Jumat, 14 Juni 2013

Destiny Of Love (My Memories) Bag. 3




Pagi ini sangatlah indah, langit terlihat biru jernih dengan arak- arakan awan seputih kapas. Matahari pun ikut bersinar cerah, memancarkan sinarnya yang hangat dan bersahabat.



Seperti biasa Sora terlihat sibuk di dapur menyiapkan sesuatu. Tangannya sudah mulai terbiasa mengolah bahan mentah menjadi makanan yang lezat.

Kimchi, khimbap, bulghogi, salad, dan berbagai macam buah- buahan tertata rapi di dalam beberapa kotak bekal.

Leeteuk yang baru saja keluar dari kamar mandi dan hanya memakai handuk putih sebatas perutnya berjalan berjingkat mendekati Sora, sebuah ide usil selalu menyembul dari otaknya.

“ Oppa........... jangan coba- coba ganggu aku ya, aku sedang sibuk............” Sora yang mengetahui kedatangan Leeteuk memperingatkannya tanpa menoleh.

“ Ya............ ketahuan deh............” Leeteuk sedikit kecewa rencananya gagal, kini dia telah memeluk Sora dari belakang.

Masih belum habis ide jahilnya, Leeteuk mencomot khimbap yang sudah ditata oleh Sora begitu saja. tidak hanya sekali, dia melakukannya berulang- ulang hingga membuat Sora kesal.

“ Oppa........... kapan aku bisa menyelesaikannya kalau begini.............” Protes Sora memukul tangan Leeteuk yang berusaha mengambil irisan khimbap lagi.

Leeteuk hanya terkekeh menanggapi kekesalan Sora.

“ Aku kan sudah lapar yoebo............ cepat suapi aku......... aakk............!!” Bukannya menyuapi Sora justru menatap Leeteuk tajam.

“ ihh.......... kau jorok sekali Park Jung Su, cepat pakai dulu bajumu....... baru nanti aku akan memberimu makan.........”

“ Kalau aku tidak mau bagaimana??” Tanya Leeteuk, dengan nada menggoda.

“ Aku akan melakukan ini........... “ Tanpa diduga Sora menarik handuk yang melingkar dipinggang Leeteuk membuat handuk itu jatuh ke bawah.

Leeteuk syok mendapati perbuatan istrinya, bagian bawahnya tiba- tiba terasa dingin, benar saja dia kan belum memakai apapun.

“ aaakkkkkhhhh............. Sora ya............ kau nakal sekali...........” Teriak Leeteuk segera memungut handuknya, dan berlari terbirit- birit menuju kamar.

“ hahahaha............. apa perlu aku yang memakaikan bajumu??? Makanya cepat siap- siap..........!!” Teriak Sora sangat senang, dia tak bisa berhenti tertawa melihat tingkah suaminya.

“ uuhhh............. baiklahh....................!!!” Leeteuk hanya bisa mendengus kesal mendengar teriakan Sora.



***



Seperti rencana awal, Leeteuk dan Sora terlihat sedang berpiknik. Hari libur seperti ini, tidak akan terasa sempurna bila tidak melakukan aktivitas di luar seperti piknik.

Menikmati hamparan rumput yang hijau di bawah guguran kelopak bunga ditambah hembusan angin sejuk tidak mungkin ada yang ingin melewatkannya.

Sora terlihat sedang tidur di pangkuan Leeteuk, sesekali menerima suapan buah semangka yang Leeteuk berikan.

Sebuah kelopak bunga jatuh ditangannya, Sora mendongak. Terlihat bunga- bunga di atas pohon yang tidak sempurna saat beberapa kelopaknya berjatuhan. Padahal awalnya bunga- bunga itu bermekaran indah, namun sejalan dengan waktu perlahan satu- persatu kelopaknya gugur dan akhirnya tak bersisa. Meninggalkan pohon besar itu dalam kesepian musim dingin.

