Rabu, 02 Juli 2014

LIE TO ME part 9





#Sora POV



Leeteuk sshi entah mau membawaku ke mana, melewati kabin- kabin berderet dia menuntunku untuk masuk ke salah satu kamar dari deretan kamar yang lain. Di dalam kamar ini ternyata banyak sekali tergantung baju- baju entah untuk apa. Aku hendak bertanya dia sudah menyuruhku mengganti bajuku dengan baju yang dipilihnya dari deretan gaun malam.

Meskipun aku tidak mengerti maksudnya kuturuti saja kemauan dia. Beberapa saat berganti baju kemudian aku keluar dari ruang ganti. Leeteuk disana, duduk di kursi sambil menatap ke luar jendela kamar. Seperti merasakan kehadiranku dia berbalik. awalnya ekspresinya datar saja, kemudian dia mengulaskan senyuman manisnya yang selalu bisa membuatku susah berkata- kata. Dia berjalan mendekat, menarikku agar menghadap cermin dimana Leeteuk berdiri di belakangku.

“ Lihatlah Sora sshi, apakah kau masih menyangkal bahwa yoeja yang ada di balik cermin itu tidak cantik??” Dia berbisik di samping telingaku.

Aku melihat pantulan bayanganku sendiri, alisku terangkat memperhatikannya.

Wajahku yang polos tanpa make up tersipu malu mendengar pujiannya.

“ Apa kau masih meragukan dirimu sendiri Sora sshi?” Aku menggeleng, dia benar tidak seharusnya aku membandingkan sesuatu yang tidak harus kubandingkan. Inilah aku Kang Sora, diriku sendiri berbeda dengan orang lain. Masih terlarut dalam anganku sendiri, tanpa kusadari Leeteuk perlahan melepaskan ikatan rambutku. Membuat rambut panjangku tergerai bebas.

Aku memandangnya dari pantulan cermin, dia tepat berdiri di sampingku, sudut bibirnya terangkat membentuk lengkungan seakan senyuman itu sudah sangat melekat di wajah Leeteuk.

“ Kau tahu, aku sangat menyukai rambutmu yang tergerai, kau bertambah cantik Sora sshi.......”

Ya ampun sampai kapan dia akan menggombal terus seperti ini, apa dia mau aku mati karena malu?

Seperti tahu apa yang ada dalam pikiranku Leeteuk langsung menambahkan, “ Aku berkata jujur, aku ini sangat konservatif dalam segala hal. Tidak mungkin sembarangan memilih yoeja untuk kemudian diajak ke rumah dan diperkenalkan pada kakek sebagai istri.....”

Aku segera mengoreksinya dan mengatakan bahwa aku hanyalah istri bohongan.

“ Ya, meskipun seperti itu tetap saja aku tidak boleh sembarangan, akan banyak orang yang memperhatikan kita, para wartawan, pebisnis lain, teman- temanku, semua orang yang mengenalku. Mereka harus tahu bahwa selera Park Leeteuk itu sangat tinggi......”

“ Oh jadi maksudmu aku tak ubahnya seperti barang yang akan kau pamerkan pada semua orang, dan tidak akan berarti bila tujuanmu itu sudah tercapai??”

Leeteuk jahat sekali bila berpikir seperti itu, dia tidak pernah mengerti bagaimana perasaanku. Setidaknya hargai aku sebagai seorang gadis, apa itu sangat sulit baginya.

“ Kau sangat menyebalkan Leeteuk sshi........” aku merasa sangat dipermainkan olehnya, dia pikir dia ini siapa. Awas saja kau Leeteuk sshi, setelah menerbangkanku begitu tinggi dengan sekali hempas dia menjatuhkanku hingga ke dasar. Rasanya memalukan sekaligus menyakitkan sekali. Aku sudah tidak mau mempedulikannya lagi, biar saja dia berteriak sampai suaranya serak memanggilku. Jangan harap aku akan berbalik.

Entah sudah berapa lama aku berjalan sendirian menyusuri satu per satu lorong dek paling bawah. Aku terus saja melangkah tanpa tujuan. Sambil menahan perasaan dongkol dan kesal yang sewaktu- waktu bisa meledak.

“ Sora sshi, apa yang kau lakukan sendirian kesini, bukankah semua ada di atas??” sebuah suara yang sudah sangat kukenal. Choi Siwon terlihat kaget melihat kedatanganku, aku sendiri juga tak kalah kaget karena ternyata aku berjalan linglung dan tiba- tiba sudah berada di ruangan mesin kapal.

“ Lalu apa yang kau lakukan di sini Siwon sshi??”

Aku melihat dia memegang sebotol bir kemudian mengacungkannya ke atas“ Aahh... aku sedang menikmati bir favoritku, dan aku tidak suka kebisingan, karena itu aku di sini........”

Sedikit ragu aku berjalan menuju ke arahnya, ekspresinya berubah saat aku sudah begitu dekat dengannya,” Kau menangis??”

“ Oh benarkah??!!” Refleks aku menyentuh wajahku, basah dan berair, aku sendiri tidak sadar sudah sejak kapan air mata ini merembes, mungkin karena aku terlalu kalut hingga tak menyadarinya.

Dengan ujung jarinya dia menghapus air mataku.

“ Jangan menangis lagi Sora sshi, kau terlihat jelek saat menangis....”

“ Siwon sshi...”

Tanpa kuduga Siwon menarik tubuhku dan tanpa canggung langsung memelukku,

Aku sangat kaget dibuatnya, mungkin sekarang wajahku yang tercengang akan tampak bodoh di matanya, namun aku bersyukur dia tidak melihat raut wajahku, karena nyatanya aku terisak dalam dada bidangnya.

Merasa tidak nyaman aku berusaha melepaskan diri, tapi tangannya mengunci erat tubuhku.

“ Hei, tidak apa- apa menangislah Sora sshi, aku akan meminjamkan bahuku untukmu.... menangislah sepuasmu......” Mendengarnya mengucapkan itu, semua perasaanku yang tadi begitu membuncah dan berusaha keras kutekan seperti gelombang laut pasang datang begitu saja dan menghempas keras hatiku yang kecil. Tidak sanggup lagi menahannya kutumpahkan semua perasaanku. Menangis sangat keras meluapkan semua emosi yang aku sendiri tidak sadar bahwa aku menahan perasaan sakit sebesar itu.

“ Ada apa denganku Siwon sshi, kenapa aku seperti ini?? eoh, kenapa? Sepertinya aku sudah jatuh cinta, aku jatuh cinta pada Leeteuk sshi, bagaimana ini?? tidak seharusnya aku jatuh cinta padanya. Tapi aku tidak bisa menahan perasaanku sendiri, bagaimana ini Siwon sshi, jawablah, aku harus bagaimana??”

Siwon tak bergeming mendengarkan semua ungkapan hatiku. Siwon tidak bisa pula menjawab pertanyaan yang kuajukan padanya. Yang bisa dia lakukan hanyalah memelukku semakin erat, seperti ingin memberitahuku bahwa aku tidak sendiri.

Karena tidak juga mendengar jawabannya, perlahan kudongakkan wajahku mencoba menyelami dalamnya tatapan mata Choi Siwon.

“ Jawab aku Siwon sshi, aku harus bagaimana?” Kenapa Siwon tidak menjawab apa dia juga sama bingungnya denganku? Aku benar- benar kacau, kembali kubenamkan wajahku tak mempedulikan lagi air mataku yang mungkin sudah banjir membasahi kemeja Siwon.

Melihat Sora begitu tak berdaya, Siwon juga tidak mampu menahan air mata kesedihannya. Gadis yang sangat ingin dia lindungi, bahkan ketika dia menangis Siwon tidak dapat berbuat apa- apa.



Sora POV End #



# Leeteuk POV

Ya Tuhan apa yang sudah kulakukan? Padahal bukan seperti itu maksudku tadi pada Sora sshi. Tapi gadis ini tanpa mau mendengarkan penjelasanku sudah berlari begitu saja. Aku terkadang bingung bagaimana harus menghadapinya. Jujur baru pertama kali aku dibuat pusing dan salah tingkah oleh seorang gadis, bernama Kang Sora.

Aaaahhhh......... aku harus berbuat apa untuk membujuknya? Dia kalau sudah marah susah sekali dibuat mereda.

Kuacak rambutku frustasi ketika tak menemukan Kang Sora dimanapun. Cepat sekali sih larinya.

Apa mungkin dia berlari ke arah sini??

Kulihat lorong panjang yang menjadi satu- satunya jalan menuju ruang mesin. Melihat ke kanan dan ke kiri yang merupakan jalan buntu, kurasa hanya ke tempat itulah Sora bersembunyi. Sora tidak mungkin kembali ke atas, karena sudah kupastikan pada Yesung dia tidak melihat Sora.

Akupun memutuskan terus berjalan menuju ruang mesin.

Hanya suara dengungan mesin yang terdengar, tapi semakin mendekat sayup- sayup terdengar suara tangis meskipun tidak begitu jelas.

Kuputar knop pintu, tidak ada siapa- siapa di dalam.

Mungkin aku harus mencari sekeliling dulu.

Tepatnya di dekat jendela aku melihat Siwon memeluk seseorang.

Aku tahu siapa yang sedang berpelukan dengan Choi Siwon, tidak salah lagi itu Kang Sora. Meskipun wajahnya tidak terlihat, aku yakin dia Kang Sora.

Dia berlari dan menangis di pelukan namja lain. Sulit dipercaya, tapi bagaimanapun itu hak Sora.

Namun kenapa melihat kenyataan ini membuatku sakit.

Seolah hatiku retak dan hancur berkeping- keping.

Aku ingin marah, tapi apa hak ku untuk marah.

Aku sangat ingin memisahkan mereka, tapi siapa aku melakukan semua itu.

Sadarlah Park Leeteuk, kau bukan siapa- siapa bagi Kang Sora.

Perlahan kakiku melangkah mundur, aku tidak mau lagi mengganggu mereka. Seharusnya aku tidak berbuat egois dengan memisahkan dua orang yang mungkin saling mencintai. Choi Siwon adalah sahabat yang sudah sangat kuanggap seperti saudara, tidak mungkin aku menyakiti hati saudaraku sendiri dengan merebut cintanya. Kang Sora juga sepertinya sangat bahagia bersama Siwon, berbeda bila dia bersamaku, Sora hanya bisa menangis dan menangis karena sikapku.

Lalu bagaimana denganku sendiri?

Leeteuk meninggalkan tempat itu dengan langkah sangat berat. Dia sadar sekarang bahwa hubungannya dengan Kang Sora tidak bisa lebih berkembang dari hanya sekedar teman.



***

Sudah sebulan lebih setelah Leeteuk dan Sora kembali dari bulan madu. Kini keduanya sudah menjalani aktivitas seperti biasa. Leeteuk dengan urusan kantornya yang banyak tertunda selama kepergiannya, juga Kang Sora yang harus meneruskan perannya sebagai istri Park Leeteuk. Kasih sayang kakek pada Sora semakin hari semakin besar, kakek senang dia tidak lagi sendirian di rumah karena ada Sora bersamanya. Entah itu berbincang di beranda rumah, berjalan- jalan di taman, atau berkebun yang sekarang menjadi kegemaran baru kakek Park bersama Sora. Hampir setiap hari Sora dan kakek mampir ke kebun untuk melihat sayur- sayuran yang mereka tanam, keduanya berjanji akan memasak bersama bila sayuran itu telah berbuah. Mengamati pertumbuhan sayurannya membuat Sora sadar bahwa seperti itu pula kehamilannya juga harus terlihat membesar. Semalaman memutar otak dan berdebat argumen dengan Leeteuk akhirnya Sora diputuskan harus memakai bantal penyumpal di perutnya.

“ aduh, aku tidak biasa memakai benda ini, bertambah bulan ukurannya harus bertambah besar. Sangat tidak praktis dan terasa aneh memang, tapi harus bagaimana lagi....... aku harus memakai ini.....!” Sora memasang perut palsunya sebelum mengenakan T- shirt longgarnya. Dia harus lebih berhati- hati sekarang, karena kemarin saja dia lupa tidak memakainya dan keluar kamar begitu saja. untung saja tak ada yang menyadari perutnya yang mendadak rata apalagi kakek Park, kalau sampai beliau melihat pasti akan langsung kena serangan jantung.

Sora berjalan keluar dari ruang ganti, sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah menggunakan hairdryer dia melihat seorang yoeja berdiri memunggunginya. Yoeja itu sedang mengamati foto Leeteuk yang sengaja di pajang. Memainkan tangannya dengan gemas diatas bingkai kaca, padahal hanya sebuah foto namun seakan benar- benar berbicara dengan orangnya.

“ Siapa kau??” Tanya Sora setelah yoeja di depannya berbalik, keduanya saling berhadapan dan si yoeja juga sepertinya terkejut dengan kemunculan Sora yang tiba- tiba.

Tapi kemudian yoeja itu tersenyum manis sembari mengangkat tangan menyapa Sora.

“ Annyeong unnie......... Unnie, Kang Sora kan?” Dia balik bertanya padahal pertanyaan Sora belum sekalipun dia jawab.

Sora mengangguk kemudian menggeleng, dia masih bingung karena tidak mengenali yoeja asing di depannya yang sudah lebih dulu tahu namanya. Sora mulai mengamati dari ujung kepala hingga kaki. Menilik dari penampilannya terlihat sekali dia sangat update tentang fashion. Meskipun sedikit lebih pendek dari Sora, tidak bisa dibilang gadis ini kalah cantik. Dengan kulit putih, rambut brown light panjang, pinggang kecil, paha dan kaki proporsional, serta mata yang bulat, yoeja ini terlihat imut sekaligus seksi.

Ditambah senyumannya terlalu manis untuk seorang gadis yang memang sudah sangat cantik.

“ Kau ini siapa?” Tanya Sora untuk yang kedua kalinya, namun belum sempat yang ditanya menjawab kakek Park yang entah sejak kapan berdiri di dekat pintu menjawab pertanyaan Sora. Kakek memperkenalkan gadis ini sebagai Park Yumi. Park Yumi adalah cucu kakek dan merupakan anak dari putra bungsunya. Tapi kakek tidak menjelaskan lebih lanjut pada Sora ketika ucapannya terhenti pada sebuah nama. Sora tahu siapa maksud kakek, tentu saja kakek tidak bisa dengan mudah menyebut nama Park Yoon Shik, anak yang sudah mengecewakannya. Tapi sepertinya kakek tidak masalah dengan kehadiran Yumi, buktinya kakek Park membalas pelukan Yumi saat yoeja ini menghambur kepelukannya.

“ Kek, aku sangat merindukanmu, tapi aku juga sangat merindukan Leeteuk oppa. Karena itu begitu sampai aku langsung masuk ke kamar oppa tanpa memberitahu kakek dulu......” Yumi merajuk manja pada kakek Park.

Yumi melepaskan pelukannya dan beralih menatap Sora.

“ Unnie, aku juga minta maaf telah membuatmu kaget karena masuk tanpa ijin. Aku sudah terbiasa masuk kamar oppa dan menganggap seperti kamarku sendiri, jadi aku tidak memikirkan kalau mungkin unnie ada di dalam. Aku sudah mendengar pernikahan kalian dari kakek....... Selamat unnie....!!”

Yumi memberikan pelukan hangat untuk Sora, tentu saja Sora menerima pelukan itu. Tapi entah mengapa Sora merasa Yumi tidak benar- benar tulus mengucapkan itu. Menyadari tidak seharusnya berburuk sangka, Sora cepat- cepat membuang pikirannya.

Kakek Park meninggalkan keduanya dengan maksud agar keduanya lebih mengenal satu sama lain. Yumi menarik Sora agar ikut duduk di ranjang dan mulai mengamati seisi ruangan.

“ Sudah banyak yang berubah dari kamar ini, seingatku oppa suka memajang mainan koleksinya di sana tetapi sekarang rak itu sudah penuh oleh literatur. Aku juga ingat sering kali bermain sampai larut di sini, bahkan kami sering bersembunyi di dalam lemari saat appa ataupun kakek mencari kami... kadang sampai aku tertidur di sini hingga pagi.....” Cerita Yumi mengingat masa disaat keluarga mereka masih tinggal bersama.

“ Tidur di sini?” Tanya Sora kaget....

Yumi mengangguk sambil mengulaskan senyum manisnya.

“ Tapi itu dulu..... ”

Sora tertawa tertahan larut dalam pikirannya sendiri. Dia teringat bagaimana polosnya Leeteuk saat tidur. Raut wajahnya terkesan imut, alisnya yang kadang terangkat diikuti bibir yang sedikit manyun, kemudian tersenyum, dan kembali terlelap lagi. Sora hampir setiap malam memperhatikan cara dan ekspresi Leeteuk saat tidur. Bahkan diam- diam Sora dengan usil memotret tanpa sepengetahuan Leeteuk.

Yumi menampakkan wajah terkejut melihat Sora terkikik sendiri, “ Ada apa unnie? Memang ada yang lucu dari ceritaku??”

Sora sedikit tersentak namun segera menampik anggapan Yumi.

“ Apa unnie bahagia menikah dengan oppa?” Tanya Yumi dengan tatapan seperti seorang mantan yang sangat cemburu dengan rival yang sudah merebut kekasihnya. Sora menyadari itu, memang ada yang aneh dengan Yumi. Tapi apa mungkin Yumi memiliki perasaan lain pada Leeteuk padahal mereka saudara. Pikiran itu semakin menguat ketika Yumi menatap tidak senang ke arah perut Sora. Entah mengapa Sora ingin menunjukkan bahwa dia adalah istri syah Leeteuk dan kini mengandung anak Leeteuk. Jadi beberapa kali Sora tampak mengelus perutnya lembut, dan meyakinkan dirinya bahwa Yumi melihat itu.

“ kau hamil unnie??!! anak oppa??” Pertanyaan Yumi kali ini kentara sekali menunjukkan keterkejutan. Lagi- lagi membuat Sora harus memperhatikan perubahan raut wajah sepupu Leeteuk ini. Terlihat jelas Yumi tidak senang, namun tetap dia berusaha menyamarkan itu dalam senyuman manisnya.

“ Ne tentu saja Yumi ah, kau pikir anak siapa lagi? Ah kau ini ternyata suka bercanda ya........” Sora menepuk pundak Yumi pelan sambil tertawa seolah ucapan Yumi itu lucu.

“ kami berdua sangat menunggu kelahiran eagi kami..... Leeteuk oppa sangat- sangat senang ketika tahu aku mengandung anaknya......” Sora kembali membelai perutnya sayang. Yumi menatap Sora dalam keheningan, terpancar kebencian dari sorot matanya. Yumi mungkin berpikir Sora tidak akan menyadari karena sedang sibuk mengajak bicara eaginya, namun Yumi salah, Sora bisa merasakannya.

Sora mengajak Yumi turun untuk menemui kakek, karena pasti kakek sedang menunggu mereka. Yumi menurut dan tidak banyak bertanya lagi setelah itu. Seperti ada yang sedang dia pikirkan, atau mungkin sebuah rencana. Sora hanya bisa menebak- nebak saja. Sesampainya di bawah ternyata kakek sedang bicara dengan Leeteuk. Yumi yang awalnya bergandengan tangan dengan Sora langsung melepaskan tangannya dan berlari menghambur memeluk Leeteuk. Leeteuk terkejut melihat Yumi, tapi itu hanya sesaat karena kemudian setelah itu Leeteuk membalas pelukan Yumi, mengangkat tubuh ringannya ke atas, dan tak lupa membelai sayang rambut Yumi. Leeteuk menanyakan bagaimana kabar Yumi, kuliahnya, kehidupannya di Amerika, mengapa selama ini Yumi tidak pernah mengabari Leeteuk, dan pujian Leeteuk bahwa Yumi sudah tumbuh menjadi gadis yang menawan. Yumi sangat senang dipuji seperti itu, meskipun dia berkilah tapi dari senyuman di wajahnya sudah sangat jelas terbaca.

Mereka semua seakan melupakan Sora yang masih berdiri mematung di tangga, memperhatikan dekatnya hubungan Yumi dan Leeteuk. Sampai ketika kakek Park melambai dan menyuruh Sora turun untuk ikut bergabung.



#Sora POV

Ada apa dengan hatiku? Kenapa aku kesal melihat kedekatan mereka? Padahal Yumi adalah sepupu Leeteuk, tidak seharusnya aku merasa cemburu...

Segera kutepis semua pikiran itu, dan mengikuti kemauan kakek agar aku duduk di sebelahnya. Sedangkan Leeteuk juga sudah duduk di depan kami dengan Yumi yang terus merapat di sebelahnya.

“ Oppa tahukah kau seberapa aku merindukanmu?? Appa selalu melarangku datang ke sini, tapi appa tidak bisa selamanya menolak keinginanku. Aku merayu appa bila aku lulus dengan nilai sempurna appa tidak akan melarangku lagi untuk menemui kalian.....dan jjjaang....... aku di sini sekarang.......!!” Cerita Yumi sangat antusias.

“ Benarkah?? Wah dongsaengku ini pasti sangat pintar.....!!” Leeteuk lagi- lagi memuji Yumi bahkan dia mencubit pipi Yumi gemas.

Mereka sangat serasi.

“ Sayang........ kau tidak usah cemburu ya dengan kedekatan mereka berdua, sudah dari dulu mereka seperti itu, Leeteuk sangat menyayangi Yumi sebagai adiknya, begitu pula dengan Yumi......”

Ternyata kakek bisa menerka apa yang sedang kupikirkan. Beliau memegang tanganku berusaha menenangkan.

“ Ah tidak kek, aku tidak berpikiran seperti itu..........” Aku berbohong, akan sangat memalukan bila Leeteuk juga melihatku terbakar cemburu hanya karena dia dekat dengan sepupunya. Tidak perlu menunggu waktu lama sebab Leeteuk ikut menatapku mempertanyakan kebenaran jawabanku.

“ T...tt....tentu saja, aku mempercayai oppa mana mungkin oppa menyakitiku. Dan lagi tidak ada alasan bagiku cemburu pada Yumi....... ahhaaha......” Aku memaksakan tersenyum namun justru terdengar sangat aneh.

“ Syukurlah kalau begitu sayang........” Aku bahkan tidak tertarik melihat pada kakek karena sekarang pandanganku menatap lurus pada Leeteuk yang juga tengah menatapku. Kenapa dia memandangku seperti itu? membuatku merasa sangat aneh dengan tatapan tak terartikan darinya. Bukankah aku harus menjawab seperti itu sebagai istrinya yang pengertian.

