Minggu, 21 Juli 2013

The Baby, You, and Me – 15






Two days ago........

Sora Pov



Empat sisi dinding dengan wallpaper bermotif coklat, sebuah cermin rias dengan ornamen coklat di sekelilingnya, lemari, kursi, meja, dan furniture lainnya jika tidak bermotif coklat pasti memiliki warna coklat. Beberapa deretan boneka Teddy Bear yang pastinya juga berbulu coklat.

Bahkan bedcover, bantal, guling, dan selimut yang kupakai saat ini bergambarkan coklat. Min Ji ya, kesukaanmu pada coklat kurasa sudah sangat tidak wajar.

Hanya sebuah sofa empuk berbentuk hati berwarna merah yang membantuku tak mendapatkan sakit mata akibat terlalu lama melihat seisi ruangan yang didominasi warna coklat ini.

Sudah berapa lama aku tinggal di kamar sahabatku Shin Min Ji yang maniak coklat. Kalau dihitung sekitar 96 jam, 23 menit, 15 detik........

Ahh............ sudah selama itukah aku terkurung di sini. Awalnya kupikir lebih baik aku pergi ke tempat yang jauh dan menyenangkan, seperti Jeju mungkin. Tapi mengingat aku tak membawa apapun saat itu, dan tak berniat pulang ke rumah akhirnya kuputuskan bersembunyi di sini. Kupaksa Min Ji agar tak memberitahu siapapun tentang keberadaanku. Termasuk pada.......... ya pasti kalian tahu siapa maksudku. Merindukannya, tentu saja aku sangat merindukannya tapi sakit hatiku lebih besar dari rasa rinduku.

Kupegang dahiku perlahan dengan telapak tanganku, mengukur sendiri suhu tubuhku yang lebih dari dua hari ini terserang demam tinggi. Kurasa sudah tidak sepanas kemarin, tetapi kepalaku masih terasa pusing dan sulit bagiku untuk beranjak dari tempat tidur karena tubuhku yang masih lemas. Gara- gara siapa coba aku seperti ini, dasar Park Jung Su pabbo.

Hhuuuhhh.................. mungkin ini memang takdirmu Sora, terima sajalah. Kupejamkan kedua mataku, berharap bisa tertidur kembali setelah tadi aku terbangun karena memimpikan Jung Su dan Kyumin. Tapi aku kembali terjaga saat mendengar suara perutku sendiri, aigoo......... perut ini minta diisi rupanya.



Tidak ingin mati karena kelaparan, perlahan aku mencoba bangun. Masih dalam posisi duduk tiba- tiba Min Ji datang dan menghambur ke arahku.

“ Sora ya........ maafkan aku, aku tidak tahu kalau dia mengikutiku..... sekarang dia ada di sini, aku tidak bisa mengusirnya Sora...........Jangan marah padaku ya, aku sudah berusaha merahasiakan keberadaanmu.........” Bisik Min Ji ditelingaku, dia mengucapkannya begitu terburu- buru, namun masih bisa kulihat sebuah penyesalan di matanya.

“ Si......siapa Min Ji ya??” Tanyaku khawatir, berharap bukan dia yang datang.



“ Sora ya.......... bagaimana kabarmu???” Ternyata Je Hoon oppa, dia sudah berdiri di ambang pintu, tersenyum padaku.

Kubalas senyumannya

“ Oppa......... aku....... emm...... baik.....” Jawabku masih kaget dengan kemunculannya yang tiba- tiba.

“ Sora.............” Min Ji menatapku, dengan tatapan meminta maaf. Aku mengerti Min Ji sudah berusaha semampunya melindungiku, tapi sebagai bawahan akan sulit baginya menolak permintaan Je Hoon.

“ Kwencana Min Ji ya, bisakah kau meninggalkan kami sebentar??!!” Pintaku padanya sambil kupegang tangan Min Ji, mengisyaratkan bahwa aku akan baik- baik saja. Dia mengangguk kemudian keluar meninggalkan kami.

Je Hoon oppa berjalan mendekatiku, dia duduk di sofa hati di samping tempat tidur.

Tanpa kuduga dia menempelkan tangannya di dahiku, refleks aku agak menjauh.

“ Kau demam Sora ya....... kenapa masih bilang keadaanmu baik- baik saja...............” Pasti Min Ji yang memberitahunya.

