Minggu, 09 Juni 2013

Destiny Of Love (My Memories) Bag. 2

Buat Huznaaziziah, elisa dwi fitriani, pepichan, mayza_11, Tya, dduuwwii2391, Mayang Aprianti, dan readers lain yang g bisa Vita sebutin satu- satu. Makasih banget, gomawo chingu ya............ atas ucapan selamat ultah yang udah kalian berikan buatku..........
Aku gak pernah nyangka lewat ff Teukso yang aku tulis dimana awalnya cuma buat nunjukin seberapa besar aku ngefans sama mereka berdua, malah ngebuat aku bisa punya banyak teman seperti kalian......

Sekali lagi Vita ucapin makasih banget ya, My friends......... . (♥͡ะท♥͡)muach*~
Dan ini aku persembahkan buat kalian semua,

Oh iya hampir keluapaan, yang request-an Huzna ma Lisa, ditunggu aja ya, kapan2 aku ngeposting dua langsung deh...... heheheheh..........




Ini lanjutan dari Destiny of Love (My Memories) yang belum baca harap baca dulu part sebelumnya, agar ceritanya bisa nyambung.............. (Saran ajah sih)





Past Moment#



Leeteuk Pov



Kulangkahkan kakiku perlahan memasuki apartemenku. Membayangkan sambutan hangat Sora sebentar lagi membuatku dapat menghilangkan sejenak kepenatan yang membebaniku seharian ini.

Kulihat istriku di sana, menatap keluar jendela membelakangiku, senyum tak bisa kusembunyikan lagi, aku sangat merindukannya.

Kudekati dia bermaksud memberinya salam hangat. Sepertinya dia menyadari kedatanganku, Sora berbalik memandangku.


“ Sora ya........... kau masih menungguku?? Seharusnya kau tidur dulu saja yoebo, tak perlu menunggu oppa ne............!!” Ucapku lebih dulu saat tak kudengar sambutan selamat datang seperti biasanya dari Sora.

Tetapi bukan itu saja yang menggangguku, tatapannya, kenapa aku merasa tatapannya sangat dingin. Segera kutepis pikiran itu, saat ingin mengecup keningnya tiba- tiba Sora bergerak mundur, dia menolakku.



“ Kenapa sayang?? Ada yang terjadi??” Tanyaku kaget mendapati sikapnya yang aneh.



“ Jung Su sshi, kenapa kau tidak pernah bisa berubah??? Aku lelah, kau selalu saja menyakitiku...........!!” Kulihat air mata sudah menggenang di pelupuk matanya. Air mata yang sudah lama tak kulihat, kini muncul lagi dan semua karena diriku.



“ Sora apa maksudmu??” Aku masih tak menemukan apa permasalahannya, tetapi kejadian tadi siang memaksa melintas di benakku. Tidak mungkin, apa karena kejadian itu Sora bereaksi seperti ini.



“ Apa kau sudah melihat berita itu??” Tanyaku sedikit takut, berharap bukan itu sumber masalahnya. Tetapi melihat perubahan ekspresinya seketika menyadarkanku memang ini masalahnya.



“ Ne......... aku melihat semuanya, sepertinya kau sangat bahagia bercanda dan bermesraan dengan wanita itu......... semua pasti melihatnya, bagaimana mungkin aku tidak??” Tak pernah kulihat Sora berkata sekasar itu. Aku berusaha maklum, karena akhir- akhir ini emosinya sangat labil akibat hormon wanitanya yang naik turun. Tetapi tetap saja tuduhan Sora yang tak bersumber membuat hatiku sakit.



“ Tunggu Sora, semua itu berita bohong. Kau jangan percaya , aku bisa menjelaskannya!!” Ya, hanya ini satu- satunya jalan sekarang, aku harus menjelaskan kejadian yang sesungguhnya agar lubang kesalahpahaman di antara kami tidak semakin membesar. Namun melihat temperamen Sora saat ini membuatku sanksi akan berhasil membujuknya. Aku juga tak ingin membahayakan bayi di dalam perutnya.



“ Apa kau sudah bosan denganku Jung Su sshi?? Apa karena aku sudah jelek dan tak menarik lagi dimatamu, sehingga kau mencari wanita lain yang lebih dariku, benar begitu...........???” Bagaimana mungkin dia berpikiran seperti itu. Tentu saja kau wanita tercantik dan paling sempurna dalam hidupku, Sora ya........... kumohon hentikan semua ini. Ingin sekali kuteriakkan kalimat itu, tetapi kata- kata itu hanya keluar sebatas tenggorokan, begitu sulit bagiku untuk mengucapkannya.



“ Tidak Sora...............itu.........” Belum selesai aku bicara, Sora sudah memotong lagi.



“ Ceraikan aku Jung Su sshi.............. aku sudah tidak tahan lagi............!!” seperti baru mendengar sambaran petir aku terduduk lemas, tak pernah kubayangkan Sora mampu mengucapkannya.



Dia pergi begitu saja menuju kamar dan menguncinya dari dalam. Aku tak ingin tinggal diam kukejar dan kuketuk berulang kali pintu penghalang di depanku.

“ Sora ya............. kumohon jangan seperti ini yoebo....... kita bisa membicarakannya baik- baik...........!!!” Teriakku masih terus menggedor pintu, berharap Sora akan membukakannya.

“ Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi......... cepat tinggalkan aku sendiri..........!!!” Teriak Sora, tak lama setelah itu kudengar suara lemparan benda keras membentur pintu.

“ Sora ya.......... jangan berbuat yang aneh- aneh. Jangan membahayakan dirimu Sora.......!!!”

“ Kalau begitu cepatlah pergi, jangan ganggu aku...........!!”

“ Baiklah aku akan pergi,............ beristirahatlah Sora ya...................!!” Kulangkahkan kakiku menjauh meskipun berat. Sepertinya Sora masih membutuhkan waktu untuk menenangkan diri.

Begitu juga denganku, kurebahkan tubuhku di sofa panjang ruang tengah. Kepalaku berdenyut, badanku terasa sangat letih. Namun semua itu tak sebanding dengan betapa sakitnya hatiku saat ini.

Tanpa sadar aku mulai terpejam, berharap besok pagi kemarahan Sora akan reda dan hanya senyuman hangat yang menyambutku.



****



Splash cahaya- cahaya putih yang saling bersambutan membuat mataku terasa sakit. kupicingkan mataku berulang kali menyesuaikan dengan cahaya yang menyilaukan ini.

“ Hyung ada apa dengan ekspresimu?? Ayo tersenyum, kau tidak mau wajahmu tampil di media seperti kakek- kakek tua keriput kan??” Ternyata Eunhyuk duduk tepat di sampingku membuatku sedikit terlonjak dengan kehadirannya. Seperti biasa dia tersenyum sangat lebar melambaikan tangannya pada jepretan cahaya yang tiada henti di depan kami.

Eunhyuk mengulurkan mikrofon yang dipegangnya padaku,

“ Giliranmu Leader..........!!” Ucapnya menoleh sejenak kemudian kembali fokus menatap depan.

“ Ini adalah kerjasama kami yang kedua kalinya setelah lama kami disibukkan dengan aktivitas group masing- masing. Kami berharap album terbaru ini bisa diterima dengan baik oleh masyarakat dan memperoleh sambutan seperti duet kami terdahulu atau bahkan lebih...............” Dapat kudengar suaraku sendiri menjawab dengan tegas pertanyaan yang dilontarkan wartawan. Padahal kurasa semenjak tadi aku hanya diam saja, seperti mematung di kursi yang kududuki.

“ Bagaimana komentar Anda Taeyeon sshi??” Pertanyaan itu sedikit mengejutkanku. Saat menoleh ke kanan, kudapati Kim Taeyeon duduk dengan anggun lengkap dengan senyum yang tak pernah meninggalkan wajahnya.

“ Kami SNSD merasa sangat tersanjung bisa mengeluarkan album kolaborasi bersama Super Junior. Tidak butuh waktu lama bagi kami untuk menyelesaikan album ini karena kedekatan yang terjalin diantara para member yang sudah saling mengenal sejak lama.”

“ Aku sendiri sebagai leader justru bisa belajar lebih banyak dari Leeteuk oppa. Dia bisa membuat suasana kerja terasa seperti kita sedang bermain namun tak meninggalkan tanggung jawab di sana. Hal ini tentu saja lebih mengurangi bebanku yang selalu merasa gembira selama kami mengerjakan album ini............ benar begitu kan oppa??” Taeyeon tersenyum menatapku, sambil menggenggam tanganku erat. Namun cepat- cepat kutarik tanganku sebelum yang lain mulai menyadarinya.

Kupaksakan bibirku untuk tersenyum membalas ucapannya. Meskipun aku sendiri tak mengerti maksud dibalik semua perkataan yang dilontarkan tadi.

Ingin sekali aku cepat- cepat pergi dari tempat aneh ini karena perasaan tidak nyaman yang semenjak awal kurasakan, namun tetap saja tubuhku seperti tak terkoordinasi dengan otakku. Tubuhku bergerak begitu saja seperti ada sesuatu yang menggerakkannya. Kini aku berdiri berdampingan dengan Taeyeon tanpa member yang lain.

“ Bisakah kalian sedikit merapat??!!” Entah usulan dari mana itu. tak lama berselang tangan Taeyeon melingkar dengan sempurna di lenganku.

Aku hanya berdiri membeku.

“ Oppa tersenyumlah........ “ Bisik Taeyeon, dengan mudahnya kuikuti kata- katanya.

“ Bisakah aku mengambil pose kalian yang lebih intim?? Kumohon aku fans kalian!!” Pinta seorang wanita muda tanpa ragu pada kami.

Aku sudah hendak menjauh namun kembali Taeyeon menarikku, aku belum sempat melakukan apapun saat untuk sepersekian detik kurasakan bibirnya menyentuh bibirku, tangannya dengan erat melingkar di leherku.

Tatapan kaget sekaligus marah yang kuarahkan padanya, seperti tak sedikitpun mengganggu pikirannya. Dia justru semakin tersenyum lebar.

“ Apa yang sudah kau lakukan??” Teriakku di telinganya,

Dia justru tertawa dan membalas santai

“ Aku hanya melakukan fans service oppa........ tak usah terlalu tegang begitu.............!!” Itu ucapan terakhir yang bisa kudengar.

Seketika cahaya putih yang terang dan menyilaukan itu berubah menjadi cahaya putih samar- samar namun lembut. Tubuhku seperti tersedot ke dalamnya, dan kini sepasang mata indah tengah menatapku. Tapi yang menyedihkan ada lelehan air bening di mata indah itu.

Perlahan wajah si pemilik mata indah semakin lama semakin jelas. Dia Kang Sora, istriku.

Gaun putih di atas lutut dengan payet bunga- bunga kecil, rambut ikal yang di gerai begitu saja, membuatku sudah mampu berdecak kagum berlari ke arahnya.

“ Yoebo.......... “ Pekikku langsung memeluknya, entah mengapa perasaan rinduku ini begitu menggebu padanya.

Sora bergeming, wajahnya tanpa ekspresi menatapku. Masih dengan linangan air mata, kuhapus perlahan dengan kedua tanganku.

Seulas senyum perlahan tampak di wajahnya namun masih tanpa kata. Perlahan kedua tangannya melingkar dengan sempurna dipinggangku. Sora memelukku dengan erat, merebahkan kepalanya di dadaku. Refleks tangan kananku mengelus rambut ikalnya, sambil sesekali mengecup puncak kepalanya.

Dipeluk olehnya seperti ini membuatku merasa sangat dibutuhkan, tak dapat kutahan bibirku untuk tidak tersenyum. Semua perasaan aneh tiba- tiba sirna, Sora memang sangat menenangkan.

“ Jung Su oppa, gomawo yo.............. atas semua yang telah kau berikan padaku...........” Suara Sora terdengar serak.

“ Tetapi maaf aku harus pergi............!!!” Aku langsung syok mendengar perkataannya. Kenapa dia tiba- tiba ingin pergi. Bersamaan dengan itu Sora melepaskan pelukannya, dia mundur dan berjalan menjauh.

Kutarik pergelangan tangannya bermaksud mencegah.

“ Kau mau pergi kemana Sora ya, disinilah rumahmu........... bersamaku................” Kutatap matanya dalam mencoba menyelami perasaannya lewat kedua manik kecoklatan itu.

“ Lepaskan aku Park Jung Su, biarkan aku pergi.......... tak ada lagi yang bisa kulakukan bersamamu...............!!” Perlahan Sora menjauh, melepaskan cengkraman tanganku yang tiba- tiba saja terasa longgar padahal sekuat tenaga aku berusaha mencegahnya. Kugelengkan kepalaku berharap semua hanya mimpi, namun semuanya tampak nyata Sora semakin lama semakin berjalan menjauh meninggalkan aku yang tak bisa mengejarnya selangkahpun. Cahaya putih yang menerangipun perlahan memudar, semakin lama- semakin gelap dan hanya tinggal sebuah cahaya putih kecil tak berujung.

“ SOORRAAA..........................” Teriakku keras, aku tersentak dan terbangun. Ternyata aku sudah lama tertidur di sofa. Semua yang kulihat tadi hanyalah mimpi, tetapi kenapa rasanya begitu nyata.



Sedikit berlari aku bergegas ke kamar, kudapati pintu kamar yang sudah terbuka. Sora tak ada di dalam, begitu juga dengan semua bajunya.

Kepanikan segera memburuku, dengan tergesa aku mencari ke seluruh penjuru rumah, namun nihil. Tanganku pun tak tinggal diam, kuhubungi orang- orang yang kemungkinan mengetahui dimana keberadaan istriku itu.

“ Omma, apa Sora ada di sana??” Tanyaku saat kudengar suara lembut ibu mertuaku.

“ Ne......... tenanglah Jung Su ah......... Sora memang berada di sini sekarang, dia juga masih tidur. Tadi pagi- pagi sekali dia datang, kau tenang saja anakku, omma akan menjaganya dengan baik................” Jawaban omma sedikit membuatku bernafas lega, setidaknya Sora tidak pergi jauh ke tempat yang akan sulit bagiku untuk menemukannya.

ternyata mimpi yang kualami menjadi kenyataan, Sora benar- benar pergi meninggalkanku. Berbagai pikiran berkelebat di kepalaku, bagaimana caraku untuk meminta maaf, bagaimana caraku untuk membujuknya agar kembali, bagaimana caraku agar Sora tak marah lagi, semua itu bercampur menjadi satu memenuhi otakku. Karena jujur saja aku tidak akan bisa hidup tanpanya, tanpa Sora ku.


****



Author Pov



“ Hyung, kau yakin mau melakukannya??” Eunhyuk menatap Leeteuk tidak yakin,

“ Sudahlah lakukan saja, kau tunggu disini ya, dan pegangi dengan erat.......!!” Perintah Leeteuk saat dia mulai naik ke atas tangga hendak meraih sebuah balkon di atasnya.

“ Sebaiknya kau lewat pintu saja hyung, pasti bibi akan membukakannya.............!!!” Teriak Eunhyuk tetapi masih dalam volume suara yang kecil.

“ Huuussstt......... sudahlah seperti ini lebih menegangkan Hyuk Jae, pegangi terus, awas kalau sampai aku jatuh.............!!” Leeteuk sudah menaiki hampir setengah tangga. Tangan dan kakinya secara terkoordinasi menapaki satu demi satu anak tangga dengan cekatan.

“ Huh..... kau ini hyung, selalu saja menyusahkanku............” Omelan Eunhyuk tak berhenti sampai disitu. Dia tak habis pikir kenapa Leeteuk harus bersusah payah menyelinap ke kamar Sora lewat balkon kamarnya. Kenapa dia tidak langsung masuk saja lewat pintu utama.