“ oh iya, oppa tidak biasanya kau pulang cepat, ada apa?” Tanyaku penasaran karena Leeteuk yang begitu gila kerja tiba- tiba sudah berada di rumah. Apa ini karena kedatangan Yumi? Dia tahu sepupu tersayangnya akan datang sehingga berniat menyambutnya di rumah?

“ yoebo..... kau tidak ingat hari ini kita harus memeriksakan kandunganmu? Kakek yang menelponku tadi....”

Oh jadi dia pulang karena permintaan kakek, kenapa aku tidak merasa senang ya??

“ Kau juga kan yang mengajakku makan siang di luar, apa kau juga melupakannya?”

Ah, benar juga, Leeteuk berhutang janji mengajakku keluar, aduh kok aku bisa lupa ya, ternyata dia tidak semenyebalkan itu. Tak pelak hal ini membuatku senang dan antusias.

Lihatlah Park Yumi, Leeteuk peduli padaku.

“ Oppa mau pergi dengan unnie ya?? ahhh sayang sekali padahal aku juga ingin meminta oppa mengantarku melihat- lihat Seoul. Sudah sangat lama dan banyak yang berubah sekarang” Yumi menghela nafas kecewa,

“ Itu tidak sulit Yumi ah, kau bisa ikut bersama kami.......” Yumi memekik gembira dengan usulan Leeteuk, tapi berbeda dengan yang kurasakan sekarang. Aku tadi sangat senang karena bisa keluar berdua saja, sekarang ada Park Yumi yang akan terus menempel pada Leeteuk. Kenapa Leeteuk harus mengajaknya juga? Menyebalkan sekali.

Tanpa bisa menolak, aku pasrah saja membiarkan Yumi mengikuti kami. Tidak hanya itu, tempatku di sebelah Leeteuk kini sudah dia ambil, membuatku harus duduk sendirian di kursi belakang.

“ Sora ya kau tidak apa – apa kan di belakang, Park Yumi ini sangat takut duduk di belakang, apalagi sendirian. Benar masih begitu Yumi ah?”

Yumi merajuk mendengar Leeteuk menggodanya.

“ Iya unnie, mianhae unnie harus duduk sendiri.......”

“ Ah, tidak apa- apa oppa, Yumi ah.... kwencana...... di sini juga lebih nyaman, aku bisa sedikit meluruskan kakiku....”

Pasti sekarang Yumi sedang menertawakanku dalam hati. Aku seolah tidak berdaya bila dibandingkan dengannya. Wajahnya memang bertampang malaikat, tersenyum padaku seolah bersahabat, tapi aku tidak merasakan sedikitpun ketulusan darinya.



Sora POV end #



Leeteuk dan Sora hanya berdua saja di ruang pemeriksaan. Leeteuk mengenal baik dokter di klinik ini sebagai teman sekolahnya dulu, jadi Leeteuk bisa meminta Dokter Boom untuk membantunya mengatasi semua masalah dan prosedur kehamilan yang harus Sora jalani.

Dr. Boom keluar untuk mencarikan hasil USG, meninggalkan Leeteuk dan Sora yang terlibat perdebatan kecil.

“Ah, tidak apa- apa oppa, Yumi ah.... kwencana...... di sini juga lebih nyaman, aku bisa sedikit meluruskan kakiku....” Leeteuk menirukan ucapan Sora saat di mobil tadi.

“ Uh, apa itu, seperti bukan gayamu Sora sshi.........” Tambah Leeteuk lagi.

“ Memangnya kenapa? Bukankah aku memang harus bereaksi seperti itu Leeteuk sshi? Mana mungkin aku menolak dan memarahi sepupu kesayanganmu itu karena sudah merebut tempatku??”

Sora melengos, membuang wajahnya ke arah lain.

“ Oh, benarkah?? Baik sekali anaeku ini...... ya, memang seharusnya seperti itu sih, tapi apa benar kau tidak cemburu?”

“ Apa? Aku? Cemburu? Ah itu hanya dalam mimpi Leeteuk sshi. Aku tidak akan pernah bisa cemburu buta.......” Sora menunjuk ujung hidungnya seolah tidak percaya Leeteuk menuduhnya seperti itu.

“ Kupikir kau akan cemburu, kalau tahu Yumi itu sebenarnya........”

Ucapan Leeteuk terputus dengan kehadiran Boom yang sudah ada di antara mereka.

Sora masih menatap Leeteuk dan bertanya- tanya sebenarnya apa yang ingin Leeteuk ucapkan.

Namun Boom membuat perhatian keduanya terpecah. Boom mengeluh sangat sulit mengikuti permainan Leeteuk dan Sora. Dia seorang dokter dan tidak seharusnya berbohong tentang kehamilan Sora. Tapi desakan Leeteuk yang terus meyakinkannya bahwa ini demi kesembuhan kakek Park membuat Boom tidak bisa menolak lagi. Sekarang Dr. Boom memberikan sebuah foto hasil USG janin yang berumur tiga bulan, sama seperti kehamilan bohongan Kang Sora.

Leeteuk dan Sora mengamati foto yang diberikan Boom.

“ Kenapa ada dua bulatan kecil di sini?”

“ Iya, kenapa ada dua?” Sora juga heran dengan apa yang dilihatnya.

Boom yang di tanya tidak langsung menjawab.

“ Boom sshi, bisakah kau menjelaskan pada kami, aku sungguh tidak mengerti........”

“ Itu janin kembar.......!!” Jawab Boom dengan suara pelan,

“ Apa??” Teriak Sora dan Leeteuk hampir bersamaan. Berpura- pura mengandung seorang janin saja sudah susah, sekarang malah ditambah satu lagi.

Leeteuk memaksa Boom mencarikan foto janin tunggal saja, tapi Boom beralasan hanya ibu bayi kembar ini yang mau menyerahkan hasil USG anaknya pada Boom. Boom tidak bisa sembarangan meminta bantuan. Apalagi tidak hanya sekali, karena pasti mereka membutuhkan bantuan ibu ini berulang kali nantinya.

“ Benarkah tidak bisa yang lain Boom hyung?”

Boom menggeleng pasrah.

Leeteuk kecewa, Sora juga kecewa sekaligus khawatir.

“ Sudahlah tidak apa- apa Leeteuk sshi. Sudah untung Boom sshi menemukan ibu hamil yang mau membantu kita..... kajja kita keluar, Yumi juga sudah menunggu lama.........” Sebenarnya Sora sendiri angat berat melangkah, tapi mau bagaimana lagi...... mereka tidak ada pilihan lain.

Setelah berpamitan dengan Boom, Leeteuk dan Sora keluar ruangan pemeriksaan.

Mereka disambut oleh Yumi yang memang terlihat sudah tidak sabar menunggu sendirian.

Yumi dengan sopan meminta ijin melihat hasil USG Sora.

Dia tercekat mengetahui bayinya kembar.

Tidak ada yang bisa membaca mimik wajah Yumi kala itu.

“ Jadi kembar??” Tanya Yumi sekali lagi ingin memastikan.

Leeteuk dan Sora mengangguk hampir bersamaan, “ ya, kembar!” diikuti senyuman yang begitu dipaksakan.



To Be Continue.



4 komentar:

  1. JADI KEMBAR??
    sayang banget cuma boongan coba beneran *eh
    kirain bakal jadian di part ini. kkkk~~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah tuh jadian kok huzna, but d part 10 nya, liat deh...

      Hapus
  2. Wow makin complicated ja nie ceritanya...
    Btw, vita gimana puasanya..? Semoga berjalan lancar ya sampai akhir...
    Amiinnn....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah puasanya msih lancar bingit... hehe...
      Thanks yaw...

      Hapus