“ Tidak, aku sudah lebih baikan daripada kemarin...... sebentar lagi juga sembuh kok.......” Je Hoon oppa terus saja menatapku, membuatku merasa tidak nyaman. Tatapannya itu, entah mengapa membuatku merasa sulit.

Ketika sedang mengobrol perutku yang tidak tahu malu ini tiba- tiba berbunyi lagi. Kemana harus kusembunyikan mukaku yang sudah memerah karena malu. Je Hoon oppa menertawakanku, menyulut kekesalanku. Tetapi itu tidak berlangsung lama tepatnya setelah dia membuatkanku bubur dan menyuruhku menghabiskannya, aku sedikit tersentuh.

Dengan sabar dia menungguku sampai selesai makan, membantuku minum obat dan kini membantuku berbaring.

Selama beberapa saat keadaan tiba- tiba hening, kulihat sepertinya Je Hoon oppa sedang memikirkan sesuatu, yang entah apa itu aku sendiri tidak tahu.

“ Sora ya.......... ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu...........” Suaranya memecahkan keheningan, dia menatapku dalam.

Tak bisa kuartikan tatapannya, tapi sepertinya apa yang akan dia katakan adalah sesuatu yang sangat penting. Kuanggukkan kepalaku, agar dia meneruskan ucapannya.

“ Aku mencintaimu Sora ya.................” Mendengar tiga kata itu aku langsung terdiam, antara kaget dan tak percaya......... sebelumnya aku sangat familiar dengan ketiga kata itu karena Jung Su oppa selalu membisikkannya di telingaku setiap saat, tetapi sekarang setelah hampir beberapa lama tak mendengarnya aku harus mendengarnya lagi dari orang yang berbeda.............. Tiba- tiba kemampuan berbahasaku menghilang, otakku tak bekerja dengan benar karena tak ada pikiran apapun di dalamnya, yang bisa kulakukan adalah diam dan mendengarkannya.

“ Sejak pertama melihatmu aku tahu kaulah gadis yang selama ini kucari. Semakin lama semakin kusadari rasa sayangku padamu semakin tumbuh. Melihatmu dengan Jung Su hyung seperti menusukkan duri di dalam hatiku. Awalnya aku ingin mundur, tetapi aku tidak bisa Sora ya........ aku harus menyatakan perasaanku padamu.....”

“ Aku berjanji akan membahagiakanmu, tak akan pernah kubiarkan air mata kesedihan mengalir di matamu. Sebelum mendapat jawaban darimu aku akan terus berusaha, karena aku yakin bisa merebut hatimu. Jadi maukah kau memberiku kesempatan Sora ya??” Dia mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah kotak yang didalamnya tertanam sebuah cincin.

“ Jika kau mau memberiku kesempatan, pakailah cincin ini Sora ya................” Je Hoon oppa mengulurkan kotak cincin itu tepat di depanku.

Memaksaku menatap cincin berkilauan itu lama...............



<CUT>

Sora Pov End





Today...........



Sora meminum hot lattenya sambil memejamkan mata. Merasakan rasa pahit bercampur manis membuatnya sangat rileks. Sora sedang duduk sendiri di sebuah meja bundar dengan sepiring kecil potongan tiramisu.

“ Udara pagi yang hangat............” Gumam Sora sendiri, sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Menikmati suara kicauan burung, hijaunya dedaunan tanaman rambat, dan beberapa warna- warni bunga di taman kecil milik Lee Donghae. Tepatnya Sora sedang berada di balkon restoran Donghae. Baru tadi pagi Sora datang, selain merindukan sahabatnya yang satu itu, Sora juga merindukan tempat yang beberapa tahun menjadi tempat favoritnya, Dream and Love Restaurant.

Mengingat kembali nama itu membuat Sora berpikir mungkin akan lebih baik jika dulu dia tidak meninggalkan restoran ini. Mungkin kehidupan Sora saat ini akan sangat sederhana seperti dulu, tapi penuh dengan ketenangan dan kegembiraan.



Ketika Sora sedang hanyut dalam angannya, di bawah tepatnya di tangga menuju balkon dua orang namja sedang terlibat perdebatan kecil.

“ Ayo cepat naik dan temui dia.... kau bilang hampir mati karena merindukannya, sekarang dia ada di depanku kau malah tak berani menyapanya.............” Namja berbaju biru mendorong temannya agar naik ke atas.

“ Iya, aku tau..... jangan dorong- dorong terus, aku bisa jalan sendiri........” Protes namja satunya, dia masih mengintip ke arah Sora.