“ Tidak ada yang kekal di dunia ini......... semuanya pasti akan pergi.............” Gumam Sora lirih tanpa sadar. Ucapan itu ia tujukan pada dirinya sendiri.

“ kau bilang apa yoebo??” Tanya Leeteuk yang mendengar Sora mengucapkan sesuatu, namun dia tak dapat mendengarnya dengan jelas.

“ ahh......... tidak ada, aku hanya sedang berpikir.............” Sahut Sora.

“ Memikirkan apa?? Jangan banyak berpikir yoebo....... cukup aku saja yang kau pikirkan, itu sudah cukup...........” Leeteuk malah menanggapi dengan bercanda.

“ Jung Su oppa.......... aku sedang tidak bercanda......... “ Sora merajuk, dia bangun dan kini duduk menghadap Leeteuk.

“ Aku juga tidak bercanda.......... apa kau tidak pernah memikirkanku?? Setiap hari hanya aku kan yang ada dipikiranmu???” Tanya Leeteuk, membuat Sora tersipu dan mengangguk.

“ ya......... kau benar........ hahahahah.................” Sora tertawa.

Namun kemudian Sora terdiam,

“ Tapi pernahkan oppa berpikir bila suatu saat kita akan berpisah?? Misalnya oleh kematian. Tidak akan ada yang pernah menebaknya kan??” Pertanyaan Sora begitu saja keluar. Entah kenapa Sora ingin membahas tentang itu.

Sedangkan Leeteuk merinding mendengar ucapan istrinya.

“ Kau ini bicara apa Sora ya........ jangan bicara hal- hal yang aneh seperti itu lagi..........” Leeteuk terdengar tidak suka, dan enggan membahas masalah itu.

“ ya....... aku tau. Tapi kalau memang itu terjadi, aku ingin aku yang lebih dulu mati karena aku tidak akan sanggup bila harus sendirian di dunia ini tanpamu..............” Belum selesai Sora bicara, Leeteuk langsung mencegahnya.

“ Sudah jangan bicarakan hal itu lagi........ kita akan hidup lama Sora. Melihat anak kita tumbuh besar, kemudian menikah. Memberi kita cucu yang akan menyibukkan hari tua kita, jadi kau akan selalu bersamaku sampai tua...........” Leeteuk memeluk Sora dan tak membiarkannya lagi membicarakan hal yang memang tidak perlu mereka pikirkan.

“ Ne............. “ Jawab Sora singkat.

Mungkin Jung Su oppa benar, aku tidak harus memikirkan sesuatu yang aku sendiri tidak tau bagaimana nantinya.............” Pikir Sora, tetapi tetap saja dia tak semudah itu merasa tenang.

“ Jung Su oppa, bisakah kau berjanji akan selalu menjaga dan menyayangi anak- anak kita??” Tanya Sora lagi. Dia memerlukan kepastian yang akan membuat hatinya tenang.

“ Tentu saja Sora ya....... aku berjanji padamu, selamanya akan menjaga dan menyayangi mereka.............” Ucap Leeteuk sembari tersenyum. Mengelus lembut perut Sora yang buncit.

Juga dirimu Sora ya.............” Sambungnya dalam hati.

Senyum Sora merekah............

Aku bisa tenang sekarang.................!!” Gumam Sora dalam hati, saat menerima pelukan hangat Leeteuk untuknya.



***



Leeteuk Pov



“ Yoebo............. berusahalah sayang, kau pasti bisa!!!” Ucapku memberi semangat pada Sora yang sedang berusaha melahirkan anak kami ke dunia. Hanya itu yang bisa kulakukan, andai saja aku bisa menggantikannya menanggung rasa sakit itu.

Keringat dingin sudah membanjiri wajahnya, kuusap perlahan peluh itu. Kulihat bibir Sora mulai memucat, matanya yang sayu menatapku pasrah, benar- benar membuatku ingin menjerit melihat kondisinya.

“ Oppahh......... aku..... tidak...... kuat.................” Ucapnya dengan susah payah. Dia menggeleng, sebuah butiran bening jatuh kembali di wajahnya.

“ Tidak kau pasti kuat Sora ya............ kau pasti kuat...........!!” Kupegang telapak tangannya erat.

“ eeeennggg...................ahhh..........eeennnngggggggggggg....... huh.....huh.....huh........”

“ Ahhh............... sakit.......................!!” Teriakannya terdengar sangat memilukan di telingaku. Berulang kali Sora terlihat mengejan, namun berulang kali juga dia kehilangan kekuatannya.

“ Sora kau harus kuat sayang.............. kumohon, demi aegi kita............” Bisikku di telinganya, setiap detik aku berdoa agar semuanya cepat berakhir, agar Sora dan bayiku bisa selamat. Sudah lebih dari satu jam dia berjuang, dia pasti sudah sangat kelelahan. Kuciumi telapak tangannya berulang kali, memberinya semangat.

“ Jung Su oppa............. aahhh...... aku..... sudah....tidak kuat lagi................!!” Ucap Sora sangat pelan dengan nafas tersenggal- senggal. Sora tersenyum padaku, sebuah senyum yang tak ingin kulihat. Aku tau senyuman apa itu, sebuah firasat buruk memburuku.

“maafkan aku oppa............!!” Perlahan kulihat mata Sora terpejam. Dia tak sadarkan diri.

“ Tidaaakkkk............ Sora kau tidak boleh menyerah, ayo bangun yoebo..................!!” Teriakku sangat keras. Tapi Sora tak juga membuka kedua matanya.

“ Dokter tekanan darah pasien tiba- tiba menurun drastis...........” Kata seorang perawat di sampingku.

Tekanan darahnya menurun?? Kenapa begitu tiba- tiba?? Apa Sora akan....??? Tidak, kutepis semua pikiran itu, membayangkannya saja sudah membuatku ketakutan. Sora adalah wanita yang kuat, aku tau itu. Tak akan semudah itu dia menyerah seperti ini.

“ Segera siapkan peralatan operasi, kita tidak boleh membuang waktu............” Perintah dokter sigap, sedangkan aku sudah tak bisa memikirkan apapun. Yang terpenting Sora dan bayinya bisa selamat, itu saja yang terpenting.

Ruangan operasi tiba- tiba saja menjadi kabur dalam pandanganku. Entah ini karena air mata yang sudah membanjiri pelupuk mataku, atau karena pertahanan hatiku sudah melemah.

Semua yang dilakukan dokter dan perawat- perawat itu terlihat sangat cepat, mereka bergerak hanya dalam beberapa detik saja, seperti kelebatan cahaya yang tak dapat kutangkap dengan jelas. Waktu di sekitarku berputar sangat cepat, tak memberiku sedikitpun jeda untuk mengikutinya.

Aku seperti berada dalam duniaku sendiri, terpaku menatap Sora yang sudah tak berdaya. Kukecup berulang kali, keningnya, hidungnya, bibirnya. Dapat kurasakan kulitnya yang dingin diantara sisa- sisa air matanya yang justru lebih hangat.

“ Sora ya........ kau ingat saat pertama kali kita bertemu........ saat itu kau tiba- tiba masuk ke mobilku, mengancamku agar membantumu bersembunyi dari pengawal- pengawal yang mengejarmu. Saat itu kupikir adalah hari terburuk dalam hidupku karena bertemu dengan gadis sepertimu. Tetapi semua itu salah Sora ya.......... justru hari itu adalah hari keberuntunganku, karena akhirnya aku bisa mengenalmu, menjadi kekasihmu, dan sekarang menjadi suami yang akan terus menjagamu............... Apa kau masih ingat kenangan- kenangan itu yoebo??” kubisikkan semua ingatan yang tiba-tiba melompat di benakku.

Entah mengapa aku berpikir aku harus mengajaknya mengobrol seperti ini.

