Semburat warna jingga di langit seperti tenunan benang emas di kain langit tak berdasar. Riak- riak kecil ombak laut menghempas pinggiran pantai membentuk lukisan maestro sang pelukis alam. Suara kicauan burung- burung laut bergema bersama kepakan sayap- sayapnya melayang kemudian menukik menyapa ikan- ikan di dunia birunya. Nelayan pun mulai meninggalkan dermaga, menyisakan siluet hitam di kaca alam .
Pemandangan inilah yang hampir lebih dari empat bulan terakhir menyambutku saat melangkah pulang dari kewajibanku. Aku sekarang sedang mengabdi di sebuah perkampungan nelayan yang letaknya sangat jauh dari Seoul. Penduduk yang ramah dan udara yang masih bersih membuatku merasa betah tinggal di sini. Sebuah klinik kecil di pinggiran desa menjadi tempatku membantu ibu- ibu dan anak- anak perkampungan ini.