Sabtu, 29 Juni 2013

The Baby, You, and Me – 10




Derap langkah kaki dan tawa riuh memenuhi suasana sebuah kelas siang itu. Jam makan siang adalah saat- saat yang ditunggu siswa setelah seharian berkutat dengan buku dan pelajaran yang membosankan. Berangsur- angsur kelas mulai sepi, hanya menyisakan seorang siswa lelaki yang nampak sangat menikmati tidurnya. Selama pelajaran tadi dia tak sedikitpun memperhatikan penjelasan guru, hanya sesekali mendongak namun kemudian kembali menundukkan kepalanya, membalik lembaran buku yang sudah penuh dengan air liurnya dengan lembaran yang bersih dan melanjutkan tidur panjangnya di atas bukunya.

Tak berapa lama masuklah dua siswa lain yang sepertinya sahabat siswa yang tertidur ini. Seorang yoeja berambut panjang lurus dengan pita putih, dan seorang namja sipit berbadan kurus. Mereka berjalan mendekati temannya yang asyik tidur.

“ Hei....... Jung Su hyung........ bangun, bangun, bangun..... kau ini sudah seharian tidur masih belum puas juga???” si namja kurus menepuk punggung Jung Su keras.

“ Hyuk Jae oppa....... jangan kasar seperti itu pada Jung Su oppa.... kasihan dia, semalaman berlatih mungkin membuatnya lelah, biarkan saja.........!!” Larang si yoeja muda bermata bulat bernama Na Eun itu. Dia memegangi Hyuk Jae agar tidak mengganggu Park Jung Su lagi.

“ Hoooammmm............... ada apa sih?? Kalian tak pernah berhenti menggangguku.... berisik sekali......!!!” Jung Su akhirnya terbangun karena terlalu berisik, dia menguap. Kantuknya tak juga pergi walaupun sudah lama tertidur.

“ oppa..... kau sudah bangun ya?? ini aku bawakan sandwich buatanku....... kau pasti lapar......!!” Na Eun memberikan kotak bekalnya pada Jung Su

“ wah kebetulan sekali....... gomawo Na Eun ah...........!!” Jung Su langsung melahap sandwich yang diterimanya.

“ Bagaimana denganku, kau tidak memberiku juga Na Eun??” Hyuk Jae cemberut dan mengerucutkan bibirnya saat dia tak menerima sandwich seperti Jung Su.

“ Kau kan sudah makan tadi di kantin,, aku juga kan yang mentraktirmu........!!” Balas Na Eun ketus, dia mengalihkan perhatiannya melihat Jung Su yang makan dengan lahap. Memberi Jung Su minum saat dia tersedak.

“ Tapi itu berbeda Na Eun, yang kuinginkan makanan hasil buatanmu.........!!” Gumam Hyuk Jae, tanpa bisa di dengar yang lain.

***



Waktu begitu cepat berlalu, hari kelulusan pun tiba. Hari di saat semua siswa bersorak gembira bersama teman dan keluarganya menyambut perjalanan baru mereka meraih masa depan. Namun berbeda dengan Hyuk Jae yang saat itu justru terlihat murung di rumah sakit.

Tak pernah seharipun dia melewatkan untuk tidak menunggui Na Eun yang sedang berbaring lemah melawan penyakitnya. Na Eun didiagnosis menderita kanker sumsum tulang belakang, hal yang tak pernah diduga semua orang. Termasuk Lee Hyuk Jae.

Semakin hari tubuh Na Eun semakin kurus dan lemah, dia hanya bisa terbaring tak berdaya di tempat tidur. Tapi senyuman tak pernah hilang dari wajahnya, itu yang membuat Lee Hyuk Jae salut dan semakin mengaguminya. Na Eun seolah tak mau membuat semua orang yang dicintainya merasa sedih, dia selalu terlihat tegar.

“ Hyuk Jae oppa kau kenapa??” Na Eun mengagetkan Hyuk Jae yang duduk di sampingnya sambil tertunduk.

“ Na Eun ah...... maafkan aku, aku tak bisa membawa Jung Su kesini...........padahal kau sangat ingin bertemu dengannya......mianhae Kim Na Eun....!!” Hyuk Jae terlihat sangat menyesal, dia tak dapat menyimpan kesedihan sekaligus rasa kesalnya.

Demi Na Eun dia rela pergi ke Seoul untuk mendatangi Jung Su yang sedang merintis karirnya sebagai penyanyi. Tapi di sana, tak ada sedikitpun waktu baginya untuk hanya bertemu bahkan mengajak Jung Su menjenguk Na Eun. Temannya ini terlalu sibuk, bahkan untuk meluangkan waktunya saja dia tak bisa. Itu yang di dapat Hyuk Jae dari manager Jung Su, mereka melarang Hyuk Jae untuk sekedar menyapa dan menemui Jung Su.

Hyuk Jae hanya bisa kembali dengan tangan kosong. Dia marah dengan Park Jung Su, dia marah dengan ketidakpekaannya. Bagaimana bisa Jung Su tak menyadari perasaan Na Eun untuknya.

“ Sudahlah oppa.......... tidak apa- apa, mungkin Jung Su oppa sangat sibuk jadi dia tak bisa kemari..... aku bisa mengerti.........!!” Jawab Na Eun tersenyum pada Hyuk Jae.

Hyuk Jae hanya bisa diam,

“ Kenapa Jung Su yang kau cintai Na Eun, kenapa bukan aku??? Asal kau tau aku sangat mencintaimu..... aku bisa membahagiakanmu, tapi kenapa bukan aku??” Teriak Hyuk Jae dalam hati.Cinta segitiga yang rumit membuat hatinya benar- benar hancur.

“ Oppa..... bisakah..... kau memelukku??!!” Permintaan Na Eun membangunkan Hyuk Jae dari lamunannya.

Hyuk Jae mengangguk, dia perlahan menggeser tubuhnya mendekati Na Eun, kemudian memeluk hangat gadis ini. Na Eun beristirahat di pelukan Hyuk Jae............

“ Gomawo oppa, kau selalu ada untukku...........” Bisik Na Eun pelan, sebenarnya itu bukan bisikan, hanya saja suara Na Eun yang terdengar lemah.

“ Aku bahagia bisa memiliki sahabat sepertimu dan Jung Su oppa. Kalian telah memberi kenangan yang indah di hidupku yang sebentar ini.........!!” Na Eun tersenyum menatap Hyuk Jae.

“ Na Eun ah, jangan berkata seperti itu, hidupmu masih panjang..... kau akan hidup puluhan tahun lagi........!!” Hyuk Jae menolak ucapan Na Eun, mereka harus optimis menjalani hidup. Na Eun pasti sembuh, pikirnya.

Namun Na Eun menggeleng,

“ Tidak oppa, aku tau sampai dimana batasku......... tapi aku tidak pernah menyesali kehidupanku ini oppa, sungguh...............!!” Na Eun mengusap lembut wajah Hyuk Jae yang sudah berlinangan air mata.

“ huussttt.......... jangan menangis...... !! Na Eun menatap Hyuk Jae hangat, dipandanginya wajah Hyuk Jae lama.

“ Aku menyayangimu sahabatku.................” Bisik Na Eun membuat Hyuk Jae tersenyum........

“ Aku juga Na Eun ah....... !!!” Sebenarnya Hyuk Jae sangat ingin menyatakan perasaannya. Tapi kembali dia mengurungkan niatnya. Biar saja Na Eun hanya menganggapnya menyayangi dirinya sebagai sahabat, padahal sebenarnya rasa sayang Hyuk Jae lebih dari sekedar sahabat.

Lama keheningan menghampiri, hanya hembusan nafas dan detakan jantung yang terdengar. Keduanya hanyut dalam suasana yang tercipta.

“Aku mau tidur oppa..............!!” Tiba- tiba Na Eun membuka suara, perlahan dia memejamkan matanya. Berbarengan dengan itu pula berangsur- angsur senyumannya mulai menghilang.

“ Na Eun jangan tidur...... kumohon bangunlah......!!!” Hyuk Jae menggoyang- goyang kan tubuh Na Eun mencegahnya tertidur. Firasat buruk menggelayuti hatinya.

“ NA EEEUUUNNNNN............ KIM NA EUUNNNNN.........!!!!” Tangis Hyuk Jae pecah, menyadari nafas Na Eun yang tak terdengar lagi. Gadis ini tertidur, namun tidur untuk selama- lamanya.

Di peluknya tubuh Na Eun yang sudah tak bergerak itu, cinta pertama Hyuk Jae kini telah pergi.......



Hyuk Jae tersentak dari lamunannya, dengan kasar dia menghapus air mata yang sudah deras membasahi wajahnya. Sudah bertahun- tahun lamanya sejak saat itu, tetapi baginya kenangan itu terasa masih membekas sampai sekarang. Itulah awal Hyuk Jae memiliki dendam dengan Park Jung Su. Karena Park Jung Su, Na Eun tak bisa merasakan kebahagiaan di sisa hidupnya, Karena Park Jung Su, Na Eun tak bisa mengungkapkan rasa cintanya. Dan karena Park Jung Su juga, Hyuk Jae tak memiliki kesempatan untuk meraih hati Na Eun, karena gadis ini tak akan bisa membalas perasaannya.

***



Di tempat lain.



Sora terlihat sibuk mengedarkan pandangannya mengitari kompleks perumahan di mana dirinya berada saat ini. Matanya mengurut satu- persatu nomor rumah yang cocok dengan alamat yang di pegangnya.

“ ah..... ini dia...........!!” Pekiknya senang saat melihat sebuah rumah berpagar hitam yang nomornya cocok dengan alamat yang dia cari.

Sedikit menimbang, akhirnya Sora memberanikan diri menekan bel rumah itu.

Tak lama berselang, seorang ibu- ibu keluar dan menyambutnya. Sora memperkenalkan diri dan mengutarakan maksud kedatangannya.

Setelah lama berbincang, dan tercipta sedikit suasana haru, akhirnya ibu itu mengajak Sora ke sebuah ruangan di sudut rumahnya.

“ Inilah kamar Na Eun, Sora sshi....... aku tak pernah mengubah atau bahkan menyentuh isi kamar ini. Biarlah ini menjadi kenangan dari Na Eun anak kami............!!” Kata ibu itu, mempersilahkan Sora masuk dan membiarkan Sora melihat- lihat sendiri.

Sora berjalan mengelilingi kamar bercat krem itu. Kamar yang menurutnya sangat nyaman dan terkesan hangat sekali. Sebuah ranjang, lemari, meja belajar, boneka dan segala pernak pernik yang disukai anak perempuan terpajang di situ. Beberapa pigora usang di atas meja menarik perhatian Sora.

Di dalamnya tersimpan foto masa SMA seorang gadis bersama dua teman lelakinya. Gadis itu tersenyum di tengah, diapit oleh dua sahabatnya. Mereka berangkulan tangan.

Sora dapat dengan mudah mengenali siapa namja muda yang berpose di sebelah kanan, namja ini tersenyum menatap kamera. Sebuah lesung pipi menyembul di pipi kirinya.

“ Jung Su oppa........!!” Gumam Sora sembari tersenyum melihat foto Jung Su muda.

Kemudian matanya beralih pada namja yang berdiri di sebelah kiri Na Eun, seorang namja bertopi yang menjulurkan lidahnya.

“ Lee Hyuk Jae.......... !!” Sora sudah dapat mengenali Hyuk Jae, meskipun baru beberapa kali mereka bertemu.

Bagaimana bisa Sora sampai di tempat ini??

Semua itu berawal dari rasa penasarannya saat mendengar Hyuk Jae menyinggung nama Kim Na Eun. Sora merasa dirinya harus bertindak dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka. Meskipun Sora harus berusaha keras mencari sendiri karena baik Jung Su maupun Hyuk Jae tak satupun yang bersedia memberitahunya. Mereka berdua memilih bungkam dan membuat Sora semakin penasaran.

Berhari- hari Sora mencari informasi, mulai dari mendatangi sekolah tempat Jung Su belajar, teman- teman lama Jung Su, sampai akhirnya dia bisa mendapatkan alamat Kim Na Eun.

Sora tertarik pada sebuah buku kecil yang tersembunyi di antara deretan buku- buku pelajaran yang tersusun rapi di rak. Sedikit aneh kenapa buku kecil itu diletakkan di sana, padahal itu bukanlah sebuah buku pelajaran.

Perlahan Sora membuka buku kecil berwarna merah jambu itu. Ada secarik surat tersimpan di dalamnya.

Sora pun membacanya.......



Dear Park Jung Su,



Annyeong oppa......... bagaimana kabarmu saat ini?? kuharap kau sehat selalu oppa!! Jangan terlalu memforsir tenagamu oppaku, kau harus memperhatikan kesehatanmu juga.

Aku marah sekali karena kau tak pernah mengunjungiku, dongsaeng mu ini sakit oppa, apa kau tidak kasihan huh??

Tapi semarah apapun aku padamu, aku tetap harus mengucapkan bahwa aku sangat menyayangimu my brother..... ^^ Aku bahagia memiliki sahabat sepertimu, sahabat yang sekaligus bisa menjadi kakak bagiku, kakak yang selama ini ingin kumiliki.

Terima Jung Su oppa sudah menjagaku selama ini, kau benar- benar seorang kakak yang hebat. Saat aku jatuh kaulah yang membimbingku berdiri, saat aku dimusuhi teman- teman kaulah yang berdiri di depan untuk membelaku, saat aku gugup kaulah yang menepuk pundakku memberi semangat. Tapi satu hal yang membuatmu tidak sempurna oppa, kau takut serangga........ hehehehe.........

Ingat tidak saat tasmu kemasukan kecoa?? Itu sebenarnya aku yang memasukkannya, hahahaha.......... senang sekali bisa menjahilimu. :P

Tapi sepertinya apapun yang kulakukan untukmu masih tak bisa membalas seberapa besar perhatianmu padaku Jung Su oppa. Karena itu sekalian saja aku merepotkanmu lagi, tidak apa- apa ya, ^^

Karena mungkin ini terakhir kalinya aku merepotkanmu, permintaan terakhirku......

Sora melihat sebuah noda seperti bekas tetesan air setelah kalimat terakhir yang di bacanya. Pasti saat itu Na Eun sedang menangis.

Kuharap kau bisa menjaga Lee Hyuk Jae untukku, oppa tau sendiri kan bagaimana kecerobohan sahabat kita yang satu ini. Dia sering saja membuat jantungku hampir copot melihat tingkahnya yang aneh- aneh. Dia terlihat kuat diluar, tetapi aku tau sebenarnya dia sangat rapuh di dalamnya. Aku takut saat aku tak di sampingnya lagi dia berubah, dia bersedih, dia menangis. kumohon Jung Su oppa, jangan biarkan dia menangis........

Jadilah sahabat terbaiknya, jadilah kakak untuknya juga........

Itulah permintaan terakhirku Jung Su oppa.....



Dari Na Eun, yang selalu menyayangimu.



Itulah isi surat Na Eun, kini Sora tau bagaimana isi perasaan gadis ini. Sora ikut terhanyut dalam kisahnya, tanpa sadar dia menangis.

“ Kim Na Eun kuharap kau bahagia di atas sana......!!” Lantunan doa yang sangat tulus Sora panjatkan. Meskipun dia tak mengenal Na Eun, Sora tahu gadis ini sangatlah baik.

Tanpa sengaja sebuah surat lain tak sengaja terjatuh dari dalam buku itu. Sora memungutnya, berbeda dengan surat sebelumnya. Surat ini tersimpan dalam amplop bergambar hati. Sora tak berani membukanya, dia tau siapa yang berhak membukanya. Bukan Sora, tetapi seseorang yang diam- diam dicintai Na Eun.



***



Sora mempercepat langkahnya saat akan memasuki apartemen. Namun langkahnya terhenti saat tak sengaja dia melihat Lee Hyuk Jae duduk sendirian di kursi taman depan gedung apartemen.

Sora berjalan mendekatinya........

“ Hyuk Jae sshi......... apa yang kau lakukan disini, sendirian malam- malam begini??” Tanya Sora dia sudah berdiri di depan Hyuk Jae yang menundukkan wajahnya menatap tanah.

“ Sora sshi........... bukan urusanmu.......!!” Hyuk Jae menjawab sedikit kasar. Dia seperti enggan berbicara dengan Sora, hatinya terlalu kalut. Dia tak ingin Sora terkena semburan amarahnya.

“ Aku tau tak seharusnya aku mencampuri urusanmu.........!!” Sora perlahan mengambil duduk di samping Hyuk Jae.

“ Tapi secara tidak langsung ini juga menjadi urusanku Hyuk Jae sshi. Karena Jung Su oppa adalah kekasih yang aku cintai. Aku tak ingin melihatnya berlarut- larut dalam kesedihan.”

“ Tentu saja kau membelanya, kau hanya melihat dari sisi Jung Su. bagaimana denganku, kau tidak pernah tau bagaimana perasaanku selama ini........!! Kau tidak tau Sora sshi..........!!” Hyuk Jae merasa tidak adil semua orang menyalahkannya, seolah- olah dialah yang jahat.

“ Mungkin aku tidak tau bagaimana perasaanmu, karena hanya kau sendiri yang tau. Tetapi mungkin surat ini bisa menjernihkan segalanya” Sora mengelurkan sebuah surat dari tas selempangnya.

“ Ini surat Kim Na Eun untukmu Hyuk Jae sshi..............” Eun Hyuk terkaget menerima surat dari tangan Sora. Bagaimana mungkin dia bisa membawa surat Na Eun. Tetapi memang benar itu surat dari Na Eun, Hyuk Jae dapat mengenali tulisannya.



Annyeong Lee Hyuk Jae....... emmm........... Hyuk Jae Ya....... si monkey.........

Aiisshh....... pasti kau marah kan aku memanggilmu seperti itu??!! Mianhae Hyuk Jae OPPA.......... ^^



Entah apakah surat ini bisa sampai ke tanganmu atau tidak. Tetapi aku selalu berdoa agar suatu saat kau bisa membacanya. Karena aku sendiri tak berani memberikannya padamu. Mungkin ada seseorang yang kelak berbaik hati memberikannya. Dan mungkin saat kau membaca surat ini aku sedang mengamatimu sembari tersenyum dari atas.



Hyuk Jae mendongak menatap langit. Tepatnya ke sebuah bintang yang bersinar paling terang. Dia tau Na Eun sedang menatapnya saat ini.



Saat kuajukan pertanyaan kapan pertama kali kita bertemu???


Pasti oppa akan menjawab saat pertama kita masuk SMA, iya kan?? Kau salah oppa. Sebenarnya kita sudah bertemu lama sebelum itu. Kalau kau masih ingat gadis kecil berkacamata besar tetangga sebelah rumahmu dulu. Akulah gadis itu.

Setiap hari aku mengikutimu, membawakanmu berbagai macam kue dan coklat buatanku. Namun tak satupun kau mau menerimanya. Kau selalu menolak dan menjauhiku, padahal saat itu aku sangat ingin berteman denganmu.

Tetapi sepertinya takdir berkata lain, di SMA kita bertemu lagi. Bahkan kita bisa menjadi sahabat karib.

Aku masih ingat saat itu kau rela berkubang di lumpur untuk mengambil gelangku yang terjatuh. Kau lakukan semua itu hanya untuk mengajakku berkenalan.

“ Hai...... namaku Lee Hyuk Jae, mau berteman??” kau mengulurkan tangan tersenyum padaku. Padahal wajah dan seluruh tubuhmu penuh lumpur, aku tak bisa menahan tawa melihat ekspresimu saat itu.

Kita pun berteman, kau, aku dan Jung Su oppa kita selalu bersama.Tetapi entah mengapa saat itu aku tak bisa menunjukkan perhatianku padamu seperti apa yang kulakukan pada Jung Su oppa. Membuatmu selalu menuduhku pilih kasih, padahal sejujurnya aku sangat ingin melakukannya untukmu juga, tapi aku terlalu malu.....

Yang ada aku malah membentak dan terkadang memarahimu......

Ini karena kau berbeda dari Jung Su oppa, kau lain darinya Lee Hyuk Jae. Aku tak bisa bersikap biasa denganmu karena aku........ karena aku......... MENCINTAIMU..............



Aku sudah memendam perasaan ini begitu lama, tak ada keberanian sedikitpun pada diriku untuk mengutarakannya. Padahal ingin sekali kuteriakkan SARANGHAE LEE HYUK JAE........................


Kemudian penyakit ini mulai menggerogotiku, aku sadar aku tak bisa lagi berharap banyak. Aku tak ingin melihatmu bersedih, maka kuputuskan untuk membawa rasa cintaku ini sampai mati tanpa harus mengungkapkannya padamu. Karena kupikir itulah yang terbaik untukmu.......


Hyuk Jae tak bisa meneruskan membaca surat itu, dia sudah terlalu syok mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Sora berusaha menenangkan Hyuk Jae......... dia ikut menangis bersama namja ini.

“ Kenapa Na Eun begitu jahat padaku Sora, kenapa dia membuatku menjadi orang bodoh seperti ini........!!” Pekik Hyuk Jae, dia menangis semakin keras menyesali keadaan yang tak mungkin dapat dia ulang lagi.



Hyuk Jae oppa maafkan aku, maafkan aku karena telah mencintaimu diam- diam.......

Satu hal yang harus kita yakini, bila kita mencintai itu tak berarti harus memiliki. Tetapi akan lebih berkah bila kita menyalurkan rasa cinta untuk semua orang di sekitar kita. Aku akan bahagia melihatmu melakukan itu untukku Hyuk Jae oppa, cintailah orang- orang di sekelilingmu yang juga sangat mencintaimu..........



Gadis yang selamanya akan mencintaimu


Kim Na Eun.........



Tangis Hyuk Jae jatuh membasahi kertas surat di bawahnya. Membuat beberapa tulisan itu memudar. Bersamaan dengan memudarnya kebekuan hati Lee Hyuk Jae.....



“ Terima kasih Na Eun......... aku juga mencintaimu..............!!” Gumamnya sangat pelan, perlahan rasa damai menyusupi relung hatinya, perasaan tenang yang selama ini dicarinya kini telah kembali.



To Be Continue......

3 komentar:

  1. Speachless....
    Sedih tapi lega.
    D.A.E.B.A.K
    2 jempol buat vita^^

    BalasHapus
  2. semakin membuat aku sadar bahwa author sangat keren....
    bs membuat cerita yang mengharukan tapi juga so sweet seperti ini....
    semangat author... di tunggu lanjutannya yaa... :)

    BalasHapus
  3. wuuu perjalanannya seru banget trnyta

    BalasHapus