“ Lalu kenapa kau masih berdiri di sini??” Pekik si baju biru, gemas melihat temannya yang masih saja mematung di tengah tangga, terlihat terlalu banyak berpikir.

“ Aku takut bagaimana kalau nanti dia kabur lagi saat melihatku??”

“ Nanti aku yang akan menangkapnya, sudahlah tenang saja...........!!” Bersamaan dengan itu, si namja berbaju biru mendorong dengan keras sampai temannya tadi naik dan sedikit tersungkur.

Sora kaget melihat seseorang yang hampir terjatuh di depannya namun langsung berdiri dan melambai padanya.......

“ Jung Su oppa..........!!” Teriak Sora kaget, tangannya tanpa sengaja menyenggol cangkir latte dan menumpahi tangannya sendiri.

Sora menjerit menahan panas, membuat Jung Su langsung berlari ke arahnya.

“ aahhh...... andwee..........andwee....!!!” Teriak Jung Su mengelap punggung tangan Sora yang basah dengan tisu. Saat meniupkan udara pada tangan Sora, tanpa sengaja Jung Su melihat sebuah cincin melingkar di jari manis Sora.

“ Sejak kapan Sora memakai cincin?? Aku tidak pernah melihat cincin ini, tunggu....... apa itu cincin pemberian seseorang??” Pikir Jung Su dalam hati. Melihat Jung Su yang terus memperhatikannya, Sora dengan kasar menarik tangannya. Dia langsung berdiri dan berlari turun.

“ Sora ya....... jangan pergi, tunggu.......... Chullie tangkap dia!!!” Teriak Jung Su, mengejar Sora.

Sora berlari menuruni tangga, namun ada Heechul yang sudah menghadangnya.

“ Sora ya........... kau mau kemana??” Heechul akan memegang pundak dan mencegah Sora pergi, tetapi Sora lebih dulu mendorong tubuh Heechul dan berhasil membuatnya jatuh.

“ Maaf Chullie oppa, kau jangan ikut campur............” ucap Sora kemudian bergegas pergi sebelum Jung Su dapat mengejarnya.



Bukan Park Jung Su namanya kalau menyerah secepat itu, kemanapun Sora melangkah dia selalu membuntuti. Berlari sepanjang trotoar, naik kereta bawah tanah, melewati jembatan layang, dan kini berjalan di bawah rindangnya pepohonan taman kota, Jung Su tak sedetikpun meninggalkan Sora.

“ Kenapa kau terus mengikutiku, aku tidak mau bicara denganmu........” Ucap Sora kasar, melihat ke belakang dimana Jung Su masih terus mengikutinya, tapi dari jarak yang sedikit jauh.

“ Siapa yang mengikutimu?? Aku hanya ingin berjalan- jalan menyusuri taman ini........ kurasa tidak ada yang melarangku, karena ini tempat umum.........!!” Balas Jung Su santai, dia melingkarkan kedua tangannya di belakang punggung, dengan mata yang terus melihat sekeliling, seperti orang yang memang sedang menikmati suasana sekitar.

Sora sebal melihat Jung Su, dia berlari Jung Su mengejarnya.

“ Yaaaahhhh.................!!” Teriak Sora, dia berhenti kemudian berbalik dan menatap Jung Su marah.

Jung Su ikut berhenti,

“ Apaa???” aku tidak melakukan apa- apa!!” Belanya sambil memasang muka polos.

“ Jangan ikuti aku................ sana pergi....!!” Sora mendorong Jung Su, memukuli dadanya berulang- ulang meluapkan semua kekesalan yang disimpan selama ini. Jung Su diam saja menerima perlakuan Sora padanya.



Lelah dengan tindakannya, Sora langsung terduduk di kursi taman di belakangnya. Kini kepalanya tertunduk, sebuah desahan berat keluar dari mulutnya.

“ Kenapa kau terus mengikutiku oppa........... aku membencimu, aku tak ingin melihatmu.........kumohon pergilah.......!!!” Ucap Sora pelan, kini nada bicaranya sudah tak sekasar tadi.

Sora Pov........

Aku menunggu lama, namun Jung Su oppa tak lagi menjawabku. Ada apa dengannya?? Kemana namja yang beberapa detik lalu sangat mengesalkan ini. Kudongakkan sedikit kepalaku diam- diam memandangnya. Jung Su oppa masih berdiri di depanku, namun kini senyumannya menghilang, raut wajahnya sangat datar. Dia hanya melihatku dengan tatapan misteriusnya.

“ Kau ingin aku pergi Sora ya?? baiklah.......... aku akan pergi!!!” Bukan hanya kata- katanya yang membuatku syok, Jung Su oppa ternyata benar- benar pergi meninggalkanku.

Yahhhh................ ada apa dengannya. Kenapa dia mudah berubah- ubah seperti itu. Tadi siapa yang sangat bersemangat mengejar dan mengikutiku. Aku tadi kan hanya sedikit mengetes saja, sejauh mana Jung Su oppa berusaha agar aku memaafkannya. Tetapi apa ini, dia pergi begitu saja?? tanpa meminta maaf dulu atau melakukan sesuatu yang bisa membuatku luluh atau tersentuh??? aaaiiissshhhh................ namja satu ini benar- benar...............



Sora Pov End



Beberapa anak kecil dengan banyak balon di tangan mereka tiba- tiba datang mengelilingi Sora sambil bernyanyi.

“ Ada apa ini???” Sora mengamati anak- anak di hadapannya, mereka tersenyum ceria pada Sora. Satu demi satu anak- anak itu menunjukkan balon yang mereka bawa agar Sora membaca tulisannya........

Maafkan aku my baby princess....... sebuah tulisan di balon berwarna biru

Saranghae Sora ya........... tulisan di balon berwarna merah muda.

Kalau kau tidak memaafkanku aku bisa mati.......... Tertera di balon berwarna merah.

I love you

Aishiteru

Ich liebe dich

Ti amo

Naanu ninna preetisutene

Je t’aime, Je t’adore

Te quiero

Ua Here Vau Ia Oe





Dan masih banyak lagi kata- kata cinta dalam berbagai bahasa di belahan dunia bertebaran di depan Sora. mendapati hal seromantis ini membuat Sora sangat tersentuh dan terharu, sampai- sampai Sora tak dapat menahan air matanya untuk tidak mengalir.

Dari jauh Sora melihat Jung Su berjalan mendekat, dengan membawa sebuah balon berbentuk hati dengan simbol tanda tanya besar.

Sesampainya Jung Su di hadapan Sora, anak- anak itu melepaskan balon- balon mereka bersamaan. Membuat langit begitu berwarna dengan puluhan balon yang membubung di udara.

“ Bagaimana Sora ya?? Apa kau mau memaafkanku??” Tanya Jung Su menatap lurus kedua mata Sora. Dia mengulurkan balon itu dan memberikannya pada Sora sambil berlutut.....

“ Maukah kau memberiku kesempatan kedua my princess?? 7.000 bahasa di seluruh dunia masih tidak bisa mengungkapkan betapa besar rasa cintaku padamu Sora ya....... dan percayalah, hanya dirimu yang ada di dalam hatiku!!” Sambung Jung Su.

Sora sudah tak bisa berkata- kata lagi, dia terlalu bahagia sampai rasanya ingin terbang melayang bersama balon- balon tadi.

Sora hanya bisa mengangguk, tidak........ dia harus menjawab, karena Jung Su pasti tak dapat melihat anggukan kepalanya karena kini dia tengah menunduk.

“ Ne......... Jung Su oppa, aku memaafkanmu..........!!!” Jawab Sora pelan, sembari mengambil balon dari tangan Jung Su. Terlalu antusiasnya Sora tak sengaja membuat balon itu terlepas dari genggamannya.

Balon itu melayang di atas mereka dan menyangut di sebuah pohon.

Jung Su dan Sora memekik bersamaan.

“ Yahhhh............ Sora ya kenapa kau melepas balon itu??? di ujung talinya ada cincin yang sengaja aku ikatkan..........!!!” teriak Jung Su. Dia tidak pernah memperhitungkan Sora akan seceroboh itu.

“Apa??? Cincin??? Yahhhh kenapa oppa tidak bilang dari tadi. Kalau aku tau pasti aku akan lebih berhati- hati memegangnya..............!!!” Balas Sora tak kalah kagetnya. Mereka berdua pun melompat- lompat di bawah pohon itu berusaha meraih balonnya. Namun letak balon itu terlalu tinggi sehingga mereka tak bisa menjangkaunya.

Sora memerintahkan Jung Su untuk berjongkok kemudian naik ke atas pundaknya.

“ Cepat berdiri, gendong aku oppa........ aku akan mengambilnya.........!!!” Sora berusaha mengulurkan tangannya setinggi mungkin. Hampir kena, hanya kurang beberapa sentimeter saja dia bisa mengambil talinya.

