Minggu, 04 Mei 2014

LIE TO ME part 3




Leeteuk terlihat kelabakan sendiri di ruangannya yang besar, otaknya terus berpikir, mulutnya menggumamkan sesuatu yang tidak jelas. Dia kebingungan setelah mendapat telepon dari kakek bahwa hari ini beliau akan pulang ke rumah. Tentu saja Leeteuk senang mendengar kabar itu, tapi permintaan kakek yang membuatnya bingung

“ Bawa cucu menantuku pulang ke rumah kita, dia harus ada saat aku tiba di rumah Teuk ah !!”

Bagaimana aku bisa membawa Kang Sora pulang ke rumah? Tinggal di rumah berarti semakin banyak sandiwara dan kebohongan yang harus kami mainkan.

Otak Leeteuk sudah hampir meledak karena tidak segera mendapat solusi, dia harus menghubungi Sora dulu dan meminta pendapatnya.

“ Yoebboseyo... Sora...ssh.....!!” Baru saja telpon terhubung Leeteuk mendengar suara- suara aneh di seberang sambungan, bukannya Sora yang menjawab, tapi terdengar yoeja ini sedang bersama orang lain.

“ Uhh... cepat masukkan Eunhyuk ah, aduh...aduh...aahh....pelan- pelan!!” Leeteuk mendengar rintihan Sora..

“ Kau jangan banyak gerak Sora sshi..... lubangnya sempit sekali, aku sedang berusaha...!!” Leeteuk yakin itu suara Eunhyuk, yang Sora baru saja panggil.

Rintihan Sora beradu dengan teriakan Eunhyuk

“ Apa yang sebenarnya sedang mereka lakukan??” Leeteuk memucat, dengan susah payah dia menelan ludah, membasahi tenggorokannya yang tiba- tiba kering.

Dia hampir mematikan sambungan namun urung karena terdengar orang lain datang,

“ Omo, apa yang sedang kalian lakukan? Apakah aku boleh bergabung.....!!” terdengar bunyi bam cukup keras seperti benda berat yang jatuh diatas meja.

“ Donghae ya..... kau mau juga?? Silahkan.......aahhh, pelan- pelan Lee Hyuk Jae......!!” Teriak Sora keras.

Semakin membuat Leeteuk tercekat,

“ Gantian biar Donghae saja yang memasukkannya, kau minggir Eunhyuk ah. Dasar tidak berguna....!!” Sora terdengar memerintah, Eunhyuk menggerutu seperti tidak puas.

“ Mungkin kita harus mengolesi lubangnya biar lebih mudah memasukkannya nanti, tunggu sebentar aku akan melakukan sesuatu......!!” Terdengar namja yang dipanggil Donghae tertawa,

“ Lubang?? Mengolesi?? Memasukkan?? Sebenarnya apa yang mereka perbuat siang- siang begini??” tidak mau mendengarkan lagi Leeteuk cepat- cepat menutup ponselnya. Muka dan telinganya memerah dengan mata masih melebar sempurna.

Merasa haus dia meminum habis air di atas meja.

“ Huuuhh...... kenapa siang ini terasa sangat panas? Panas sekali...!!”Leeteuk melonggarkan dasi dan membuka kancing kemejanya. Sembari menggeleng- gelengkan kepala mencoba menghilangkan pikiran dalam otaknya.

“ Hyuuuung......!!” Kyuhyun berteriak keras sesaat setelah membuka pintu, disampingnya ada Siwon dan Yesung yang mengikuti.

Leeteuk masih sibuk dengan pikirannya sendiri, bahkan Yesung harus menepuknya berkali- kali agar dia tersadar.

Alih- alih memberikan perhatiannya Leeteuk malah bergumam tidak jelas,” memasukkan ke dalam lubang, bila mendengar kata itu apa kalian berpikiran yang sama denganku??” Leeteuk menggeleng seperti orang kesurupan.

Ketiga teman Leeteuk mengernyit tak mengerti. Hyung nya tiba- tiba bertanya seperti itu, tapi ada hal yang lebih penting yang ingin mereka tanyakan.

“ Teuk hyung, apa benar kau sudah menikah? Dan sekarang istrimu juga sudah hamil??” Pertanyaan Yesung membuat Leeteuk langsung berpaling menatapnya dan bertanya bagaimana mereka tahu. Padahal baru kemarin dia mengungkapkan kabar itu pada kakek, dan tidak banyak yang tahu. Kyuhyun memberikan sebuah surat kabar dan benar di halaman pertama ditulis kabar bahwa Park Leeteuk, pewaris tunggal Park Group telah menikah dan hidup bahagia dengan istrinya.

“ Siapa yang menyampaikan gosip seperti ini??”

“ Itu, ada nama narasumbernya!!” Yesung menunjuk nama di bawah artikel,

Mata Leeteuk melebar,” Kakek??!!!!”

“ Bisakah kau menjelaskan semua pada kali hyung??”

“ Ceritanya sangat panjang.....”



Di tempat lain, Eunhyuk, Sora dan Donghae masih kesulitan membantu Sora memakai cincin yang baru dibelinya.

“ Kau beli dimana cincin ini Sora ah??? Buang saja ya, nanti aku belikan cincin yang lain yang lebih bagus!!” Eunhyuk sudah menyerah, tidak mungkin memasukkan cincin berlubang lebih kecil dibanding jari- jari Sora.

“ Andweee... yah, ini cincin berharga aku membelinya dari He Jin dan dia bilang ini salah satu peninggalan putri Diana, kau tahu putri Diana?? Pangeran Charles sendiri yang menghadiahkannya..............!!”

“ Dan kau percaya dengan bualan He Jin??”

Sora menolak mendengarkan ucapan Eunhyuk, dia sebenarnya juga memiliki pikiran yang sama tapi Sora berusaha agar tidak menyesal setelah membeli cincin yang mahal sekali harganya.

“ Terserah kalau begitu.....!!” Eunhyuk bangkit dan berjalan keluar meninggalkan Sora, dia mendengar Sora mengumpat padanya.

“ Ya sudah, bilang saja tidak mau membantu, aku bisa melakukannya sendiri!!” Eunhyuk hanya bisa menghela nafas mendengar bagaimana keras kepalanya Sora.

Sedangkan Sora terlihat memandangi ponselnya sendiri dan baru ingat tadi Leeteuk meneleponnya.

Mungkin ada hal penting, pikir Sora. cepat- cepat dia menelpon balik Leeteuk ketika Donghae berteriak padanya, “ Sora ah, aku sudah mengolesinya dengan lotion, kupikir sekarang pasti bisa....!!” Sora mengangkat tangannya memberi isyarat agar Donghae tidak berisik. Donghae mengunci mulutnya rapat- rapat dan hanya berusaha memakaikan cincin yang dia bawa di jari Sora.

Sora :“ Yoebboseyo... Leeteuk sshi, ada apa tadi kau menelepon?? Maaf tadi aku sedikit sibuk, jadi tidak terlalu mendengarkanmu....!!”

Leeteuk ‘ Tentu saja kau tidak mendengarkanku, kau sibuk dengan dua namjamu itu kan??’

:“Ah iya, tidak apa- apa Sora sshi, aku bisa maklum......!!!”

Sora : “ Jadi kau ingin bicara apa??” Tanya Sora sambil memperhatikan Donghae yang berusaha keras memasangkan cincinnya.

Leeteuk : “ Ini soal kakek, dia memintaku membawamu pulang ke rumah, jadi setelah ini kau harus bersiap- siap mengemasi semua barangmu dan pindah ke rumahku.....”

Sora : “ Apa??”

Leeteuk :” Tidak usah berteriak terkejut seperti itu Sora sshi, aku juga sudah dibuat pusing dengan hal ini. Tetapi ini sudah tertulis di dalam kontrak yang menyebutkan kita harus tinggal bersama bila memang keadaan memaksa demikian.....

Sora : “................”

Leeteuk : “ Sora sshi, kau masih mendengarku kan?”

Sora : “ Ne......” Jawab Sora tak bersemangat.

Donghae tiba- tiba menyela, “ Sora ya, lihat sudah masuk setengah..... tapi bagaimana kalau setelah masuk kau tidak bisa melepasnya lagi?? bukankah ini jari manis yang seharusnya memakai cincin pernikahan??”

Sora tersentak mendengar ucapan Donghae” Kalau begitu kenapa kau pakaikan Donghae ya?? cepat lepaskan!!” Teriak Sora pada Lee Donghae, tapi Leeteuk juga mendengar teriakan kerasnya.

Sora : “ Omo...... mianhae Leeteuk sshi, aku mengagetkanmu ya, hahahaha.....”

Leeteuk : “ Kau memakai cincin??!!” Leeteuk lagi- lagi bergumam tidak jelas. Dia seperti memikirkan sesuatu dalam benaknya. Sedangkan Sora terus memanggil namanya.

“ Sora sshi, sebaiknya kau bersiap aku akan menjemputmu setengah jam lagi, kita harus ke suatu tempat terlebih dulu......”

Namun saat Sora hendak bertanya kemana Leeteuk sudah mematikan ponselnya,

“ Tidak sopan, bukankah aku yang menelepon, seharusnya aku yang memutuskan sambungan lebih dulu....!!”

Mata Sora tertuju pada Donghae,” Yaaahh..... Donghae ya, apa yang sedang kau lakukan??”

“ Memakaikan cincinmu, bukankah itu tadi yang kau minta...........??” Jawab Donghae dengan lugunya,

“ Tidaaakk........ cepat lepaskan, lepaskan Lee Donghae..... buang saja cincin tidak berguna ini...!!!” Teriak Sora antara frustasi dan kecewa karena merasa telah dibohongi.



*****

Ternyata Leeteuk membawa Sora ke sebuah toko perhiasan di distrik Cheongdamdong.

Sora yang awalnya terus memasang muka cemberut karena masalah cincin yang dibelinya, seketika wajahnya berubah cerah dan berbinar.

Ini pertama kalinya dia memasuki toko perhiasan elit, matanya menyapu semua pemandangan yang disuguhkan padanya. Semua tampak berkilauan dengan pantulan beratus- ratus perhiasan yang dipajang dengan apik di balik etalase.

“ wooaahhh.... bukankah disini tempat dimana artis- artis sering membeli perhiasannya?? Aku sering melihat tempat ini di TV!!”

“ YA kau benar, dan sekarang pilih salah satu dari mereka......!!” Leeteuk menunjuk pada deretan cincin yang sudah ditunggui manager pemasarannya sendiri dengan senyum ramah.

“ Pilih yang kau suka.........!!”

“ Chincaru?? Chincaru Leeteuk sshi??”

Anggukan Leeteuk pertanda positif bagi Sora, segera gadis ini mencari- cari cincin yang dia inginkan.

“ Bagaimana kalau yang ini?? bagus kan??” Sora menunjuk sebuah cincin bermata berlian yang cukup besar.

“ Kita mencari cincin pernikahan Sora sshi, bukan cincin pesta, kau mau pamer!!”

Sora merengut, “ Baiklah..... yang lain, nah....... yang ini bagaimana bagus tidak???” Sora kembali menunjuk cincin yang tidak jauh berbeda dari yang pertama hanya sekarang dia langsung minta mencoba.

“ Otte Leeteuk sshi?? Yang ini ya??” Sora memamerkan cincin di tangannya pada Leeteuk. Tersenyum sendiri mengagumi betapa cantiknya cincin itu dan sangat pas di jarinya.

“ Ada apa dengan seleramu??” Leeteuk menggeleng tidak setuju, dia sejenak mencari-cari dan menunjuk sebuah cincin couple yang terlihat sederhana tetapi berdesain unik, hanya dengan satu mata kecil di tengahnya.

“ Kita ambil yang ini saja, tolong disiapkan.......” Tanpa meminta pendapat Sora lagi Leeteuk langsung mengambil cincin pilihannya.

“ Pilihan yang tepat direktur Park, tunggu sebentar kami akan menyiapkannya......!!” Manager yang masih terlihat muda diumurnya yang mungkin sudah berkepala empat itu tersenyum kemudian berlalu membawa cincin pilihan Leeteuk.

Meninggalkan Leeteuk dan Sora sendirian dalam keadaan tensi setelah perdebatan kecil tadi.

“ Kalau seperti itu kenapa kau mengajakku Leeteuk sshi, akhirnya kau memilih sendiri!!” Gumam Sora pelan, Leeteuk tentu mendengarnya tapi dia mencoba tidak menggubris.

“ Namja sama saja, tidak peka.......”

Leeteuk kali ini tidak tahan, dia akhirnya menimpali...” Siapa yang kau sebut tidak peka?? Justru aku sangat peka menanggapi seleramu yang rendah. Aku tidak akan mau memakai cincin pilihanmu tadi, kau harus ingat bukan hanya dirimu yang akan memakainya Sora sshi, aku juga....” Jawab Leeteuk tak memberi Sora waktu untuk membalas, Sora merasa terpojok.

Akhirnya gadis ini menyerah, “ Terserah kau.....!!”

Bersama Leeteuk mood Sora yang dari awal sudah buruk bertambah buruk karena ulah namja ini.

Sora menjadi sangsi apakah dia bisa tinggal seatap dengan pemuda arogan ini selama sembilan bulan?? Jangankan sembilan bulan, baru beberapa menit saja rasanya Sora ingin kabur dan membatalkan kontraknya.



Leeteuk memarkirkan mobilnya di sebuah gang yang tidak terlalu lebar. Banyak rumah- rumah kecil di sekitar kompleks ini. salah satunya adalah rumah Kang Sora, letaknya tepat berada di atas setelah melewati sebuah undak- undak besar. Leeteuk menoleh pada Sora yang masih enggan beranjak dari mobilnya, entah apa yang sedang dipikirkan gadis ini, Leeteuk tak bisa menebaknya.

“ Leeteuk sshi, apakah...... apakah aku harus pindah ke tempat tinggalmu?? Tidak bisakah.........” Sora bergumam tidak jelas, Leeteuk akhirnya mengerti apa yang dicemaskannya.

“ Misalnya aku mengarang bahwa kita sudah memiliki rumah dan lebih senang tinggal di rumah kita sendiri, begitu maksudmu??”

Sora mengangguk, matanya sedikit bersinar mendengar ucapan Leeteuk.

“ Aku tidak mau membahayakan kakek dengan mengecewakan perasaannya lagi Sora sshi, dia sangat menginginkanmu tinggal bersama...... aku tidak bisa melakukan apapun, bahkan kakek sudah berencana mendaftarkan pernikahan kita!!” Ucapan Leeteuk yang terakhir itu terdengar seperti mimpi bagi Sora. Mendaftarkan pernikahan?? Bagaimana mungkin sedangkan mereka sebenarnya tidak pernah menikah. Sekali lagi Sora menghela nafas panjang, dia minta ijin sebentar pada Leeteuk untuk mengemasi barang- barangnya. Leeteuk menawarkan bantuan, tapi Sora menolak halus dan mengatakan bahwa dia tidak akan lama, toh tidak ada banyak barang yang bisa dia bawa.

Sesampainya di rumah yang hanya berukuran kecil tapi sudah sangat dikenalnya itu, Sora langsung mengambil sebuah tas koper di atas lemari, mengeluarkan beberapa helai baju dan perlengkapan lainnya. Memang tak banyak yang bisa di bawa, bahkan masih ada sela kosong di dalam kopernya.

Sejenak Sora menerawang, mengamati setiap bagian rumah peninggalan orang tuanya itu. Pasti dia akan sangat merindukan rumah ini. Sebuah bingkai foto di atas meja mengalihkan perhatiannya, itu foto kedua orang tuanya, kakak lelakinya, dan Sora sendiri. Dalam foto itu Sora masih kecil, kakaknya dengan hangat merangkul Sora kecil. Kakak yang sudah lama menghilang, setelah kecelakaan yang menimpa keluarganya.

Sora memasukkan foto satu- satunya itu ke dalam koper yang akan dibawanya. Sebelum akhirnya keluar dan menjinjing koper itu keluar dari rumahnya.

Tidak ada lagi kata menyesal, Sora harus menjalani ini karena dia sudah memilih membantu Leeteuk.

Leeteuk sendiri terlihat tidak sabar menunggu Sora diluar, gadis ini bilang tidak akan lama tetapi ini sudah hampir satu jam. Dia berjalan mondar- mandir di depan mobilnya. Wajahnya terangkat saat melihat Sora menjinjing tasnya menuruni tangga.

Leeteuk sudah akan protes tapi dia segera mengurungkan niatnya. Mengingat bagaimana tertekannya Sora tadi saat keluar mobil.

