Minggu, 22 Juni 2014

LIE TO ME part 8




Musik dansa masih setia mengalun dengan merdu membuai setiap pasangan yang sedang menikmati lantai dansa, menyuarakan gaungnya yang pelan, romantis namun menghanyutkan. Berbeda dengan lelaki – lelaki lajang yang berdiri di pinggir saja, mereka enggan menikmati musik itu karena terlalu menyakitkan ketika mengingatkan mereka yang tak memiliki pasangan. Donghae menghela nafas panjang, begitu pula dengan Eunhyuk, dua namja ini sangat iri melihat pasangan di lantai dansa. Kenapa Tuhan tidak adil, pikir mereka karena nyatanya wajah tampan keduanya tak mampu memikat satupun yoeja di pesta.

Eunhyuk dan Donghae bertatapan, saling merajuk menyesali nasib mereka yang tidak beruntung. Donghae menepuk pundak Eunhyuk, Eunhyuk membalas memeluk Donghae, keduanya saling menguatkan dan lama- lama menangis histeris karena tidak kuasa menahan duka nestapa.

“ Myeolchi ah.......... kenapa kita tidak beruntung seperti ini, huaaaa........ apa karena aku berada di dekatmu? Jadi aura pesonaku memudar?” Ratap Donghae, yang langsung mendapat timpukan cepat di kepala Donghae.

“ Dasar kau, tentu saja bukan.... kita hanya kurang kaya saja Donghae ya, makanya kita tersisihkan..... “ Jawab Eunhyuk sembari menghisap ingusnya dengan susah payah. Melihat bahu Donghae yang menganggur dengan tenang dia mengelap air wajahnya di sana.

“ Yaaahhh....... kau jorok sekali......”

“ Huussttt....... cukup kau saja yang tahu,, hehe.......”

“ Memang hanya kau yang mengerti aku Eunhyuk ah......”

“ Kau juga Donghae ya.........”

“ Huuuaaaaaa....................” Tangis keduanya berbarengan, mereka tanpa sadar terus melangkah menuju lantai dansa dengan masih berpelukan saling menguatkan. Mengerti bagaimana arti pentingnya sahabat, yang bahkan kesetiaannya tak dapat diukur oleh apapun. Eunhyuk akhirnya bisa berdansa, tetapi bukan dengan wanita cantik impiannya, melainkan dengan Lee Donghae sahabat karibnya.

Di tempat lain Siwon masih berdiri mematung seolah tidak tertarik dengan apapun yang ada di hadapannya. Melihat Sora lebih memilih Leeteuk membuatnya kecewa. Padahal dia tak pernah sesemangat ini menghadiri sebuah pesta, memastikan penampilannya tidak mengecewakan dan rela menunggu begitu lama hanya untuk menyambut Sora tetapi dengan sangat mudah Leeteuk memupuskan harapannya itu.

Ada sorot kerinduan di mata Siwon saat melihat Leeteuk membimbing Sora keluar dari ruangan pesta. Pandangan Siwon terus mengekor sampai dua orang itu benar- benar hilang dari pandangannya.

“ Leeteuk sshi kita mau kemana??” Tanya Sora saat menyadari bahwa kakinya sudah melangkah menjauhi ruangan pesta mengikuti Leeteuk yang menarik lengannya.

“ Sudahlah...... ikuti saja aku.....” Jawab Leeteuk singkat, tak banyak bertanya lagi Sora mengikuti saja kemana Leeteuk membawanya. Mereka berjalan melewati lorong- lorong gelap yang hanya berpencahayaan temaram lampu dinding klasik, menuju ujungnya yang Sora sendiri pasti bisa menebak sekarang kemana Leeteuk membawanya. Tebakannya semakin tak terbantahkan saat matanya melihat satu- satunya pintu yang sudah sangat diingatnya.

Leeteuk membawa Sora menuju teluk tersembunyi. Suasana yang sama seperti malam sebelumnya, hanya saja sekarang sedikit terang karena cahaya bulan tak lagi terhalang awan hitam. Membuat langit malam begitu terang ditambah taburan bintang. Refleksinya mengenai lautan hitam pekat yang menghasilkan buih- buih kecil di tepi pantai, menggelitik pasir untuk ikut berkejaran dengan riak ombaknya.

