kembali untuk menemuinya tentu saja, Park Jung Su. Dialah salah satu alasanku kembali ke Seoul. Aku memutuskan untuk menyatakan perasaanku padanya. Setelah dua tahun mengalami pergolakan hati dan pikiran, akhirnya aku pasrah. Aku akan mengikuti kata hatiku. Dan di sinilah aku sekarang, ingin meraihnya dan berharap bisa bahagia seperti dulu.

Mengingat bagaimana anehnya diriku saat itu aku tersenyum sendiri. Seperti gadis remaja yang sedang menahan rindu sekian lama dan ingin segera berlari ke pelukan kekasihnya. Seperti itulah aku. Disepanjang jalan hanya dia yang ku pikirkan, hanya dia yang kutanyakan pada setiap orang yang ku temui. Perasaan gugup, penasaran semua bercampur menjadi satu. Apa oppa akan membalas cintaku, atau dia akan menolaknya, pertanyaan itu yang terus memenuhi pikiranku. Tapi aku meyakinkan diriku bahwa dia akan menerimaku. Karena aku yakin akan janji kami dua tahun silam di tepi sungai Han.

Sora Pov End


Flash back.........................

“ Jung Su oppa......... apa kita harus berpisah sekarang??” kata Sora di tengah- tengah isakan tangisnya, Leeteuk pun mendekap Sora erat.

“ Sekarang memang aku harus pergi Sora ya, tetapi aku berjanji aku akan kembali untukmu. Jadi maukah kau menunggu oppa?” Tanya Leeteuk, masih memeluk Sora.

“ ne......... aku akan menunggumu oppa, aku berjanji” Ucap Sora pelan. Ditatapnya Leeteuk dengan matanya yang sembab.

Leeteuk tersenyum, dia mengecup dahi Sora lembut. Dan kembali memeluknya, pelukan perpisahan karena Leeteuk harus menjalani wajib militer besok.



Flash back end.............

Sora Pov

Aku masih mengingat dengan jelas kata- kata Jung Su oppa. Meskipun kami tak saling mengungkapkan perasaan, lewat tatapan mata kami seakan sudah mengungkapkan semuanya.

Tapi saat kulihat I Pad yang tergeletak begitu saja di sampingku, menyadarkanku bahwa semuanya sudah berakhir. Kisah kami tak akan pernah berlanjut.

Untuk terakhir kalinya kupandangi cincin emas di tanganku, kemudian dengan berat hati kulempar cincin itu jauh, sangat jauh sampai aku berharap tak akan ada yang menemukannya.

Mendapati bahwa semburat jingga mentari sudah mulai tampak, menyadarkanku bahwa pagi sudah menjelang.

“ Selama itukah aku duduk di sini?” Tanyaku pada diri sendiri. Ternyata sudah terlalu lama aku merenung. Akupun berdiri dan hendak beranjak pergi. Menatap sekeliling sekilas, merekam semua tempat ini di otakku, dan perlahan berjalan pulang.

Sora Pov End.........



Saat Sora sudah berjalan menjauh, dari arah berlawanan tampak seorang namja yang berjalan menuju tempat Sora duduk tadi. Sepertinya dia sedang jogging bersama anjingnya. Anjing berbulu coklat itu dengan setia mengikuti sang majikan. Namun tiba- tiba anjing itu berlari ke semak- semak, menemukan sesuatu di sana.

“ Ada apa Gomi ya??? “ Leeteuk heran melihat tingkah aneh anjing peliharaannya. Anjing itu berputar- putar terus di satu tempat.

Setelah mendekat, Leeteuk melihat sebuah benda berkilauan di sana. Dipungutnya benda itu.

“ Ini khan??” Leeteuk kaget mengetahui dengan jelas cincin yang dipegangnya kini. Dia segera mengedarkan pandangannya, mencari seseorang pemilik cincin ini. Tetapi nihil, tak ada seorang pun di sana.

“ Sora ya........ apa benar kau sudah kembali??” Leeteuk memandang sedih cincin di tangannya. Menyadari benda itu mungkin sudah tidak berharga lagi bagi Sora.

“ Oppa............... Leeteuk Oppa...............” Teriak seorang yoeja yang berlari ke arah Leeteuk.

“ Ternyata oppa di sini, aku sudah mencarimu kemana- mana. Ayo kita cepat pulang, oppa tidak mau ketinggalan acara pernikahan kita kan??” Kata si yoeja tadi tersenyum pada Leeteuk. meraih lengan Leeteuk dan mengajaknya pergi.

Leeteuk hanya membalas dengan senyum. mengikuti langkah yoeja di depannya tak bersemangat.



Spring Season, Seoul 2015................ 



“ Oh ayolah jangan sekarang....!!!” Guma Leeteuk saat mobilnya tiba- tiba mogok. Leeteuk melihat sekitar, berencana mencari bantuan. Namun karena sudah larut malam, tak seorangpun tampak berlalu lalang di tepi sungai terbesar ke empat di Korea ini.

Leeteuk berjalan mendekati sungai Han, tak jauh dari tepi sungai tampak beberapa tenda berdiri dengan kobaran api unggun yang meneranginya.

“ Sepertinya aku bisa meminta bantuan mereka,” Leeteuk tersenyum cerah. Ponselnya saat ini mati jadi dia tak bisa menghubungi siapapun. Berharap di sana Leeteuk bisa meminjam ponsel mereka.

Leeteuk berjalan semakin dekat, tak ada siapapun di luar tenda. Beberapa kali dia mencoba menyapa, tak ada jawaban.

“ Siapa??” Tiba- tiba seorang yoeja membuka tenda dan menyapanya.

“ Sora ya.............??!!” Leeteuk terlalu kaget. Diluar dugaan dia bisa bertemu Sora di saat seperti ini.

“ Jung Su oppa??” Sora tak kalah kagetnya. Dia terdiam beberapa saat, bingung dengan kondisi ini.

Sora pun mempersilahkan Leeteuk masuk ke tendanya. Karena udara yang sangat dingin dan kebetulan teman Sora mendadak kembali ke rumah.

“ Apa yang kau lakukan di sini Sora ya??” Tanya Leeteuk memecah kebekuan.

“ ahh......... oppa bisa lihat sendiri, aku sedang berkemping dengan teman- teman sekolahku dulu. Tetapi Min Ji ada urusan dan dia harus pulang. Jadilah aku sendirian di tenda ini!” Terang Sora tak mengalihkan pandangannya dari Leeteuk. Yang telah beberapa tahun terakhir tak pernah dilihatnya.

“ Bagaimana kabarmu Sora? Apa kau bahagia? Kau masih terlihat sama seperti dulu. Tak ada yang berubah darimu Sora ya” Leeteuk tersenyum hangat, kagum dengan gadis di depannya sekarang. Dia telah membuktikan kesuksesannya. Menjadi bintang paling bersinar, tidaklah mudah. Tetapi berbeda dengan Sora, dia dapat menjalani kehidupan keartisannya tanpa harus melepas jati dirinya.

“ aku baik...........” Jawab Sora, namun matanya tak berani menatap Leeteuk. Dia takut Leeteuk menyadari kebohongannya.

“ Bagaimana denganmu oppa??” Sora balik bertanya, sadar kini Leeteuk bukan lagi namja bebas, dia sudah beristri. Dan Sora tak ingin merusak semuanya.

“ Seperti yang kau lihat sekarang Sora.........” Leeteuk tersenyum getir.

“ Oh...............”

“ Apa oppa mau minum atau makan sesuatu, biar aku ambilkan!!” Kata Sora, berusaha mengalihkan perbincangan yang membuat keduanya merasa tak nyaman.

“ Tidak usah Sora.........!!!” Leeteuk berniat mencegah Sora. menarik tangan Sora, namun diluar dugaan Sora malah tergelincir dan jatuh. Leeteuk dengan sigap meraih tubuhnya.

“ Opp........oppa............mianhae.........” Kata Sora terbata, karena kini tubuhnya menimpa Leeteuk.

Leeteuk menatap dalam manik mata Sora, kemudian tersenyum...........

“ Sora ya, bogoshippo.............” Kata Leeteuk pelan, meraih dan mencium bibir Sora.

Sora syok menyadari ciuman Leeteuk yang tiba- tiba. Sora hendak berdiri namun Leeteuk semakin erat memeluk pinggangnya, tak berniat melepaskan ciumannya yang semakin lama semakin panas.

Semakin tubuhnya menolak kehangatan yang diberikan Leeteuk, Sora merasa hatinya semakin sakit. Apa dia terlalu egois bila melakukan semua ini? Apa Sora tidak berhak menerima kebahagiaan walaupun hanya sesaat? Segera di tepisnya perasaan itu. membiarkan hati dan tubuhnya yang memimpin. Apapun yang terjadi, itulah yang dia pilih. Dan Sora tak akan pernah menyesalinya.



Keesokan harinya.............

Leeteuk Pov..............

Aku terjaga saat kurasakan panas matahari menyentuh tubuhku yang setengah telanjang. Masih dalam keadaan setengah sadar, kuraba tempat di sampingku. Kosong, kemana Sora pergi? Aku dengan cepat berdiri dan mengenakan pakaianku. Berniat mencari Sora di luar tenda.

“ Oppa........ kau sudah bangun??” Ternyata Sora sedang berada di luar tenda. Dia sedang menyiapkan sarapan bersama beberapa teman gadisnya. Dengan cekatan Sora memasukkan beberapa masakannya ke dalam keranjang piknik.

“ ah....... ne...........” Aku tertawa kikuk. Sedikit canggung setelah apa yang terjadi semalam.

“ Sebaiknya kita makan dulu, kajja....!!” Sora menggandengku menuju suatu tempat. Aku hanya mengekor mengikutinya.



Ternyata dia membawaku ke sebuah padang bunga di pinggir danau kecil. Sora membuka kotak bekal yang di siapkannya tadi, dan menyodorkannya padaku.

Kami menyantap makanan kami dalam diam, suasana seperti ini benar- benar membuatku canggung.

“ Sora apa kau baik- baik saja? oh tidak, maksudku apa semalam aku menyakitimu??” Tak percaya pertanyaan seperti itu keluar dari mulutku. Menyakiti? Apa tidak ada kata yang lebih halus, batinku.

Sora memandangku heran, sesaat kemudian pipinya bersemu merah.

“ aniyo........... kwencana Jung Su oppa...........” Sora mencoba menyembunyikan rasa malunya, tetapi aku bisa melihatnya. Dia semakin cantik bila seperti ini.

“ Mianhae sora ya, semalam aku tidak..........” Aku mencoba memperjelas semuanya. Kejadian kemarin malam benar- benar di luar kendaliku.

Sora langsung menutup bibirku dengan telunjuknya.

“ Huussssstt.......... sudahlah oppa, anggap saja tak pernah terjadi apa- apa. Kwencana.....” Ucap Sora, tatapannya benar- benar tak dapat ku artikan.



Aku bisa merasakan sentuhan tangan Sora yang hangat di wajahku. Aku kembali terbuai, namun mataku menangkap cincin yang dipakainya. Cincin itu berhasil menarik perhatianku. Ku raih tangannya, dan kulihat cincin itu lebih dekat.

“ Apa ini Sora??” Tanyaku meminta penjelasan. Tiba- tiba hatiku merasa tidak tenang.

“ ini........... ini cincin pertunanganku Jung Su oppa” Kata- kata Sora seperti kilatan listrik yang menyengat sampai sanubariku.

“ Tu......tunangan?? si....si....siapa??” Tanya ku tak percaya.

“ Dia seseorang yang aku kenal di New York. Namanya James, dia orang yang baik.......” Jawab Sora, seharusnya dia senang tapi itu tak nampak di wajahnya.

“ begitukah??” Komentarku pelan.

“ Selamat Sora ya......... akhirnya kau menemukan seseorang yang tepat untukmu......” Kataku tersenyum tegar, menjabat tangannya.

“ Gomawo Jung Su oppa........” Balas Sora singkat, namun dia tak membalas jabatanku.

“ Sepertinya aku harus pergi oppa, yang lain pasti menungguku........” Sora cepat- cepat membereskan bawaannya dan dengan cepat beranjak pergi. Tak memberiku kesempatan untuk hanya sekedar mengucapkan sampai berjumpa lagi, atau mungkin selamat tinggal.

Tak terasa setetes butiran dingin mengalir di wajahku, saat aku menyentuhnya, aku sadar itu adalah air mataku. Ku antar kepergian Kang Sora dengan air mata.

