Kamis, 25 Juli 2013

The Baby, You, and Me – 16




Park Jung Su menepikan mobilnya tepat di depan gedung tempat dimana Sora bekerja. Dia duduk di balik kemudi, sedangkan Sora seperti biasa duduk di sampingnya. Saat hendak membuka pintu mobil Sora merasa ada yang aneh, pintunya tak mau terbuka. Dia menoleh berbalik pada Jung Su.

“ Oppa!!! Apa kau sengaja menguncinya?? Cepat buka, aku sudah terlambat..........!!!” Tangan Sora terus saja berusaha membuka pintu dan mencari – cari mungkin ada tombol pembuka otomatis yang bisa dia tekan.

“ Sora ya........ apa kau harus bekerja lagi di sini..... emm........... maksudku kau akan bertemu Je Hoon setiap hari, melihatnya, berbicara dengannya, dan berada di sekitarnya setiap hari. Apa kau yakin yoebo??? Perlukah aku mencarikanmu pekerjaan di tempat lain atau mungkin kau mau aku membuka sebuah perusahaan untukmu?? Aku akan melakukan apapun Sora ya........ asalkan......... kau jauh dari Je Hoon. Aku tidak bisa terus menerus khawatir tentang kalian setiap saat...........” Jung Su mendesah panjang, dia sebenarnya tidak mau Sora kembali bertemu Je Hoon. Mengingat bagaimana posesifnya Je Hoon ingin memiliki Sora saat terakhir kali Jung Su bertemu dan berbicara dengannya.

Sora menatap Jung Su, kemudian tersenyum......

“ Oppa....... tidak akan terjadi apapun padaku, aku berjanji. Aku sudah menjelaskan pada Je Hoon oppa batasan- batasan diantara kami, dan menurutku dia bisa mengerti. Selain itu aku sudah merasa sangat nyaman bekerja di sini, rekan kerja, sahabat, bahkan pekerjaan yang kuimpikan sejak dulu semuanya ada di sini...... bisakah oppa percaya padaku??” Sora menggenggam tangan Jung Su dan mengusap- usapnya pelan, berharap Jung Su tak lagi terlalu mencemaskannya dan memberikan kepercayaan yang Sora inginkan.

“ Tapi Sora....................” Jung Su tak dapat melanjutkan argumennya karena Sora sudah lebih dulu menautkan bibirnya dengan bibir Park Jung Su. Memberikan ciuman hangat yang sekaligus sebuah ciuman sarat akan makna dan kepercayaan. Sudut bibir Jung Su terangkat, dia tersenyum menyadari bahwa tak ada pilihan lain baginya selain harus mempercayai Sora. hanya itu yang dapat mereka lakukan, kepercayaan. Tanpa itu tentu saja hubungan mereka tak akan bertahan lama.

Jung Su memegang tengkuk Sora, semakin memperdalam ciumannya dan memberikan Sora rasa nyaman sekaligus hangat.

“ Aku percaya padamu yoebo........ sekarang kau boleh bekerja, bekerjalah yang rajin........!!!” Ucap Jung Su memberi semangat, sesaat setelah dia melepaskan ciumannya.

Sora mengangguk senang, “ Ne, Jung Su oppa....... nanti siang aku akan menghubungimu.... annyeong.......” Sora melambaikan tangannya setelah dia turun dari mobil dan melangkah keluar.

“ Yoebo ya.......... kau melupakan sesuatu, ne???” Jung Su membuka kaca jendela, kemudian menyembulkan sebagian kepalanya keluar.

Sora tak mengerti apa maksud Jung Su, tas, dokumen penting, semuanya sudah ada di tangannya. Sora mengangkat bahu tidak paham.

“ Ini...... kau melupakan ini............. atau aku tidak akan bisa bekerja sepanjang hari......” Tanpa malu Jung Su memanyunkan bibirnya sendiri, menutup kedua matanya.

Sora tertawa melihat ekspresi Jung Su, setelah merasa keadaan aman dengan cepat Sora mendaratkan ciuman manis di bibirnya membuat Jung Su membelalakkan mata karena tak mengira Sora secepat itu menanggapinya.

Kembali sebuah senyuman manis terukir di wajah Jung Su, betapa bahagia dan lengkapnya hidup Jung Su saat ini. Dia masih bisa melihat Sora yang terus melambai ke arahnya dari kaca spion. Wajahnya sangatlah cerah secerah matahari pagi. Tak tampak lagi kesedihan di wajah Sora, dan Jung Su bersyukur untuk itu. Tak akan ada lagi kabut kesedihan yang akan menyelimuti hubungan mereka, Jung Su akan berjuang untuk itu.





***



Bora, Min Ah, dan Min Ji diam- diam mengikuti Sora dari belakang. biasanya mereka akan langsung pulang selesai bekerja, namun berbeda dengan sekarang. Ketiganya memiliki rencana terhadap Sora.

Sora sudah sampai di depan jalan, berniat menyetop taksi yang melintas untuk secepatnya sampai di rumah. Dia tak menyadari tiga orang yang membuntutinya dan langsung mengunci tubuhnya di saat yang tepat. Membuat Sora tak bisa bergerak, mengingat kekuatan mereka berlipat tiga kali dari kekuatan Sora sendiri.

“ Heii........... ada apa ini?? cepat lepaskan aku....... Nam Bora, Shin Min Ah, dan kau Min Ji ah.......... jangan buat aku marah......!!!” Teriak Sora saat teman- temannya ini tak mengidahkan ucapannya. Mereka bertiga malah membawa Sora dan menyuruhnya naik ke dalam mobil Min Ah.

“ Sora ssi.......... enak saja kau mau kabur begitu saja. Jangan harap kami melepaskanmu sebelum kau bercerita dari mana asal-muasal cincin ini........!!!” Min Ah mengambil tangan Sora dan memampangkan cincin itu tinggi- tinggi.

“ iya benar....... jangan buat kami mati penasaran Sora ya. Aku tau itu bukan cincin biasa, pasti itu dari seseorang........... tapi siapa itu, tuan JH atau JS??? “ Bora melanjutkan interogasi temannya, tak memberi kesempatan Sora untuk hanya mengalihkan topik seperti tadi pagi.

Min Ji ikut mengangguk, namun kemudian raut wajahnya seketika berubah pucat.......

“ ottoke.......... jangan bilang itu dari Direktur, karena aku melihat dia memberikan cincin itu padamu.......” Perkataan Min Ji membuat Sora, Min Ah dan Bora beralih menatapnya.

“ Bagaimana kau bisa tau Min Ji ah.......... kau mengintip kami??” Tanya Sora menaikkan kedua alisnya, memberi isyarat tak seharusnya Min ji berbohong dan harus memberikan jawaban jujurnya.