“ Kenapa kau mengajakku ke sini? Bukankah kemarin kau melarangku datang ke tempat ini lagi?” Tanya Sora yang masih terus mengikuti kemana Leeteuk berjalan. Kini keduanya sedang menyusuri bibir pantai, dan melawan hembusan angin sepoi yang dingin.

“ Aku melarangmu datang dengan orang lain, tetapi tidak denganku.......” Balas Leeteuk yang kemudian tiba- tiba berhenti melangkah, melihat sekeliling sejenak dan memutuskan duduk di tempatnya berdiri tadi. Sora mengikuti dengan duduk di samping Leeteuk. Kini keduanya dapat melihat deburan ombak dengan jelas di depan mereka.

Tidak lama berselang Sora kembali menanyakan kenapa Leeteuk melarangnya datang dengan orang lain. Ditanya seperti itu Leeteuk semula hanya terdiam sambil menerawang, seperti memikirkan sesuatu yang sangat rahasia sampai akhirnya dia menjawab bahwa tempat ini terlalu spesial baginya dan tidak ada orang lain yang boleh kemari selain dirinya.

“ Lalu kenapa aku boleh??” Pertanyaan Sora lagi- lagi memaparkan ketidakpahamannya.

Leeteuk mengangkat bahu,” Entahlah......... !” Kemudian mata obsidiannya menatap Sora dalam seolah berusaha menemukan sesuatu dari refleksi mata Kang Sora,“ Mungkin....... karena kau juga sudah menjadi yang spesial...... bagiku, Entahlah..........” Mendengar kalimat terakhir yang Leeteuk ucapkan, ditambah tatapan yang sangat dalam, membuat Sora merasakan perasaan aneh yang menjalari tubuhnya. Geli yang menggelitik sekaligus perasaan hangat, membuat pipinya tak bisa menyembunyikan rona merah dari arteri- arteri halus di wajahnya.

“ hahahaha......... aku suka melihat wajahmu yang memerah itu Sora sshi.........” Ternyata Leeteuk hanya bercanda, seharusnya Sora tahu bahwa namja seperti dia tidak akan benar- benar mengatakan hal seperti tadi. Leeteuk hanya ingin membuat dirinya tampak bodoh, bersemu sendiri karena kata- kata yang romantis. Yang Sora tidak mengerti kenapa dia selalu jatuh pada jebakan yang sama, Leeteuk yang dingin akan berpura- pura hangat kemudian dengan sedikit kata- kata puitis sudah mampu membuatnya kelabakan karena tersipu- sipu parah.

“ Tidak lucu......!!” Sora melengos membuang muka, kalau sudah begini Leeteuk akan tertawa sangat keras merasa puas bisa membuat Sora kehabisan kata- kata.

“ Sora sshi.........”

“ hmm...... apa lagi?? kau masih belum puas menggodaku??” Tanya Sora kesal,

Leeteuk tersenyum,

“ Bukan, aku hanya masih belum bisa melupakan ucapanmu tentang cinta, sepertinya kau sangat mempercayai satu kata itu.......!!”

“ Kenapa?? Kau tidak?? Bukankah semua orang pasti merasakannya?? bukan hanya cinta pada kekasih, cinta dan sayang untuk orang tua, keluarga, sahabat semua manusia tak luput dari perasaan itu..... karena itu sudah kodrat kita untuk saling mencintai dan mengasihi, bukankah begitu Leeteuk sshi??”

Leeteuk menggeleng, cinta baginya tidak pernah terasa penting. Bahkan Leeteuk tidak percaya cinta itu ada, mungkin bila memang ada bukan untuk dirinya. Tentu saja Sora tidak setuju, bukankah Leeteuk sudah mendapatkan banyak kasih sayang dari kakek, teman- temannya. Bukankah itu juga cinta? Leeteuk juga pasti pernah jatuh cinta pada seseorang yang membuatnya merasakan perasaan indah itu.

Lagi- lagi Leeteuk menggeleng. Baginya cinta itu semu, dan Leeteuk tidak berharap dia bisa mencintai atau pun mendapatkan cinta dari siapapun. Karena dia lelah, lelah berpura- pura tersenyum dan merasakan cinta dari orang yang sebenarnya tidak menyayangi nya. Meskipun itu masa lalu, tapi kenangan itu terus saja membekas di benaknya.

“ Sebenarnya ommaku bukanlah omma kandungku.......!!” Ucap Leeteuk tiba- tiba menyentak lamunan Sora.

“ maksudmu Leeteuk sshi?? Aku tidak mengerti??”

Leeteuk pun mulai bercerita bahwa dia adalah anak dari kekasih ayahnya. Kekasih yang ayahnya cintai namun tidak bisa dia nikahi. Appa Leeteuk dipaksa menikah dengan Han Ye seoul putri dari rekan bisnis kakek Park. Pernikahan ini bukanlah perjodohan biasa, ada kepentingan bisnis di dalamnya. Sebagai seorang anak, appa Leeteuk tak dapat menolak. Dia pun menikahi Han Ye Seol. Namun cintanya pada Oh So Hyun terlalu besar, sehingga keduanya masih menjalin hubungan diam- diam. Namun sayang Oh So Hyun harus meninggal ketika appa Leeteuk mulai berencana membongkar hubungan terlarangnya untuk meminta restu. Leeteuk kecil pun tak lagi beribu, karena tidak mau anaknya sebatang kara appa Leeteuk membawa Leeteuk pulang dan mengakui segalanya. Kakek tentu saja awalnya marah, namun mendambakan cucu yang hampir dia kira tak akan pernah dimilikinya, kakek Park mulai menyayangi Leeteuk. Han Ye Seol tidak bisa memberikan keturunan pada keluarga Park. Karena itu dia diam saja dan menerima Leeteuk sebagai anaknya. Memang dari luar Han Ye Seol terlihat sangat menyayangi Leeteuk, menganggap Leeteuk sebagai anaknya sendiri, namun beranjak dewasa Leeteuk mulai sadar ada sesuatu yang ommanya sembunyikan dan seperti ada suatu perasaan aneh setiap kali menatap ommanya.

“ Omma mungkin bisa membohongi dirinya dan semua orang bahwa dia menyayangiku, tapi setiap aku melihat ke dalam matanya aku tahu dia pasti selalu teringat penghianatan appa padanya. Mungkin omma tidak pernah menceritakan perasaannya pada siapapun dan menyimpannya sendiri, mungkin omma menerimaku, tetapi tidak jati diriku. Karena itu dia tidak bisa sepenuhnya mencintaiku. Padahal beliau wanita yang paling kukagumi, dia paling berharga dalam hidupku bahkan melebihi ibu kandungku sendiri........ dan ketika omma pergi dari dunia ini...... hatiku ikut kosong........... aku tak bisa merasakan apapun di dalam sana.......!!”

Leeteuk memegangi dadanya seolah merasakan sakit yang tak tertahankan di dalam sana. Rasanya menusuk sehingga air matanya tak mampu ditahan lagi. Leeteuk menangis, menangis dalam diam, bahkan tak ada suaranya yang keluar.

Melihat itu Sora tentu saja sangat terkejut, benarkah Leeteuk menangis? apa yang harus Sora lakukan?

“ Leeteuk sshi sudahlah jangan menangis lagi, aduh.... kenapa kau jadi seperti ini??” Sora mencoba menenangkan Leeteuk tapi itu malah semakin membuat Leeteuk kembali mengucurkan air matanya. Sora pun meraih kepala Leeteuk dan menyandarkannya di bahunya. Tangan Sora mengelus punggung Leeteuk pelan dan sesekali menepuk- nepuk pundak keras itu berirama. Dia tak tahu harus melakukan apa, hanya hal ini yang bisa Sora perbuat.

“ Kalau begitu menangislah Leeteuk sshi, menangislah sampai rasa sakit itu hilang. Eoh, jangan menahannya lagi, menangislah kalau itu bisa membuatmu tenang.........!!”

Lama Leeteuk menangis, kini mulai terdengar sesenggukan dari suaranya yang parau. Leeteuk tak lagi menangis dalam diam, dia menangis semakin terisak dan menumpahkan semua kesedihannya. Mungkin memang itu yang dibutuhkan Leeteuk, menangis lepas tanpa mempedulikan egonya, membuang semua rasa sakit yang selama ini dia pendam sendiri.

“ Aku ini menyedihkan kan Sora sshi?? Hiks... Kau jangan bilang siapa- siapa ya kalau aku seperti ini.... hiks...hiks ingat, ini hanya kita berdua yang tahu... hiks...hiks....” Leeteuk ternyata masih bisa mengancam di tengah kegalauan hatinya. Tentu saja reaksinya ini membuat Sora tertawa. Bisa- bisanya Leeteuk menekannya padahal Sora sudah berbaik hati memberinya sandaran.