Leeteuk Pov end



Summer Season, Seoul 2016


“ Teuki hyung kalau begitu aku beli minuman dulu ya, kau tunggu saja di sini. Aku tidak akan lama” Eunhyuk dengan cepat mengayuh sepedanya.

Leeteuk hanya menggeleng, bagaimana bisa Eunhyuk membeli makanan tapi lupa tidak membeli minum. Leeteuk pun memarkir sepedanya dan duduk di sebuah kursi panjang. Sambil menikmati hotdog di tangannya, mengamati berbagai macam aktivitas orang- orang di tepi sungai Han. Ada yang bersepeda, berbincang, atau bahkan hanya berjalan- jalan dengan pasangannya di pagi yang cerah seperti sekarang. Leeteuk sedikit menurunkan topi yang dipakainya, takut bila seseorang akan mengenalinya.

“ Guk....guk............” Seekor cihua- hua mengagetkan Leeteuk. Anjing itu melihat terus hotdog yang dipegangnya.

“ Kau mau ini ya anjing manis? Tunggu sebentar ya!!” Leeteuk mengambil hotdog yang masih terbungkus di sebelahnya.

“ Ini makanlah, biar nanti si monkey makan pisang saja.......” Kata Leeteuk menyerahkan hotdog Eunhyuk pada anjing itu.

Leeteuk membelai anjing di hadapannya.

“ Thank you...... you found my dog........” Seorang lelaki asing tersenyum pada Leeteuk. sepertinya dia si pemilik anjing.

“ ah, ne.......ne........ hehehehe...........” Leeteuk tertawa sembari mengangguk- anggukkan kepalanya. dia melihat si pria asing tak mengerti apa maksudnya.

“ yes sir, u’are welcome!!” Leeteuk mencoba menjawab dengan kemampuan bahasanya yang sangat limit.

“ James........ you found it??” Seorang yoeja dengan membawa kereta bayi berjalan mendekat.

Seketika Leeteuk membeku di tempatnya. Berharap semua yang dilihatnya hanya mimpi.

Begitu dengan yoeja yang telah berdiri di samping James. Mereka saling berpandangan lama.

“ Annyeong oppa......... lama tidak bertemu.........” Akhirnya Sora yang memberanikan diri membuka suara.

“ Sora ya, mereka??” Leeteuk terlihat masih bingung. Perasaannya tiba- tiba menjadi buruk. Takut menerima kenyataan yang kini terpampang di depannya.

“ Kenalkan dia James suamiku, dan bayi mungil kami Jessie........” Kata Sora, memperkenalkan pria di sampingnya, dan seorang bayi perempuan bermata biru yang tertawa pada Leeteuk.

Leeteuk menatap bergantian ketiganya. Keluarga yang sangat sempurna. Tetapi kenapa justru ini membuatnya sakit. Leeteuk seketika merasa tubuhnya sangat ringan. Dia seperti tak bisa berpijak di tanah. Dengan sedikit terhuyung, dia mencoba tersenyum sekuat tenaga.

“ Benarkah?? Selamat Sora ya........ semoga kalian bahagia.......” Kata- kata itu keluar begitu saja, kosong, itu yang Leeteuk rasakan saat ini.

“ Gomawo oppa,” Sora tersenyum, kemudian memandang James yang dari tadi melihat Leeteuk dan Sora aneh.

James seperti menangkap sesuatu yang janggal, namun dia hanya diam saja karena tak mengerti perkataan dua orang di dekatnya.

“ Sora, you know him?” James menunjuk Leeteuk.

“ Yes, James. He is my old friend, it’s okay........” Sora meraih lengan James dan menepuknya pelan. Seperti mencoba menenangkan lelaki berambut pirang di dekatnya.

“ Jung Su oppa, sepertinya kami harus pergi, terima kasih. Senang bertemu denganmu.......” Kata Sora sopan pada Leeteuk.

“ Nice to meet you. I hope we can meet again next time, bye......emm....... Jung Su sshi.........I am right?? “ James menjabat tangan Leeteuk. Lelaki yang baik, pikirnya.

“ Yes......” Singkat namun terdengar getir. Leeteuk sekuat tenaga mencoba tersenyum. Membalas jabatan tangan rivalnya, yang sudah merebut Sora darinya. Tidak, James tidak merebutnya, tetapi Leeteuk yang terlalu bodoh melepas Sora.