Antara takut dan bersalah akhirnya Min Ji mengangguk. Min Ji mengaku bahwa saat itu dia terlalu penasaran, dan tak sengaja menguping pembicaraan Sora dan Je Hoon beberapa waktu lalu di kamarnya.

“ Mianhae Sora ya......... aku mengaku salah......!!!” Min Ji menundukkan kepalanya.

“ Oh.......... untung saja semua yang kau ucapkan itu salah Min Ji ah, kalau aku menerimanya saat itu pasti kini aku akan sangat menyesal..........” Sora cepat- cepat menutup mulutnya, karena ketiga temannya menatap dengan pandangan penuh selidik. Tak seharusnya dia keceplosan seperti itu.

“ Jadi cincin itu bukan dari tuan JH?? Lalu siapa?? Aaahhh............... pasti dari tuan JS?? Benar kan Sora??” Tanya Bora sangat antusias, bahkan terlalu antusias sampai- sampai dia melompat- lompat di tempat duduknya.

Sebenarnya siapa sih yang dilamar, Sora atau Bora?? Kenapa Justru Bora yang bereaksi berlebihan??? Ckckckckck............

Tak punya pilihan lagi akhirnya Sora menceritakan dari awal hingga akhir bagaimana Jung Su berhasil mendapatkan maafnya dan akhirnya melamar Sora. Bora, Min Ah, dan Min Ji berteriak iri mendengar penuturan Sora. Beruntung sekali Sora bisa mendapatkan pria seperti Park Jung Su, sangat bertolak belakang dengan mereka bertiga yang sampai sekarang harus bersabar hidup sendirian. Seperti di negeri dongeng saja, bila kisah Sora dan Jung Su difilmkan mereka yakin film itu akan meraih oscar karena benar- benar membuat iri dan patah hati banyak orang.

“ Tak lama lagi pasti kalian akan menemukan belahan jiwa masing- masing. Dan saat itu terjadi, percayalah...... kalian akan melihat peri- peri bernyanyi dan akan ada hujan kelopak bunga di sekitarmu...............” Sora mengatakan sesuatu yang membuat ketiga sahabatnya saling berpandangan tak mengerti. Benarkah itu bisa terjadi?? Atau Sora hanya melebih- lebihkan saja, entahlah Min Ji, Bora, maupun Min Ah tak dapat mencerna apa itu arti cinta sebenarnya.

Melihat ketiga sahabatnya yang hanya diam saja dan melamun, mencetuskan sebuah ide di benak Sora.

“ Bagaimana kalau kita sekarang ke apartemen Jung Su oppa. Kami berencana membuat pesta kecil- kecilan, dan pasti sangat menyenangkan bila kalian bisa ikut........ !!” Usul Sora, sembari menatap Min Ji, Min Ah, dan Bora bergantian.

Awalnya mereka tak merespon, bahkan terkesan tak berminat. Membuat Sora sedikit kecewa,

Namun...............

“ Yeeeeeaaaahhhh................ tentu saja kita sangat, sangat, sangat mau Sora........... ayo berangkaaatt...........” Teriak Min Ah langsung menjalankan mobilnya, berhasil selama beberapa saat mengerjai Sora. Tawa mereka meledak sepanjang jalan....... betapa indahnya persahabatan murni yang terjalin diantara mereka. Canda, tawa, susah, senang, sedih, semua mereka lalui bersama, saling menguatkan dan berada terus di sisi sahabat kita adalah hal paling dasar dalam sebuah persahabatan. Persahabatan seperti itu, siapa yang tidak menginginkannya.



***



Keadaan apartemen sangat sepi ketika Sora dan ketiga sahabatnya baru masuk. Tak ada tanda- tanda adanya orang di dalam rumah.

“ Dimana pestanya Sora??? kau yakin tidak salah masuk??” Tanya Min Ji lugu membuahkan sebuah cubitan pelan di lengannya.

“ yah...... mana mungkin Sora salah masuk apartemen kekasihnya sendiri, bisa gila Jung Su ssi........ bila setiap hari harus mencari Sora yang ternyata tersesat di tempat lain.........” Canda Bora yang selalu memiliki pikiran- pikiran aneh di otaknya. Dia bisa berimajinasi melebihi orang normal pada umumnya. Tak begitu mendengarkan candaan temannya Sora lebih fokus pada ponselnya. Dia sudah akan menghubungi Jung Su saat sebuah senyum tersembul di wajahnya.

“ aaahhh........Aku tau dimana mereka, ayo ikuti aku..........!!!” Ajak Sora, langsung mendorong teman- temannya ke suatu tempat yang dia percaya menjadi tempat berkumpul yang lain.

Setelah menaiki lift melewati beberapa lantai akhirnya mereka sampai juga. Sebuah tempat terbuka di atas gedung 26 lantai. Menyuguhkan pemandangan malam yang sangat sempurna dengan kelap- kelip cahaya bintang yang meskipun tampak redup tapi tetap tak mengurangi suasana romantis malam itu. beberapa meja persegi disusun berderet memanjang dimana setiap sisinya terdapat beberapa kursi yang tertata rapi.

Hidangan restoran sudah menyambut untuk segera di santap, berdampingan dengan cahaya lilin- lilin kecil di dalam gelas kristal. Terdengar alunan musik merdu dari kejauhan tak kalah dari simfoni orkestra ternama.

Ke tiga yoeja ini memekik takjub melihat semua yang terpampang di depan mereka. berbarengan dengan Sora yang berteriak memanggil Jung Su yang langsung berlari memeluknya.

“ Kau lama sekali yoebo....... aku sudah menunggumu dari tadi...........!!” Bisik Jung Su saat Sora sudah berada di pelukannya.

“ Mianhae oppa, ada beberapa gadis usil yang menahanku tadi...........” Jawab Sora, membuat Jung Su melirik sejenak ketiga sahabat Sora,dan akhirnya mengerti. Namun kembali Jung Su terfokus pada Sora dan menciumnya sangat mesra. Seperti pasangan yang sudah berpisah bertahun- tahun lamanya. Tak menghiraukan tatapan iri, teriakan protes, dan gumaman tidak senang di sekitarnya.

“ Yah...... Jung Su ya...... cari ruangan lain kalau kalian ingin bermesraan, jangan disini..........!!!” Protes Kangin yang sedari tadi hanya menyaksikan adegan layak sensor di depannya.

Jung Su dan Sora tertawa menyadari perbuatan mereka.