“ Sora cepatlah......... aku sudah tidak kuat..........!!” Teriak Jung Su, tubuh mereka berdua sedikit bergoyang ke kanan dan ke kiri karena Jung Su sudah merasa keberatan.

“ Aduhh........ sebentar........ jangan goyang- goyang terus...... aku hampir mendapatkannya, ya........... ini......... ahh............ aku berhasil..........!!!!” Teriak Sora kegirangan dia tidak sadar berlonjak- lonjak di pundak Jung Su. Membuat tubuh Jung Su tak seimbang dan hampir terjatuh.

Tapi untung saja Sora cekatan, dia langsung memegang dahan pohon sehingga keduanya tak jadi tersungkur ke tanah.



Sora dan Jung Su merebahkan tubuh mereka di atas rerumputan. Tidur saling berdekatan, keduanya sama- sama menatap langit. Masih mengatur nafas mereka yang berat, setelah beberapa saat tadi berusaha menyelamatkan balon dari atas pohon.

“ Jung Su oppa..............!!!” Panggil Sora pelan, membuat Jung Su menoleh menatapnya.

Keduanya saling berpandangan, sudah lama mereka tak melakukan ini. Hanya berdiam diri dan saling memandang, sembari mendengar detak jantung masing- masing.

“ Ada satu hal yang masih membuatku penasaran.......” Tanya Sora sedikit takut. Dia takut mood mereka yang sudah baik tiba- tiba berubah buruk.

“ Apa masih tentang Taeyeon??” Tanya Jung Su berusaha membaca pikiran Sora. Gadis di sampingnya mengangguk.

Jung Su kembali menatap langit......

“ Apa masih kurang jelas aku mengungkapkan perasaanku padamu Sora ya??? Aku jujur saat mengatakan tak ada hubungan apapun antara aku dan Taeyeon. Aku hanya menganggapnya tak lebih dari sekedar adik , sedangkan perasaanku padanya sudah lama mati, hanya kau sekarang yang ada di hatiku...... sulitkah bagimu untuk percaya??” Ucapan Jung Su langsung membuat Sora menyesal pernah bertanya. Apa lagi sebenarnya yang harus dibuktikan Jung Su, semua sudah sangat jelas. Hanya saja satu tindakan Jung Su pada Taeyeon yang masih membuat Sora penasaran.

“ Saat di restoran aku tak sengaja melihat oppa mengusap rambut Taeyeon........ kenapa oppa melakukannya??” Suara Sora terdengar sangat kecil, bahkan Jung Su harus sedikit mendekat agar bisa mendengarnya.

Kemudian Jung Su bangun dan duduk, Sora mengikutinya. Keduanya saling berhadapan.

“ Maksudmu seperti ini Sora ya..............!!” Jung Su mengelus puncak kepala Sora memastikan apakah gerakan ini yang dimaksud Sora.

Sora mengangguk.......

Jung Su malah tertawa, entah apa yang lucu baginya tiba- tiba tertawa seperti itu.

“ Yahhh............. oppa, aku serius. Tetapi kenapa oppa justru tertawa??” Protes Sora.

“ aku merasa lucu saja, kau bisa cemburu hanya karena hal seperti itu........ hahahaha.............”

“ Tidak ada yang lucu,......... huh.........terus saja tertawa........” Sora membuang muka, tak mau melihat Jung Su. Jung Su memegang wajah Sora dengan kedua tangannya agar Sora melihat padanya.

“ Dengar Sora, saat itu aku hanya membantu Taeyeon mengambil daun yang secara tak sengaja menempel di rambutnya..........hanya itu,” Jelas Jung Su masih dalam sisa- sisa tawanya. Lucu sekali bisa melihat Sora cemburu seperti itu.

“ Daun??? Hanya selembar daun??” Tanya Sora memastikan, Jung Su mengangguk dan tersenyum.

“ Ya.......... cuma daun, dan kau membenciku sampai seperti ini............tetapi tidak mengapa, ini membuktikan bahwa kau sangat menyayangiku kan Sora ya......!!!” Senyum Jung Su seketika menghilang saat dia teringat sesuatu.

“ Bagaimana denganmu?? Dari mana kau dapatkan cincin itu?? dari seseorang???” Jung Su menunjuk cincin yang dari awal membuatnya curiga.