Sora berjalan meninggalkan Leeteuk, dengan James yang mengalungan lengannya merangkul pundak Sora. Dan bersama keduanya mendorong kereta bayi Jessie.

“ Semoga kau bahagia Sora.............” Desah Leeteuk pelan, doanya benar- benar tulus.

“ Hyung.... kwencana??” Eunhyuk menepuk pundak Leeteuk, yang dilihatnya berdiri mematung di tengah jalan.

“ Sebaiknya kita pulang Hyuk ah.......” Leeteuk berbalik, tak sengaja menumpahkan minuman yang dibawa Eunhyuk. Eunhyuk dibuat bingung, diapun berlari menyambar sepedanya mengejar Leeteuk yang sudah bersepeda menjauh. Yang Eunhyuk tidak sadari, saat itu hyung nya pergi dengan hati yang sudah hancur berkeping- keping, dan mungkin tak akan bisa disatukan lagi meskipun oleh waktu.



Autumn Season, Seoul 2016



Leeteuk duduk santai di bawah sinar bulan, menyaksikan atraksi air mancur pelangi yang entah sudah berapa kali dilihatnya. Seperti telah berjodoh dengan tempat ini, sungai Han.

Dia baru saja ikut merayakan pesta ulang tahun anak sahabatnya, yang kebetulan diadakan di tempat ini. Masih tampak sisa- sisa pesta di sana, tetapi Leeteuk lebih suka menarik diri dan duduk sendiri seperti sekarang. Langit malam ini berbeda dari biasanya, bintang- bintang bertaburan terlihat sangat jelas. Dengan melihat langit Leeteuk bisa dengan jelas melihat Sora disana. Tersenyum manis padanya, memamerkan dimple yang sangat Leeteuk rindukan.

“Sora, kau benar- benar terlihat nyata!” Gumamnya, saat melihat sosok Sora tak jauh darinya.

“ Tidak, itu benar- benar Sora!!” Leeteuk mengusap kedua matanya, meyakinkan bahwa dia tidak sedang berhalusinasi. Leeteuk langsung berlari mengejarnya.

“ Sora ya........... Tunggu...........” Leeteuk memegang tangan Sora dari belakang, membuat Sora berbalik.

Sora Pov..........



“ Jung Su oppa??” Aku melihatnya, dia disana. Aku segera mempercepat langkahku sebelum oppa menyadari keberadaanku.

Namun aku kalah cepat, dia menarik tanganku. Aku berbalik dan menatapnya.

“ Sora ya........ kenapa kau membohongiku?? Apa salahku??” Tiba- tiba dia bertanya seperti itu. apa maksudnya, aku sungguh tidak mengerti.

“ Tentang James, aku sudah mengetahui semuanya. Dia bukan suamimu, benar kan? Memang kalian pernah bertunangan, tetapi James akhirnya menikah dengan mantan pacarnya yang ternyata sudah memiliki anak, dan anak itu Jessie.......

Dan kau sendiri yang melepas James dan menyuruhnya menikahi istrinya sekarang!” Kata Jung Su oppa sangat jelas.

“ Tidak, semua itu tidak benar, semua yang oppa katakan tadi hanya omong kosong!!” Aku sedikit berteriak, bagaimana dia bisa mengetahui segalanya.

“ Bagaimana bisa semua yang kukatakan hanya omong kosong, bila James sendiri yang menceritakannya padaku??!!” Kembali oppa membuatku terpojok.

Aku berusaha menghindar darinya, namun malah Jung Su oppa memelukku dari belakang.

“ Lepaskan aku, lepaskan!!” Aku berusaha berontak, ingin cepat-cepat pergi darinya, tak mau air mataku yang sudah lama ku tahan tumpah di depannya.

“ Kenapa Sora, kenapa kau seperti ini??” Leeteuk sekuat tenaga menahanku.

Aku tidak tahan lagi, aku berbalik menatapnya.................

“ lalu apa yang harus aku lakukan? Mengemis cinta padamu Park Jung Su sshi??” Kutatap dia dingin dengan mataku yang berkaca- kaca.

“ Jung Su oppa, aku mencintaimu. Kumohon terimalah aku, aku tidak bisa hidup tanpamu. Seperti itu, apa aku harus mengatakan itu. Pada namja yang sudah beristri sepertimu??” Aku tak mampu berdiri, kakiku lemas membuatku terduduk di aspal.

“ Sora ya, jadi itu masalahnya??” Jung Su oppa mensejajarkan tubuhnya denganku.

“ Sora coba lihat mereka.......” Kata oppa menunjuk sepasang suami istri yang sedang bercanda dengan putra kecil mereka.

“ Wanita itu Choi Heera, dia sahabat dekatku dan sudah kuanggap seperti adikku sendiri. Dua tahun yang lalu dia datang mengetuk pintu rumahku, dengan keadaan basah kuyup karena berlari ditengah hujan dia menangis. Dia telah diusir oleh orang tuanya yang mengetahui bahwa dirinya sedang hamil saat itu. Kau tau bagaimana perasaanku saat itu, aku sangat iba padanya. Akhirnya aku memutuskan menerima tanggung jawab yang sebenarnya bukan milikku. Aku menemui orang tuanya dan mengakui bahwa aku ayah bayinya. Aku mau menikahinya.............” Kata- kata oppa terputus, dia mengambil nafas berat.

Aku mendengarkan semua penuturannya, kata- demi kata semuanya terdengar nyata. Apa benar apa yang dia katakan? tetapi melihat wanita di sana, aku tau dia berkata jujur. Memang wanita itu yang dulu ku lihat sebagai calon istrinya.

” Sudah hentikan oppa, kumohon hentikan!!” Kututup kedua telingaku, tak ingin lagi mendengar penjelasannya. setelah berusaha melupakannya, kini dia kembali dengan kenyataan yang berhasil membuatku seperti orang bodoh. salah sangka padanya, dan justru membohonginya.

” Dengarkan aku Sora ya, aku tidak pernah menikah. Di hari pernikahan Seung Wan datang dan dia mengakui segalanya. Jadi sekarang beginilah keadaanku, lelaki kesepian yang menunggu gadisnya datang untuk menepati janjinya” Jung Su oppa menangis. Aku sudah terlalu menyakitinya, pantaskah aku kembali padanya setelah semua yang terjadi.

” Tapi semuanya sudah terlambat oppa……….!” Kataku pasrah, namun oppa justru tersenyum padaku.

” Tidak ada yang terlambat Sora ya, semuanya masih tetap sama seperti cincin ini!” Jung Su oppa menunjukkan cincin yang dulu sudah ku buang, aku kaget melihatnya.

” Oppa aku……………” Aku tak bisa bersuara, hanya air mata yang semakin deras mengalir.

Tiba- tiba Jung Su oppa berlari, dia mengambil sesuatu tak jauh dari tempat kami berada. Oppa kembali berjalan mendekatiku dengan sesuatu di tangannya.

Oppa berlutut di hadapanku,

” Sora ya, maukah kau menikah denganku? ” Menunjukkan pilinan bunga Anemone yang dibuat menyerupai cincin.

” Jung Su oppa, tidakkah ini terlalu cepat??” Aku dibuat kaget dengan lamarannya yang tiba- tiba, namun oppa meraih tanganku.

” Aku tidak mau kehilangan moment lagi Sora ya, apa kurang cukup aku menunggu selama ini??” Oppa merajuk, Wanita mana yang tidak akan luluh.

” Ne……….. Aku bersedia!!” Kataku pelan, Ku ulurkan jari tanganku, oppa tersenyum dan menyematkan cincin itu di jari manisku.

” Wuahh………. pas sekali, tidak kebesaran lagi kan?? ” Dia terlihat antusias, Jung Su oppa berdiri dan langsung memelukku.

” Saranghae Kang Sora…………….” Bisik oppa di telingaku,

” Nado Jung Su oppa, Saranghae…………” Jawabku sembari menatapnya.

” Mulai sekarang, besok, nanti dan selamanya kita akan selalu bersama…… karena kau separuh jiwaku Kang Sora…………….” Aku mengangguk mendengar ucapannya.

Kami pun berciuman penuh cinta, setelah sekian lama dipermainkan oleh takdir…………. akhirnya aku bisa bersamanya, Jung Su oppa…..
F.5.R.E.V.E.R



2 komentar: