Jumat, 08 Maret 2013

Saranghae Oppa Part 15 (Last Part)




Dua gadis kecil sedang asyik bermain ayunan saat tiga anak yang lebih besar dari mereka tiba- tiba datang. Salah satu anak berambut ikal merebut dengan paksa lolipop yang di bawa gadis kecil yang duduk di ayunan. Menyadari permen saudara kembarnya diambil, So Jung berdiri dari ayunannya dan hendak mengambil kembali.

“ kembalikan Lolipop Su Ra, kalian nakal sekali!” Pinta So Jung hendak meraih permen di tangan gadis berambut pirang, namun tiba- tiba gadis bertubuh gemuk di depannya mendorong So Jung hingga terjatuh.

“ Sudah lah So Jung ah, biar mereka ambil. Ayo kita pergi!” Kata Su Ra membangunkan So Jung, terlihat dia baru menangis.

“Tidak bisa, itu permenmu dan kau harus mendapatkannya kembali!” Tolak So Jung. Dia menatap geram ke arah tiga anak di depannya.

“ Ada apa kau melihat kami seperti itu? cepat pergi sana, anak tidak punya ayah…………. hahahaha……………….” Ejek si gadis gendut, yang kira- kira berusia 8 tahun.

“ iya lapor ke ibu kalian sana. Kalian khan hanya punya ibu saja, dasar anak buangan!” Kata anak berambut pendek ikut menimpali.

“ Siapa bilang kami tidak punya ayah, kami punya……….. kami punya Daddy!” Kini Su Ra yang membalas, dia tak terima selalu mendapat ejekan seperti itu, dari teman yang mengenal mereka.

“ oh, benarkah? Kalian pasti bermimpi. Sejak kapan kalian punya ayah? Kau tidak akan pernah memiliki ayah sepertiku. Ayah yang sangat menyayangiku, lihat itu!” Kata si gadis berambut ikal menunjuk ayahnya yang sedang membeli es krim tampak dari kejauhan.

“ siapa yang kalian panggil Daddy? Paman yang sering kesini itu? tapi aku dengar kalian juga memanggilnya paman?” Tanya si rambut pendek, penasaran.

“ Iya dia Daddy ku dan So Jung, jadi kalian jangan mengejek kami seperti itu lagi………..” Su Ra terisak, dia menangis semakin keras.

“ Su Ra sudahlah jangan menangis!” Kata So Jung, dia menatap Su Ra iba.

“ Tapi dia bilang kita anak buangan Jung ah, kita bukan seperti itu khan? Daddy menyayangi kita khan?” Tanya Su Ra

“ aku tidak tau Su Ra…………” Jawab So Jung menundukkan kepalanya, meskipun Leeteuk kini telah bersamanya. So Jung masih takut dia sewaktu- waktu akan pergi lagi. makanya So Jung tidak bisa memanggilnya Daddy. Dia tidak mau sedih lagi

“ hahahaha………… anak ini memang pandai membuat cerita, sudahlah ayo kita pergi!” Ajak si gadis bertubuh gendut, tetapi langkahnya terhenti saat So Jung kembali mencegahnya.

“ Tapi kembalikan dulu permen Su Ra!” Kata So Jung marah.

“ Kau berani sekali menghalangiku ya!!!” teriak si gendut, tangannya meraih tubuh kecil So Jung, kemudian mendorongnya dengan sangat kuat. So Jung terjatuh, tangannya tergores kerikil tajam, dia menangis.

“ yakz, dia menangis bos, ini ambil sana!” anak berambut ikal dan temannya yang lain terlihat ketakutan. Dia membuang lolipop Su Ra ke tanah. Hal ini membuat Su Ra dan So Jung semakin keras menangis.

“ Apa yang kalian lakukan pada So Jung dan Su Ra, jangan ganggu anakku!” Entah dari mana Leeteuk tiba- tiba muncul. Dia terlihat sangat marah melihat So Jung dan Su Ra yang menangis karena diganggu.

“ oh, siapa paman ini? dia tampan sekali! Apa benar dia ayah So jung dan Su Ra” Bisik si anak berambut pendek kepada kedua temannya.

“ huuussssstttt, diamlah sebaiknya kita segera pergi!” Kata si gendut. Namun langkah mereka terhenti. Saat Leeteuk berbicara.

“ dengar ya anak- anak. Kalian jangan pernah lagi mengganggu So Jung dan Su Ra. mereka anak kandung paman, dan paman akan selalu menjaga mereka. mereka bukan anak buangan, paman sangat menyayangi mereka.” Kata Leeteuk, matanya berkaca- kaca. Dipeluknya So Jung dan Su Ra erat. Dia menyesali perbuatannya selama ini. seperti inikah perlakuan yang di terima kedua putrinya saat dia tidak mau mengakui mereka.

“ ba……ba…..baik paman. Maaf…… kan……. kami…….!” Kata si rambut pendek. Diikuti kedua temannya. Merekapun berlari pergi meninggalkan Leeteuk dan si kembar.

“ Daddyyy……………………….!! teriak So Jung dan Su Ra bersamaan semakin mengeratkan pelukannya pada Leeteuk.

“ Kalian memanggilku apa?” Tanya Leeteuk masih tak percaya dengan pendengarannya.

“ Daddy, daddy, daddy…….!!!” Kata So Jung, dia menatap Leeteuk hangat.

“ yah benar begitu sayang, panggil aku daddy. Aku memang ayah kalian, yang selamanya akan menjaga dan menyayangi kalian. Itu janji daddy!” Entah bagaimana Leeteuk bisa mengungkapkan kebahagiaannya. Dia menciumi si kembar bergantian.

“ terima kasih Daddy karena sudah menjadi Daddy kami. aku sayang Daddy….!” Kata Su Ra, dia tersenyum bahagia. So Jung juga ikut mengangguk.

“ Benar, aku juga sayang Daddy!!” Kini So Jung tertawa, senang menerima Leeteuk.

“ Daddy juga sayang, sayang, sangat sayang pada So Jung dan Su Ra…..! Leeteuk senang akhirnya kedua putrinya bisa menerima dia. Dan kini tinggal Sora, Leeteuk harus segera meluluhkan hatinya agar mau menerimanya.

“ Baiklah sekarang sebaiknya kita pulang sayang, Mommy kalian pasti sudah menunggu di rumah…. kajja……..” Leeteuk menggandeng tangan si kembar, mereka berjalan beriringan. Menyusul kehidupan baru yang bahagia di depan mereka.

***

Sora sedang duduk beralaskan pasir pantai yang putih sambil menikmati pemandangan di depannya.

Sesekali dia tertawa melihat tingkah lucu kedua kembarnya dan Leeteuk yang sedang asyik bermain air dan dan berkejaran. Su Ra dengan usil menyipratkan air pada Leeteuk, sedangkan So Jung mengotori baju Leeteuk dengan pasir. Leeteuk tidak marah, bahkan dia terlihat sangat menikmatinya. Dia mengangkat si kembar dan menyentuhkan kaki mereka pada air laut. Su Ra dan So Jung berteriak, tetapi kemudian mereka tertawa gembira bersama.

“ Mommy ayo kesini, airnya segar……… asyik Mommy!!” Kata Su Ra, kini dia sedang bermain dengan ombak pantai yang tidak terlalu besar.

“ Baiklah, Mommy datang!!” Sora menghambur ke arah mereka.

Leeteuk yang menyadari Sora di sampingnya langsung memeluknya.

“ Yoebo,, kau kesini? Mau bermain dengan suamimu ya?” Tanyanya, senyum tak pernah hilang dari bibirnya.

“ ne, suamiku tercinta!!” Balas Sora, berbisik di telinga Leeteuk kemudian mengecup pipi suaminya.

“ gomawo istriku sayang!!!” Leeteuk menatap Sora bahagia. Dilihatnya kedua mata Sora yang kecoklatan, bersyukur bisa menikahi wanita yang paling dicintainya kembali. Dan memiliki keluarga yang utuh seperti sekarang.

Kenangan Leeteuk kembali di malam itu, malam dimana dia melamar Sora.

Leeteuk sedang menunggu Sora dengan sabar. Dia kini sedang berada di sebuah restoran Itali. Suasana di dalam ruangan telah di setting sedemikian romantis. Musik mengalun dengan merdu, ditemani cahaya lilin yang temaram menambah indah suasana. Leeteuk tampak sangat tampan dengan setelan jas yang ia kenakan.

Hari ini hari spesial baginya, dia akan melamar baby princessnya, Kang Sora. Leeteuk sesekali mengusap tangannya yang berkeringat, dia sangat gugup. Terpancar dari wajahnya yang tegang, namun sebisa mungkin dia sembunyikan. Saat tiba- tiba seorang pelayan restoran datang menghampirinya.

“ maaf tuan, kami sudah menyiapkan semuanya. Cincin sudah kami selipkan di dalam cake yang tuan pesan. Kira- kira kapan kami harus mengeluarkan hidangannnya. “ tanya pelayan itu sopan. Memang hari ini restoran sudah dipesan oleh Leeteuk, jadi tak ada pelanggan lain yang harus mereka layani.

“ sebentar lagi, aku masih menunggu seseorang.” Jawab Leeteuk yang dibalas anggukan oleh si pelayan. Kemudian pelayan tadi sedikit membungkuk dan meninggalkannya.

Leeteuk semakin gusar, sudah satu jam dia menunggu tetapi Sora belum datang juga.

“ Apa dia tidak membaca pesanku ya? Seharusnya aku mengajaknya langsung.” Pikir Leeteuk.

Leeteuk hendak melihat jam tangannya saat tiba- tiba ponselnya berdering. Dengan segera dia mengangkatnya mengetahui siapa yang menghubunginya.

“ Yoeboseo…… Sora ya!” Leeteuk terlihat antusias.

“ ne oppa, ini aku!’ Jawab Sora dari seberang telepon.

“ Sora………. kau sudah membaca pesanku khan?” Tanya Leeteuk memastikan.

“ ne, aku sudah membacanya. Karena itu sekarang aku menghubungi oppa!” terdengar suara Sora yang sedikit lemah. Dia sedang menimbang bagaimana menyampaikan pada Leeteuk.

“ …………….” Tak ada jawaban dari Leeteuk. wajahnya berubah muram.


“ oppa kau mendengarkanku khan? Mianne aku tidak bisa datang oppa, aku masih ada jadwal pemotretan dan sampai sekarang belum selesai.” Sambung Sora, dia mendesah.

“ baiklah Sora, kalau begitu sampai bertemu di rumah. Hati- hati ya!” Jawab Leeteuk, dia membuat suaranya agar terdengar biasa. Meskipun sekarang hatinya sakit.

“ ne, oppa………..” Sahut Sora yang kemudian menutup sambungan telepon.


Sora meletakkan ponselnya sembarangan. Dia terduduk lemas di ruang ganti. Dia berbohong pada Leeteuk, sebenarnya pemotretan sudah berakhir sejak tadi sore. Dan kini dia seperti orang bodoh menangis sendiri di ruangan yang sepi. Sora berkali- kali menghapus air matanya, namun tetap saja air mata itu tak mau berhenti mengalir. Menggambarkan bagaimana suasana hati Sora saat ini.

Dibacanya kembali pesan dari Leeteuk yang ia temukan tadi pagi. Di sana jelas tertulis Leeteuk ingin makan malam bersamanya. Sora tau ini pasti rencana Leeteuk untuk melamarnya, dan kenapa Sora menolak ajakan itu? ini bukan karena dia tidak mencintai Leeteuk, Sora sangat mencintai ayah dari anak- anaknya dia tak pernah menyangsikannya karena hanya Leeteuk yang ada di dalam hatinya. Tetapi untuk menjalin kembali pernikahan yang pernah gagal Sora merasa trauma. Dia takut akan tersakiti lagi, dia takut akan kehilangan Leeteuk lagi. pasti bila itu terjadi Sora tidak akan bisa bertahan.

Tangis Sora semakin pecah, dia meratapi sedih nasibnya, nasib yang dianggapnya tidak adil karena selalu mempermainkannya.

Jam sudah menunjukkan pukul 2 malam waktu korea, saat Sora terbangun. Dia tidak sadar sudah tertidur di ruangan ganti. Dia pun bergegas beranjak hendak pulang. Cuaca di luar terlihat mendung, dan udara sangat dingin. Sora semakin merapatkan mantel yang di pakainya. Saat sebuah suara yang sangat di kenalnya memanggilnya

“ Sora ya !” Teriak Leeteuk saat melihat Sora, dia sedang menunggu Sora di depan gedung.

“ Oppa apa yang kau lakukan di sini? Oppa menungguku dari tadi? “ tanya Sora khawatir saat dilihatnya wajah Leeteuk yang pucat. Dia sedang duduk diluar tanpa memakai mantel, pasti Leeteuk sangat kedinginan.

“ ne, aku menunggumu Sora. Aku ingin pulang bersamamu!” Jawab Leeteuk mengurai senyum di bibirnya.“ oppa…………….” Sora sangat tersentuh dengan perhatian Leeteuk. dia menatap Leeteuk berkaca- kaca. Namun di tahannya air mata itu.

“ Kajja………..!!!” Leeteuk meraih tangan Sora, menggandeng tangannya erat sambil menyusuri jalan.

Mereka berjalan dalam diam, tak ada yang berbicara. Mungkin mereka tak tau bagaimana harus mengawalinya. Tetapi mereka nyaman dengan keadaan ini, berjalan bergandengan sambil menyalurkan kehangatan masing- masing, menikmati suasana dan detak jantung mereka.

Tiba- tiba hujan deras mengguyur, Leeteuk menarik Sora membawanya berteduh di dalam boks telepon. Mereka saling bertatapan.

Leeteuk melihat rambut Sora yang basah tergerai. Berapa kali pun Leeteuk menatap Sora, dia tak pernah bisa berhenti mengaguminya. Mengagumi setiap keindahan yang dipancarkan Sora.

Demikian dengan Sora, dia memandang hangat namja di depannya. Namja yang beberapa tahun terakhir menjadi pangeran di hatinya. Kebahagian, kesedihan, canda- tawa, kekecewaan telah Sora alami bersamanya, Park Jung Su.

“ Sora………” Leeteuk menyentuh wajah Sora dengan tangannya yang dingin. Merasakan kelembutan wajah Sora.

“ Oppa……….” Sora memegang tangan Leeteuk yang meraba wajahnya, menggenggamnya dengan erat. Memejamkan matanya, merasakan kelembutan belaian Leeteuk.

“ kenapa tadi kau tidak datang Sora ya? Apa kau belum bisa menerimaku?” Tanya Leeteuk langsung, dia membuat Sora kembali membuka matanya. Menatap Leeteuk dengan sendu.

“ mianne oppa………… mianne……………” Sora menangis menyesali apa yang dilakukannya.

“ ya, kenapa kau menangis Sora, sudahlah………… berhenti menangis. aku yang bodoh tidak seharusnya aku bertanya seperti itu. Aku tidak mau kau selalu mengeluarkan air mata saat bersamaku, kumohon berhentilah menangis………..” Leeteuk mencium air mata Sora dengan bibirnya. Air mata yang sangat berharga, dan harus menetes karenanya.

“ Aku akan menunggu mu Sora, aku akan menunggu sampai kau siap. Jadi kau tidak harus merasa terbebani. Arasso??!!” Leeteuk berusaha menenangkan Sora. Dirangkulnya tubuh Sora erat. Diantara isakan Sora, yang semakin lama semakin mereda.

Hujan diluar semakin deras, beberapa kali petir menyambar membuat Sora takut. Leeteuk semakin mengeratkan pelukannya.

“ Husstttttt………… sudah lah Sora, ada aku disini. kau tenanglah ya !” Leeteuk berbisik di telinga Sora, dan Sora mengangguk mengiyakan.

“ oppa………….. sebenarnya aku masih bingung……..” Kata Sora mencoba membuka isi hatinya.

Leeteuk melepaskan pelukannya, di tatapnya Sora

“ Bingung kenapa?” Tanya Leeteuk.

“ Aku mencintaimu oppa, sangat mencintaimu. Dari dulu sampai sekarang cinta itu tidak pernah pudar malah semakin tumbuh. Tetapi setiap kali aku mengingat masa lalu kita yang suram aku menjadi takut oppa, aku takut untuk kembali menjalin pernikahan denganmu. Karena aku takut aku tidak bisa bertahan bila semuanya terulang. Itu terlalu menyakitkan oppa, sangat sakit!!!” Sora memegang dadanya. Isakan tangis dan deraian air mata sudah tak terbendung lagi.

“ Sora………………!” Leeteuk menatap Sora sedih. Seperti inikah dia telah melukai Sora. Dipeluknya kembali Sora dengan erat.

“ maafkan aku Sora,,, aku memang lelaki yang jahat. Aku tidak bisa membahagiakanmu saat itu. Tetapi sekarang aku sudah sadar, aku akan berusaha membahagiakanmu dan si kembar. Aku akan berusaha menjadi suami dan ayah yang baik. Bisakah kau memberiku kesempatan Sora? Kumohon!!!” Leeteuk menatap Sora penuh harap , air matanya mengalir, Leeteuk menangis menyadari rasa sakit yang ditanggung Sora. Hanya janji yang bisa ia berikan saat ini. Tetapi janji itu adalah kenyataan yang akan dilakukannya.

“ oppa……… bisakah aku mempercayaimu? Bisakah kau berjanji tidak akan meninggalkanku lagi apapun yang terjadi? “ Sora menatap Leeteuk, dia meminta sebuah kesanggupan.

“ ne Sora ya, aku berjanji!” Kata Leeteuk mantap.

“ Gomawo oppa, saranghae………..!” Sora tersenyum dan mengecup pipi Leeteuk. Dia sudah yakin sekarang, dan tak akan goyah lagi.

“ Jadi, Kang Sora maukah kau kembali menikah denganku?” Leeteuk berlutut, Dikeluarkannya cincin dari dalam sakunya mengulurkan di jari manis Sora. Sora menatap dengan tatapan yang tak dapat diartikan. Membuat Leeteuk berdebar- debar menunggu jawabannya.

“ Aniyo, aku tidak mau memakainya!” tiba- tiba Sora menolak cincin di tangan Leeteuk, Leeteuk menatap tak mengerti.

“ ke….ke….napa…. Sora?” Leeteuk bertanya, kata- katanya terputus- putus karena kaget.

“ Untuk apa aku memakainya oppa, aku khan sudah punya ini!” Kata Sora menunjukkan cincin pernikahannya dulu dengan Leeteuk, yang sekarang sudah melingkar di jari manisnya.

“ Aku masih menyimpannya meskipun dulu kita berpisah. Cincin ini adalah tanda ikatan cinta kita oppa, aku tidak akan menggantinya dengan yang lain. Bagaimana denganmu? Pasti oppa sudah menghilangkan cincin pernikahan kita, iya khan?” Sora sangsi bahwa Leeteuk masih menyimpannya. Tetapi kemudian senyumnya merekah saat Leeteuk mengeluarkan cincin yang sejenis dengan cincin yang dipakainya.

“ kau salah Sora……….. aku masih memilikinya!” Leeteuk tersenyum, menunjukkan deretan gigi putihnya. Dia memakai cincin itu di jari manisnya. Dan memamerkannya pada Sora.

“ nah kau lihat khan? Berarti sekarang kau mau menjadi istriku? Kembali menyandang panggilan nyonya Park ?” Leeteuk memastikan kesediaan Sora.

“ ne, oppa………. aku bersedia………… !!!” Jawab Sora, senyum kebahagiaan menghiasi bibirnya.

Kembali petir menyambar, Sora refleks memeluk dan bersembunyi di balik dekapan Leeteuk. Dia berteriak ketakutan. Tak demikian dengan Leeteuk, senyuman usil terpampang di wajahnya yang tampan.

Leeteuk mendorong tubuh Sora pelan kebelakang hingga menabrak dinding kaca boks telepon, mengunci tubuh Sora dengan kedua lengannya yang kekar. Sora membalas tatapan leeteuk, dia tersenyum. Dipejamkannya kedua matanya, Sora dapat merasakan perlahan- lahan Leeteuk mendekati wajahnya. Hembusan nafasnya begitu hangat, membuat Sora tak bisa menolak tatkala bibir Leeteuk dengan sempurna mengunci bibir Sora yang lembut. Ciuman yang panas di tengah guyuran air hujan yang dingin malam itu.



“ Mommy , Daddy, aku ingin melepas anak kura- kura juga. Lihat di sana!” So Jung menarik- narik tangan Leeteuk, mengembalikan Leeteuk dari lamunannya.

Dia masih memeluk Sora erat. Sora hanya tersenyum melihatnya.

“ lihat yoebo, So Jung ingin melepas kura- kura. Bisakah kita lanjutkan nanti. Sepertinya kau tidak mau melepaskanku ya!” Sora melirik Leeteuk nakal. Tapi dia senang menerima kasih sayang Leeteuk yang melimpah.

“ ne, kau benar yoebo. Karena kau terlalu berharga bagiku!” Leeteuk mengelus rambut Sora. Membetulkan rambut panjangnya yang tertiup angin.

“ ayo daddy, cepat!!” kini Su Ra yang terlihat tidak sabar dia ingin segera melepas kura- kura kecil ke laut bebas.

“ baiklah, ayo kita kesana!” Leeteuk memasang wajah kesalnya tapi kemudian tersenyum, dia tidak pernah bisa marah pada si kembar. Dia terlalu menyayangi mereka.

“ kau tidak bisa marah meskipun si kembar usil khan sayang?!” Tanya Sora, tangannya kini menggandeng So Jung.

“ ne, benar yoebo……. mereka terlalu manis, melihat senyum mereka rasa kesalku langsung saja hilang! Iya khan Su Ra?” tanya Leeteuk yang menggandeng Su Ra.

“ apa Daddy? Oh…? iya……….. heheheh…………..” Su Ra terlihat bingung, tidak mengerti apa yang baru daddynya katakan. Wajah lucunya membuat Leeteuk gemas dan mencubit pipinya pelan.

“ sakit daddy………..!” Su Ra cemberut.

“ maaf sayang, habisnya Su Ra lucu sekali, daddy gemas………!!!” Leeteuk mengusap pipi Su Ra. Meminta maaf. Su Ra mengangguk tanda memaafkan. Konsentrasinya kini terpecah saat dilihatnya So Jung sudah memegang kura- kura kecil di tangannya.

“ aku juga, aku juga mau!” Su Ra berlompatan, terlihat sangat antusias.

“ ambil sana di dalam ember!” Jawab So Jung, dia menjauhkan kura- kura di tangannya yang hendak di sentuh Su Ra.

“ huh….. dasar pelit, baiklah aku ambil sendiri!” Su Ra memilih kura- kura kecil di dalam ember. Begitu pun dengan Leeteuk dan Sora. Mereka kemudian melepas kura- kura kecil itu perlahan- lahan di bibir pantai. Ombak perlahan- lahan menghanyutkan kura- kura yang berenang bebas di laut lepas.

So Jung dan Su Ra tampak sangat antusias, mereka bertepuk tangan menyemangati kura- kura masing- masing yang berlomba menuju pantai. Sedangkan Leeteuk dan Sora mengamati mereka sambil tersenyum bahagia menyadari si kembar semakin tumbuh besar. Kini mereka sudah berumur enam tahun. Waktu begitu cepat berlalu.

***

Leeteuk sedang menikmati keindahan matahari terbenam sambil bermain dengan belaian angin laut yang bertiup sepoi- sepoi, saat sebuah tangan mendarat di bahunya.

“ Yoebo ya, kau membuatku menunggu terlalu lama!!” Kata Leeteuk yang menyadari bahwa pemilik tangan itu adalah Sora.

“ oppa……… aku khan hanya pergi lima belas menit, Aigoo…………… Tuan Park benar- benar merindukanku ya??!! “ Sora perlahan duduk di sebelah Leeteuk, dan menyandarkan kepalanya di bahu suaminya itu.

“ ne, nyonya Park………..!!! bagaimana si kembar sudah tidur?” Tanya Leeteuk sembari merangkul pinggang Sora, merapatkan jarak keduanya.

“ ya oppa tahu sendiri bagaimana susahnya menidurkan mereka. Tetapi tidak dengan hari ini, mereka begitu mudah terlelap mungkin karena kelelahan setelah seharian bermain!” Gumam Sora, ditatapnya deburan ombak yang mengikis sedikit- demi sedikit pasir di pantai.

Pemandangan yang begitu sempurna bagi dua sejoli yang baru mengarungi kehidupan baru.

“ Sora ya, ada yang ingin aku katakan!” Kata Leeteuk tiba- tiba memecah keheningan.

“ ada apa Oppa? Katakan saja!” Sora mengangkat kepalanya menatap Leeteuk, namun Leeteuk tak membalas tatapannya. Pandangan Leeteuk masih lurus ke depan. Dia mendesah seakan tengah memikirkan sesuatu di benaknya.

Tak lama kemudian dia menatap Sora,

“ aku ada tawaran proyek dengan SM Ent. Di Jepang, dan ini mengharuskanku tinggal di sana selama dua bulan, tetapi aku masih mempertimbangkannya Sora, bagaimana menurutmu?” Leeteuk menatap dalam kedua mata Sora yang kecoklatan. Penasaran dengan tanggapan istrinya.

“ aniyo, oppa tidak boleh pergi, aku tidak mengijinkannya!” Tanggapan Sora diluar dugaan Leeteuk. Sora terlihat sangat marah, tidak seperti Sora yang selalu pengertian padanya. Ada apa dengan Sora, Leeteuk sangat penasaran dengan perubahan sikapnya.

“ tapi ini hanya dua bulan yoebo…….. boleh ya?” Bujuk Leeteuk, dia menatap penuh harap sambil melipat kedua tangannya memohon.

“ ani, ani,,, kalau oppa berani pergi aku benar- benar akan marah” Sora menggeleng- gelengkan kepalanya tak setuju.

“ karena aku pasti akan sangat merindukanmu!” Sora merajuk pada Leeteuk.

“ aku khan masih bisa pulang Sora ya, bila ada waktu luang. Jepang- Seoul bukan jarak yang jauh khan?!” kata Leeteuk.

“ kenapa oppa begitu tega, aku sangat membutuhkanmu oppa. Bukan bukan hanya aku, tetapi juga si kembar dan…………..” Sora tak meneruskan kata- katanya. Dia tersenyum penuh makna.

“ dan………..???!!!” Leeteuk mengulangi kata terakhir Sora, meminta penjelasan.

“ Dan bayi ini…….!!!! “ Kata Sora penuh antusias, meraih tangan Leeteuk dan meletakkannya di perutnya.

“ kau tidak mau khan menjadi Appa yang jahat untuk kedua kalinya dan ingat janji Oppa dulu?” kata Sora, dia tertawa melihat ekspresi Leeteuk saat terkejut.

“ be…be…benar kah Sora……??? aku akan menjadi Appa lagi? “ Leeteuk masih syok dan terkejut.

“ ne….!!!, oppa senang?” Kata Sora sembari tersenyum.

“ bwoh,, hahahahaha…………. tentu saja yoebo…….. aku senang sekali, sangat senang,,,!!!! “ Leeteuk memeluk Sora berterima kasih karena akan memberinya buah hati.

“ Aku tidak akan kemana- mana yoebo. Akan aku batalkan semua perjalananku. Aku akan selalu di sampingmu, sekarang, besok, nanti dan selamanya…….” Teriak Leeteuk, dia benar- benar tak dapat mengontrol rasa bahagianya.

Leeteuk mengangkat dan menggendong Sora, membuat Sora malu dengan tingkahnya.

“ yah, oppa turunkan aku…….. cepat turunkan!!!” Sora memukul Leeteuk pelan, wajahnya memerah karena malu. Namun Leeteuk tak menggubris, dia tetap membawa Sora dalam gendongannya.

“ Saranghae yoebo…..!!!” teriak Leeteuk.

“ hehehehe………. nado Park Jung Su……” Balas Sora, berbisik di telinga Leeteuk.



The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar