Jumat, 04 Juli 2014

LIE TO ME part 10




Leeteuk sudah menjalankan mobilnya dan siap menuju restoran yang sudah dia pesan sebelumnya. Di tengah jalan tiba- tiba Yumi mendesak Leeteuk agar mengantarnya ke makam omma Yumi. Yumi beralasan sudah sejak lama dia tidak ke makam, dan Yumi ingin memberikan penghormatan pada ommanya. Leeteuk bertanya kenapa tiba- tiba sekali, tapi melihat Yumi terus merajuk Leeteuk tidak bisa menolak. Leeteuk mau mengantar Yumi setelah mereka makan dulu, tapi lagi- lagi Yumi bersikeras ingin pergi saat itu juga.

“ Baiklah kalau begitu, Sora ya tidak apa- apa kan kita ke makam dulu, setelah itu baru kita lanjutkan rencana sebelumnya?” Leeteuk menatap Sora dari pantulan kaca spion, dilihatnya Sora tampak berpikir namun kemudian mengangguk setuju.

“ Tapi kurasa sebaiknya unnie tidak usah ikut, aku ingin secara pribadi mengunjungi omma........” Ucapan Yumi mengagetkan Sora juga Leeteuk.

“ Tidak apa- apa kan unnie?” Yumi memohon tetapi jelas sekali ada paksaan dalam nada bicaranya, membuat Sora terpojok dan bingung harus menjawab apa. Sora menatap Leeteuk menunggu bagaimana tanggapan Leeteuk, ini bisa membuktikan pada siapa Leeteuk lebih berat memilih. Seberapa penting Sora bagi seorang Park Leeteuk.

Melihat Yumi yang terus memaksa dan memohon membuat Leeteuk tidak enak hati untuk menolak. Namun menyaksikan kegelisahan dalam sorot mata Sora, dia juga tidak akan tega meninggalkan Sora sendirian. Apalagi awalnya dia berjanji pada Sora akan mengajaknya makan bersama. Janji adalah janji, dan Leeteuk harus menepati janji itu. Diantara kebimbangannya itu, sekelebat bayangan Sora yang tengah berpelukan dengan Siwon ketika di kapal tempo dulu membuat namja ini berubah pikiran. Ini kesempatan baginya untuk membuat Sora menjauh dari hatinya, Leeteuk tidak bisa terus melembut dan menggantung perasaannya sendiri. Dia harus bisa merelakan Sora untuk Siwon dan kembali bersikap acuh padanya. Dengan begitu Leeteuk tidak akan merasa terlalu sakit hati nantinya.

Leeteuk pun meminta maaf pada Sora dan menyuruh Sora agar menunggunya. Leeteuk akan mengantar Yumi terlebih dahulu setelah itu dia akan kembali menjemput Sora. Sora tentu saja sedih dengan pilihan Leeteuk, tapi apa yang bisa diperbuatnya?

Leeteuk menghentikan mobilnya di tepat di depan halte bus,

“ Maaf Sora ya.........” Itulah ucapan Leeteuk ketika mengantar kepergian Sora dari mobilnya. Sora turun dengan langkah berat, dia masih sempat tersenyum dan melambai pada Leeteuk padahal hatinya kini sedang menangis.

Di sisi lain Yumi bersorak gembira dalam hati, tidak akan ada yang bisa merebut kasih sayang Leeteuk untuknya termasuk Kang Sora. Ini juga menunjukkan bahwa oppanya tidak benar- benar mencintai istrinya itu.

Sora sebenarnya hendak menyetop taksi dan pulang sendiri tanpa harus menanti Leeteuk. Tapi dia sudah berjanji akan menunggu sampai Leeteuk menjemputnya. Sora kembali bimbang, haruskah dia menunggu?

Sora sshi, apa yang sudah Leeteuk lakukan padamu sampai kau rela melakukan semua ini ?”
Meskipun hatinya ingin, tapi raganya menolak. Akhirnya Sora memilih menunggu di halte sampai Leeteuk kembali.

Sora duduk sendirian sambil memandangi hasil USG yang baru saja dia keluarkan dari tasnya.

Membayangkan bahwa itu benar- benar janin yang dia kandung, membuat Sora tersenyum sendiri.

Pasti menyenangkan memiliki Leeteuk kecil dalam kehidupannya.

Sora semakin melambung dalam hayalan, dia bahkan mengeluarkan foto Leeteuk yang sedang tidur yang diambilnya diam- diam kemudian terus mengamati satu- persatu membandingkannya dengan dua janin di foto yang lain.

“ mmm....... kurasa tidak masalah jika hidung, mata, dan alisnya seperti ini... “ Sora menunjuk pada bagian wajah Leeteuk yang paling dia sukai.

“ Lalu bibirnya, apa harus sama juga??”

“ Bagaimana denganku? Apa tidak ada yang bisa mirip denganku? Ah........ kurasa bibir harus mirip sepertiku....... bibirku cukup seksi, tapi selain itu kurasa sebaiknya mirip denganmu saja Leeteuk sshi.....” Sora tersenyum sendiri membayangkan bagaimana tampan atau cantiknya eaginya kelak.

“ Apa yang sedang dilakukan ibu hamil sendirian di tempat ini??” Tawa seseorang mengejutkan Sora.

“ Omo...... Siwon sshi, kau menemukanku lagi.” Sora mengernyit curiga.

“ Jangan – jangan kau membuntutiku terus ya? Kenapa setiap kali aku tersesat, atau sedang sendirian kau selalu bisa menemukanku?? Cepat jawab, kau memata- matai aku ya??”

Siwon tergelak mendengar tuduhan Sora. masuk akal juga sih kata Siwon karena profesinya sebagai detektif dan juga insting tajamnya bisa membuat Siwon dengan mudah menemukan Sora. Tapi kemudian Siwon berkata jujur bahwa Leeteuk lah yang menyuruh Siwon menemui Sora.

“ Leeteuk sshi, dia yang menyuruhmu?” Tanya Sora tidak percaya.

“ Iya, hyung menelponku tadi dan bilang aku harus menemanimu karena takut kau berbuat aneh- aneh.....”

“ ah, apanya yang aneh- aneh? Kau membohongiku lagi kan?”

Siwon lagi- lagi tertawa kemudian dia menjawab, “ Memang Leeteuk hyung yang menyuruhku kemari, tapi selebihnya aku tambahi sendiri.....”

Sora memukul pelan pundak Siwon, sehingga membuat foto- foto yang dipegangnya berjatuhan di lantai.

Siwon memungut foto- foto itu.

Lama dia mengamati,

“ Sini kembalikan.... ini bukan untuk dipublikasikan...” Sora mencoba meminta dengan candaan, tapi candaannya tak mampu lagi membuat Siwon tertawa. Alih- alih tertawa Siwon malah menatap dalam menyelami dua manik mata Sora.

“ Ada apa??” Tanya Sora salah tingkah dipandangi terus seperti itu.

“ Apa kau sudah terlalu masuk dalam peranmu Sora sshi? Kurasa sekarang kau tidak menganggap bohongan lagi permainan ini, kau mengharapkan ini semua menjadi kenyataan, benar begitu kan?”

“ aa...ani...aniyo, aaisshh... kenapa kau bisa mengira seperti itu. Aku tidak pernah menganggap kebohongan ini sebagai kenyataan. Aku tahu ini murni tanggung jawab pekerjaan.....” Sora mengelak sekuat tenaga, dia terus menyangkal tuduhan Siwon padanya dan melontarkan bahwa Siwon sudah salah sangka bila menganggap demikian.

Tapi bukan Siwon bila semudah itu bisa percaya, apalagi setelah pernyataan Sora yang mengakui bahwa gadis ini mencintai Leeteuk sudah merupakan bukti nyata perkiraannya bukan tuduhan semata.

“ Tidak usah mengelak lagi Sora sshi, kau tidak mungkin bisa membohongiku, karena aku sangat mengenal dirimu.....”

Siwon menarik kedua bahu Sora, mensejajarkan tubuhnya agar kini Sora mau membalas menatap Siwon.

“ Dengarkan aku Sora ya......... ini aku lakukan karena aku menyayangimu. Jangan terlalu berharap pada Leeteuk hyung, lupakan saja perasaanmu padanya........”

Mendengar nasehat Siwon, serta merta Sora menjadi marah kenapa Siwon begitu mudah berubah pikiran. Padahal ketika di kapal, Siwonlah yang memberi kekuatan pada Sora agar tidak menyerah.

Sora mempertanyakan hal itu, dan Siwon menjawab bahwa ini demi kebaikan Sora.

“ Tidak aku tidak mau mendengarmu Siwon sshi, aku akan tetap berusaha. Kenapa kau seperti ini, bukankah Leeteuk sshi itu sahabatmu? Kau yang lebih mengenal dia, kenapa sepertinya kau ingin bilang kalau dia tidak baik?”

“ Siapa bilang Teuk hyung tidak baik, dia orang paling baik yang pernah kukenal. Hanya saja situasinya yang tidak menguntungkan bagi kalian berdua. Bila kau masih memilih ingin bersamanya kau akan melalui banyak penderitaan Sora ya, aku tidak ingin melihatmu menderita. Jadi sebaiknya lupakan saja Teuk hyung........” Siwon tetap pada penilaiannya,

Melihat Sora tidak bergeming Siwon kembali menambahkan,” Dan kau tidak akan bisa bersaing dengan Yumi.......”

“ Kenapa?? Tidak ada yang perlu kutakutkan dari Yumi, apa yang bisa dilakukan seorang sepupu?”

Siwon menggeleng, “ Dia bisa melakukan apapun Sora ya, Yumi bukan keturunan keluarga Park, dia hanyalah anak adopsi.....”

“ Apa??” Kenyataan baru yang Siwon ucapkan membuat Sora terperanjat.

Apakah ini alasan Yumi terlihat sangat dekat dengan Leeteuk?”


****

Leeteuk masuk ke dalam kamarnya dengan langkah gontai, dia sangat lelah setelah seharian menuruti kemauan Yumi. Gadis ini tidak hanya mengajaknya ke makam, semua tempat yang menyimpan kenangan mereka waktu kecil juga tidak luput dari kunjungan. Sehingga Leeteuk tidak bisa menepati janjinya pada Sora. Bagaimana dia bisa menghadapi kemarahan Sora sekarang.

Sesampai di dalam Leeteuk tidak menemukan Sora di manapun, Leeteuk mengira mungkin Sora sedang keluar. Jadi Leeteuk memilih rebahan di atas ranjang dan berusaha memejamkan mata.

Tapi kegaduhan dari dalam kamar mandi membuatnya urung untuk tidur.

Ternyata Sora sedang kesusahan dengan bantalan di perutnya, dia terus mengumpat kesal karena benda itu tidak bisa dengan mudah dilepaskan.

“ Sini aku bantu......” Leeteuk menarik dan membalik badan Sora sehingga kini dia bisa berhadapan dengan punggungnya.

“ Omo, Leeteuk sshi kau mengagetkanku? Kapan datang?” Sora berusaha menyembunyikan rasa keterkejutannya dengan menolak Leeteuk yang mau membantunya.

“ Biar aku saja, kenapa kau mengikat talinya begitu erat? Jadi tidak bisa dibuka kan.....” Leeteuk tidak mempedulikan penolakan Sora dan tetap berusaha membuka tali pengikat bantal yang terikat sangat kuat itu.

Sora tertawa kecil, “Seharian aku harus memakai ini, kakek juga selalu berada di dekatku. Jadi aku pikir dengan mengikatnya kuat pengganjal ini tidak akan mudah jatuh.”

Leeteuk diam saja mendengarkan semua penjelasan Sora, “ nah sudah terbuka.....”

“ Oh benarkah, terima kasih Leeteuk sshi.....” Sora membalik badannya dan tiba- tiba saja merasa canggung karena Leeteuk berdiri sangat dekat dengannya. Sora pun segera menghindar dengan berpura- pura ingin segera ganti baju. Tapi lagi- lagi Leeteuk membuatnya terkesiap karena menarik tangannya dan sedikit memaksa Sora agar memandang Leeteuk.

“ Maaf Sora ya, aku tidak bisa menepati janjiku lagi untuk menjemputmu..... Yumi terus saja.....”

“ Sudahlah, aku baik- baik saja, justru aku harus berterima kasih karena kau mengirim Choi Siwon untuk menemaniku, jadi aku tidak harus menunggu sendirian.”

Sora sudah berbuat kesalahan dengan mengucapkan hal itu, padahal maksudnya adalah agar Leeteuk mengerti bahwa Sora menghargai perhatiannya karena mengirim Siwon dan tidak setega itu meninggalkan Sora sendirian.

Persepsi lain justru Leeteuk terima, dia menganggap Sora berterima kasih padanya karena sudah mau mempertemukan Sora dengan Siwon, dengan kata lain merestui hubungan mereka. ini membuat Leeteuk kesal, meskipun dia sudah akan merestui tapi tidak seharusnya Sora seterus terang ini.

“ Aku lelah, jangan menggangguku lagi dan jangan berisik karena aku mau beristirahat....” Leeteuk yang tadinya hangat kini tiba- tiba berubah sedingin es membuat Sora bingung sendiri dan hanya bisa menatap punggung Leeteuk yang semakin menjauh darinya.

Ada apa dengannya? Kebiasaan buruk Leeteuk sshi sepertinya muncul lagi......” Gumam Sora pada dirinya sendiri. Dia kemudian segera bergegas berganti baju dan melupakan dulu sikap Leeteuk yang aneh padanya.

Selesai memakai piyama tidurnya Sora melihat Leeteuk sudah tertidur memunggunginya.

Sora menghela nafas panjang,“ Aku masih tidak mengerti dengan sikapnya ini, kupikir dia sudah berubah tetapi ternyata belum. Bagaimana aku harus menghadapi kepribadian ganda seorang Leeteuk sshi?” Dengus Sora ketika dia mulai membaringkan tubuhnya di ujung ranjang yang lain. Tentu saja dengan memunggungi Leeteuk. Sudah tidak ada lagi kecanggungan sekarang ketika harus tidur satu tempat tidur. Seperti sudah terbiasa, Leeteuk dan Sora akan tidur pada tempatnya masing- masing tanpa banyak bicara, misalnya bertengkar masalah pembagian selimut karena sekarang mereka sudah memiliki selimutnya sendiri- sendiri.



****



Seperti pagi- pagi biasanya setelah bangun Sora langsung bergegas menuju dapur. Sudah menjadi rutinitasnya untuk menyiapkan sarapan pagi meskipun itu hanya satu set menu makanan sederhana. Awalnya Sora ragu apakah dia memang harus memasak, akan lebih baik bila pengurus rumah tangga saja yang menyiapkan sarapan. Tapi sejak kakek memuji masakannya dan bilang meskipun terasa berbeda masakan Sora tetap terasa istimewa membuat Sora bersemangat untuk terus memasak. Lain halnya dengan Leeteuk yang dengan sangat jujur bilang masakan Sora itu aneh. Tapi Sora tidak terlalu memasukkan ke dalam hati ledekan Leeteuk, bukankah Leeteuk memang selalu seperti itu. Asal kakek terus mendukungnya sudah cukup bagi Sora untuk tidak menyerah.

Tapi berbeda dengan pagi ini, Yumi sudah lebih dulu menguasai dapur dan sepertinya skill memasaknya cukup baik. Bau harum sudah tercium saat Sora masih berdiri di ambang pintu.

Mencoba berbasa- basi Sora bertanya apa yang sedang Yumi masak, apakah Sora harus membantu? Tidak seharusnya Yumi menyiapkan semuanya karena itu sudah merupakan tugas Sora di rumah ini.

“ Tidak unnie, biar pagi ini aku yang menyiapkan sarapan. Aku ingin membuatkan oppa dan kakek masakan kesukaannya, pasti mereka rindu dengan masakan buatanku.....” Sanggah Yumi tanpa harus memandang Sora dan memilih sibuk dengan masakannya.

Sora mencebik mengejek, tapi tentu saja dibelakang Yumi.

Dasar sukanya cari muka.....” Begitu mungkin sekarang yang sedang Sora pikirkan.

Tapi Sora tidak bisa melarang Yumi, bila gadis ini sudah berkemauan keras. Mau tidak mau Sora diam saja saat Yumi mengambil alih tugasnya.

Jika saja Yumi tidak pandai memasak pasti Sora bisa sedikit menyombongkan diri dengan kepandaiannya menata meja. Tapi melihat Yumi dengan sangat ahli menata meja, menyajikan masakan yang terlihat sangat enak dan menggugah selera membuat Sora harus terduduk lemas. Dia kalah segala- galanya dari Park Yumi.

Bahkan ketika sarapan pun Sora harus berbesar hati melihat kakek maupun Leeteuk tidak henti- hentinya memuji kepandaian Yumi memasak. Meskipun kakek membela Sora dan mengatakan masakan Sora juga enak, tetap saja Sora merasa tidak bersemangat karena dia tahu kakek hanya berbasa basi padanya.

“ Teuk ah bagaimana menurutmu?” kakek malah bertanya pada Leeteuk, tentu saja Leeteuk akan menjawab dengan sangat jujur jika masakan Sora kalah jauh dibanding Yumi.

“ mmm........ masakan Yumi sangat enak, tapi tetap saja masakan yoeboku tidak bisa terlupakan oleh lidahku......bagaimana ya mengatakannya, lidahku sudah sangat terbiasa dengan masakan Sora... jadi yah begitulah.......”

Sora mengerjab- ngerjabkan matanya beberapa kali tak mengira Leeteuk akan menjawab seperti itu.

“ Benarkah oppa?” Tanya Sora gugup jangan- jangan pendengarannya sudah rusak.

“ Ne, benar Sora ya.........” Leeteuk bahkan mengedipkan matanya sebelah ke arah Sora. Sora melambung mendengarnya.

Sedangkan Yumi menahan untuk tetap tersenyum manis dan berkata dia jadi penasaran ingin segera mencicipi masakan Sora yang menurut Leeteuk tidak bisa dilupakan itu.

“ Azaa...... baiklah mulai sekarang aku tidak akan pernah menyerah untuk terus memasak” Sora bersemangat hingga berapi- api, membuat Leeteuk maupun kakek tertawa dengan tingkah lucunya,

“ Ne, tapi ingat yoebo.... kau tidak boleh memaksakan diri dan terlalu lelah, jaga eagi kita....” Leeteuk merangkul dan mengecup dahi Sora cepat. Membuat kakek bertepuk tangan gembira, sedangkan Yumi mendengus kesal sembari meletakkan sendok dan garpunya karena nafsu makannya seketika sirna.

****



Seharian hanya berkutat di kamar membuat Sora cepat merasa jenuh. Donghae dan Eunhyuk tidak membalas Line yang dia kirim karena mungkin mereka sedang sibuk menyelesaikan misi penting. Sora terkadang merindukan saat dimana dia bisa bebas berkeliaran, bukan malah duduk manis di rumah dan tidak bisa melakukan apa- apa. Bila sudah begitu sering muncul sebuah ide untuk kabur diam- diam dan menengok teman- temannya di kantor agensi, tapi Sora tahu itu sangat beresiko, dan dia tidak mau mengambil resiko.

Iseng- iseng Sora mulai berjalan ke dapur, dia ingin mencoba resep yang baru didapatnya dari browsing majalah kuliner.

Namun lagi- lagi Yumi sudah mendahuluinya, karena kini gadis itu sedang berdecak kagum dengan hasil hiasannya di atas sebuah cheese cake yang cukup menggiurkan.

Apa sih yang tidak bisa dilakukan Yumi?? Semua yang dibuatnya pasti terlihat sempurna....” batin Sora.

“ Yumi sshi, cake ini untuk siapa?” Tanya Sora penasaran, dia ingat betul sekarang hari apa, di dalam hati Sora berharap Yumi tidak memiliki rencana sepertinya.

Yumi menatap Sora dengan pandangan aneh, seperti ingin menyembunyikannya namun kemudian bersedia memberitahu, “ Sekarang hari ulang tahun oppa, aku mau memberinya kejutan. Aku akan mengajak oppa keluar nanti malam dan memberikan kue ini..” Jawabnya antusias.

“ Tidak boleh,” Sergah Sora tiba- tiba, dia mencekal tangan Yumi dan melarang gadis ini mengambil kuenya.

“ Kau, kau tidak boleh seperti ini. Kalian saudara sepupu dan tidak seharusnya kau memberi perhatian lebih pada suamiku. Ingat Yumi sshi, Leeteuk oppa suamiku......” Sora sudah tidak tahan melihat tingkah Yumi yang menurutnya kekanak- kanakan.

Tapi tanpa terduga, Yumi yang selalu mengumbar senyum malaikat itu berkilat marah menjelma sebagai iblis,” Lalu kenapa kalau dia sudah menjadi suamimu Sora sshi? Itu tidak berpengaruh apa- apa padaku....”

“ Tapi kalian saudara, ingat itu Park Yumi........” Imbuh Sora yang sebenarnya sedikit ngeri melihat perubahan sikap Yumi padanya.

Yumi malah mendekat dan berbisik kejam di telinga Sora, “ Dengarkan baik- baik ucapanku ini unnie. Aku tidak pernah menganggap Leeteuk oppa sebagai saudara, aku mencintainya dan aku akan memilikinya. Tidak ada seorang pun yang bisa menghentikanku, termasuk juga dirimu.......”

Yumi tertawa kecil dengan raut wajah sungguh menyerupai siluman rubah yang pandai bertipu daya. Sora sadar dia tidak bisa meremehkan Park Yumi. Sora harus melakukan sesuatu, atau kalau tidak Park Yumi akan menghancurkan semuanya.



****

#Sora POV

Aku menunggu dengan tidak sabar kemunculan Leeteuk. Aku tidak bisa membiarkannya keluar dengan Yumi malam ini. aku harus mencegahnya. Yumi itu benar- benar siluman rubah, dia bisa melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya.

Hawa dingin berkali- kali berhembus membuatku harus mengeratkan jaket yang kupakai. Menunggu di luar bukanlah apa- apa bagiku, asalkan Leeteuk bisa kutahan untuk tidak terkena perangkap si rubah Yumi.

Aku melakukan ini karena cemburu? Tentu saja, tak bisa dipungkiri aku memang cemburu. Tapi bukan itu alasan utamanya, karena aku menemukan bukti bukan Leeteuk saja incaran Yumi sebenarnya, tetapi hartanya. Iya benar, Park Yumi dikirim ke Seoul oleh appanya memang sudah direncanakan. Yumi harus berhasil mendapatkan Leeteuk, dengan begitu semua warisan akan jatuh ke tangan Park Yoon Shik. Ide yang sangat briliant memang, tapi hal itu tidak akan terwujud selama ada aku, Kang Sora yang melindungi Leeteuk.

Kulihat Leeteuk keluar dengan setelan yang sangat rapi, dia tidak melihatku makanya aku cepat- cepat menyusulnya.

Aku segera menghadang dengan merentangkan kedua tanganku di depannya.

“ Jangan pergi........” Teriakku mencegah. Dia terlonjak kaget memegangi dadanya.

“ Omo, Sora sshi ada apa denganmu? Biarkan aku lewat!”

“ Tidak, kau tidak boleh pergi Leeteuk sshi.......”

Aku mencekal tangannya erat, biar saja dia terus meneriakiku asal dia tidak pergi itu bukanlah masalah.

Kalau perlu aku akan berlutut di depannya agar dia benar- benar tidak pergi.

“ Hei apa- apaan kau ini, menyingkirlah dari jalanku..... Sora sshi......”

Leeteuk sangat sulit dipengaruhi, aku harus bagaimana lagi. aku benar- benar berlutut di depannya, memegangi kakinya kuat, dan terus memohon.

Leeteuk bilang dia tidak akan pergi, dia menyuruhku untuk berdiri.

Kupikir dia berubah pikiran, akupun berdiri.

Karena lengah dia bisa melewatiku dengan mudah.

“ Leeteuk sshi......... kumohon jangan pergi.......sekali ini saja, dengarkan aku......” kutarik belakang bajunya, kupeluk dia dari belakang dengan sekuat tenaga. Aku sampai menangis memohon agar dia mau mendengarkanku. Apa perbuatanku ini masih belum cukup untuk mencegahnya.

“ Sora sshi, kau ini kenapa?” Dia tak lagi berusaha maju, langkahnya terhenti.

Apakah aku berhasil mencegahnya pergi?

Perlahan kutengadahkan kepalaku berusaha memandangnya,

Leeteuk seakan membeku di tempat, tapi dia tetap tidak mau berbalik memandangku.

“ Kenapa kau seperti ini Sora ya, sikapmu membuatku bingung harus bagaimana. Saat aku berteriak keras memangilmu kembali hanya untuk memintamu mendengarkan penjelasanku kau malah berlari kepelukan namja lain,”

Apa maksud Leeteuk? ya Tuhan, apa jangan- jangan dia melihatku dengan Siwon sshi saat di kapal?

“ Tapi sekarang kau malah menarik dan mencegahku pergi, sebenarnya apa maumu Sora ya?”

Leeteuk melepaskan tanganku dari pinggangnya, dia kemudian berbalik menantang menatapku.

“ aa...aa..aku, aa...aku.......” Aku harus menjelaskan apa padanya, apa aku harus bilang bahwa pelukanku dengan Siwon bukanlah apa- apa, Yumi itu sebenarnya gadis yang sangat jahat, atau mengatakan bahwa aku sangat mencintainya. Tapi tidak ada sepatah katapun mampu kuucapkan, aku malah terisak sambil memegangi tangannya agar tidak pergi.

“ Kumohon Leeteuk sshi,hiks....jangan pergi....hiks, hiks....” Itu saja yang mampu kuucapkan. Mungkin nanti aku akan merutuki diriku sendiri karena kehilangan keberanianku. Kemana perginya Kang Sora yang pemberani dan tidak takut menghadapi apapun. Di depan Leeteuk aku benar- benar tidak berdaya.

“ Beri aku satu alasan kenapa aku harus tinggal......”

Aku harus menjawab apa?

“ Kau tidak boleh pergi, hiks.... sebelum mencicipi tart buatanku hiks.........”

Ya ampun dari semua alasan yang ada, alasan selemah itu yang aku pilih. Siapapun orangnya tanpa berpikir dua kali pasti lebih memilih pergi.

Aku tidak mungkin bisa mencegahnya, pasti Leeteuk tetap akan pergi.

Kuhapus kasar air mataku yang tidak mau berhenti mengalir. Bahkan entah sudah berapa kali aku tanpa malu menarik ingusku yang terus memaksa keluar.

“ Aigoo... Sora sshi, kenapa kau sampai menangis seperti ini......”

Leeteuk mengusap kepalaku.

Dia tersenyum padaku.

Dia juga membantuku menghapus air mataku yang nakal.

Benarkah aku tidak salah lihat, Leeteuk benar- benar tidak jadi pergi.

Dia menggenggam tanganku dan menggiringku kembali masuk ke dalam rumah.

Aku masih tidak percaya seolah mimpi,

Kucubit lengannya cepat, Leeteuk menjerit berarti ini kenyataan.

Wuah dia benar- benar mendengarkan permintaanku.

“ Sora sshi, jangan buat aku berubah pikiran dengan terus mencubitiku, atau aku akan pergi sekarang....”

“ Ah jangan, baiklah aku tidak akan mencubit lagi.......”

“ Begitu lebih baik....”

Leeteuk membimbingku, kami berdua bergandengan memasuki rumah.

Hatiku bahagia karena berhasil menahannya untuk tetap bersamaku.

Sora POV End #



*****

Di dapur



# Leeteuk POV



Kuperhatikan Sora yang sedang berlalu lalang sibuk menyiapkan sesuatu. Dia melarangku mengikutinya karena dia bilang mau memberiku kejutan. Bagaimana bisa menjadi kejutan kalau dia sudah mengatakannya tadi. Kejutannya adalah kue buatannya, bukankah begitu? Gadis ini terkadang lucu sekali. Mana aku tahan melihatnya terus menangis seperti tadi, matanya yang sembab, hidungnya memerah, dan ekspresinya merajuknya yang seperti anak kecil membuatku bahkan tak bisa selangkah pun pergi meninggalkannya. Kang Sora, apa yang sudah kau perbuat padaku?

Dia datang membawa cake dengan hiasan lilin angka 32, menyanyikan lagu selamat ulang tahun untukku dengan wajah berseri, dan meletakkan cake itu di hadapanku.

“ Selamat ulang tahun Leeteuk sshi, sekarang kau boleh membuat permohonan setelah itu tiup lilinnya....”

Ini perayaan sederhana, tapi kenapa rasanya sebahagia ini.

“ Ayo cepat lakukan? Kenapa malah melamun?” Sora tidak sabar seolah dia sendiri yang berulang tahun.

Baiklah, kututup mataku sebentar dan kuutarakan permohonanku dalam hati.

“ Ayo kita tiup bersama...”

Dia mengangguk girang,

“ hana, dul....” belum selesai kuhitung, dia sudah meniupnya terlebih dulu.

“ uppss...... mian.....!”

Tawaku meledak begitu pula dengannya, kami merayakan ulang tahunku dalam suka cita.

Memakan kue buatannya yang jujur tidak bisa dikatakan enak dan indah karena hiasannya berantakan dimana- mana, tapi diantara semua kue ulang tahunku, kue inilah yang paling sempurna di mataku.

Sora juga memberiku hadiah seribu lipatan burung bangau. Aku curiga apakah benar dia membuatnya sendiri.

Saat kutanya dia malah menjawab,” Tidak, itu kubeli dari toko mainan........”

“ Yah Sora sshi, aku tidak bercanda.....”

“ hehehehe...... mian, tentu saja aku membuatnya sendiri. Aku bingung harus memberimu hadiah apa, kau memiliki segalanya, jadi kupikir setiap doa yang kutuliskan di sana bisa menjadi berkat untukmu Leeteuk sshi.......”

“ Sora ya........” Hatiku tersentuh mendengar ucapannya. Tidak ada hadiah lebih berharga daripada pemberiannya ini. burung- burung kertas berwarna- warni terlipat indah di dalam toples kaca. Sebanyak inikah doa Sora untukku? Ketulusannya berhasil menyentuh lubuk hatiku yang paling dalam.

Kubuka beberapa lipatan burung dan membaca dengan lantang tulisan di dalamnya.

Semoga Leeteuk selalu bahagia

Semoga Leeteuk selalu diberi kesehatan

Semoga Leeteuk sukses dalam karirnya

Semoga Leeteuk menemukan cinta sejatinya


Aku terdiam saat membaca lipatan ke empat. Sora juga menatapku dalam diam.

“ Sepertinya Tuhan sudah mengabulkan permohonanmu ini Sora sshi......”

“ Benarkah??” Matanya berkaca- kaca tetapi tetap tersenyum, ada ketakutan tersimpan di wajahnya.

“ Tapi kurasa aku tidak akan bisa memilikinya.......”

“ Kenapa??”

Aku tersenyum pahit menatapnya,“ Karena gadis di depanku ini sepertinya telah mencintai sahabatku sendiri, bagaimana bisa aku merebutmu........”

“ Leeteuk sshi, maksudmu apa? Aku tidak mengerti!!” Aku tahu dia paham apa yang kuucapkan. Dia hanya berpura- pura untuk tidak mengerti atau memang tidak mau mengerti.

Ini memang harus berani kutanggung, karena sejak awal cintaku hanya cinta sepihak.

“ Sudah malam Sora ya, besok aku harus berangkat pagi- pagi jadi aku harus tidur dulu sekarang....... terima kasih untuk kue dan kadonya, selamat malam.......”

Aku tidak akan tahan bersikap tegar setelah ini, lebih baik aku beranjak sebelum kelemahanku terlihat olehnya.

Baru aku berdiri dari kursi, ketika tiba- tiba Sora sudah menabrak badanku dan menahanku agar tidak pergi.

“ Sora sshi jangan seperti ini........!”

“ Tidak, tidak dengarkan aku dulu. Aku dan Siwon tidak ada hubungan apapun. Saat itu dia hanya berusaha menenangkan aku, setelah, setelah kau menghinaku....”

“ Aku tidak pernah berniat menghinamu. Kau belum mendengar apa kalimat yang ingin kuucapkan setelah itu, kau sudah salah sangka dan kabur lebih dulu.....”

“..............”

“ Saat itu aku masih ingin bilang kalau diluar kecantikan fisikmu, aku lebih mengagumi sifatmu yang hangat dan berani. Hatimu sangat tulus, penuh keceriaan, dan bisa membuat orang di sekitarmu selalu tampak bahagia. Karena itulah aku bisa jatuh cinta padamu......”

Keheningan menyelimuti selama beberapa saat, mungkin pengakuanku terlalu berani untuknya.

Tiba- tiba tangannya menarikku dan bibirnya mencium pipi kiriku“ Aku juga mencintaimu Leeteuk sshi......”

Aku belum siap mengantisipasi tindakannya ini. Dia memberiku jawaban dengan telak, seluruh badanku rasanya membeku karena kaget.

“ Sora ya, kau tidak bercanda kan? Kau benar- benar mencintaiku??” tanyaku masih setengah sadar, karena sepertinya aku hanya bermimpi.

Cuuu........

giliran pipi kananku yang sekarang terasa hangat, “ Apa itu masih terlihat seperti bercanda bagimu Leeteuk sshi......” Sora menciumku sekali lagi.

Kupegang kedua pipiku yang kini pasti sudah memerah, masih sangat sulit dipercaya tapi ini nyata, “ Aniyo......”

Sora tersenyum bahagia menatapku,

Dan senyuman itu menular padaku,

Kubawa Sora dalam pelukanku........

“ Sekarang kau percaya kan kalau aku hanya mencintaimu??”

“ Ne, aku percaya Sora ya. tapi belum seratus persen sih, bisakah kau melakukannya lagi biar aku percaya seribu persen?”

“ Aiisshh..... Leeteuk sshi, kalau itu sih maumu........”

Gelakku pecah mendengar jawabannya,

“ Baiklah tidak apa- apa, masih banyak waktu untuk kita melakukannya.....” *wing........Leeteuk menggoda nakal.

“ Yaah.... Leeteuk sshi....” Sora membalas dengan memukuliku, tapi aku tidak merasa sakit sedikitpun. Yang ada malah aku merasa sangat bahagia dipukuli seperti ini.

Cinta, cinta, memang kadang- kadang membuat pikiran orang jadi terbalik.



To Be Continue

2 komentar:

  1. aaaahhhh jadian dihari ulang tahun..sosweet nya udah kronis. happy brithday husband nya sora. happy fasting authorrr..lanjutlah ^___^

    BalasHapus
  2. haii authorr kesayangan kamu kemana??update dong! u.u

    BalasHapus