Kamis, 26 Juni 2014

The Baby, You, and Me – 23 (Last Part)



Sora menarik selimutnya dengan enggan saat jam wekernya berulang kali berbunyi. Dia kemudian turun dari tempat tidur dan bergegas menuju wastafel. Siang ini ada rapat penting, jadi mau tidak mau Sora harus berangkat ke kantor. Kantung di bawah matanya masih terlihat jelas karena semalam dia harus berusaha keras untuk terpejam namun gagal dan berakhir dengan hanya menatap nyalang langit- langit kamarnya hingga fajar hampir menjelang. Sekarang dia menyesal, karena pasti nanti semua orang akan menanyakan kenapa dia terlihat kurang tidur.

Bagaimana mungkin Sora bisa tidur nyenyak bila bayangan Jung Su ketika menciumnya di bawah menara Eiffel terus saja terngiang- ngiang di benaknya. Tanpa sadar dua jemari Sora menyentuh bibir bawahnya. Ciuman kemarin masih terasa, dan Sora tidak bisa menghilangkan itu. Jung Su benar- benar sudah membuatnya gila.

“Pabboo..........” Gumam Sora sebelum akhirnya menuju kamar mandi dan bersiap- siap berangkat kerja.



Setelah selesai dengan rutinitas paginya, Sora menuju meja makan dan menyapa Victoria yang akan menyuapi Kyumin. Sora pun meminta mangkuk makan Kyumin dan ingin menyuapi Kyumin sendiri. Kyumin terus berceloteh tentang bagaimana harinya di sekolah, meskipun dengan bahasa yang masih sangat sederhana dan kadang sulit dimengerti, Sora senang melihat Kyumin bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya.

“ Nanti omma akan menjemput Kyumin di sekolah, jadi Kyumin harus mengenalkan siapa saja teman Kyumin pada omma ya?? janji Kyumin ah??”

“ Ne... omma, Kyu- nji...omma.... jangan...ho..hong ya......!!” Sahut Kyumin sangat senang, dia menautkan kelingking kecilnya pada kelingking Sora. Sora mengangguk sembari menahan tawa mendengar setiap kata yang Kyumin berusaha ucapkan. Tidak terasa Kyumin sudah tumbuh menjadi anak yang kritis sekaligus menggemaskan. Kadang Sora kesulitan menjawab pertanyaan- pertanyaan Kyumin yang penuh rasa ingin tahu itu. Berada dekat dengan Kyumin sekarang menjadi prioritas Sora dalam hidupnya. Dia ingin melihat Kyumin tumbuh menjadi laki- laki yang sukses kelak.

“ Omma...... chu....” Kyumin menarik ujung blezzer Sora karena saat ini Sora sedang melamun dan tak menjawab permintaannya. Kyumin menunjuk- nunjuk pipinya meminta ciuman. Sora pun berjongkok mensejajarinya dan mengecup pipi Kyumin sayang. Kyumin juga membalas mencium pipi Sora. Sora kembali tersenyum menerima kasih sayang yang Kyumin tunjukkan. Mereka berdua sedang berdiri di depan pintu, karena Sora sudah akan berangkat bekerja.

“ Kyumin ah, ayo cepat ganti baju, nanti kita bisa terlambat ke sekolah.........” Teriakan Victoria dari dalam kamar, membuat Kyumin ingin berlari namun sebelum itu bocah laki- laki ini kembali mencium Sora.

Sora menggeleng,” Kyumin ah, cepat sana, bibi Vic memanggilmu......!!” Sora mencubit pipi Kyumin gemas, keduanya tertawa sampai Kyumin berlari gesit mencari Victoria.

Sora sudah menutup pintu apartemennya dan bersiap memasuki lift , dia berjalan sambil mencari sesuatu di dalam tasnya sehingga Sora tidak melihat jalan di depannya. Sedang sibuk mencari tiba- tiba tubuhnya terhenti karena membentur seseorang. Sora mendongak, dan dia menemukan Park Jung Su sudah berdiri di depan pintu lift serta melambai ke arahnya.

Sora mencoba menghindar, namun dengan cekatan Jung Su menariknya dan mengajak Sora menaiki lift.

“ Kau mau kemana?? Bukankah kau ingin berangkat kerja Sora sshi, ini jalan satu- satunya untuk turun...!!” Kata Jung Su bersamaan dengan pintu lift yang tertutup.

“ Tidak, lebih baik aku lewat tangga darurat saja daripada harus satu tempat denganmu Jung Su sshi........” Jawab Sora ketus, dia tidak mau sekalipun menatap Park Jung Su.

Mendengar jawaban Sora, Jung Su tergelak,

“ Masih saja ketus, baiklah aku akan diam saja kalau begitu, tapi ijinkan aku mengantarmu.....” Jawab Jung Su santai.

Sora langsung menoleh ke samping hendak menolak, tapi melihat Jung Su tidak lagi ingin bersitegang dan kini justru memilih menyilangkan tangannya di depan dada membuat Sora mengurungkan niatnya.

Mereka pun bersama dalam kebisuan, hanya suara lift yang terbuka dan menutup serta langkah kaki bergantian orang- orang yang keluar masuk lift menjadi pemecah keheningan antara keduanya. Banyaknya orang yang masuk membuat lift terasa sesak, mendorong Sora untuk semakin merapat pada Jung Su yang sedari tadi berdiri beberapa jarak darinya. Tentu saja hal ini membuat Sora merasa tidak nyaman, tapi dia benar- benar tidak mampu bergerak. Sora pun hanya bisa pasrah menunggu sampai lift nantinya terbuka. Sedangkan Jung Su tak bisa menyembunyikan senyumnya menyadari Sora terus merapat padanya. Seperti tak membuang kesempatan Jung Su mencoba melingkarkan lengannya di pinggang Sora, tapi belum sempat dia melakukannya Sora sudah lebih dulu memukul tangan Jung Su dan memelototi namja ini agar tidak melanjutkan niatnya. Jung Su nyengir karena tertangkap basah, mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Belum lima detik berlalu, tiba- tiba lift sedikit bergerak, membuat semua terdorong oleng dan hampir jatuh. Begitu pun Sora dan Jung Su, tapi itu tidak sampai terjadi karena Jung Su segera menarik Sora dalam pelukannya, dan melindungi Sora dari dorongan tubuh orang yang menghimpit keduanya.

Sora menengadahkan kepalanya memandang Jung Su, jarak mereka sangat dekat bahkan Sora bisa mendengarkan suara detak jantung Park Jung Su langsung di telinganya. Jung Su membalas Sora dengan senyuman, itu semakin membuat Sora berdebar tidak menentu. Keringat sedikit membasahi dahi Sora karena terlalu gugup, melihat itu Jung Su mengusap perlahan dengan punggung tangannya. Sora dibuat tak berkutik dengan posisinya sekarang, tangan kiri Jung Su menopang punggungnya, sedangkan tangan kanan Jung Su masih bertahan di wajahnya, tatapan mata Jung Su begitu dalam seolah mampu menghentikan debaran jantung Kang Sora.



Kang Sora POV

Ottoke?? Aku benar- benar tidak bisa melawan namja satu ini, tatapannya begitu dalam menyusup ke dalam relung hatiku, membuatku merasa sangat hangat sekaligus berdebar. Mata itu terus saja membalas tatapanku, begitu rindu, sangat memuja, terlalu mengagumi, mampukah aku menarik diri darinya. Mata itu perlahan beralih semakin ke bawah, bibir.... ada apa dengan bibirku, kenapa dia terus memandang ke sana?? Atau jangan- jangan, ah........ apakah Park Jung Su akan menciumku? Benarkah dia berani melakukannya, disini?? di tempat umum yang dikelilingi banyak orang?? melihat senyumnya aku tahu dia mampu, ahhh.......... dia semakin mendekatkan wajahnya dan aku hanya bisa menutup mataku, berharap tak ada yang melihatnya, aku malu tentu saja sangat malu, tapi secuil hatiku malah bersorak gembira di dalam sana. Aku sangat aneh, aku bahkan tak mampu lagi menguasai diriku. Beberapa detik telah berlalu, tapi kenapa tak ada apapun yang terjadi?? Apa Park Jung Su tidak jadi melakukannya?

Perlahan kubuka kelopak mataku, yang kulihat pertama kali adalah wajahnya yang sedikit memerah karena menahan tawa.

“ Sora ya, kau mengharapkan apa?? Memejamkan mata segala, apa kau berpikir aku akan menciummu???” Tanyanya masih berusaha keras tidak tertawa, tapi itu malah membuatnya semakin terkikik di dekatku.

Dia mempermainkan aku, dasar Park Jung Su. Mau ditaruh dimana mukaku ini, aku benar- benar kehilangan muka.

“ Sebenarnya aku sangat ingin melakukannya, tapi yang kemarin masih sakit Sora ya.......” Bisiknya pelan sembari mengusap pipinya. Dia merengut menatapku.

Aku ingat kemarin telah menamparnya dan mungkin tamparanku terlalu keras. Mungkin dia takut dan menganggapku sangat jahat, namun yang Jung Su tidak tahu sesaat setelah melakukan itu aku begitu menyesal. Karena terbawa amarah aku melakukan hal yang seharusnya tidak kulakukan.

Bibirku sudah hampir mengucapkan kata maaf, namun Jung Su malah membuatku harus menelan kembali ucapan itu. Dia menunjuk pipinya dan memintaku memberikan ciuman sebagai obat penyembuh, uhh dasar dia memang tidak pernah berubah.

“ In your dream Jung Su sshi, “ malah cibiran itu yang keluar dari mulutku,

Ting.......

Pintu lift terbuka dan aku buru- buru melesat keluar meninggalkan Park Jung Su yang masih sibuk tertawa, sedangkan kini wajahku pasti sudah memerah menahan malu.

Mobilku masih berada di bengkel jadi aku lebih memilih berjalan kaki saja. Sebenarnya ada taksi yang selalu melintas di sepanjang jalan, namun aku lebih suka berjalan kaki karena selain letak apartemen dan kantorku yang tidak terlalu jauh, hanya perlu ditempuh sekitar dua puluh menit juga dengan berjalan kaki aku bisa menikmati kesibukan kota di pagi hari. Seniman jalanan sudah menyambutku dengan suara merdunya, diiringi accordion klasiknya dia menyanyikan lagu ‘ La Vie En Rose’ dengan sangat indah.

“ Aku bisa menyanyikannya untukmu kalau kau mau Sora ya.........”

Aduh lagi- lagi dia, sampai kapan dia akan membuntutiku terus.

Kupercepat langkahku tak ingin berjalan sejajar dengannya.

Kubiarkan Jung Su berteriak memanggil- manggil namaku.

“ Kenapa sih kau harus lari, bukankah aku sudah bilang akan mengantarmu??” Dia masih tetap bersikeras mensejajariku, aku bahkan tidak mau menoleh padanya. Biarkan saja, dia juga tidak akan pernah mau mendengarkan ucapanku.

Mengira aku sudah tidak menolaknya lagi, Jung Su berjalan sambil berdendang riang di sisiku. Diam- diam mendengarkan suaranya lama- lama aku ikut terbawa nyanyiannya. Suara Park Jung Su yang terbaik, aku selalu mengidolakannya dalam hati. Tanpa sadar aku ikut bernyanyi bersamanya, lagu ini lagu yang dulu sangat kami sukai. Pernah suatu ketika sambil menunggu hujan reda, Park Jung Su dan aku menyanyikan lagu ini di balkon rumah. Ditemani segelas kopi hangat, hujan badai seharian pun tidak terasa bila bersama.

Tapi itu dulu, sekarang keadaannya sudah berbeda.

Lho........ kenapa aku malah bernyanyi sendiri, kemana dia??

Kuedarkan pandanganku mencari keberadaannya, namun Park Jung Su seakan menghilang tanpa jejak.

Sejak kapan dia pergi?? Padahal dia belum menyelesaikan lagunya.....

Ada kekecewaan menyusup dalam hatiku.

Tidak begitu lama, Park Jung Su keluar lagi dengan membawa sesuatu di tangannya.

Itu kertas warna yang bertuliskan...



Kang Sora sshi maafkan aku

Dia membuka lagi kertas di belakangnya

Baby Princess aku tidak bisa hidup tanpamu

Membukanya lagi

Kau adalah oksigenku

lagi

Apa kau mau melihatku terus merana?

lagi

Kang Sora saranghae

Dan lagi

Kalau kau memaafkanku, anggukkan kepalamu



Dan banyak lagi kata- kata lain yang membuatku sangat kehilangan muka. Park Jung Su tidak hanya menulisnya, dia bahkan meneriakkannya di depan umum. Tindakan konyolnya ini tentu saja menarik perhatian orang lain. Kulihat banyak yang tertawa, bahkan bertepuk tangan melihatnya. Oh..... sampai kapan aku akan dipermalukan....... awas ya kau Park Jung Su.

Aku berlari, dia terus mengejarku, masih tetap membawa dan mengangkat tinggi- tinggi kertas- kertas itu. tak kehabisan akal dia kini berjalan miring di sebelah kiriku, berteriak memohon agar aku memaafkannya.

Kudengar beberapa ibu penjual bunga menyuruhku menerimanya saja. Bahkan mereka memberi Park Jung Su bunga gratis untuk diserahkan padaku. membuatku kewalahan membawa bunga- bunga itu di tanganku yang juga menjinjing tas kerjaku.

Mereka bilang Park Jung Su pria yang romantis

Tapi menurutku dia gila........

Kemudian aku melihat bakery shop Theodore, nah aku punya ide.....

Kupercepat langkahku masuk ke toko yang sudah sangat kukenal ini. Aku memang setiap pagi selalu mampir, jadi tidak ada yang aneh bila sekarang aku juga mampir. Melihatku datang Theodore langsung menyambutku hangat, tak membuang kesempatan aku membalas sambutannya dengan senang hati. Theodore yang awalnya ingin memelukku langsung mematung dengan wajah pucat seperti melihat hantu, dan dengan perlahan mundur ke belakang menjauhiku.

Aku menoleh ternyata Jung Su juga ikut masuk menatap Theodore dengan tatapan membunuhnya.

Bahkan Theodore tidak bisa lagi membantuku, lelaki ini ketakutan melihat Park Jung Su.

Ya Tuhan, lalu aku harus bagaimana? Siapa saja tolong aku....



Setelah mendapat roti pesananku itupun dari asisten Theodore karena nyatanya lelaki ini langsung minta ijin dan mundur secara halus dengan alasan masih banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan. Padahal sebelumnya Theodore rela meninggalkan apapun demi bisa berbincang denganku.

“ Kau puas, menakuti temanku, dan membuatnya tidak lagi mau bicara denganku??”

Semburku ketus pada Park Jung Su, gara- gara dia sekarang aku tidak bisa mendapat roti gratis lagi.

“ Memangnya aku melakukan apa?? Aku diam saja, si Meo saja yang ketakutan sendiri.....”

“ Namanya Theo bukan Meo, kau pikir dia kucing, Meow, Meow??”

Aku bicara serius, Park Jung Su malah tergelak. Dia sangat aneh, juga menyebalkan.

Sesampai di kantor aku melarangnya ikut masuk, bisa- bisa dia semakin merusak hariku. Masih di depan lobi saja semua dibuat heboh karena kehadirannya. Beberapa orang yang mengenalnya sebagai penyanyi terkenal di Korea sontak mengerubunginya dan meminta ini- itu. ada yang sekedar tanda tangan dan foto bersama sampai mengajak kencan dan mau menjadi one night stand Park Jung Su. Aku ternganga mendengar permintaan itu, sedangkan Park Jung Su meskipun menolak dia masih bisa tersenyum manis. Oh, benar- benar dasar pria.

Kang Sora POV End



Park Jung Su POV

Berjam- jam sudah aku menunggu Kang Sora di sebuah kafe tepat di depan kantornya. Aku harus sedikit bersabar, aku tidak mau membuatnya kabur lagi, aku bisa membuktikan bahwa aku memang sangat serius ingin memperbaiki hubungan kami. Tapi menunggu itu sangat membosankan, entah sudah berapa cangkir cappucino yang sudah kuminum. Iseng- iseng aku menengadah, sepertinya hari ini akan turun hujan, mendung sudah menggantung di langit dan bersiap membasahi bumi. Hanya tinggal menunggu waktu saja sampai hujan datang. Saat itu juga aku melihat Kang Sora di sana, keluar bersama beberapa rekannya dan terlihat saling mengucapkan selamat tinggal hingga akhirnya tinggal dia saja sendirian di sana. Sora mengedarkan pandangannya, pasti dia sedang mencariku. Tanpa membuang waktu aku segera berlari menyusulnya. Tapi sayang, ternyata yang dicarinya tadi adalah sebuah taksi dan kini membawanya menjauh dariku.

Aku harus mengejarnya, tapi sial aku lupa tidak membawa mobilku. Sepertinya keberuntungan tidak menaungiku hari ini, karena hujan pun turun dengan derasnya, membuat tubuhku langsung basah kuyup. Untung saja ada sebuah taksi yang melintas, aku langsung menghentikannya dan menyuruh supir taksi agar mengikuti taksi di depan kami. Entah kemana tujuan Sora sebenarnya, dia tentu saja tidak kembali ke apartemen karena arahnya berlawanan. Aku sibuk dengan perkiraanku sendiri saat taksi yang kutumpangi berhenti karena taksi Sora juga telah berhenti beberapa meter dari taksiku. Setelah membayar argo, sambil berlari kecil aku diam- diam mengikuti Kang Sora.

Sebuah bangunan dengan halaman luas dilengkapi taman bermain anak. Jardin d’enfants begitulah yang tertulis di depan pagar. Siapa yang ingin Sora temui di sini? Apa dia memiliki kenalan di tempat ini?

Pertanyaanku segera terjawab saat seorang anak lelaki kecil berlari ke arahnya. Aku tentu saja dengan cepat bisa mengenali anak itu, dia Kyumin.

Segera aku berlari menyongsong mereka, kupeluk Kyumin erat karena aku sangat merindukannya. Kukira aku tidak akan bisa melihat Kyumin lagi, karena menurut kabar Hyorin sudah membawanya ke luar negeri.

“ Kyumin ah, ini appa..... Kyumin masih ingat appa kan??” Ucapku dengan susah payah karena tanpa sadar aku sudah terisak tidak kuasa menahan haru bisa melihatnya lagi.

Kyumin menatap polos padaku, sepertinya dia lupa, tapi kemudian dia balas memelukku.

“ Appa...... ppa..... Kyumin senang appa....... datang!!”