“ Ohhh............ cincin ini, aku menemukannya di dalam kotak serealku tadi pagi. Karena bagus jadi aku pakai..........” Jawab Sora lugu, membuat Jung Su terlihat sangat bodoh dengan ekspresinya.

“ Jadi itu hanya cincin hadiah???? Dari kotak sereal???” ditanya seperti itu Sora langsung mengangguk mantap. Kemudian Sora melepaskan cincin itu dari jarinya, dan menunjukkan bahwa benda itu tak ada artinya.

Jung Su mendesah lega, ternyata dia masih beruntung. Belum terlambat baginya untuk melanjutkan rencananya.

Diambilnya cincin yang tadi dengan sengaja dia lepas dari ikatan balon.

Mengambil tangan Sora, sambil mengucapkan mantra cinta yang sudah berulang kali dilatihnya diam- diam.

Di setiap hembusan nafas

Wajahmu selalu menyayatku untuk teringat

Di setiap jejak langkah

Membekas wajahmu untuk mendekap

Di setiap permata yang ingin ku pejamkan dan ku rebahkan

Wajahmu selalu menyelinap

Kini ada engkau dalam napas mengalir

Pintaku temani dalam suka dan duka

Hingga angin terakhirku

Pahit getir tersenyum bersamaku

Maukah kau menjadi pendamping hidupku?


Tangisan bercampur senyuman adalah jawaban yang sangat jelas terukir di wajah Sora. Dengan mata berbinar Jung Su memasangkan cincin itu di jari manis Sora.

Jemari Jung Su menghapus air mata di pipi Sora, diapun berbisik.......

“ Jangan menangis lagi Sora ya..... air matamu terlalu berharga yoebo ya..........” Setelah itu dikecupnya bibir Sora lembut. Belum terasa lengkap baginya, bila tak memeluk Sora. Jung Su pun memeluk Sora seakan tak mau melepaskannya lagi.



****



Sudah lebih dari dua botol wiski telah ditengguk habis oleh Je Hoon. Tampang dan rambutnya sangat acak- acakan, kemeja yang dipakainya tampak kusut dengan kancing yang tak terpasang dengan benar. Dia meringkuk di bawah deretan pakaian- pakaian di ruang penyimpanannya.

“ Maaf Je Hoon oppa............ aku tidak bisa menerima ini, karena hatiku sudah milik Jung Su oppa..... dan selamanya tak akan ada yang bisa menggantikan tempatnya di hatiku......!!!” kalimat dari Sora itu terus saja terngiang- ngiang di telinga Je Hoon. Membuat lelaki ini kembali hisreris mengingat penolakan yang dialaminya.

Raut wajah Je Hoon yang semula sedih seketika berubah marah, dia membuang semua barang yang dilihatnya dengan kasar. Termasuk kemeja putih yang tergeletak tak jauh darinya duduk.

Kemeja pemberian Sora......

Je Hoon mengamati pakaian itu sangat lama, kemudian tanpa sengaja dia menemukan sebuah inisial yang sebelumnya tak pernah dia sadari tersulam di bagian dalam ujung lengan kemeja itu.

P.J.S

Melihat itu Je Hoon tertawa, tawa yang menertawakan dirinya sendiri.

“ Sejak awal memang kemeja ini bukan untukku, begitu pula dengan hatinya........!!” Desah Je Hoon, sebelum dia jatuh tak sadarkan diri, dengan air mata yang perlahan mengalir di wajahnya......



To Be Continue...............

5 komentar:

  1. kasian ma je hoon oppa ..
    py adegan nya romantis bgt de ... vita daebak ..
    ff nya keren .. ga ngebosenin di bca nya ... hhehe . terjawablah sudah semua .. di tunggi kelanjutan nya vita ... \(^_^)/

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku juga sebenernya g tega Lis, apa kita kasih pasangan aj ya Je Hoonnya, tapi siapa?? ada saran??? ^^

      Hapus
  2. eonni....!!! bikin jantungan degh ahh... jantungku serasa mau copot waktu ngirain cincinnya yang dikasih sama Je Hoon, ternyata hadiah kotak sereal! Wuahahaha :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. tapi untung jantung Tya g copot beneran, entar aku lagi yang disuruh tanggung jawab ^_^ V

      hadiah kotak sereal, emmm........ pengalaman pribadi author tuh, hehehehe.....

      Hapus
  3. wahhh........ romantis abis critanya...
    pengen deh dilamar kayak gini, daebak authornim ^^

    BalasHapus