“ Tapi lihatlah dirimu sekarang Sora, kau sepertinya tak ingin lagi membuat kenangan- kenangan indah yang sudah kita rencanakan. Kau lebih memilih menyerah dan membiarkanku berjuang sendiri. Ayo Sora, kembalilah sayang.............. !!!” Teriakku sangat keras, tiba- tiba saja aku marah melihatnya tak juga terbangun. Dia tidak boleh begitu saja mengingkari janjinya, aku tidak ingin sendirian di dunia ini.

Kulihat dokter sudah memasangkan alat bantu pernafasan, operasi sepertinya akan segera dimulai. Mereka menarikku agar mundur dan menjauh,

“ Tidak aku ingin tetap di sini menemaninya........ hei....... apa yang kalian lakukan??” Teriakku berontak saat beberapa orang memaksaku untuk menjauh dan keluar. Kugenggang tangan Sora lebih erat, aku tak mau sedetik pun meninggalkannya.

“ Tolong tenanglah tuan Park, Anda harus membantu kami demi kelancaran operasi ini....... silahkan menunggu diluar saja...........” Tak kuhiraukan ucapan dokter, karena saat itu kurasakan pegangan tanganku semakin lama semakin melonggar. Aku ditarik jauh dari Sora...........



Sora Pov



“ Yoebo............. berusahalah sayang, kau pasti bisa!!!” Ucapan Jung Su oppa yang lembut dapat kudengar dengan jelas, diantara rasa sakit yang mendera perutku. Sakit itu timbul tenggelam, membuatku kesulitan hanya untuk mengambil nafas.

Oppa mengusap keringat yang sudah memenuhi wajahku, sedangkan aku berusaha untuk mengejan seperti yang diinstruksikan dokter padaku.

Tetapi bagaimanapun aku mencoba, sepertinya bayi dalam rahimku tak bisa dengan mudah keluar. Padahal sudah sekuat tenaga aku mendorong, namun kurasakan bayiku masuk kembali bersamaan dengan nafasku yang terputus di tengah. Kontraksi yang berulang kali muncul, benar – benar menyiksaku, aku tak kuasa menahan rasa sakit yang begitu dahsyat.

“ Oppahh......... aku..... tidak...... kuat.................” Ucapku dengan susah payah. Karena sekarang tubuhku sangat lemah dan tak ada sedikitpun tenaga yang tersisa. Aku menggeleng pasrah, entah sudah berapa banyak air mata yang menetes dan membasahi wajahku.

“ Tidak kau pasti kuat Sora ya............ kau pasti kuat...........!!” Jung Su oppa memegang tanganku erat, melihatnya seperti ini, menatapku penuh kasih dan berbisik menyemangatiku memberiku kekuatan untuk melakukan lebih.

Kutarik nafasku dalam- dalam sebelum akhirnya mengerahkan seluruh sisa tenagaku untuk mendorong. Sekuat tenaga aku mengejan,

“ eeeennggg...................ahhh..........eeennnngggggggggggg....... huh.....huh.....huh........” tapi tetap saja, semuanya terasa sia- sia saja, aku sudah benar- benar tidak dapat menahanya.

“ Ahhh............... sakit.......................!!” Aku tidak bisa menahan untuk tidak berteriak, demi Tuhan, sebesar inikah perjuangan seorang wanita untuk melahirkan. Kini aku baru bisa merasakannya.

“ Sora kau harus kuat sayang.............. kumohon, demi aegi kita............” Bisik Jung Su oppa di telingaku. Kulihat air mata di pelupuk matanya, dengan susah payah kuusap wajahnya dengan tanganku. Aku mencoba tersenyum padanya, senyuman termanis yang bisa kuberikan.

Dia membalas senyumku, namun senyum itu dengan cepat tenggelam diantara kepanikannya.

“ Jung Su oppa............. aahhh...... aku..... sudah....tidak kuat lagi.................!!”

“ Maafkan aku oppa............!!” hanya itu kata- kata terakhir yang bisa kuucapkan. Aku sangat menyesal tak bisa meneruskan perjuanganku bersamanya, ini terlalu sulit bagiku. Kuharap oppa tidak membenciku, karena aku tak memiliki semangat sebesar itu untuk melawan takdir. Bila memang hidupku harus berakhir sampai disini, aku pasrah.

Tanpa diminta perlahan mataku terpejam, diantara sisa- sisa rasa sakit yang masih terasa membuat tubuhku tak berdaya.





“ Tidaaakkkk............ Sora kau tidak boleh menyerah, ayo bangun yoebo..................!!” Teriakkan yang semakin- lama semakin samar itu mengantarku ke sebuah ruangan gelap tak bercahaya.

Aku merasa kosong, tak ada pikiran,perasaan ataupun rasa sakit yang sedang kutanggung. Aku hanya berdiri mematung di ruangan ini. seperti menunggu sesuatu, yang entah apakah itu aku sendiri tidak tau.

Perasaanku sangat damai saat ini, seperti seluruh beban dalam hidupku tiba- tiba terangkat dan menguap begitu saja.

Dari kejauhan terlihat seberkas cahaya putih yang semakin lama semakin besar dan menyilaukan. Seseorang yang tak dapat kulihat wajahnya dengan jelas berdiri di antara cahaya putih itu. Dengan jubah putih dan sepasang sayap di punggungnya dia tersenyum dan mengulurkan tangan mengajakku untuk ikut bersamanya. Aku sangat tergerak untuk mengikutinya, mungkin dengan mengikutinya aku akan memperoleh kebahagiaan abadi.

Perlahan aku berjalan menuju ke arahnya,

Namun sebuah suara entah dari mana asalnya berhasil menghentikan langkahku.

“ Sora ya........ kau ingat saat pertama kali kita bertemu........ saat itu kau tiba- tiba masuk ke mobilku, mengancamku agar membantumu bersembunyi dari pengawal- pengawal yang mengejarmu. Saat itu kupikir adalah hari terburuk dalam hidupku karena bertemu dengan gadis sepertimu. Tetapi semua itu salah Sora ya.......... justru hari itu adalah hari keberuntunganku, karena akhirnya aku bisa mengenalmu, menjadi kekasihmu, dan sekarang menjadi suami yang akan terus menjagamu............... Apa kau masih ingat kenangan- kenangan itu yoebo??” Tentu saja aku mengingat kenangan itu, kenangan yang seumur hidup tak akan pernah kulupakan. Park Jung Su, lelaki angkuh dan egois yang sering membuatku sakit kepala dengan tingkahnya, kupikir hidupku akan seperti di neraka saat tau bahwa kami dijodohkan. Tetapi semakin lama semakin mengenalnya semua anggapanku berubah, dia adalah lelaki yang sangat hangat dan penuh kasih. Aku bisa selalu tertawa bila di dekatnya, aku akan merasa damai hanya dengan menggenggam tangannya. Tak ada yang sepertinya, di dunia ini, separuh jiwaku, Park Jung Su.

Aku bisa dengan jelas mendengar suara Jung Su oppa.......... ya itu suara Jung Su oppa suami yang sangat aku cintai.

Aku menoleh kebelakang, benar saja, kudapati Jung Su oppa duduk berlutut di depanku. Keadaannya terlihat sangat menyedihkan. Pakaiannya terlihat kusut dengan rambutnya yang acak- acakan. Dia menatapku sambil menangis, mengulurkan tangannya agar aku meraihnya.

Dia terlihat sangat kesepian, sendiri di sana dengan keadaannya yang seperti itu. menghadapkanku pada dua pilihan yang sangat sulit.

Di sebelah kiriku seseorang sedang menungguku untuk memberiku kebahagiaan abadi.

Tapi di sebelah kananku ada Jung Su oppa yang sangat membutuhkanku. Aku tidak mungkin meninggalkannya sendirian. Setidaknya harus ada yang menemaninya.

Setelah terdiam beberapa saat aku akhirnya memilih melangkah ke kiri.Meskipun berat, namun kupikir itulah pilihan terbaik. Selamat tinggal Jung Su oppa.........

“ Tapi lihatlah dirimu sekarang Sora, kau sepertinya tak ingin lagi membuat kenangan- kenangan indah yang sudah kita rencanakan. Kau lebih memilih menyerah dan membiarkanku berjuang sendiri. Ayo Sora, kembalilah sayang.............. !!!” Teriak Jung Su oppa sangat keras, seperti magnet membuat langkahku terhenti. Dia benar, aku terlalu egois bila hanya memikirkan diriku sendiri. Hatiku berubah, biar saja aku tak bisa meraih kebahagiaan abadi itu, biar saja aku harus menahan rasa sakit yang akan selalu datang dalam kehidupanku, asalkan bersamanya aku rela.

Akupun berlari ke arah Jung Su oppa, meraih kembali tangannya yang hangat itu.



Author Pov.....



Leeteuk merasa bahwa genggaman tangannya pada Sora perlahan melonggar, padahal dia tak ingin melepaskan Sora sedetikpun dari pandangannya.

“ Dokter........ tekanan darah pasien kembali normal........!!” Teriak perawat tadi tiba-tiba, membuat semua yang ada di ruangan terlonjak kaget dengan mukjizat yang ditunjukkan Tuhan.

Sora terbangun, dia membuka matanya dan memegang kembali tangan Leeteuk erat, tersenyum ke arah suaminya.

“ Dokter........ aku ingin meneruskannya, kumohon........ aku ingin berjuang melahirkan anakku secara normal!!” Ucap Sora lemah namun terdengar sangat kuat.

“ Apakah Anda yakin nyonya Park?? Anda bisa melakukannya??” Tanya dokter melihat kesungguhan di wajah Sora.

“ Ne............ aku memang harus berjuang, demi diriku sendiri, bayiku, dan juga suamiku..........” Sora menoleh menatap Leeteuk yang sudah kembali berdiri di dekatnya, tersenyum berterima kasih karena Sora mau kembali untuknya.

“ Baiklah kalau begitu, kita mulai lagi proses kelahirannya........ Apa Anda siap??” Tanya Dokter sekali lagi memastikan.

Sora mengangguk mantap seperti baru saja mendapat kekuatan baru, dipegangnya kembali tangan Leeteuk erat.

Kembali Sora berjuang, menarik nafas dalam, berdoa, dan mengejan. Itu dia lakukan berulang kali. Namun sekarang terasa berbeda bagi Sora. Semuanya terasa sangat mudah dan tidak sesakit awalnya.

Terdengar tangisan bayi tak lama setelah itu.

“ Yoebo...... eagi pertama kita sudah lahir, dia sangat sehat sayang.............!!” Bisik Leeteuk ditelinga Sora,

“ Ne......... oppa, aku tau.............” Jawab Sora sembari tersenyum, namun tak lama senyuman itu berubah menjadi teriakan menahan sakit karena sepertinya bayi kedua mereka akan lahir.

“ Jung Su oppaahhh......... ohh..... ohhh........ sepertinya akan keluar lagi..........!!” Pekik Sora, benar saja dia sudah kembali mengalami kontraksi.

“ Ne............ kau pasti bisa Sora ya.......... tinggal sedikit lagi...... kau pasti bisa..........!!” Leeteuk kembali membantu Sora untuk menarik nafas dan mendorong.

Seperti kelahiran bayi pertama, yang kedua pun tak begitu mengalami kesulitan. Hanya dua kali mendorong, bayi itu sudah keluar dengan selamat ke dunia.

“ Kau lihat Sora,, bayi kita sudah lahir sayang........ kau berhasil..........” jerit Leeteuk bahagia, tak dapat mengutarakan seberapa bahagianya dirinya saat ini.

“ Ne......... oppa,.... aku....... senang........!!” Sora tersenyum diantara tangisnya,

“ Kenapa kau malah menangis Sora ya?? seharusnya kau bahagia??’ Tanya Leeteuk tak mengerti kenapa Sora justru menangis semakin terisak.

“ Aniyo......... ini tangis bahagia oppa, aku.......... aku benar- benar bahagia..........” Sora menatap Leeteuk dan meraih wajahnya.

Leeteuk mendekat,

“ Kuharap kau bisa menjaga mereka berdua, buah hati kita Jung Su oppa..............” Ucapan Sora semakin membingungkan Leeteuk.

“ Ya.......... tentu saja, kita akan menjaga si kembar bersama- sama Sora........”

Sora menggeleng...........

“ Tidak oppa......... maafkan aku, sepertinya aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa menepati janjiku. Tetapi kau bisa menepatinya, kau bisa menyayangi dan hidup bahagia dengan kedua anak kita............” Sora semakin terisak, dia menahan rasa sakit yang semakin menderanya.

“ Jangan berkata seperti itu Sora ya........ aku tidak akan memaafkanmu jika kau mengatakannya lagi................ tidak akan................” Leeteuk menggeleng menolak semua ucapan Sora. Terlalu sulit baginya menerima kenyataan yang ada.

“ Kumohon......... berjanjilah............. padaku........ Jung Su.........oppa............” Ucap Sora lirih, nafasnya semakin lama semakin tersengal.

Leeteuk memeluk tubuh Sora, tak membiarkannya untuk berbicara lagi.

“ Sudahlah Sora, kau jangan banyak bicara lagi.......... baiklah aku berjanji akan menjaga dan merawat bayi kita, tapi kumohon............ tetaplah bersamaku............” Bisik Leeteuk tepat di telinga Sora. Dia membelai lembut rambut Sora.

“ Gomawo oppa........... saranghae..............” Balas Sora sangat lirih, dia tersenyum tulus, namun tak lama kemudian tubuhnya terkulai di pelukan Leeteuk, matanya terpejam.

“ andweee..........andweee........... Sora ya........... jangan seperti ini, kumohon bertahanlahhh..................” Teriak Leeteuk sangat keras, namun apa daya Sora sudah tak dapat mendengarnya lagi.

Dokter pun sudah tertunduk tak dapat berbuat apa- apa.

“ Ini tidak mungkin..................” Teriak Leeteuk sembari memeluk tubuh Sora yang sudah terkulai lemah. Banjir air mata tak terelakkan lagi. Semuanya seperti mimpi yang tak berujung, datang secara tiba- tiba namun tak akan pernah dapat diputar kembali.

Ruangan itu seketika menjadi sunyi, hanya tangisan Leeteuk yang dapat terdengar dan sangat menyayat hati.

Kehilangan belahan jiwanya, kehilangan tujuan hidupnya, apa yang dapat Leeteuk perbuat tanpa Sora di sisinya.

Hanya takdir yang bisa menjawabnya..................................



5 komentar:

  1. soranya kok meninggal??peran utamanya meninggal nih?tamat dong??

    BalasHapus
  2. ga terima , ga ikhals , author jahat . kenapa sora nya meninggal ... ga rela.. ga rela .. ga rela ... balikin sora nya lagi vita ... T T ..

    BalasHapus
  3. ga terima , ga ikhals , author jahat . kenapa sora nya meninggal ... ga rela.. ga rela .. ga rela ... balikin sora nya lagi vita ... T T ..

    BalasHapus
  4. huaaaaaaaahhh kok jadi ginih :(( authornya jahaaaattttt kenapah sora d.bikin meninggal :((, gamauuuuuu balikin lagiiiiii bikin happy ending ajh TT

    BalasHapus
  5. jangan tragis begini dong author nim... huaaaaaaa,...
    pleaseee,,, sora nya ga meninggal kan?
    update soon pls author nim.. TT

    BalasHapus