“ Omma...bilang.... appa...ker..ja....” Aku benar- benar tidak percaya Kyumin sudah tumbuh menjadi bocah kecil yang tampan dan cerdas. Siapa sangka dulu aku yang selalu berlaku seenaknya bisa berubah karena kedatangan anak ini dalam hidupku. Dia juga yang telah mempertemukanku dengan Kang Sora.

Sora ternyata masih berdiri di tempatnya, mungkin dia terkejut melihatku tiba- tiba ada di sini. Tapi akulah yang seharusnya menerima penjelasan bagaimana bisa Kyumin bersamanya.

“ Bisakah kau menjelaskan semuanya Sora ya??”

“ Aku akan menjelaskannya, tapi sebelum itu kita keringkan dulu bajumu.....” Sora benar aku terlalu senang bertemu dengan Kyumin sampai melupakan bajuku yang basah oleh air hujan tadi.

Park Jung Su POV end



****



Sora sudah menceritakan segalanya pada Park Jung Su, bagaimana awalnya dia bertemu Kyumin dan juga Hyorin, bagaimana Hyorin harus berjuang keras selama operasi pasca kecelakaan, sampai dimana Hyorin akhirnya merasa tidak mampu bertahan dan meminta Sora berjanji akan merawat dan menjaga Kyumin. semuanya Sora ceritakan, bahkan gadis ini tidak bisa menahan air matanya ketika mengingat malam itu, malam dimana akhirnya Kyumin menjadi anak sebatang kara.

Jung Su mengerti kesedihan Sora karena dia juga merasakannya. Apapun kesalahan Hyorin di masa lalu ,itu dia lakukan karena keadaan yang memaksanya. Jung Su pun sudah lama memaafkan omma kandung Kyumin itu. Hanya sekarang yang menjadi pertanyaan Jung Su adalah Sora sudah memaafkan Hyorin, dia juga sudah menerima dan mau membesarkan Kyumin, berarti Sora sudah tahu semua kebenarannya, tetapi kenapa Sora masih tidak bisa membuka hatinya untuk Jung Su. Apakah Kang Sora sudah tidak mencintai Park Jung Su lagi. Jika memikirkan itu hati Jung Su seolah teriris dan terasa sangat sakit. Dia sangat ingin mengetahui bagaimana perasaan Sora sebenarnya untuknya, tapi bila dia memaksa, Jung Su takut Sora akan menghindar lagi dan dia tidak akan memiliki kesempatan kedua. Jung Su pun memutuskan untuk tidak banyak bertanya untuk saat ini, yang penting Sora bisa menerimanya perlahan, meskipun hanya sebagai teman lama.

Kini mereka sudah berada di apartemen Sora. Victoria sudah pamit beberapa jam yang lalu dan hanya meninggalkan Sora, Jung Su, serta Kyumin saja. Kyumin pun sudah tertidur pulas di kamar kesayangannya, setelah beberapa jam yang lalu dia sangat puas bermain dan bercanda dengan Park Jung Su. Appa yang selama ini selalu dirindukannya, karena ternyata Sora tidak pernah menghilangkan kenangan Kyumin tentang Park Jung Su. Meskipun itu berarti Sora harus menahan kesedihan karena secara tidak langsung dia juga harus mengingat pria ini. Untuk Kyumin, Sora akan melakukan apapun, meskipun harus memutar memori terpahitnya sekalipun.

“ Apa kau mau aku buatkan makan malam Sora ya?” Tanya Jung Su ketika tak ada obrolan yang bisa dia lakukan dengan Sora. Karena sedari tadi Sora terlihat menghindari keberadaan Jung Su.

“ Apa kau yakin bisa melakukannya?? Jangan- jangan nanti kau membuat masakan yang akan meracuniku......!” Tukas Sora yang tidak percaya dengan kemampuan memasak Park Jung Su.

“ Aiisshh.......... kau jangan meremehkan aku Kang Sora sshi, aku sudah handal memasak sekarang, omma selalu mengajariku dengan sabar, tidak sepertimu yang selalu saja marah padahal aku hanya melakukan sedikit saja kesalahan.....”

“ Apa kau bilang, sedikit kesalahan?? Kau hampir selalu merusak masakan kita dengan rasanya yang sangat aneh itu... oh tunggu bagaimana kabar keluargamu di Seoul, apa semua baik- baik saja......?”

“ Kau bertanya tentang keluargaku atau khusus bertanya tentang Park Jee Hoon??” Todong Jung Su yang sangat penasaran untuk mengetahui apakah Sora masih memiliki perasaan dengan adiknya itu.

“ Terserah kau sajalah Park Jung Su sshi.... aku tidak akan bertanya lagi......” Melihat reaksi Sora, Jung Su tersenyum. Meskipun Sora menjawab ketus, terlihat di mata gadis ini bahwa Jee Hoon tak memiliki posisi spesial di hatinya.

“ Ada apa?? Kenapa kau senyum- senyum tidak jelas seperti itu??” Pertanyaan Sora membuyarkan lamunan Park Jung Su.

“ Ah, tidak ada apa- apa, oh iya keluargaku semuanya baik- baik saja. Omma dan appa sangat menyayangiku dan juga Jee Hoon, sekarang kami bisa hidup bersama tanpa saling menyakiti satu sama lain......” Balas Jung Su yang kemudian mengeluarkan iPhonenya.


“ Syukurlah kalau begitu........” Ada kebahagiaan menyusup di hati Sora ketika mendengar Park Jung Su yang begitu bahagia menceritakan tentang keluarganya. Akhirnya mereka bisa akur dan saling melengkapi seperti keluarga yang seharusnya. Sora tidak akan lagi melihat seorang Park Jung Su yang menangis sendirian di tengah malam karena diam- diam merindukan keluarganya. Sora juga tidak akan melihat lagi Park Jung Su bersitegang dengan adiknya sendiri Park Jee Hoon yang sebenarnya sangat menyayangi hyungnya itu.

“ Kau mau apa??” Tanya Sora saat melihat Jung Su memainkan iPhonenya. Jung Su ternyata melakukan video call menghubungi keluarganya.

“ Annyeong.... omma, appa, Jee Hoon ah lihatlah siapa yang sedang bersamaku sekarang.....!!” Teriak Jung Su yang berusaha menarik Sora agar mendekat padanya. Sora awalnya bersikeras menolak tapi panggilan nyonya Park membuatnya tak enak hati untuk menghindar, akhirnya dengan sangat canggung Sora menyapa keluarga Park Jung Su itu.

Tentu saja mereka begitu senang melihat Kang Sora, bahkan omma Leeteuk sampai menangis dan meminta maaf atas apa yang sudah dia perbuat pada Sora. Dia sangat menyesal karena keegoisannya, dia telah merusak hubungan Sora dan Jung Su. Sora pun dengan berbesar hati mengatakan bahwa semua itu sudah berlalu dan tidak perlu diungkit lagi. Sora juga tidak menyalahkan omma Jung Su atas apa yang terjadi, jadi tidak ada yang perlu dimaafkan ataupun disesali. Setelah perbincangan yang menguras perasaan dan air mata itu, Jung Su berusaha mencairkan suasana dengan mengganti topik lain.

“ Jee Hoon ah sejak kapan kau berjerawat?? Hahahaha..... besar sekali jerawatmu itu??” Tunjuk Jung Su pada dagu Jee Hoon yang memang terlihat jerawat yang lumayan besar. Jee Hoon cepat- cepat menutupi jerawat itu dengan tangannya.

“ Oh, benar kau mungkin tidak tahu Jung Su ah, diam- diam Jee Hoon menyimpan foto seorang gadis di dompetnya, Appa tidak sengaja menemukannya.......... mungkin jerawat ini muncul karena gadis misterius itu.........” Appa Jung Su ikut- ikutan menyudutkan Park Jee Hoon. Membuat serta merta adik Jung Su itu memerah karena rahasianya terbongkar.

“ Waaahh... benarkah?? Hihihihi....... aku akan mencari tahu segera......hihihihi........”

“ Yaaahh...... hyung kau jangan macam- macam, aku tidak akan membiarkanmu mendekati gadisku......” Jee Hoon keceplosan bicara, dia malah membongkar rahasianya sendiri.

“ Nah , jadi apa yang appa katakan benar ya, mmm....... aku semakin penasaran saja. Ehh.......tapi kau jangan asal bicara, siapa juga yang mau mendekati gadismu itu?? Aku sudah memiliki gadisku sendiri di sini, dan pasti Sora lebih cantik......” Jung Su menggamit pinggang Sora dan menarik yoeja ini ke dalam pelukannya. Semua yang ada di seberang sambungan tertawa melihat itu. Namun tidak dengan Kang Sora, seketika senyuman gadis ini memudar digantikan oleh ekspresi murung yang sangat kentara.

“ Maaf, sepertinya saya harus masuk dulu, Kyumin tidak ada yang menjaga...........” Ucap Sora pelan dan kemudian melepaskan diri dari pegangan Park Jung Su. Jung Su yang menerima reaksi Sora juga tak kalah terkejutnya.

“ Sepertinya aku harus akhiri dulu, omma, appa, Jee Hoon ah nanti aku akan menghubungi kalian lagi........” Sambungan pun terputus, ketika Jung Su menengok Sora sudah tak terlihat lagi di dekatnya.

“ Ada apa lagi ini?? Kukira Sora sudah tak menjaga jarak dariku....”



Beberapa menit kemudian Jung Su mencoba memanggil Sora di kamarnya. Jung Su sudah selesai memasak dan dia ingin mengajak Sora mencicipi masakan buatannya. Saat ditemui Sora terlihat sibuk di meja kerjanya. Dengan berbagai alasan Sora berusaha menolak tapi bukan Park Jung Su namanya bila tidak bisa memaksa Sora sampai bisa ikut dan menuruti permintaannya. Awalnya Jung Su memaksa merapikan file- file yang sedang Sora kerjakan, mengatakan bahwa tidak baik bekerja larut malam dengan perut kosong. Sebelum terlalu malam, Sora harus makan dulu. Sedangkan Sora terus bersikukuh bahwa dia sedang diet dan tidak bernafsu makan, Sora kembali menyibukkan diri dengan mengambil lagi file- file yang sudah dimasukkan oleh Park Jung Su di dalam laci. Seperti tidak kehabisan akal Park Jung Su malah rebahan di ranjang Sora dan tidak mau beranjak, Sora bertanya kenapa Jung Su masih saja di kamarnya, dan dengan santai Jung Su menjawab dia akan tidur di kamar Sora. Mendengar itu Sora meledak marahnya, dia berteriak mengusir Jung Su sembari memukulinya dengan guling. Park Jung Su malah kesenangan dan terus mengajak bercanda dengan berkeliling di atas ranjang. Tapi naas baginya, kaki Jung Su tidak sengaja tersangkut selimut membuatnya terpeleset dan jatuh ke bawah. Sora tertawa mengejek melihat kejadian lucu itu, tanpa membuang kesempatan Sora menarik selimut yang masih diduduki Jung Su dan membawa namja ini keluar dari pintu.

“ Yaaahh..... Kang Sora, jangan paksa aku untuk berbuat kasar ya.....!!” Teriak Jung Su kesal karena Sora terus mendorongnya untuk keluar.

“ Lakukan saja kau bisa apa Park Jung Su!!” Tantang Sora memperlihatkan bahwa dia tidak akan kalah dari seorang Park Jung Su.

Jung Su benar- benar membuktikan ucapannya, dia dengan sangat mudah mengangkat Sora dalam gendongannya dan membawa gadis ini turun ala bridal style. Sora berteriak dan memukuli Jung Su meminta diturunkan, tapi Park Jung Su sepertinya sudah sangat kesal, dia tidak mau lagi bermain- main dengan Sora. Hanya mengajak makan saja, apa susahnya, kenapa Sora begitu membuatnya jengkel.

“ Sora ya, bisakah untuk sekali ini saja kau tidak membantahku? Aku tidak ingin kau sakit karena melewatkan waktu makanmu, sekali ini saja, setelah itu aku berjanji tidak akan mengganggumu lagi........” Ucap Jung Su terdengar tulus, Sora yang mendengar itu langsung menghentikan usaha kaburnya. Jung Su benar, Sora sadar beberapa hari ini sering kali melupakan waktu makannya, bisa karena pekerjaannya yang menumpuk tetapi penyebab utamanya juga karena Park Jung Su. Tidak pernah seharipun Sora tidak memikirkannya, apalagi semenjak Jung Su datang ke Paris, setiap hari hanya Park Jung Su yang menghinggapi lamunannya.

“ Aku pernah memergokimu meminum obat maag, kalau terus- terusan seperti ini kau bisa benar- benar sakit Sora ya.......” Imbuh Jung Su yang lagi- lagi membuat Sora bertanya- tanya bagaimana Park Jung Su tahu. Sampai sedekat itukah Jung Su berada di sekitarnya, kenapa Sora tidak pernah menyadari hal itu.

Sora pun akhirnya mengalah dan memilih diam saja mengikuti apa yang Jung Su lakukan padanya. Park Jung Su menurunkan Sora dan mendudukkan gadis ini di kursi. Mengambikan Sora nasi dan memenuhi piringnya dengan lauk yang sudah lebih dulu dimasak tadi. Sora mengernyit melihat penampilan luar masakan Jung Su.

“ Tenang saja, tidak ada racunnya, kau bisa memakannya dengan aman.....” Ucapan Jung Su membuat Sora agak ragu mau mencicipi masakan itu.

“ Tapi aku tidak jamin kalau itu aman dari obat perangsang.....”

“ Uhuk...uhukk....hukk....! yah Park Jung Su, “ Sora terbatuk kaget mendengar kalimat Jung Su yang terakhir. Obat perangsang, memangnya mereka mau melakukan apa?? Ya ampun.......

Jung Su cepat- cepat memperbaiki ucapannya dan meminta maaf sudah bercanda keterlaluan. Dia menyuruh Sora kembali makan dan sesekali menyuapi Sora juga dengan sendoknya sendiri.

“ Otte?? Rasanya enak kan??” Tanyanya lagi karena dari tadi Sora tidak juga berkomentar.

Sora tetap mengunyah makanannya, seolah mencoba merasakan lebih dalam lagi.

“ mm....... lumayan......” Jawab Sora datar, Jung Su memanyunkan bibirnya.

Merasa tidak enak membuat Jung Su kecewa Sora menambahkan, “ Cukup enak......”

Tapi tetap saja Jung Su masih tidak terima, menurutnya komentar Sora diberikan secara subjektif. Coba beri nilai lebih objektif lagi, imbuhnya.

“ Baiklah, masakanmu sangat enak, super duper enak Jung Su sshi....... itu komentarku yang paling jujur, sekarang bisakah kita makan saja tanpa banyak bicara??” Ucap Sora kembali melanjutkan makannya. Jung Su tersenyum, namun tetap saja ada yang kurang menurutnya.

“ Tidak, bukan seperti itu seharusnya Sora ya, kau terlihat tidak senang. Kau bukan lagi seperti Kang Sora yang kukenal dulu, kenapa kau berubah seperti ini Sora ya. Kau lebih banyak diam, tidak lagi periang seperti Sora ku..........” Ucapan Jung Su kali ini keluar dari hatinya yang terdalam. Sora memang sangat berbeda, meskipun dulu dan sekarang masih tetap sama suka marah- marah, tapi sangat kentara bahwa Sora tidak menghendaki dan berusaha menolak kehadiran Park Jung Su. Lebih menutup diri dan sangat berhati- hati, tidak lagi terbuka seperti dulu.

Sora diam saja mendengar penuturan Jung Su,

“ Apa ini karena aku, kau benar- benar ingin aku menjauhimu??”

“ Ah, tidak usah dijawab, sebaiknya kau habiskan saja makananmu....” Itulah kalimat terakhir yang Jung Su ucapkan malam ini. Setelah itu dia benar- benar menepati janjinya. Sehabis makan mereka berdua mencuci piring, membereskan sisa makanan di atas meja, menengok Kyumin sebentar, kemudian Jung Su tak lagi berkata apapun, dia memilih merebahkan dirinya di sofa ruang tamu tempat dimana seharusnya dia tidur. Sora menunggu sejenak memastikan Jung Su benar- benar tidur, gadis ini pun melangkah sedikit gontai menuju kamar tidurnya.



Kang Sora POV



Pagi ini aku bangun sedikit lebih ringan, entah apa penyebabnya aku tidak lagi merasakan perasaan sakit yang terus menghimpitku. Apa karena Park Jung Su ada di sekitar sini. Aku ingin cepat- cepat melihatnya, jadi aku bergegas mandi, memakai baju yang pertama kali teraih oleh tanganku, memoleskan make up seadanya, dan dalam lima belas menit aku sudah selesai melakukan rutinitas pagiku.

Kulihat Park Jung Su sudah menyiapkan sarapan di atas meja, memakai apron pink dan berlari kecil- kecil kewalahan menghadapi permintaan Kyumin membuatku tertawa sendiri di pojok menyaksikan keseruan mereka. Hingga panggilannya mengejutkanku, aku pun berjalan mendekati mereka.

Dengan sangat bangga Jung Su menyebutkan satu per satu masakan yang dibuatnya. Aku mulai percaya dia memang benar- benar ahli memasak. Setidaknya sekarang kita bisa bergantian memasak di rumah. Omo?? Bergantian memasak?? Memangnya dia akan tinggal di sini selamanya?

Pikiran ini, aku mulai menghayal lagi. Inilah yang kutakutkan, aku terlalu jauh berangan- angan, padahal aku tahu bila jatuh rasanya sakit sekali.

Tapi biarlah, aku tidak ingin memikirkannya lagi. Apa yang terjadi hari ini, besok, lusa, dan hari- hari yang akan datang, tidak ada yang bisa meramalnya. Biarkan saja semuanya berjalan seperti apa yang seharusnya.

Selesai sarapan Jung Su mengantar dulu Kyumin ke sekolah, setelah itu dia mengantarku ke kantor. Dia tidak banyak bicara hari ini, tapi Jung Su selalu saja tersenyum membuatku juga tak elak membalas senyumannya. Sesampai di depan kantor aku turun, Jung Su membukakan pintu mobil untukku. Dia bilang nanti akan menjemputku dan Kyumin kemudian kita akan jalan- jalan bersama.

Aku mengangguk mengiyakan, namun tetap kami tidak begitu banyak berbicara.

Aku rasa lewat tatapan saja, kita berdua sudah saling tahu apa isi pikiran masing- masing.

Hari begitu cepat berlalu, aku sudah menunggu di lobi sesuai dengan janjiku tadi pagi.

Beberapa menit telah berlalu, dan Jung Su tidak juga menampakkan batang hidungnya.

Mungkin dia terkena macet, itu pikirku.

Tapi semakin lama ketidakmunculannya membuatku semakin gelisah.

Sampai tiba- tiba ponselku berdering, dan sebuah panggilan dari Victoria.

Aku segera mengangkatnya,

“ Ada apa Vic?? Bukankah hari ini kau libur??” Tanyaku karena memang Victoria seharusnya cuti sehari untuk menyelesaikan urusan pribadinya.

“ Iya, tapi urusanku sudah selesai dan sekarang aku menjemput Kyumin. Biar anak ini pulang bersamaku Sora ya.......”

“ Tapi tadi Park Jung Su bilang akan mengajak kami keluar, maaf Vic aku tidak memberitahumu. Apa kau sudah sampai di sekolah?? Kalau belum sebaiknya kau kembali saja....”

“ Justru itu Sora, Jung Su menelponku tadi dan dia bilang tidak bisa menjemput Kyumin. Jadi dia menyuruhku menjemput anakmu.........!!”

Apa maksudnya ini, Park Jung Su tidak bisa menjemput kami, kenapa dia mengingkari janjinya sendiri?

“ Halo, halo...... Sora apa kau mendengarku?? Halo Kang Sora??” Suara Victoria terus menggema di ponselku, tapi pikiranku terlalu kacau untuk menjawabnya.

“ Baiklah, kau bisa menjemput Kyumin, dan kumohon jaga dia dulu selama aku belum pulang.......”

Setelah menutup ponsel, aku segera menyetop taksi dan menyuruh supir taksi jalan dulu tanpa menyebutkan tujuanku.

Aku baru sadar bahwa selama di Paris aku tidak tahu dimana Park Jung Su tinggal.

Aku juga tidak mengenal siapapun yang bisa kuhubungi untuk mencarinya.

Bahkan nomor ponsel Park Jung Su sendiri aku tidak punya.

Betapa bodohnya aku?? Apa saja yang sudah kulakukan beberapa hari ini??

Seperti orang linglung aku terus saja mencari- cari, bahkan supir taksi sendiri bingung dengan jawabanku yang tidak jelas. Karena aku hanya menyuruhnya jalan terus, memutari kota, bahkan melewati jalanan yang sudah beberapa kali kami lalui.

Sebuah pesan masuk menghentakku, nomor tidak dikenal

Sora ya, maaf aku tidak bisa menjemputmu dan sepertinya aku tidak bisa menepati janjiku mengajak kau dan Kyumin jalan- jalan bersama. Aku sekarang sedang di bandara dan akan kembali ke Seoul hari ini. Kim Heechul menyuruhku segera pulang, ada hal penting yang harus ku urus di sana.......

Mianhae Sora ya........



Sudah, pesannya hanya seperti itu. Tidak ada penjelasan kenapa dia pergi, atau kapan dia kembali lagi, seberapa lama aku harus menunggunya. Tidak ada, Park Jung Su tidak menyebutkan hal itu.

Seolah dia benar- benar tidak akan kembali lagi.

Seakan pertemuan kami tidak berarti baginya lagi.

Apakah hanya akan berakhir seperti ini??



“ Pak kita ke bandara sekarang..... uhh... bisakah lebih cepat pak??” Pintaku pada supir taksi, melihatku sangat gelisah dan begitu memohon supir taksi ini melajukan taksinya di atas batas rata- rata.



Begitu sampai di bandara, otakku tiba- tiba menjadi tumpul. Aku kebingungan harus kemana, aku bahkan tidak tahu aku berlari ke arah mana. Yang ada aku hanya mengikuti langkah kaki, menyeruak diantara lautan manusia yang memadati bandara internasional Prancis ini.

Apakah aku sudah terlambat?
Apakah seperti ini perpisahan yang harus kualami?

Tragis sekali kupikir, aku bahkan belum mengatakan isi hatiku padanya.

Langkahku terhenti ketika melihat display pengumuman bahwa pesawat tujuan Seoul sudah lepas landas setengah jam yang lalu.

Benarkah hanya seperti ini?

Kalau memang hanya seperti ini kenapa Tuhan mengirimnya lagi padaku?

Aku masih tak bisa beranjak dari tempatku berdiri. Rasanya sulit sekali percaya Park Jung Su pergi begitu saja. hatiku yang sudah tertata rapi telah dia porak- porandakan lagi, dia bilang ingin menyusunnya tapi ternyata dia tinggalkan begitu saja.

Kau bodoh Kang Sora, kau memang sangat bodoh......

Tidak seharusnya aku membuka hati, sekarang kau yang merasakan sakit sendiri.

Aku terduduk lemas di bangku terdekat, selain rasa lelah dan penat karena berlari puluhan meter, juga rasa sakit yang kembali melanda hatiku.

Entah apakah aku mampu berjuang lagi melawan rasa kekecewaan ini, entahlah......

Tiba- tiba tenagaku melemah, pandangan hidupku memudar, dan semangatku pupus entah kemana.

“ Chullie jangan menarikku terus, iya, iya aku bisa jalan sendiri, kau lihat kan pesawatnya belum....... omo....... ternyata sudah berangkat.......!!”

“ Apa?? Pesawatnya sudah berangkat?? Ottoke?? Kau sih ke kamar mandi lama sekali, sekarang kita tertinggal pesawat kan.....!!”

“ Jangan salahkan aku, kau yang memaksaku padahal aku tidak mau....... sekarang bagaimana??”

Dua lelaki di sebelahku ini berisik sekali. Apa mereka tidak lihat ada seorang gadis yang sedang patah hati.

“ Hei......ka......” Aku sudah hampir melabrak mereka, tapi aku tidak bisa melakukannya.........

“ Jung Su oppa..... kau masih di sini??” Aku mengusap kedua mataku beberapa kali. Aku memang tidak salah lihat, Jung Su oppa berdiri di sana, dia bersama Heechul oppa. Mereka ternyata dua namja yang berisik tadi.

Tanpa pikir panjang aku langsung berlari ke arahnya, tidak kuhiraukan tubuhku yang menabrak tubuhnya begitu keras.

Aku tidak peduli lagi,

Hampir saja aku kehilangan dia,

“ Sora ya..... ada apa ini??”

Dia masih bertanya ada apa?? Jelas sudah terjadi sesuatu.........

Apa dia benar- benar sebodoh itu??
“ yaah....... Park Jung Su, kau bodoh atau apa?? Kau masih bertanya ada apa denganku??” Kupukuli dadanya kesal, aku tidak bisa menahan diri, air mataku pun tak sanggup lagi kubendung.

“ Kenapa kau seperti ini? Kenapa??” Sekarang kutarik bajunya kasar, amarahku benar- benar tak tertahankan.

“ Kau tiba- tiba datang lagi setelah aku merasa kehidupanku sudah tenang. Kau berusaha keras meyakinkanku dengan berbagai macam rayuan dan kata- kata manis, bahwa kau mencintaiku, kau menginginkanku, tapi setelah itu baru beberapa hari saja kau sudah menyerah. Kau ingin kembali dan meninggalkan aku, apa otakmu itu benar- benar kosong Park Jung Su?? huuhh?? Jawab aku!!!” Aku terus saja menangis dan memukulinya, aku sangat benci dengan namja ini, benar- benar benci.

“ Aku hanya minta sedikit waktu untuk menata perasaanku, aku hanya ingin meyakinkan diriku bahwa kau memang takdirku. Itulah yang selalu menghantuiku, Apakah aku bisa terus bersamamu? Bagaimana bila nanti ada yoeja lain yang hadir dalam hubungan kita? Mampukah aku menahan semua itu?? ...... Aku hanya butuh sedikit pembuktian darimu tapi kau begitu mudah menyerah, kau benar- benar kejam padaku.......!!”

Entah apa saja yang sudah kulontarkan aku sendiri tidak bisa merekamnya. Yang kulakukan hanyalah meluapkan semua perasaanku padanya. Aku sudah tidak bisa menahannya, kalau tidak aku bisa meledak karena perasaan ini.

“ Sora, hei Kang Sora sshi...... siapa yang bilang akan meninggalkanmu sayang?! Aku hanya akan pergi sebentar karena Heechul memaksaku pulang, setelah itu aku akan kembali lagi ke sisimu, karena kaulah rumahku Sora ya. Lihat ini, aku bahkan sudah membeli tiket untuk terbang kembali ke sini, lihatlah Sora ya........ aku tidak pernah ingin pergi........lihatlah......!” Dia benar, Jung Su oppa mengacungkan dua tiket di tangannya, itu memang tiket pulang pergi Paris – Seoul.

“ Benarkah??” Tanyaku sedikit tidak percaya, kuhapus air mataku yang ternyata sudah membludak ini.

“ Benar, aku tidak akan berbohong lagi Sora ya, sudah ya jangan menangis.........!!” Dengan sabar Jung Su oppa mengusap air mataku. Membawaku dalam pelukannya, padahal aku masih sesenggukan setelah menangis begitu keras.

“ Omo....... tunggu dulu, ini artinya kau sudah memaafkanku Sora ya? kau sudah bisa menerimaku lagi, dan berarti perasaanmu padaku? kau masih...... aku...............kita.........!!” Omo....... apakah ini mimpi??”

Jung Su oppa terlonjak kegirangan, dia bahkan meninjukan kepalan tangannya ke udara. Memang memalukan, tapi sudahlah.... dia memang selalu seperti itu mengungkapkan rasa senangnya. Aku hanya bisa tersenyum melihat tingkah konyolnya itu.

“ Sora ya..... terima kasih yoebo, aku sangat mencintaimu Kang Sora, noemu- noemu saranghae Sora ya....... !” Dia menyatakan perasaannya lagi, lagi dan lagi. Matanya terus menatapku meminta balasan.

Maka dengan senang hati aku akan menjawabnya.

“ Aku juga men.............!!” Belum kelar aku merampungkan ucapanku, Jung Su oppa sudah membekap mulutku dengan tangannya.

“ Jangan Sora ya, jangan ucapkan sekarang....... aku ingin kita melakukan sesuatu dulu sebelum kau mengungkapkan perasaanmu. Kau mengerti, simpan dulu sebelum tiba waktunya........ sekarang peluk oppa Sora ya, peluk Jung Su oppamu........”

Meskipun aku tidak mengerti apa maksud ucapannya, aku sudah terlalu senang dengan peristiwa ini. Aku tidak mau lagi memikirkan yang lain, yang aku ingin hanyalah memeluk Jung Su oppa erat dan enggan untuk melepaskannya lagi. Dia namjaku, dia takdirku, tidak ada yang bisa mengubah semua itu, bahkan Tuhan pun tahu.

Kupeluk Jung Su oppa erat, sangat erat......

Biar saja Kim Heechul berceloteh karena merasa tak dihiraukan keberadaannya.

Biar saja orang- orang saling berbisik membicarakan kami pasangan yang gila karena berciuman sangat panas di depan umum.

Biar saja dunia mau bicara apa, yang terpenting aku dan Jung Su oppa tidak akan pernah terpisahkan lagi.

“ Sora ya.....emmff....apa kau.......eemmppff...... masih mau meneruskannya??” Jung Su oppa berusaha bertanya di sela- sela ciuman kami.

Tentu saja aku masih mau meneruskan ciuman ini, semakin kueratkan peganganku pada lehernya. Aku tidak akan semudah itu melepaskan ciuman ini, tidak akan pernah.





The End 




Otte readers?? Gimana ending ff yang satu ini, apakah sudah sesuai dengan bayangan kalian?? Atau masih kurang menarik??

Jujur butuh waktu lama buat ngerampungin last part ini. Author bingung gimana nyari ending yang pas dan g ngecewain kalian semua.

Ditambah epilog pendek aku rasa masih ada yang kurang, entahlah........

Aku harap ini sudah cukup memuaskan, meskipun masih ada kekurangan disana- sini.....

Akhirnya berakhir juga, tinggal ngelanjutin ff yang lain on going....

Makasih ya udah sabar menunggu,

Annyeong Jumuseyo........*^_^*

5 komentar:

  1. It's cool vita.. noemu-noemu daebak... hehe....!!
    Good Job... ^-^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih jessi, satu chingu ngasih tanggapan positif... ~^O^~

      Hapus
  2. ending perjuangan yang sungguh sangat amat menarik... kerennn~~suka banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks Huzna, dua orang ngasih semangat baru.... ^_^v

      Hapus
  3. waaaa... endingnya sweet Vita :) :)
    akuu sukaaa :)
    akhirnya mereka bs berbahagia :)
    kasiaannn chullie Oppa... :( sini sama aku aja #digamparSungmin :p :p
    aku maw lanjut baca epilognya :)
    semangat lanjutin certa2 lannya yaah Vita :)

    BalasHapus