Tidak hanya Kangin, di atap gedung ini juga ada Yoon Ji, Donghae, Hyukjae dan si kecil Kyumin yang berada di gendongan Yoon Ji. Merekalah yang berencana membuat pesta perayaan membaiknya hubungan Sora dan Jung Su.

“ eemmmm............. Sora ya....... kau melupakan kami......!!!” Ucap Min Ji pelan sembari mengangkat tangannya, membuat Sora menoleh dan langsung memperkenalkan mereka satu persatu. Setelah perkenalan yang lumayan singkat mereka semua akhirnya duduk di kursi masing- masing dan mulai menyantap hidangan sambi mengobrol santai.

Seperti sudah diatur, mereka duduk berpasang- pasangan. Jung Su dengan Sora, Kangin dengan Yoon Ji, Donghae dengan Bora, dan Hyukjae dengan Min Ji, sedangkan Min Ah duduk sendiri di sebelah Sora.

“ Oh iya, kemana Heechul oppa?? Dari tadi aku tidak melihatnya??” Tanya Sora disela- sela menyantap galbi kesukaannya. Tentu saja tak lupa juga menyuapi Jung Su yang tepat berada di sebelahnya.

“ Heechul hyung sedang ada urusan katanya, sebentar lagi juga datang. Tadi dia sudah kesini bahkan membawa beberapa bok bun ja, tapi kemudian pergi lagi, sepertinya ada telepon penting dan dia tak ingin kami menguping pembicaraannya, yah seperti itulah...... kau mengenal Heechul hyung dengan jelas kan??!!” Jelas Donghae sangat rinci, padahal dia hanya perlu menjawab bahwa Heechul sedang menerima telepon penting, itu saja.

“ Itu dia............!!” Teriak Hyukjae saat melihat Heechul berjalan ke arah mereka.

Semua mata menoleh padanya. Heechul menebar senyum seperti biasa, bangga pada diri sendiri yang menganggap memiliki banyak penggemar seperti orang- orang di depannya kini.

“ Hai.......... semua, merindukanku ya?? biasalah orang paling tampan selalu datang paling akhir........!!!” Narsisnya benar- benar bisa membuat kura- kura berlari cepat karena takut. Tetapi baru beberapa saat raut wajah Heechul berubah masam saat melihat Min Ah ternyata menduduki kursinya.

“ Yaaaaahhh kau......... siapa suruh duduk di kursiku?? Aku duluan tadi yang menempatinya, sana minggir..........!!” Teriak Heechul membuat semua orang takut. Sikapnya yang aneh karena tega mengasari yoeja membuat bulu kuduk berdiri.

“ Apa masalahnya?? Tidak ada yang melarang aku duduk di sini....... salah sendiri kau pergi, jadi sekarang ini menjadi tempatku..........!!” Teriak Min Ah tak mau kalah. Enak saja pikirnya. namja ini main mengaturnya sesuka hati, baru memiliki wajah yang lumayan tampan saja sudah sok. Upppssss............ Min Ah meralat pikirannya yang mengatakan bahwa Heechul tampan.

Heechul masih tetap bersikukuh menyuruh Min Ah pindah meskipun Jung Su maupun Kangin sudah membujuknya agar mengalah. Akhirnya karena permintaan Sora, Min Ah lebih memilih mengalah dan pindah ke kursi lain.



Setelah ketegangan kecil yang terjadi beberapa saat yang lalu, kini mereka kembali melanjutkan acara yang sempat tertunda yaitu pesta kembang api. Ratusan bahkan ribuan cahaya kembang api yang berwarna- warni memenuhi langit malam ini. Sangat indah dengan berbagai gambar dan simbol yang dihasilkannya. Hal ini menimbulkan suasana romantis yang menyihir setiap pasangan untuk menepi di pinggiran atap gedung dan mengambil tempat mereka sendiri sendiri.





HeeMin & KangJi couple <3



Min Ah berulang kali melirik dan memperhatikan diam- diam sibuknya Heechul berbincang dan sesekali bercanda dengan Kangin. Melihat dua namja sedekat itu menurutnya tak biasa. Begitu kontrasnya sikap yang ditunjukkan Heechul pada Min Ah tadi bila dibandingkan dengan Kangin sekarang. Seperti seseorang yang berkepribadian ganda.

Memikirkan kembali sikap Heechul padanya membuat Min Ah tiba- tiba membenci namja ini setengah mati. Bagaimana bisa dia membentak yoeja yang bahkan belum dikenalnya di depan banyak orang. Dia pikir dia siapa??? Min Ah tak bisa terima dipermalukan seperti itu, tetapi ada suatu perasaan yang mencegahnya untuk menyulut pertengkaran.

Min Ah menggelengkan kepalanya, mencoba membuang pikirannya tentang Heechul. Dia melihat Yoon Ji yang sedang bercanda dengan Kyumin, Min Ah pun mendekat.

“ hai unnie.......... bisakah aku menggendong Kyumin???” Sapa Min Ah, dengan senang hati Yoon Ji memberikan Kyumin pada Min Ah.

“ Aku bisa menebak dari mana Kyumin mendapatkan wajah imutnya, pasti dari appamu ya sayang...............!!” Min Ah mengajak Kyumin bicara,

“ Ya tentu saja, Jung Su dan Sora sangat beruntung bisa memiliki anak selucu Kyumin,” Celetuk Yoon Ji ikut nimbrung, dan ternyata ucapannya membuat Min Ah menjerit kaget.

“ Ja.....jadi Kyumin ini anak Sora dan Jung Su?? kukira dia anak unnie dengan Kangin oppa.............!!!” Min Ah yang baru mendengar kenyataan itu membekap mulutnya, benar- benar tak menyangka dengan kabar yang mengejutkan ini. ternyata masih banyak rahasia yang belum dia ketahui tentang Sora.

“ Huuussstt.......... Kyumin memang anak mereka, tapi ini masih dirahasiakan. Kau bisa kan menjaga rahasia Min Ah???” Min Ah memandang lurus ke arah Yoon Ji namun pikirannya sendiri sudah melayang kemana- mana. Bagaimanapun juga Sora adalah sahabatnya, dan bila Sora berusaha merahasiakan ini berarti itu yang terbaik baginya. Dan Min Ah merasa tak memiliki wewenang mencampuri urusan Sora. Diapun menggangguk setuju dengan permintaan Yoon Ji.

Berusaha mengalihkan rasa kagetnya, Min Ah iseng- iseng ingin menanyakan sesuatu yang sedikit membuatnya penasaran.

“ Unnie apa kau melihat mereka......!!” Min Ah menunjuk ke arah Heechul dan Kangin.

“ Iya........... memangnya kenapa??” Tanya Yoon Ji, melihat ekspresi Min Ah yang tak biasa.