“ Leeteuk sshi, maaf ya..... pasti aku membuatmu menunggu lama.......!!” Sora melambai dan tersenyum ceria pada Leeteuk. Leeteuk membatin, kemana perginya gadis tadi yang bahkan tatapannya bisa membuat orang menangis iba. Kini Sora kembali pada sikap asalnya, itu membuat Leeteuk sedikit tenang.

“ Apa yang kau bawa ini??” Tanya leeteuk saat Sora memasukkan kopernya ke dalam bagasi mobil.

“ Baju, kau pikir apa?? Tidak mungkin kan aku terus- menerus memakai baju yang sama selama di sana?”

Sora memandang leeteuk sekilas dan menangkap senyuman pendek di wajahnya yang dingin.

Mobil pun melaju meninggalkan derit pelan di jalanan beraspal itu.



***

“ Tidak, kakek sudah datang........!!!” Leeteuk melihat mobil hitam milik kakeknya sudah terparkir dengan beberapa pengawal yang tampak berjaga- jaga. Dia tidak punya waktu lagi. Leeteuk tak mengindahkan teriakan Sora yang masih ingin mengambil kopernya di bagasi.

“ Sudahlah, biarkan saja......... nanti ada yang akan mengambilnya, sebaiknya kita cepat masuk....!!” Leeteuk menarik tangan Sora dan mengandengnya melewati sisi lain jalan menuju rumah utama. Dia menyusuri lorong yang jarang sekali di lewati. Sehingga tak banyak penjaga di sana.

“ Kenapa kita lewat sini??” Tanya Sora masih tak mengerti kenapa mereka masuk rumah seperti pencuri yang mengendap- endap.

“ Ini jalan pintas, sudahlah jangan banyak bicara, lari saja yang kencang.....!!” Tidak banyak bersuara lagi Sora mengikuti kemana Leeteuk membawanya berlari. Dalam hati Sora membatin berapa luas area rumah ini, jalan masuknya saja panjang dan berliku.

Melihat pintu berbingkai kaca di depannya Leeteuk langsung menerjang membukanya. Lewat pintu ini dia bisa langsung menuju kamarnya sebelum kakek mengetahui keterlambatan mereka. Tapi tanpa di duga ternyata tuan Park sudah berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya. Dengan cepat Leeteuk mengerem menimbulkan bunyi decitan dari suara sepatu yang bergesekan dengan lantai. Membuat Sora yang juga berlari di belakangnya tanpa persiapan menabrak punggung Leeteuk dengan keras.

“ Leeteuk sshi, bisakah kau memberi tanda dulu kalau mau berhenti......!!” Desah Sora sambil menggusap- usap kepalanya yang tak sengaja menabrak punggung Leeteuk. Sora mendongak, dia melihat kakek berdiri di depannya, membuat Sora meringis salah tingkah.

Tuan Park membalas senyuman Sora sejenak, kemudian kembali menatap Leeteuk.

“ Sepertinya kakek lagi yang menang Teuk ah, jadi kau harus menerima hadiah dari kakek. Tapi kakek penasaran, apa yang membuatmu bisa terlambat?? Jangan- jangan kau memang merencanakannya ya?? berpura- pura menolak tapi sebenarnya ingin?? Ooohh??” Alis tuan Park naik, pertanda dia sedang menggoda Leeteuk.

“ Kalian sedang bicara apa sih?? Aku tidak mengerti??” Bisik Sora pada Leeteuk yang saat ini terlihat seperti orang baru kalah perang dan harus menyerahkan semua kekuasaannya pada lawan.

Leeteuk menjawab dengan berat, “ Kakek dan aku bertaruh siapa yang lebih dulu sampai di rumah dia yang berhak mengajukan satu keinginan.”

“ Dan, keinginan kakek adalah??”

“ Kita harus mau menjalani bulan madu di pulau pribadi kakek!!”

Sora terkesiap, “ Apaaaa???”

Belum selesai masalah yang satu, sudah muncul masalah yang baru.

Sora merasa pekerjaan ini adalah pekerjaan terumit yang pernah dia kerjakan.

Setelah itu Sora tak banyak lagi bertanya, dia terlalu larut dalam pikirannya sendiri. Bahkan saat Leeteuk membawanya menyusuri rumah dan akhirnya sampai di sebuah kamar Sora tidak menyadari itu.

“ Di sini kau akan tinggal untuk sementara waktu, jadi anggap saja rumah sendiri....!!” Ucapan Leeteuk membuyarkan lamunan Sora. Sora memandang ke sekelilingnya, dia pernah melihat kamar ini sebelumnya, dan foto di atas buffet mengingatkan Sora akan siapa pemilik kamar ini.

“ Leeteuk sshi, bukankah ini kamarmu?? Lalu kamarku dimana??”

Leeteuk melirik Sora dengan tatapan seolah berkata, apa gadis ini tidak mengerti juga?? Atau dia terlalu bodoh untuk mengerti.

“ Tentu saja ini akan menjadi kamarmu juga, kamar kita....... kau kira kakek akan membiarkan kita tidur di kamar yang berbeda?? Itu akan membuatnya semakin curiga....!!”

“ Ja...jja...jaadi... mak...makk....maksudmu, aku juga tidur di sini, di kamar ini, bersamamu???” Teriakan Sora yang terlalu keras memaksa Leeteuk membekap mulutnya. Sora meronta meminta dilepaskan dan hendak kabur keluar, membuat Leeteuk harus mengunci dan memegangi Sora. karena tenaga Sora yang lumayan besar, membuat Leeteuk sedikit kesulitan dan tak memiliki pilihan lain selain menjatuhkan tubuh mereka di ranjang dan menindih Sora dengan tubuhnya. Sora jatuh dengan badan setengah tidur di ranjang, dengan posisi Leeteuk berada di antara kedua kakinya.

“ Sora sshi, tenanglah... dengarkan aku..... kita sudah sepakat, dan kau sudah menandatangani kontrak itu. Jadi kita harus bekerja sama, atau kau mau aku menuntutmu dan agensimu atas ketidakpuasan pelanggan??”

Leeteuk bicara pelan, namun Sora bisa dengan jelas mendengarnya. Gadis ini mengangguk mengerti, mungkin dia terlalu berlebihan tadi.

Melihat Sora tidak lagi berontak Leeteuk melepaskan bekapan tangannya.

Dia baru menyadari posisi mereka yang sedikit mengudang dan langsung menjauh dari Sora.

Sora pun berdiri salah tingkah dan segera merapikan bajunya,

“ di sini hanya ada satu ranjang, jadi dimana aku harus tidur??” Tanya Sora berusaha tenang, padahal jantungnya berdebar tidak karuan.

“ Itu ada sofa panjang, kau tidur disana......!!” Leeteuk menunjuk sebuah sofa beludru di sudut ruangan,

“ oohh....... waahh..... “ Sora tak mengira Leeteuk setega itu, tapi dia tidak punya pilihan lain. Daripada tidur satu ranjang lebih baik dia tidur di sofa.

Dan setelah itu tak ada yang saling bicara, Leeteuk langsung menyibukkan dirinya dengan notebook di meja kerjanya dan dengan cepat tenggelam dalam pekerjaannya. Sedangkan Sora masih tetap duduk di sofa dan bingung mau melakukan apa. Sebenarnya dia ingin mandi karena merasa badannya sudah lengket oleh keringat akibat berlarian siang tadi, tapi lagi- lagi Sora merasa tidak nyaman. Haruskah dia meminta Leeteuk menunjukkan kamar mandi lain.

“ Apa kau tidak mau mandi?? Kau bisa memakai kamar mandi di sana...!!” Leeteuk menunjuk sebuah pintu putih di sebelah meja kerjanya tanpa harus mengangkat wajahnya dari file yang sedang dia baca. Itu pasti kamar mandi pribadi Leeteuk, Sora sudah menebaknya sejak tadi.

“ Apa tidak apa- apa aku memakainya?? Maksudku, apa tidak ada kamar mandi lain di rumah ini??” Tanya Sora hati- hati.

“ Tentu ada, belasan kamar mandi tersedia di rumah ini. Tapi aku tidak akan membiarkanmu membuat kakek curiga. Sudah cepatlah mandi, atau kau mau tidur seperti itu??”

Sora tak punya pilihan lain. Dia pun beranjak menuju kamar mandi.

Saat sampai di dalam, Sora tak bisa menyembunyikan kekagumannya.

Kamar mandi Leeteuk sangat mewah dan luas.

Dengan jakuzzi putih besar, lantai marmer berwarna gading, shower, kloset, wastafel, semuanya lengkap. Bahkan sudah tersedia cermin besar di sisi dinding, yang ternyata adalah pintu menuju kamar ganti.

Sora memutar kran air, dan merasakan hangatnya percikan air itu di tangannya.

Sangat nyaman....

Apalagi bila dia berendam di jakuzzi dengan air hangat, aroma terapi, dan sedikit busa yang lembut.

“ aahhh....... pasti menyenangkan.......!!”

Tapi cepat- cepat Sora membuyarkan angannya itu, karena Leeteuk sudah berteriak memanggilnya agar segera bergegas karena kakek sudah menunggu mereka untuk makan malam.

Sora segera menyelesaikan mandinya, dan ketika akan memakai baju dia sadar bajunya masih ada di bagasi mobil Leeteuk. Sedangkan baju yang tadi di pakainya sudah teronggok basah di atas lantai.

Ottoke?? Bagaimana ini?? Aku harus memakai apa??

Sora mondar- mandir kebingungan hanya dengan memakai handuk putih yang menutupi tubuhnya. Tidak mungkin dia keluar dengan hanya memakai handuk.

Sampai akhirnya dia melihat sebuah piyama mandi terlipat dengan rapi di atas meja kaca.

“ Ah, mungkin aku bisa memakai ini..... setidaknya bisa menutupi seluruh tubuhku.......!!”

Piyama itu pasti milik Leeteuk, karena Sora memakainya sedikit kebesaran. Ujungnya tepat menutupi di bawah lutut Sora, dengan lengan yang juga pasti kepanjangan tapi Sora cukup melipatnya saja.

Perlahan dia keluar kamar mandi dan menemukan Leeteuk sudah bersiap- siap akan turun.

Leeteuk menoleh, dia tercenung melihat Sora yang baru saja selesai mandi dengan rambut masih basah dan aroma sabun yang berkoar- koar memenuhi ruangan.

Menyadari leeteuk terus memperhatikannya, wajah Sora sontak memerah. Dia semakin merapatkan piyama yang dipakainya, karena saat ini hanya kain itulah yang menutupi tubuhnya.

“ A...aku pinjam ini karena aku lupa membawa bajuku tadi.....!!”

“ Oh..........”

Mendengar Leeteuk hanya menanggapi seperti itu Sora langsung menyemburnya, mencoba menghilangkan rasa canggung yang terlalu kuat menderanya.

“ Ini salahmu juga Leeteuk sshi, andai saja tadi kau membiarkanku mengambil koperku dulu, aku pasti sudah punya baju ganti...... dan kau hanya bilang oh??” Sora berbicara kasar dan sangat menyinggung. Tapi tetap dengan wajah memerah karena malu.

Leeteuk hanya tertawa dan menambahi, “ Kalau hanya masalah pakaian, kau tidak perlu marah- marah seperti itu Sora sshi, siapa suruh kau tidak bertanya dulu. Di dalam sana, apa kau melihat ruang ganti?? Aku sudah menyediakan beberapa pakaian wanita di sana, kau bisa memakai mana yang menurutmu cocok.......”

“ Oh,” Sora tak menyangka dengan kebaikan Leeteuk ini. Dia merasa tidak enak karena sudah marah- marah tidak jelas.

“ Baiklah aku menunggumu di bawah, segera turun bila sudah selesai!” Leeteuk pun meninggalkan Sora yang masih tepekur berdiri di tempatnya.

“ Woah, namja ini benar- benar!!!” Gumam Sora sembari memegangi dadanya yang sejak tadi tak bisa diajak kompromi.

***

Sora berjalan menuruni tangga dan langsung melihat Leeteuk serta tuan Park sudah menunggu di meja makan. Dengan gaun rumah biru safir berpotongan sederhana namun tetap terlihat cantik Sora tersenyum menyapa orang yang sudah menunggunya.

“ Oh, cucuku akhirnya kau turun, kemarilah...... kita makan malam bersama....!!” Sambut tuan Park berbinar. Dia menyikut Leeteuk agar menarikkan kursi bagi Sora dan menyuruhnya duduk dengan nyaman.

“ Benarkah kalian ini suami istri?? Kenapa sikapmu dingin sekali Teuk ah, dia istrimu perlakukan dengan penuh kasih sayang!!” Ucapan kakek membuat Leeteuk tersedak mengunyah makanan di mulutnya. Dia saling bertukar pandang dengan Sora.

“ Ah, kakek..... itu tidak benar Teuk oppa sangat memperhatikanku, hanya saja mungkin dia lelah seharian mengurusi kepindahan kami...., benar kan yoebo??” Sora berkedip pada Leeteuk membuat Leeteuk hanya mengangguk mengikuti perkataannya.

“ Benar kek, tapi berkat Sora aku tidak pernah merasa sebahagia ini.......!!” Leeteuk dengan canggung mengalungkan lengannya di pundak Sora, menarik Sora dalam pelukannya dan mencium kening Sora pelan.

Sora diam saja menerima perlakukan hangat Leeteuk.

Sedangkan kakek tersenyum sendiri melihat dua orang di depannya, “ Oh iya, ngomong- ngomong kapan kalian akan mengambil hadiah dari kakek?? Lebih cepat lebih baik Teuk ah, kosongkan jadwalmu sejenak dan bersenang- senanglah dengan istrimu.......!!!”

Leeteuk langsung menegakkan duduknya, “ Kalau masalah itu, aku akan membicarakannya lagi dengan Sora. selain itu Sora sedang hamil, jadi tidak baik kalau dia sering- sering bepergian jauh.... bukankah begitu kek??” Leeteuk bangga dengan otaknya yang encer, dia bisa dengan cepat mencari alasan untuk menolak halus keinginan kakeknya.

“ Kau juga merasa seperti itu kan yoebo?? Beberapa hari ini kau sering mengeluh tidak enak badan kan??” Leeteuk kini meminta dukungan Sora. dan sekali lagi Sora mengiyakan ucapan Leeteuk.

“ Benarkah itu Sora ya?? oh.... sayang sekali, padahal kakek tulus memberikan hadiah ini untuk kalian.” Kakek Park menelusuri perut Sora yang datar. Dia sedikit mengernyit,

“ Kalau boleh tahu, sudah berapa bulan kandunganmu itu sayang??”

Sora mendekat di telinga Leeteuk, “ Aku harus bilang berapa bulan??”

Leeteuk menjawab, “ terserah kau, aku tidak mengerti masalah seperti itu......!!”

Sora kembali melihat ke arah kakek yang masih menunggu jawabannya dengan sabar,

“ ehh.... 3 minggu kek, iya masih tiga minggu........!!” Jawab Sora tidak yakin. Dia benar- benar gugup berbohong pada tuan Park.

“ Oh, makanya masih belum terlihat, dua atau tiga bulan lagi pasti tubuhmu berubah..... kau akan terlihat semakin bersinar saat hamil Sora ya........!!!” Kakek Park tersenyum dengan hayalannya meninggalkan Sora dalam pikirannya sendiri.

“ Apanya yang bakal berubah?? Aku kan tidak benar- benar hamil.......!!” Sora mengelus perutnya yang datar sembari mencuri pandang pada Leeteuk.

Leeteuk tahu apa pikiran Sora, dan dia berbisik “ Kita pikirkan masalah itu nanti, sekarang habiskanlah makanan di piringmu, dan jangan terus menerus memandangiku. Memang aku tampan tapi aku risih kau pandangi terus seperti itu...........!!” Leeteuk kembali pada makanannya membiarkan Sora tercenung menatap hidangan di piringnya.



To Be Continue

3 komentar:

  1. aaahhh otak aku ternodaiiiii >.<

    udah mulai seruuu...lanjutkan............^^

    BalasHapus
  2. Omo..... vita buat jessi panas dingin diawal cerita, dan ternyata sebuah cincin rupanya...
    Cool abiezzz.........

    BalasHapus
  3. ampun...
    kok jadi meluber kemana-mana boongnya...
    mana kakeknya teuk Oppa semangat bngt pulaa... aigooo...
    lanjut ke next part :)

    BalasHapus