Dasar Leeteuk sshi, namun apapun yang Leeteuk ucapkan setelah pengakuan yang mengejutkan tadi, setidaknya Sora perlahan mulai mengenal seperti apa Leeteuk sebenarnya. Perlahan Leeteuk mau membuka diri terhadap Sora. Dibalik sikapnya yang dingin dan keras siapa sangka namja ini ternyata sangatlah perasa. Kini Leeteuk tak ubahnya seperti anak bebek yang butuh belaian tangan hangat dan perlindungan dari Kang Sora.




Setelah tangisnya mereda, Leeteuk baru sadar dia sudah terlalu jauh menceritakan dan membuka isi hatinya pada Kang Sora, hendak mengambil jarak kembali Leeteuk sejenak berpikir, untuk apa dia berusaha menutupi diri dari Kang Sora, selama Sora bisa menjadi tempatnya bersandar dan sepertinya gadis ini juga tidak begitu mempermasalahkannya, bahkan terlihat sangat menerima kenapa Leeteuk harus membuang ketenangan ini. Akhirnya Leeteuk memutuskan memang dia harus memiliki setidaknya teman untuk berbagi duka gelisahnya.

“ Sora sshi!!” Panggil Leeteuk pelan, namun sudah mampu membuat Sora menoleh menatapnya.

“ Mungkin awal perkenalan kita yang tidak baik membuat hubungan kita sangat buruk seperti kemarin, maukah kau mengulang semuanya dari awal??”

“..................................”

“ Kenalkan aku Park Leeteuk, senang bertemu denganmu nona.....” Leeteuk mengulurkan tangan, kini lengkap dengan senyuman yang menghiasi wajahnya. Awalnya Sora tidak yakin namun melihat ketulusan di mata Leeteuk akhirnya Sora menerima uluran tangan itu. Sora juga kembali mengenalkan dirinya dengan sopan, tidak lagi seperti saat pertama mereka bertemu dimana Sora ingat dia telah mencaci maki Leeteuk dengan sumpah serapah yang tidak jelas.

“ Kang Sora imnida, senang juga bisa mengenalmu Leeteuk sshi...........” Balas Sora masih mengingat – ingat kejadian buruk kala itu.

“ Nah, berarti mulai sekarang kita bisa berteman dan kuharap kita bisa lebih bekerja sama menyelesaikan kontrak kita, kau mau kan temanku??”

“ Baiklah akan kucoba, meskipun pasti sangat sulit mempunyai teman sepertimu..........!!” Sora mengucapkan itu tentu saja berniat bercanda, tapi Leeteuk sudah lebih dulu membentaknya membuat Sora cepat- cepat minta maaf dan memperbaiki ucapannya.

“ Quack...”

“ Yaahh.........”

“ Quack......quack.....”

“ Yaaaahh...... jangan lari Sora sshi.......”

Sora berlari menjauhi Leeteuk. Dia tak mempedulikan gaun indahnya yang basah oleh percikan air, kaki telanjangnya yang kotor oleh pasir, yang Sora pikirkan adalah berlari sejauh mungkin agar Leeteuk tak sanggup menangkapnya. Mengitari pantai yang sepi hanya berdua saja, diselingi gelak tawa yang sesekali menyeruak di udara, Leeteuk dan Sora menutup hari terakhir di mansion dengan sangat indah.

Lelah berlarian keduanya memutuskan kembali ke mansion. Saat tiba suasana sudah sangat sepi, sepertinya pesta sudah lama usai dan semua orang sudah kembali ke tempat masing- masing. Sora sedikit menggerutu karena tidak bisa menikmati pesta sampai akhir, dia menyalahkan Leeteuk karena sudah menculiknya diam- diam. Sedangkan Leeteuk tidak marah, dia bilang dia bisa mengadakan pesta seperti ini setiap malam jika Sora mau.

“ Oh tidak usah!!” Cepat- cepat Sora menolak karena pasti setelah itu Leeteuk akan memamerkan kekayaannya yang melimpah ruah itu (?) Melihat Sora menanggapi dengan ekspresi lucunya, Leeteuk hanya bisa tertawa dan tanpa sadar mengalungkan lengannya di pinggang Sora. Maksudnya ingin membimbing Sora menaiki tangga menuju kamar, namun perlakuannya ini membuat Sora gugup dan merasakan sesuatu yang aneh bergolak dalam tubuhnya. Sesampainya di depan pintu Sora tak juga beranjak dari tempatnya membuat Leeteuk menoleh dan bertanya kenapa mereka berhenti. Sambil menelan ludah Sora berkata bahwa sebaiknya dia tidur di kamar lain. Bukankah mata- mata yang mereka curigai sudah berhasil Siwon ringkus, jadi Sora tidak harus tidur sekamar lagi dengan Leeteuk.

“ Ah, jadi kau berpikir seperti itu ya??” Leeteuk melihat kegugupan di mata Sora dan dia tersenyum usil setelah itu.

“ Terserah saja kalau kau mau tidur di tempat lain Sora sshi, tapi aku tidak bisa menjamin apakah di sana aman........” Sambung Leeteuk santai membuat Sora mengernyit sejenak.

“ Maksudmu??”

“ Well, kita tidak tahu apalagi yang akan paman Yoon kirim ke sini setelah mata- matanya berhasil diringkus, menilik sifat paman yang cenderung anarkis, bisa saja dia mengirim pembunuh bayaran ke tempat ini.........!!” Leeteuk menambah suram ucapannya dengan melirik ke arah jendela- jendela besar yang tirainya diterbangkan angin malam. Sora segera berlari ketakutan menutup jendela itu. Kini mata Sora terbelalak sempurna menatap Leeteuk.

“ Kau gila ya, mana mungkin ada pembunuh bayaran??” Teriak Sora yang langsung sadar dia tak seharusnya berkata keras.

“ Kau hanya menakutiku saja kan Leeteuk sshi??” Kini Sora memelankan suaranya, bahkan hanya terdengar seperti bisikan di telinga Leeteuk.

Leeteuk mengedikkan bahunya, sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada Leeteuk melanjutkan, “ Entahlah, tapi menurut pengalaman jika aku jadi paman Yoon daripada susah- susah mengorek rahasia musuhnya bukankah lebih baik menghabisi mereka dengan sekali tebas......” Leeteuk kembali membuat Sora terpekik kaget ketika tangannya membuat gerakan memenggal kepala. Sora sedikit merapat di dekat Leeteuk, matanya dengan waspada melihat sekeliling.

“ Apakah pamanmu sekejam itu Leeteuk sshi??”

Leeteuk hanya mengangguk cepat,

“ Sudah ya, kau bisa tidur di kamar itu, aku mau beristirahat dulu, selamat malam Sora sshi........” Setelah menunjuk kamar berjarak dua pintu dari kamarnya, Leeteuk sudah bersiap masuk meninggalkan Sora.

Ketika Leeteuk hendak menutup pintu, dengan cepat Sora mendorong pintu itu berusaha membukanya. Tapi Leeteuk sepertinya tak mau membuka dengan mudah, namja ini mendorong berlawanan agar pintunya bisa tertutup. Terjadilah dorong mendorong pintu sampai akhirnya Sora menang setelah memanfaatkan kelengahan Leeteuk dan mendorong dengan sangat keras. Leeteuk terhuyung- huyung kebelakang dan berusaha berdiri dengan susah. Sedangkan Sora terlihat cengar- cengir sudah masuk ke dalam.

“ Aduh, bukankah tadi kau bilang mau tidur di tempat lain??”

“ iya sih, mmm.... tapi......... ah iya barang pribadiku tertinggal di sini, jadi aku harus mengambilnya!!” Sora cepat- cepat melesat ke tempat lain,

“ Baiklah cepat bawa, dan keluarlah.........!!” Sergah Leeteuk yang memilih duduk di pingggiran tempat tidur sambil mengamati Sora yang masih terus mondar – mandir bingung.

Sebenarnya Sora tidak benar- benar mencari benda yang dia maksud. Ini hanya alasan saja baginya agar tidak tampak menjilat ludah sendiri di depan Leeteuk. Awalnya bersikukuh mau tidur di tempat lain tapi sekarang malah ingin berlama- lama di kamar Leeteuk. Sekarang dia ketakutan karena ucapan Leeteuk tadi. Memang Sora memiliki bekal ilmu bela diri yang mumpuni, tapi dia tidak bisa memastikan bagaimana bila dia tiba- tiba diserang ketika sedang tidur. Membayangkan pisau tajam melukai lehernya saja sudah membuat bulu kuduk Sora berdiri. Tentu saja Sora tidak mau mati muda apalagi sebelum dia menemukan kakak kandungnya yang sudah lama hilang.