“ Kurasa kedekatan mereka terlalu aneh. Apa unnie tidak merasa terganggu melihat Heechul ssi sangat lengket dengan Kangin oppa seperti itu, ahhh............ begini unnie....... maksudku.........!!!” Min Ah kesulitan menjelaskan maksudnya, tetapi sepertinya Yoon Ji menangkap apa yang dia utarakan. Yoon Ji hanya tersenyum,

“ Yah......... awalnya aku merasa aneh, setiap Kangin bersamaku seringkali Heechul datang dan seperti sekarang mengalihkan perhatian Kangin dariku, dan sibuk dengan obrolan mereka sendiri. Tapi lama- kelamaan aku bisa mengerti. Mereka adalah sahabat yang sangat dekat sejak masih sekolah, kupikir ini wajar. Mereka sering menginap di tempat Jung Su dan tidur sekamar, berbagi kamar mandi, dan bermain game semalaman. Aku malah merasa semakin dekat dengan Heechul, dia teman curhat yang menyenangkan lho.......!!” Yoon Ji memberikan pandangannya, tak ada yang harus ia atau bahkan Min Ah cemaskan.

“ ohh..... seperti itu ya??” Min Ah cengengesan mendengar ucapan Yoon Ji. Ini tidak benar, ada yang salah dengan mereka dan Min Ah yakin itu..

Masih bertarung dengan pikirannya sendiri Min Ah terkejut saat tiba- tiba Heechul sudah berada di dekatnya.

“ Kau siapa?? Teman Sora ya?? kenapa aku tidak pernah melihatmu sebelumnya??” Nada bicara Heechul terdengar tak bersahabat. Dia memandang Min Ah dari ujung kaki sampai ujung kepala. Membuat Min Ah merasa tidak nyaman diperhatikan sampai seperti itu.

“ Siapa namamu?? Dan berapa umurmu??” Tanya Heechul lagi, disaat Min Ah tak juga menanggapi pertanyaan pertamanya.

“ apa sih sebenarnya masalahmu denganku?? Kurasa aku tidak memiliki kepentingan mengenalkan diriku atau memberitahukan umurku padamu. Kita hanya orang asing dan mungkin tak akan bertemu lagi kelak..........!!” Balas Min Ah ketus. Dia benar- benar ingin cepat- cepat pergi dari tempat ini.

“ Oh..... benarkah, bagaimana kalau kau salah. Bagaimana kalau kita nanti bertemu lagi, dengan nama apa aku memanggilmu?? Muka tembok???” Heechul tersenyum mengejek.

“ Mwoo??? Yah namaku Shin Min Ah dan umurku 25 tahun. Jangan berani- beraninya kau memanggilku seperti itu sekali lagi......!!” Sembur Min Ah sangat kesal, dia sudah tak tahan lagi dan memilih pergi menjauhi Heechul sebelum dia menjitak keras kepala namja brengsek ini.

“ yyaaahh Shin Min Ah ssi, kukira awalnya umurmu lebih tua dari itu, karena gaya berpakaianmu terkesan....... emm..........old style.....!!” Heechul tertawa sangat keras dia sangat senang menggoda Min Ah dan melihat perubahan ekspesinya yang tiba- tiba. Seperti sekarang Min Ah melotot dengan rahang bawahnya yang terbuka lebar sedetik kemudian dia menggertakkan giginya dengan pipi yang memerah seperti tomat. Sangat lucu dan menghibur bagi Heechul. Berbeda dengan Min Ah yang begitu tersulut emosinya, dia mendaratkan tendangan keras di betis Heechul, membuat namja ini memekik kesakitan.

“ Rasakan itu brengsek.........!!” Min Ah pergi sambil berkacak pinggang, dia mengumpat dan bersumpah tak akan lagi mau bertemu dengan Heechul lagi, atau dia akan melakukan harakiri bila itu terjadi.

***



HyukJi Couple <3



Min Ji tampak berdiri sendirian menikmati hujan kembang api di langit, bibirnya yang kecil terangkat tinggi mengulaskan senyuman yang indah. Sesekali Min Ji menutup matanya, merasakan hembusan angin yang menerbangkan rambut panjangnya, sangat menenangkan. Kadang tak butuh cara rumit untuk mendapatkan ketenangan, cukup hanya dengan memejamkan mata dan bersatu dengan alam menikmati nyanyiannya yang hanya bisa di dengar oleh mata hati adalah hal yang dirasa indah bagi Min Ji. Dia gadis yang sederhana, tak memerlukan sesuatu yang luar biasa hanya untuk membuatnya takjub, cukup dengan coklat dia sudah bisa luluh secair batangan coklat di dalam oven pemanggang.

Membahas tentang coklat tiba- tiba hidung Min Ji mencium bau kesukaannya itu. Min Ji mempertajam penciumannya mencari di mana sumber aroma dan tanpa sengaja tubuhnya menabrak sesuatu yang keras namun hangat.

Min Ji membuka matanya, dia sudah berada dipelukan Hyuk Jae. Ternyata tadi yang ditabraknya adalah dada bidang Hyuk Jae.

Jarak keduanya sangat dekat sampai Min Ji bisa mencium aroma coklat dari badan Hyuk Jae. Ahh........ ternyata parfum Hyuk Jae yang menarik indra penciuman Min Ji itu. Min Ji kembali memejamkan matanya, mengendus Hyuk Jae tak ubahnya seekor kucing.

Kenapa tadi aku tak menyadari aroma coklat ini ya?? padahal aku tadi duduk di sebelahnya........!!” Min Ji masih asyik bermain dengan pikirannya, sesekali dia tersenyum sendiri seperti anak kecil.

Hyuk Jae tertawa melihat tingkah Min Ji yang lucu, semenarik itukah dia bagi gadis di depannya ini. tapi tunggu, semakin dekat Hyuk Jae memperhatikan wajah Min Ji. Semakin kuat keyakinannya bahwa wajah Min Ji sangat mirip dengan.......... Na Eun.

Apakah ini mungkin bila dua orang yang tak saling berhubungan secara tak sengaja memiliki wajah yang mirip. Hyuk Jae tidak berhalusinasi, dia memang melihat Na Eun dari diri Min Ji. Apakah ini takdir?? Entahlah........ tapi bagaimana bila memang ini adalah sebuah takdir.

Hyuk Jae memperhatikan Min Ji lekat- lekat, bibirnya yang tipis, wajahnya yang tirus ditambah mata bulan sabitnya, benar- benar tak bisa dibedakan.