Ketika Eunhyuk masih dibingungkan dengan pikirannya sendiri, Leeteuk sudah hampir sampai di atas. Kedua tangannya meraih pinggiran pagar balkon kemudian dengan sedikit mengangkat tubuhnya Leeteuk berhasil mendarat dengan sempurna di lantai kamar Sora.

Perlahan dia menggeser pintu kaca balkon yang ternyata tidak dikunci.

“ Sora ya.....................” Gumam Leeteuk sembari tersenyum kecil mendapati Sora berada di depannya sekarang, sedang tertidur nyenyak. Sedikit berjingkat, Leeteuk mendekati tempat tidur Sora.

“ Aigoo, yoebo ya........... kasihan sekali dirimu. Harus memeluk benda ini sebagai pengganti diriku??” Bisik Leeteuk, menyadari Sora memeluk erat sebuah guling panjang yang membantunya menopang perutnya agar tidak tertekan. Biasanya Leeteuk yang akan menjadi penopangnya, bukan guling seperti sekarang.

Perlahan Leeteuk menggeser guling yang Sora peluk dan menggantikan peran guling itu dengan tubuhnya. Tindakannya membuat Sora sedikit bergerak dan menggeser posisinya.

“ upss...................” Leeteuk terdiam beberapa saat, takut Sora benar- benar terbangun dibuatnya.

Setelah dirasa aman dan Sora sudah mulai terlihat tenang, Leeteuk kembali meraih tubuh istrinya dan memeluk Sora erat.

“ Aku sangat, sangat, sangat merindukanmu sayang...............!!” Bisik Leeteuk di telinga Sora, sangat pelan sampai hanya terdengar seperti hembusan angin.

“ Lihatlah dirimu............ kau semakin kurus saja..........!!” Leeteuk memperhatikan wajah Sora yang semakin tirus, membuat senyumannya tiba- tiba menghilang.

“ Kau pasti sangat menderita ya?? begitu juga denganku............!! Bagaimana kabar aegi kita?? Apa mereka baik- baik saja??” Tangannya mulai turun ke bagian perut Sora. Tempat dimana kembarnya tumbuh dan berkembang.

“ Aegi ya............ kalian merindukan appa, ne??? Appa juga merindukan kalian anakku. Tolong jaga omma selama appa tidak di dekatnya ya, jangan biarkan omma mu melakukan sesuatu yang aneh- aneh dan membahayakan kalian, aracchi???” Leeteuk mengusap perut Sora sangat pelan, dia sangat merindukan keluarga kecilnya ini.

Tanpa sadar Leeteuk akan tertidur di sana, hingga menjelang pagi barulah dia diam- diam turun lewat balkon lagi.

Tapi sebelum itu dia sudah meninggalkan sarapan di meja Sora lengkap dengan setangkai bunga mawar putih.

“ Hei............... Eunhyuk ah...... cepat bangun.............. pegangi tangganya lagi, aku mau turun..............!!” Leeteuk membangunkan Eunhyuk yang sedang tertidur meringkuk di samping tangga, semalaman dia seperti itu, menunggu Leeteuk. *Poor Eunhyuk, kasian banget nasibmu oppa :( *
Eunhyuk mengucek berulang kali matanya yang masih mengantuk sembari menguap.

“ Aiisshhh............. Hyung kau lama sekali sih??? Apa saja yang kau lakukan di dalam sana?” gerutu Eunhyuk, karena tidak tanggung- tanggung pengorbanannya semalam, selain kedinginan dia harus merelakan dirinya digigiti nyamuk yang sangat mengidolakannya( mwo??)

Tanpa rasa bersalah Leeteuk merangkul Eunhyuk dan malah tersenyum.

“ Besok antarkan aku kesini lagi ya............” Pintanya,

“ Annndwweee............. aku tidak mau lagi...........!!! ajak saja yang lain............!!” Eunhyuk kabur duluan meninggalkan Leeteuk yang tertawa melihat tingkah dongsaengnya.

“ Aku akan membalasmu suatu saat Eunhyuk ah................” Gumam Leeteuk lebih pada dirinya sendiri, mengikuti Eunhyuk.



Di tempat lain,



Sora terbangun tak lama setelah Leeteuk pergi, dia kaget melihat sarapan paginya sudah tersedia di atas mejanya.

“ Omo............. pasti omma yang membawakannya......... hehehehe............... tau saja omma kalau aku malas turun kebawah.” Sora mengambil sarapannya,

“ Tapi apa maksud bunga mawar ini??” Sedikit aneh mendapati setangkai bunga mawar di samping piringnya. Tak mau ambil pusing Sora mengambil bunga itu, mencium baunya, dan kemudian tersenyum.

“ Jadi ingat Jung Su oppa..................!!” Ucapnya pelan, Sora merasa semalam dia seperti berada sangat dekat dengan Leeteuk, bahkan bisa mencium aroma tubuhnya dengan jelas.



****



Beberapa hari kemudian,

Sora Pov...........

Kupandangi jam dinding di tembok berulang kali, malam sudah semakin larut tetapi Jung Su oppa tampaknya belum datang juga. Kupandangi bunga- bunga mawar putih di tanganku ini satu per satu. Sudah terkumpul enam bunga di tanganku, dan sebanyak itulah oppa mengunjungiku setiap malam.

Sebenarnya aku sudah mengetahui kedatangannya di malam kedua, karena saat itu aku memang tidak benar- benar tertidur. Betapa bahagianya menyadari oppa mendatangiku tiap malam. Meskipun selama ini aku terus berpura- pura tidur saat dia datang, karena aku masih tak bisa membuang egoku untuk semudah itu memaafkannya.

Namun tak dapat kupingkiri aku memang membutuhkan Jung Su oppa disampingku, karena seperti sekarang aku malah tak dapat memejamkan mataku sedetikpun.

“ Jung Su oppa......... kau dimana?? Kenapa belum datang juga............!!” Ucapku pelan,

Berbeda dengan hari sebelumnya, kini aku tidak akan lagi berpura- pura tidur dan tak mengindahkannya. Saat dia datang aku ingin langsung memeluknya, meminta maaf padanya, dan mengatakan bahwa aku sangat merindukannya.

Apa yang mengubah pikiranku tentangnya, semua ini karena kejadian tadi siang, tepatnya di klinik tempatku memeriksakan kandungan.

Saat itu tak sengaja aku bertemu dengan wanita muda hampir sebaya denganku, dia juga tengah hamil anak pertamanya. Awalnya kami tak saling menaruh perhatian, namun tiba- tiba dia menegurku saat mengenali siapa diriku sebenarnya.

“ Kau Sora sshi kan??? Istri Leeteuk Super Junior??” Tebak wanita itu, aku mengangguk mengiyakan.

“ Ah............ senang sekali bisa bertemu denganmu Sora sshi, aku Min Jung salah satu penggemar suamimu, kau tidak keberatan kan??” Candanya padaku.

“ ah.... tidak Min Jung sshi, kenapa aku harus keberatan, memang Jung Su oppa terlalu tampan untuk tidak digemari, hahahaha......... iya kan.......!!” Ucapku santai, karena sudah biasa mendengar gadis lain mengelu- elukan nama suamiku.

“ Ya...... benar....... oh iya bagaimana hubungan kalian?? Apa semua baik- baik saja??” Pertanyaannya sedikit menyinggung perasaanku. Apa maksudnya menanyakan hal ini.

“ Ahhh........ maaf Sora sshi, tidak seharusnya aku menanyakan ini ya, mianhae..........!!” Dia terlihat menyesal, tetapi aku dengan segera menutupi apa yang sebenarnya terjadi dengan mengatakan bahwa hubungan kami baik- baik saja.

“ Syukurlah kalau begitu..........!!” Gumam Min Jung sangat pelan, tetapi aku masih bisa mendengarnya.

“ Apa maksudmu Min Jung sshi??” Kulihat seketika raut wajahnya berubah, dia seperti menyesali sesuatu.

“ Sebenarnya aku ingin meminta maaf padamu Sora sshi, atas kejadian yang tidak menyenangkan beberapa waktu yang lalu di media..........!!” Aku langsung menatapnya, dia justru tertunduk.

“ Aku salah satu reporter yang saat itu meliput suamimu, dan aku juga......... aku juga yang memintanya untuk berdekatan dengan Taeyeon............ tetapi jujur Sora sshi, bukan itu maksudku, aku hanya ingin melihat mereka dekat sebagai sesama leader. Tetapi aku juga tidak menyangka Taeyeon akan melakukan hal itu..............!!” Kini dia berbalik menatapku.

“ Percayalah, suamimu tidak pernah melakukan hal yang salah, dia sudah mencoba mengelak hanya saja Taeyeon terlalu memaksanya.......”

“ .....................” Aku sendiri bingung harus berkomentar apa, antara percaya tidak percaya dengan semua yang kudengar. Jika memang apa yang dikatakan Min Jung benar, berarti aku sudah menuduh Jung Su oppa melakukan sesuatu yang tidak pernah dia rencanakan.

“ Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika aku yang berada di posisimu saat itu Sora sshi, semenjak itu aku terus menyesali perbuatanku........... mianhae Sora sshi, cheongmal mianhae..........” Dia menangis, membuatku bingung harus bagaimana.

“ Sudahlah Min Jung sshi....... aku sudah memaafkanmu......... jangan seperti ini............”

“ Kau beruntung memiliki suami seperti Leeteuk sshi, Sora sshi......... jangan pernah melepaskannya..............” Tambah Min Jung, membuatku semakin menarik nafas dalam karena penyesalan yang selalu datang belakangan.

Satu hal baru yang kupelajari, tidak seharusnya aku termakan ucapan ataupun mempercayai kejadian yang belum pasti kebenarannya. Yang harus kudengarkan adalah ucapan suamiku sendiri, Park Jung Su.



Ketika aku masih terhanyut dalam pikiranku sendiri, terdengar suara ketukan pintu. Saat kubuka pintu ,kudapati omma di depanku dengan wajah terlihat murung.

“ Omma ada apa??”

“ Sora ada seseorang yang menunggumu di bawah!!”

“ Siapa omma??”

“ Sudahlah kau turun saja dulu, lihatlah sendiri...........!!” Omma masuk ke kamarku, dan menarikku ke ruang ganti.

“ Dan cepat ganti bajumu....... sini omma pilihkan........!!”

Siapa memangnya orang yang harus kutemui??” Itulah pikiran yang ada di kepalaku sekarang.





***



Present moment#

Author Pov



Semua peristiwa dan kejadian di atas hanyalah kenangan masa lalu. Kini Sora dan Leeteuk tengah berbahagia akan menyambut kedatangan bayi kembar yang sebentar lagi akan lahir ke dunia. Tinggal menghitung hari sampai saat itu tiba.

Sora sedang menunggu Leeteuk yang masih sibuk meeting dengan manajer dan membernya. Sambil membunuh waktu dengan membaca majalah, perhatian Sora tiba- tiba teralih pada seorang wanita yang melintas di depannya.

“ Taeyeon sshi.................” Panggil Sora cepat, membuat wanita yang dipanggil langsung menoleh dan berbalik.

“ Ada apa Sora.............sshi??” Balas Taeyeon terlalu ketus, melihat penampilannya yang selalu kalem.

Sora berjalan mendekat..........

“ Aku hanya ingin mengingatkanmu saja.......... jangan coba- coba ganggu Jung Su oppa ku............” Ucap Sora menunjukkan keposesifannya.

“ Apa maksudmu??” Tanya Taeyeon, dia terlihat jengah dan tak begitu menanggapi Sora.

Sora malah tertawa...........

“ Yahh.......... kau boleh melakukan apapun sesukamu... memakai aksesoris dan barang yang sama dengan Jung Su oppaku, memamerkan bahwa kalian berhubungan dekat di publik, dan apapun usahamu untuk mendapat perhatiannya......... terserah kau........”

Sora mendekati Taeyeon, dan berbisik.........

“ Tapi ingat, Jung Su oppa sudah menjadi milikku dia suamiku.................. sekali lagi kutekankan dia SUAMIKU.......... dan tidak ada yang bisa merebutnya dariku........apalagi kini benihnya sudah tertanam di rahimku, buah cinta kami................. kau lihat??!!!” Sora tersenyum penuh kemenangan melihat wajah Taeyeon yang sudah merah padam.

“ Semua orang bilang kau gadis yang baik, anggun dan berpendidikan. Tetapi aku menyangsikannya Taeyeon sshi....... Gadis yang baik, anggun, dan berpendidikan ini tidak seharusnya mengganggu suami orang kan??”

“ Hallowww............ seperti sudah tidak ada lelaki lajang saja di dunia ini................” Sambung Sora, membuat Taeyeon semakin kehilangan muka.

“ Hai jaga ucapanmu........!!!” Teriak Taeyeon, dia sudah hendak membalas Sora saat seseorang mencegahnya dari belakang.

“ Ada apa ini?? Sora ya kau tidak apa- apa yoebo??” Leeteuk langsung mendekati Sora dan mengecek kondisi istrinya.

“ Aniyo........... kwencana oppa..............” Ucap Sora, kini tampak bermanja- manja dengan Leeteuk.

“ Taeyeon ah, kuperingatkan padamu, jangan pernah mengganggu Sora atau aku akan membuatmu menyesal pernah melakukannya............” Ancam Leeteuk, tak segan- segan menatap tajam Taeyeon.

“ Sudahlah oppa......... sebaiknya kita pulang yuk........ aku ingin istirahat..........” Ajak Sora, Leeteukpun mengangguk mengiyakan. Dengan manja Sora memegangi lengan Leeteuk erat, menunjukkan kemesraan diantara mereka, kemudian melirik Taeyeon sejenak.

“ Annyeong Taeyeon unnie..............” Ucapnya berbasa- basi kemudian beranjak pergi bersama Leeteuk, meninggalkan Taeyeon yang sudah hampir pingsan karena dipermalukan.



“ Kau bicara apa saja tadi dengan Taeyeon, Sora ya??” Tanya Leeteuk masih penasaran saat mereka berjalan keluar.

“ Tidak ada, aku hanya menunjukkan padanya seberapa besar aku mencintaimu Park Jung Su..............” Jawaban Sora semakin membingungkan Leeteuk.

“ oh........ iya, mulai sekarang kalau ada wanita lain yang berusaha mendekatimu lagi oppa......... segera katakan padaku, biar aku yang mengurusi mereka..............!!” Kata Sora tak ubahnya seperti seorang preman yang marah saat daerah kekuasaannya dibajak orang lain.

“ Mwoo??” Leeteuk awalnya kaget mendengar ucapan Sora, namun dia mengira Sora hanya bercanda dengannya.

“ Arasso........ nyonya Park..............” Balas Leeteuk sekenanya, mengusap rambut Sora lembut.

“ Ingat aku tidak bercanda lho oppa, kau harus menepatinya............” Sora mengacung- acungkan telunjuknya, berkata dengan sangat serius.

“ Ne......... istriku yang bawel............” Leeteuk tertawa menanggapinya, Sora pun ikut tertawa, dan seperti itulah mereka meninggalkan gedung SM Ent. dengan canda tawa.

Leeteuk semakin mengeratkan rangkulan tangannya di pinggang Sora, begitupun dengan Sora........



***



Flash back (malam hari ke tujuh)

Sora Pov



Ketika aku masih terhanyut dalam pikiranku sendiri, terdengar suara ketukan pintu. Saat kubuka pintu ,kudapati omma di depanku dengan wajah terlihat murung.

“ Omma ada apa??”

“ Sora ada seseorang yang menunggumu di bawah!!”

“ Siapa omma??”

“ Sudahlah kau turun saja dulu, lihatlah sendiri...........!!” Omma masuk ke kamarku, dan menarikku ke ruang ganti.

“ Dan cepat ganti bajumu....... sini omma pilihkan........!!”

Siapa memangnya orang yang harus kutemui??” Itulah pikiran yang ada di kepalaku sekarang.



Aku pasrah saja saat omma mengganti baju tidurku dengan gaun, mendandaniku seperti layaknya akan menghadiri sebuah pesta. Tak lama kemudian omma juga menuntunku menuruni tangga rumah kami. mulai dari situ sudah terasa hal yang aneh karena di setiap anak tangga bertaburan kelopak- kelopak bunga mawar merah dan setangkai mawar putih.

“ Omma, siapa yang akan membersihkan semua ini nanti??” Tanyaku masih sempat- sempatnya mengajak bercanda ibuku, padahal hatiku sudah berdetak sangat cepat saking gugupnya.

“ Huuusssttt kau ini, nanti suasana romantisnya hilang............!!” Omma menyikut pelan lenganku, kami terkikik berdua.

Namun saat tiba di anak tangga terakhir, seketika tawaku hilang, kakiku membeku, mataku tak berkedip, mendapati Jung Su oppa yang sangat tampan sedang menungguku di sebuah meja makan yang memang dengan sengaja diletakkan di tengah ruangan. Cahaya lilin berpendar menerangi ruangan ini.

Tiba- tiba omma melepaskanku dengan cepat omma pergi meninggalkan aku sendiri di sana yang tak bergerak sedikitpun.

“ Apa kabar Sora ya...............” Jung Su oppa tersenyum dan berjalan mendekatiku. Dibimbingnya diriku menuju meja makan. Awalnya aku sudah ingin pergi saja, bukan karena aku tidak menginginkannya, tetapi lebih karena malu harus menghadapi Jung Su oppa.

“ Sora, untuk malam ini saja kumohon jangan berontak. Aku ingin makan malam bersamamu, bisa kan..........!!!” Mendengar ucapannya aku luluh. Tak berani sedikitpun kupandangi wajahnya, aku terlalu malu dengan diriku sendiri. Bagaimana aku harus mengawalinya, bagaimana aku harus meminta maaf padanya. Tiba- tiba mengatakan kata maaf saja terasa sulit bagiku.

“ Ini aku sudah memotongkan steakmu........ makanlah Sora ya...........!!” Sedikit mengejutkanku dengan perhatiannya, perhatian yang selama ini memang selalu dia berikan, tetapi masih saja dapat membuatku terharu.

“ Gomawo.........!!” Ucapku sangat lirih. Oh Tuhan ada apa denganku ini, mana semua keberanianku, mana semua kata- kata yang biasanya sangat lancar kuucapkan. Semuanya seperti menghilang begitu saja, aku tak ubahnya orang gagu yang hanya untuk berkata- kata saja sudah kesulitan.

Kami pun menikmati apa yang memang telah dihidangkan di atas meja. Hanya suara garpu dan pisau yang beradu sesekali menggema di ruang tengah yang memang cukup besar ini.

“ Sora ya, apa kau menyukainya?? Itu aku sendiri yang membuatnya.......!!” Jung Su oppa kembali mengajakku bicara, tetapi seperti awal- awal aku hanya mengangguk dan menjawab singkat.

“ Ne..........” Benarkah Jung Su oppa yang memasaknya, dia semakin hebat saja. membuatku semakin hanyut dalam rasa haru.



Tiba- tiba musik klasik mengalun lembut di telingaku, kulihat Jung Su oppa berdiri dan berlutut di depanku. Mengajakku berdansa bersamanya.

Lama aku berpikir setelah akhirnya kuputuskan menerima uluran tangannya.

Author Pov



Mengikuti alunan irama musik yang pelan, keduanya berdansa sangat dekat. Sora memperhatikan wajah Leeteuk sangat lekat,

Kenapa oppa terlihat pucat??” Batin Sora, benar saja wajah Leeteuk tak secerah biasanya. Dia terlihat sangat lelah.

“ Oppa apa kau sakit??” Tanya Sora yang merasa khawatir dengan kondisi suaminya, memberanikan diri menyentuh wajah Leeteuk, Sora merasakan tangannya sangat panas. Tidak bukan tangannya, tetapi badan Leeteuk lah yang sangat panas.

“ Oppa......... kau memang sakit...... sebentar, aku akan mengambilkan obat...!!” Sora sudah akan beralih, namun dengan cepat Leeteuk mencegahnya.

“ Tidak usah yoebo...... yang kubutuhkan adalah dirimu, bukan obat yang lain, hanya kaulah obat bagiku.......!!” Balas Leeteuk, dia merebahkan kepalanya di pundak Sora, masih dalam keadaan saling berhadapan.

“ Pulanglah Sora, kumohon......... pulanglah..............” Suara Leeteuk terdengar serak, dia mulai berkaca- kaca.

Sora bisa merasakannya, meskipun kini dia tak menatap wajahnya.

“ Jung Su oppa.............maafkan aku.......... hikksss................”

“ Aku yang salah, tidak seharusnya aku menuduhmu seperti itu. aku terlalu egois, maafkan aku.............” Sora kembali berlinangan air mata, dia sudah tidak kuat menahan perasaan bersalahnya.

“ Kau sudah tidak marah lagi Sora ya?? Kau memaafkanku??” Tanya Leeteuk sedikit kaget mendapati reaksi Sora.

“ Memang tidak seharusnya aku marah oppa, justru aku yang harus minta maaf. Tanpa mendengarkan penjelasanmu dulu, aku memutuskan pergi begitu saja, dan meminta berce................” Belum selesai Sora mengucapkannya, Leeteuk sudah menahannya.

“ Huussstttt jangan ucapkan kata itu lagi Sora ya......... kumohon.......itu terdengar sangat menyakitkan.......” Bisik Leeteuk pelan, jari telunjuknya menutup bibir Sora. Sora hanya bisa menggigit bibir bawahnya dan mengangguk pelan.

“Mulai sekarang kita lupakan saja kejadian yang sudah berlalu, kita mulai lagi dari awal, ne..........!!” Kembali Sora hanya bisa mengangguk, tak mampu menjawab lagi. Mengatupkan kedua bibirnya menahan tangis. Beberapa kali dia menghirup hidungnya yang berair.

Leeteuk mendapati reaksi Sora itu sangat imut menurutnya, seperti bayi yang meminta perhatian.

“ Aigoo......... sudah ya, kita jangan menangis terus seperti ini..........” Leeteuk menghapus air mata Sora.

“ Aku juga tidak mau menangis oppa, tapi air mataku tak mau berhenti mengalir..........” Jawab Sora bingung sendiri dengan dirinya.

Leeteuk tersenyum, kemudian mencium Sora cepat.

“ Sudah baikan??” Tanya Leeteuk lagi.

Sora menggeleng..........

Kini Leeteuk memberikan ciuman yang lebih dalam dan hangat untuk Sora.

“ Bagaimana kalau begini?? Apa sudah baikan??”

“ ne.......... tapi kurang lama!!” Jawab Sora sangat jujur, membuat kedua pipinya langsung memerah saat mengucapkannya.

“ Kalau ingin lama jangan disini, nanti kita lanjutkan di kamar saja Sora ya..............” Leeteuk mengedarkan pandangannya, dimana sebenarnya banyak mata yang sedang mengamati mereka. Hanya saja orang- orang itu tak terlihat karena cahaya yang minim dari nyala lilin- lilin kecil.

Sora mengikuti arah pandangannya,

“ Memang ada orang lain disini??” Tanya nya berbisik pada Leeteuk.

“ Ya............. seperti itulah............!!” Jawab Leeteuk, tersenyum aneh.

Memangnya Leeteuk bisa menyiapkan semua ini sendiri, tentu saja tidak. Di balik tembok sedang mengintip Donghae, Shindong, Eunhyuk, dan Ryeowook.

“ aiisshhh.......... kita lagi- lagi kehilangan tontonan gratis........” Eunhyuk berbisik- bisik di telinga yang lain.

“ Iya, Leeteuk hyung selalu pintar memotong moment....” Komentar Donghae.

“ Padahal dia tidak bisa melakukannya tanpa bantuan kita kan??” Kini Shindong yang bersuara.

“ Iya, benar. Aku harus mengajarinya memasak steak seharian, padahal kemampuan memasaknya sangat rendah......” Celetuk Ryeowook ikut nimbrung.

“ iya, makanya kami mau berterima kasih pada kalian semua.......” Tiba- tiba sebuah suara muncul dari belakang mereka.

“ Ahhhh........... paman..... bibi .......Kang........” Teriak keempat namja ini berbarengan, ternyata di belakang mereka sudah berdiri appa dan omma Sora.

“ hehehehe.......... kami juga ingin melihat- lihat..........” Jawab omma Sora santai. Membetulkan letak kacamata yang dipakainya.

“ ne, kerja bagus anak- anak..........!!” kata appa Sora menepuk satu- persatu pundak keempat namja ini.

“ Ohh...... lihat mereka berdua mau kemana??” Perkataan Ryeowook berhasil mengalihkan perhatian semua orang yang sedang berbisik- bisik di situ.

Mereka melihat Leeteuk sudah mengangkat dan menggendong Sora, menaiki tangga.

“ Apa tidak berat ya??” gumam Shindong........

“ entahlah, tiba- tiba saja Teuki hyung bisa sekuat Hercules kalau sudah berurusan dengan gendong- menggendong Hyungsunim..........” Timpal Donghae.

“ Apa perlu kita mengikuti mereka??” Perkataan appa Sora membuat takjub yang lain.

“ Mengintip maksudnya??” Eunhyuk sudah nyengir melebihi sengiran kuda.

Semuanya saling berpandangan, tersenyum penuh arti. Mengatur misi, melancarkan serangan terakhir..........

Mengintip tontonan gratis.......... ^_^v





Hhuuuffttt............... akhirnya selesai juga. Gimana nih readers, memuaskan g ya?? cz aku mulisnya keburu- buru banget nih :P

Habisnya udah banyak yang gak sabar dan nodongin author terus......... kekekeke...............

Yaudah, ditunggu tanggapannya ya........ ^^

4 komentar:

  1. heii author kayanya bukan cuma appa nya sora dan eunhyuk deh yg mau ngitip mereka.aku juga dong thor mau ngitipin mereka*mulai deh*
    ditunggu cerita selanjutnya yaa :)
    fighting :)

    BalasHapus
  2. ikutan ngintip juga dong .... hhehe ^^
    sepuluh jempol buat vita ....:-)

    di tunggu kelanjutan cerita nya .. hwaiting \(^_^)/

    BalasHapus
  3. Kita2 jg pengen ikutan ngintip author nim...
    Bole yaaa... heheeh
    Ditunggu "intipannya" author nim..
    fighting!! XD

    BalasHapus
  4. sangat memuaskan, apa kami boleh ikut mengintip,, kekeke..
    ditunggu update untuk fanfic yg lain,,
    fighting authornim..

    BalasHapus