“ Apakah mungkin dia Na Eun?? Oh ayolah............!!” Hyuk Jae menggeleng, mengembalikan dirinya di dunia nyata. Dia tidak mau terus- menerus bermimpi. Na Eun sudah pergi, dan dia tau itu dengan jelas. Tapi kenapa sekarang tiba- tiba jantungnya berdebar sangat-sangat cepat. Perasaan aneh itu hadir lagi, perasaan yang timbul hanya saat dia berada di dekat Na Eun dan itu dulu..........





“ Min Ji ssi, apa kau baik- baik saja??” Pertanyaan Hyuk Jae menghempaskan Min Ji dari hayalannya. Membuat gadis ini mendongak dan mata mereka saling bertemu. Dengan jelas Hyuk Jae bisa melihat semu merah di pipi Min Ji. Selama beberapa detik tubuh mereka tak bergerak.

“ Ah....... aniyo..... aku tak sengaja menabrakmu. Mianheyo Hyuk Jae ssi...........!!!” Min Ji cepat- cepat menundukkan kepalanya menahan malu. Kadang kecintaannya pada coklat membuatnya melakukan tindakan- tindakan bodoh dan memalukan. Pasti sekarang Hyuk Jae sudah berpikiran macam- macam tentangnya.

“ Ottoke??? Dimana aku harus menaruh wajahku ini?? Shin Min Ji, terang saja tak ada namja yang mau dan tertarik padamu.... kau benar- benar memalukan.........!!” Teriak Min Ji dalam hati, merutuki dirinya sendiri. Tanpa mau berlama- lama lagi Min Ji sudah berniat kabur namun Hyuk Jae mencegahnya.

“ Mau kemana Min Ji ssi, kau tidak mau menikmati coklatmu dulu??” Hyuk Jae tersenyum aneh, terus saja menatap ekspresi Min Ji.

“ Mwo?? Ahh....ahh.... ani....ani...... bu...bukan...seperti itu ......Hyuk Jae ssi......!!” Min Ji menggeleng- gelengkan kepalanya cepat berbarengan dengan tangannya yang bergerak ke kiri dan ke kanan, menolak ajakan Hyuk Jae.

“ Apa maksudnya coba, memang sih aku sangat menyukai aroma tubuhnya tetapi aku tidak serendah itu mau mencicipinya (?) aigooo........ membayangkannya saja sudah membuatku kepanasan......” Teriak Min Ji dalam hati. Dia ingin protes, bersamaan dengan Hyuk Jae yang mendekatkan chocolate cakes di depannya.

“ Bukankah sejak tadi cake ini yang sangat kau inginkan?? Aku mengambilkannya lagi untukmu...........!!”

Sontak Min Ji tertawa sembari bertepuk tangan sekali, “ Jadi maksudnya cake coklat ini......”

“ Wuuaaahhhh........... hampir saja aku salah sangka, hahahaha........... !!” Min Ji terkekeh sendiri dengan pikirannya, bisa- bisanya dia berpikiran macam- macam.

“ Min Ji ssi, apa kau masih mau memakannya??” Kembali Hyuk Jae bertanya, saat dia tak mendapatkan perhatian Min Ji yang malah sibuk dengan dunianya sendiri.

Min Ji mengangguk, dengan senang hati menerima cake pemberian Hyuk Jae, dan memakannya sedikit- demi sedikit. Hanya memperhatikan cara Min Ji memotong cake dengan garpu, memasukkan potongan kecil cake itu ke dalam mulut, mengunyah cake itu dengan hati- hati sudah mampu membuat Hyuk Jae tersenyum kagum. Semua yang dilakukan Min Ji tak ada bedanya dengan orang lain, tetapi bagi Hyuk Jae itu adalah sesuatu yang berbeda, sangat menarik dan tak pernah membuatnya bosan. Satu sisi dari Min Ji yang menjadi magnet bagi Hyuk Jae sehingga namja ini tak bisa jauh- jauh dari Min Ji.

Apakah Hyuk Jae sudah jatuh hati pada pandangan pertama?? Entahlah Hyuk Jae sendiri bingung dengan perasaannya. Yang pasti, Min Ji adalah gadis yang membuatnya sangat penasaran, dengan apa saja yang ada di dirinya. Hyuk Jae ingin mengetahui semua tentangnya.

“ Min Ji ssi........ apa kau memiliki saudara yang sangat mirip denganmu??” Hyuk Jae memberanikan diri bertanya lebih dalam. Dia tidak ingin mati penasaran, karena menyimpan keingintahuannya.

“ Aniyo......... aku anak tunggal, begitu juga dengan kedua orang tuaku. Jadi terkadang aku merasa kesepian karena hanya memiliki keluarga kecil. Kenapa Hyuk Jae ssi?? “ Min Ji balik bertanya.

“ Tidak ada, aku hanya penasaran saja kenapa wajahmu sangat mirip dengan seseorang yang pernah aku kenal..........” Jawab Hyuk Jae jujur, mengingat Na Eun kembali sebenarnya sakit, tapi dia tak bisa terus- menerus terperangkap dalam masa lalu. Life must go on, dan itu yang ingin Hyuk Jae lakukan.

“ Siapa dia?? Apa seseorang yang sangat spesial??” Tanya Min Ji saat tak bisa mengartikan perubahan raut Hyuk Jae.

“ Dia................” Hyuk Jae menarik nafas.

“ Seseorang yang sangat aku cintai, dan hanya dengannya aku pernah merasakan jatuh cinta. Tetapi kini dia sudah bahagia di samping Tuhan............” Hyuk Jae tersenyum getir, tiba- tiba dia merasakan kehangatan menggenggam tangannya. Ternyata Min Ji lah yang melakukannya. Meskipun ukuran tangan Min Ji lebih kecil dari Hyuk Jae, namun Hyuk Jae bisa merasakan rasa hangatnya begitu dalam merasuki tubuhnya, hingga ke pembuluh darah kapilernya.

“ Mianhae Hyuk Jae ssi, aku tidak bermaksud menyinggung masa lalumu...........”

“ tidak apa- apa, aku senang bisa berbagi kenanganku denganmu Min Ji ssi. Ini sedikit mengangkat luka yang terpendam lama di dalam hatiku........!!” Hyuk Jae tersenyum, kini senyuman hangatnya kembali muncul. Sepertinya hatinya sudah kembali ceria.

Min Ji menawari Hyuk Jae cake yang belum habis dimakannya, mungkin dia mau berbagi. Tetapi Min Ji tidak sadar mulutnya sedikit belepotan dengan noda cake..... Hyuk Jae membantunya membersihkan noda itu.

“ Apa kau selalu makan seperti ini??” Tanyanya masih sibuk dengan tisu dan noda yang berusaha dia bersihkan.

“ Ne........... aku selalu seperti ini di depan namja tampan, sudah menjadi kebiasaanku..........!!” Maksud Min Ji hanya bercanda, namun sepertinya Hyuk Jae menanggapinya serius membuat wajahnya tiba- tiba bersemu merah.

“ aigooo.............. lucunya...........!!!” komentar Min Ji dia tertawa melihat sisi manis Hyuk Jae yang baru pertama dia lihat.

Dan seperti itulah, keduanya terlibat obrolan menyenangkan hingga waktu tak terasa lama bagi mereka. Pesta yang sebelumnya dianggap tak menarik oleh Hyuk Jae menjadi sangat, bahkan lebih dari sangat- sangat menarik dengan kehadiran Min Ji.



***



HaeBora couple

Bora sangat asyik menciduki berbagai makanan yang tampak di depannya. Memenuhi piringnya hingga nampak penuh dan kembali melahap lezat seakan belum makan sebelumnya padahal dia sudah menghabiskan beberapa porsi tadi. Bora tak menyadari seorang namja yang menatap takjub cara makannya.

Lee Donghae, berdiam di kursinya dengan kedua mata tak berkedip mengawasi Nam Bora yang sedari tadi terus menerus makan. Padahal dilihat dari postur tubuhnya tak dapat dikatakan Bora itu gemuk, justru sebaliknya dia sangat langsing dan bertubuh proporsional. Tapi melihat cara makannya, pasti tidak akan ada yang percaya.

“ Apa dia selalu seperti ini bila makan?? Nafsu makannya besar sekali bila dibandingkan ukuran tubuhnya. Aku tidak pernah melihat gadis makan seperti dia, kecuali Sora. Tapi itu dulu........ saat kami masih sekolah. Saat itu seringkali Sora menghabiskan uang jajanku karena harus mentraktirnya membelikan makanan yang dia lihat sepanjang jalan. Nama mereka juga hampir mirip bila dipikir, Bora.....Sora........ hanya berbeda satu huruf depan saja.......” Donghae tersenyum membayangkan kenangan masa kecilnya, kemudian dia dikagetkan oleh tepukan Bora di lengannya.

“ Maaf bolehkah aku mengambil sepotong pajeon..........!!” Bora menunjuk pancakes di depan Donghae yang memang tinggal sepotong. Donghae mengangguk, kemudian menggeser piring berisi pajeon itu dan memberikannya pada Bora.

“ Hemmmm mashita........... di restoran mana kalian memesan semua makanan ini, rasanya sungguh enak. Apalagi pajeon ini, aku jadi teringat pajeon buatan ayahku sangat mirip dan rasanya benar- benar sama.........!!!” Kata Bora, mulutnya menggigit dan mengunyah pizza ala Korea itu. Bora mengomentari setiap masakan dan menjelaskan kelebihan serta cita rasanya. Ternyata dia tidak hanya doyan makan, tetapi juga ahli dalam mencicipi hidangan serta memberikan penilaian. Membuat Donghae semakin tertarik untuk terus mengobrol dengannya.

“ Apa kau pandai memasak Bora ssi, pasti orang yang sangat mengerti tentang makanan sepertimu ahli membuat masakan.......!!!” Ucap Donghae di tengah- tengah obrolan mereka.

“ ani........ aku benar- benar tidak bisa memasak, jangan kau tanya lagi tentang itu Donghae ssi. Aku tidak memiliki bakat memasak, bahkan bisa dikatakan memasak dan diriku seperti air dan minyak sesuatu yang tidak bisa disatukan. Ayahku seorang koki dan memiliki restoran kecil di Gyeonggi. Jadi aku tau rasa- rasa masakan, karena lidahku sudah terbiasa mencicipi dan memberi penilaian. Tapi jangan kau suruh aku memasak ya............!!” Bora tiba- tiba tertawa setelah mengucapkan kalimatnya.

“ Kenapa??” Donghae bertanya penasaran,

“ Jika kau tidak mau aku membakar dapurmu seperti apa yang kulakukan di dapur ayahku, aku membakar hampir seluruh restoran hanya karena ingin membuat ramyun.......kekekeke........!!” Bora merasa sangat lucu bila mengingat saat itu. Sepulang sekolah Bora sangat lapar, dia mau meminta ayahnya memasakkan sesuatu tapi Bora tak tega karena ayahnya sibuk melayani pelanggan. Jadi dia memutuskan memasak sendiri ramyun yang kebetulan dia temukan di meja. Tidak tau bagaimana cara membuatnya Bora asal saja memasukkan bahan sesuai instingnya. Karena Bora tak ingin ramyunnya terlalu banyak air Bora hanya menuang setengah gelas air untuk merebus ramyun. Dipikir masih lama, Bora dengan santai kembali melanjutkan kegiatan chatting nya. Dia tidak sadar ramyunnya gosong karena kekurangan air ditambah nyala kompor yang hampir maksimum. Karena terlalu panas akhirnya kompor meledak dan membakar hangus hampir sebagian dapur. Membuat semua pengunjung lari kalang kabut mendengar ledakan yang dikira bom teroris. Untung saja tidak ada yang terluka saat itu, dan pemadam kebakaran bisa datang dengan cepat. Jika tidak pasti Bora akan menjadi tahanan di usianya yang masih belia.

Donghae ternganga mendengar cerita Bora, tak pernah menyangka hanya karena ramyun seorang gadis kecil menyebabkan kerusakan besar. Donghae cepat- cepat berdoa agar Bora tak pernah memasuki dapurnya.

“ hahahaha........... tidak perlu setakut itu Donghae ssi, itu sudah lama terjadi, aku tidak akan mengulanginya lagi. oh........ iya kau belum menjawabku, dimana kalian memesan makanan- makanan ini. Aku ingin berkunjung ke restoran itu............” Perkataan Bora langsung membuat Donghae menelan ludah.

“ I....i....itu aku tidak tau, bukan aku yang memesan............” Jawab Donghae seratus persen berbohong. Sebenarnya semua makanan yang terhidang di meja berasal dari restorannya. Dan Donghae sendiri yang memasak semuanya. Tapi mendengar cerita Bora, Donghae merasa horor dan tidak mau Bora datang ke restorannya.

“ Benarkah??? Kau tidak berbohong padaku Donghae ssi???” Bora menyudutkan Donghae, dia menatap Donghae penuh curiga.

“ Be....be....benar, aku tidak berbohong.........” Lanjut Donghae, keringat dingin membanjiri dahinya.

“ uukhh..... kau berkeringat Donghae ssi.... “ Bora hendak menghapus keringat Donghae, tapi namja itu cepat- cepat menjauh, mengambil tisu di tangan Bora dan mengelap keringatnya sendiri.

“ Ke....kenapa kau tidak ikut bergabung dengan yang lain, tidakkah kau ingin melihat kembang api??” Tanya Donghae mengalihkan topik.

“Aku sudah bosan melihatnya Donghae ssi. Rumahku kebetulan berdekatan dengan sungai Han, jadi setiap kali ada perayaan atau pesta kembang api aku selalu melihatnya, meskipun aku tidak mau aku pasti melihatnya juga..... jadi itu sudah menjadi sesuatu yang biasa bagiku.....” Jelas Bora santai. Sangat ironis bagi Bora, karena dulu saat dia baru patah hati, Bora justru melihat pesta kembang api yang diadakan di sungai Han, dan saat itu tepat hari valentine, dimana Bora bisa dengan mudah melihat banyak pasangan menebar kasih di depannya. Benar- benar membuat iri dan menambah luka hati Nam Bora.

“ Kalau kau sendiri Donghae ssi, kenapa memilih duduk di sini dan tidak ikut bergabung dengan yang lain?? “

“ Aku tidak begitu suka dengan suaranya yang keras, memekakkan telinga. Aku lebih suka di sini melihatmu menghabiskan masakan.........” upppsss...... Donghae langsung membekap mulutnya, kata- kata masakanku hampir saja meluncur dari bibirnya.

“ Masakan siapa............” Bora, menengglengkan kepalanya ke kiri, sepertinya Donghae ingin mengatakan sesuatu tadi, tetapi dia tak jadi meneruskannya.

Donghae menggeleng kikuk, tak ada lagi hal yang ingin dibahasnya dia pun memilih diam. Donghae memang tergolong pendiam, dia kesulitan untuk membangun suasana bersahabat dan penuh obrolan menyenangkan. Sekalinya membuka mulut, Donghae akan mengatakan hal- hal yang memboroskan perbendaharaan kata, padahal sebenarnya dia hanya ingin mengungkapkan sesuatu yang sederhana. Bora menyadari itu, jadi selama sisa waktu kebersamaan mereka Bora lah yang lebih banyak memimpin perbincangan, menanyakan dan bercerita tentang banyak hal, sedangkan Donghae cukup menjawab dengan singkat atau dengan anggukan saja.



JungSora couple <3

Jung Su merengkuh pundak Sora meminimalkan jarak diantara mereka. Mengusir dinginnya malam dengan menyalurkan kehangatan tubuh masing- masing.

“ Indah sekali ya oppa............ aku berharap kita bisa terus seperti ini.........!!” Gumam Sora dimana matanya terus menatap guyuran kembang api di langit.

Jung Su tersenyum, kemudian mengecup punggung tangan Sora lembut.

“ Tentu saja Sora ya........ kita akan terus seperti ini sampai ajal memisahkan, itu janjiku Sora......” Mendengar janji Jung Su membuat sesuatu di dalam dada Sora tiba- tiba menjadi hangat. Tak ada lagi rasa khawatir yang selama ini menaungi hatinya, semuanya menjadi terasa mudah.

“ Kemarilah yoebo...... aku ingin memelukmu...........!!!” Jung Su perlahan menarik tubuh Sora, kemudian menggeser sedikit tubuhnya dan memeluk Sora dari belakang.

Setelah beberapa saat hanya memperhatikan gemerlapan cahaya di atasnya, tiba- tiba saja Jung Su teringat sesuatu. Dia sangat ingin menanyakan hal itu pada Sora, karena jujur saja Jung Su tak bisa benar- benar menghilangkan pikiran itu dari otaknya.

“ Sora ya....... apa yang dilakukan Je Hoon tadi di kantor??? Apakah dia berbicara sesuatu, atau memintamu melakukan sesuatu diluar pekerjaan?? “ Tanya Jung Su, itulah yang ingin dia ketahui dan hampir saja lupa.

“ Tidak, aku tidak melihatnya seharian ini.” Jawab Sora singkat. Sebenarnya tidak persis seperti itu. di saat jam makan siang, Sora tak sengaja bertemu Je Hoon, tetapi itu hanya sebentar. Dan keduanya tak saling menegur sapa.

“ Benarkah??” Melihat Jung Su menatap penuh curiga, akhirnya Sora memutuskan untuk bercerita saja.

“ Apa berpapasan secara tak sengaja juga dihitung??” Tanya Sora.

“ Tentu saja dihitung, berpapasan bagaimana??” jawab dan tanya Jung Su berbarengan.

Sora pun bercerita, tadi siang seperti biasa Sora dan tiga teman genk nya, Bora, Min Ah, dan Min Ji sedang menikmati makan siang mereka di kantin kantor. Min Ah dan yang lain sangat penasaran dengan cincin yang dipakai Sora, dan mereka bertanya dari mana Sora mendapatkannya. Saat mau bercerita tak sengaja Sora melihat Je Hoon yang menatapnya dari kejauhan. Sora pun mengurungkan niatnya untuk bercerita, dia tidak mau melihat Je Hoon semakin sakit hati mendengar Sora telah memaafkan dan menerima Jung Su kembali.

“ yaaahhh........... kenapa tidak kau katakan saja dengan keras aku yang memberikan cincin itu. biar Je Hoon tau, dan tidak lagi mengejar- ngejarmu Sora ya..........” Jung Su tak setuju dengan pilihan Sora, dia marah.

“ Jung Su oppa mengertilah........ aku sudah terlalu menyakitinya, aku tidak ingin semakin menambah luka Je Hoon oppa...... aku tidak tega..........” Ucap Sora pelan.

Jung Su mendesah. Benar juga ucapan Sora, bila Jung Su berada di posisi Je Hoon saat ini pasti dia akan sangat sakit hati karena sudah ditolak seseorang yang sangat dicintainya. Tetapi di lain sisi, Jung Su tidak mau Je Hoon melihat harapan lagi untuk mendapatkan Sora. Jung Su takut, dia takut Je Hoon berusaha merebut Sora darinya.

“ Kalau kau bisa memilih sebenarnya siapa yang mendekati tipe pria idamanmu Sora ya, aku atau Je Hoon??” Jung Su melontarkan pertanyaan yang sebelumnya tidak ada di otaknya, pertanyaan itu keluar begitu saja dari hatinya mungkin karena saat ini dia sedang cemburu.

Pertanyaan bodoh macam apa itu, batin Sora. pertanyaan yang bahkan tanpa dia jawab pun seharusnya Jung Su sudah mengetahui jawabannya. Tentu saja Sora akan memilih Jung Su, karena hatinya sudah Sora berikan sepenuhnya untuk Jung Su.

Tapi Sora ingin sedikit bermain- main dan melihat bagaimana tanggapan Jung Su.

“ Je Hoon oppa, dia tipe idealku............!!!” Jawab Sora santai, dia tersenyum.

“ Mworagu??? Je Hoon?? Kenapa Je Hoon???” Teriak Jung Su tak berpikir Sora akan menjawab seperti itu.

“ Dia tampan, tinggi, pintar, baik hati, pengertian, lembut, dewasa, dan satu lagi tidak pernah berteriak di depan wajahku sepertimu..........!!” Jawab Sora cepat, dilihatnya Jung Su langsung lesu mendengar jawabannya, dia cemberut, menekuk wajahnya dan membuatnya terlihat sangat lucu, mirip anak kecil yang kehilangan permennya.

“ Benarkah?? Kalau begitu aku kalah telak dengannya, sebaiknya aku pulang saja, sudah malam aku mau tidur...........!!” Jung Su terlihat benar- benar kecewa. Dia mendesah panjang sebelum akhirnya berbalik, dan melangkah pergi dengan kepala tertunduk.

Melihat itu Sora langsung mengejarnya, memeluk Jung Su dari belakang menghentikan langkahnya.

“ Jung Su oppa........ tunggu dulu aku belum selesai bicara............” Sora merapatkan pelukannya, dia bisa merasakan Jung Su berusaha menolaknya.

Sora memaksa Jung Su agar berbalik dan menatapnya.

Diraihnya wajah Jung Su dengan kedua tangannya, “ Itu tipe idealku dulu sebelum aku bertemu denganmu Park Jung Su. Seseorang yang pandai bernyanyi dan memainkan alat musik, sangat jago menari, bisa membuat berbagai ekspresi muka yang mampu membuatku tertawa, suka sekali berteriak keras tapi entah kenapa aku menyukai teriakannya itu, sangat kekanak- kanakan tetapi juga sangat dewasa, dia juga seorang perampok handal karena sudah berhasil mencuri hatiku...... Bagaimana mungkin aku melepaskan pria seperti itu. Dia seperti harta karun bagiku, aku sangat beruntung memilikinya........... memilikimu, my prince...” Penjelasan Sora membuat Jung Su tersenyum bahagia. Tapi dengan cepat Jung Su menyembunyikan senyumnya, dia masih belum puas dengan jawaban Sora.

“ Tapi tetap saja dia lebih tampan, tinggi, pintar, baik hati, pengertian, lembut, dewasa, dan satu lagi tidak pernah berteriak di depan wajahmu, benar begitu kan???” Jung su mencoba mengurut semua yang disebutkan Sora satu persatu, ternyata ingatannya cukup tajam juga.

Sora tampak berpikir, sepertinya dia salah mencoba menjahili Jung Su, kini dia harus masuk dalam lubang yang digalinya sendiri. sangat mudah membuat Jung Su cemburu, tetapi akan sangat sulit untuk membuatnya percaya. Kalau sudah begini Jung Su akan cemberut sepanjang hari dan tak akan mau diajak bicara.

“ Tapi Jung Su oppa yang paling keren, Lee Min Ho saja kalah keren denganmu oppa....... apalagi Je Hoon, kalah banyak deh........ pokoknya oppa yang terkeren!!!” Bujuk Sora, tapi terlihat Jung Su masih setengah percaya.

“ Terkeren dalam hal apa contohnya?? Beri aku hal yang lebih spesifik...........!!”

Tiba- tiba Sora merona,

“ Apakah hal itu harus dikatakan juga??” tanyanya sangat- sangat pelan, hampir berbisik.

“ iya, katakan saja....... itu harus Sora ya........” Paksa Jung Su, penasaran tiba- tiba Sora bereaksi seperti itu.

“ Di sini........ aku menyukai bentuk tubuhmu oppa..... termasuk otot- ototmu.......” Sora berbisik, masih dalam keadaan tersipu karena meraba dada bidang serta lengan Jung Su yang berotot.

“ Juga......... ini......... aku tidak pernah bisa menolak saat oppa memberiku ciuman, itu sangat keren...... hehehehehe........ dan aku suka, itu sangat......... eeemmm .........memabukkan..................” Sora menyentuh bibir Jung Su yang hangat dengan jari- jarinya yang selalu dingin. Sora langsung memalingkan wajahnya yang sudah memerah dan terasa panas.

“ Benarkah??? Maksudmu seperti ini Sora ya??” Tanpa aba- aba Jung Su meraih wajah Sora dan memberinya ciuman mesra. Ciuman yang sangat disukai Sora, ciuman yang bisa membuatnya mabuk dan tak mau berhenti. Refleks Sora memejamkan matanya, menikmati ciuman hangat yang berusaha Jung Su transfer untuknya. Seperti mendapatkan morfin pribadinya Sora merasa seolah- olah tubuhnya menjadi ringan dan perlahan- lahan terangkat ke udara. Tubuhnya melayang- layang seperti selembar kapas tipis terbawa angin.



To Be Continue......



Halo, apa kabar readers.......... Mianhae baru bisa update sekarang nih......



Gimana?? Suka gak sama jalan ceritanya??

Aku pengen buat sekuel spesial tentang tiga couple yang lain, kayak yang Kangin- Yoon Ji special gitu deh.... pada setuju gak ya????

Trus kalau mau dibuatin spesialnya, kira- kira menurut reader cerita siapa dulu yang pengen di posting??

Heechul  & Min Ah a.k.a Sohee WG

Hyuk Jae  & Min Ji a.k.a IU

Atau Donghae & Bora a.k.a Bora Sistar

Siapa yang menurut reader paling menarik??? Komen deh sebanyak- banyaknya dan kasih tau author tentang pemikiran reader semua..... gratis kok ;P



Oh iya hampir aja kelupaan, maaf ya karakter yoejanya g pakai nama asli, cz harus disesuaikan sama cerita sebelumnya yang udah terlanjur diterbitin....... semoga aja g ngebingungin reader ya....... ^^

Gomawo :)

3 komentar:

  1. bagus banget deh critanya, bikin Luna g bisa brenti ketawa :D

    Boleh dibikin sekuelnya deh thor, aku request yang Heechul ma Min Ah dulu ya.......
    lucu sih ^^

    BalasHapus
  2. kpan disambung ceritanya?? aku menunggu..
    kalau sekuel, aku request heechul dan min ah ya.. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. tinggal nunggu satu chapt lagi yang Give Me a Baby, baru aku lanjutin yang ini......

      sambil nunggu yang vote dulu ^^

      Hapus