Leeteuk tahu Sora tengah ketakutan dan gadis ini terlalu egois untuk mengakuinya. Leeteuk tidak benar- benar bercanda saat bilang mungkin pamannya akan melakukan hal nekat. Tapi Leeteuk tentu saja tidak akan membiarkan itu terjadi. Pamannya harus berpikir dua kali bila harus melakukan kekejaman itu. Tapi itu nanti, sekarang dia sedang senang melihat Sora yang tampak kebingungan. Yoeja ini mungkin tidak sadar sedari tadi terus menggigiti ujung jarinya dengan satu tangan bersandar di pinggang, Sora berdiri membelakangi Leeteuk. Mungkin kini dia sedang berpikir keras apa yang harus dilakukan.

Leeteuk berdiri kemudian langsung menarik tangan Sora memaksa yoeja ini berbalik dan mendudukkannya di pinggir tempat tidur, “ Kau bisa tidur di sini bersamaku..........”

“ Tidak...........” Tukas Sora cepat.

“ Kalau begitu biar aku saja yang tidur di sofa.......”

“ Jangan............”

“ Lalu??” Leeteuk menatap Sora bingung, sebenarnya apa yang Sora mau. Yoeja ini tampak berpikir, bila sedang berpikir Sora selalu memanyunkan bibirnya dan menepuk pelan dengan ujung telunjuknya. Leeteuk melihat itu, diakuinya bibir Sora semakin terlihat seksi dan penuh bila melakukan itu. Cepat- cepat Leeteuk memandang ke tempat lain. Otaknya bisa konslet bila harus terus memandangi bibir Sora yang menggoda.

Sora berteriak kegirangan, sepertinya dia telah memiliki ide. Dia kemudian mengambil guling dan menatanya di tengah- tengah tempat tidur. Leeteuk segera mengerti maksud Sora, ini seperti daerah teritorial yang tidak boleh untuk saling melewati.

“ Kau tidur di sebelah sana, dan aku di sini Leeteuk sshi. Jadi selama kau tidak melanggar batas, kita berdua aman..... “ Sora kembali tersenyum mengagumi idenya yang cemerlang.

“ Tidak mau, kenapa tempatku terlihat lebih sempit?? Lihat itu......!!” Leeteuk menunjuk pada tempat tidur bagiannya. Memang miliknya lebih sempit dibanding milik Sora yang lebih lebar. Sora berkilah dia butuh tempat luas karena saat tidur Sora membutuhkan ruang gerak untuk tubuhnya yang selalu berganti- ganti posisi. Melihat Leeteuk diam saja bagi Sora itu tanda sepakat dan yoeja inipun akhirnya berbaring di tempatnya. Tidak lama kemudian Leeteuk ikut tidur juga dan ketika akan memakai selimutnya, lagi- lagi Leeteuk harus mengumpat kesal karena selimut itu sudah berpindah ke badan Sora.

“ Yah..... kalau selimut aku tidak mau berbagi...... sini kembalikan......” Dengan berat hati Sora memberikan selimut hangat yang sudah melingkar dengan nyaman di tubuhnya pada Leeteuk. Leeteuk tertawa, Sora mendengus kesal. Tapi mau bagaimana lagi ini lebih baik daripada harus ketakutan sepanjang malam bila tidur sendiri.

Setelah kasus perebutan selimut, keadaan berangsur- angsur hening. Sepertinya Sora maupun Leeteuk sudah terlalu lelah untuk bertengkar lagi. Leeteuk juga sepertinya sudah mulai tertidur, itu tebak Sora karena namja ini sekarang membungkus dirinya dengan selimut dan tidur memunggungi Sora. Sedangkan Sora masih tak bisa terpejam dan memilih menatap langit- langit kamar.

“ Apa aku bisa tidur dalam posisi seperti ini??” Gumam Sora dalam hati, di sebelah kirinya ada Leeteuk yang selalu membuat Sora salah tingkah, dan disisi satunya ada keheningan malam yang entah mengapa menyimpan aura menakutkan dengan gelap pekat serta suara- suara gesekan daun nyiur yang tertiup angin. Kemudian Sora beralih melirik dadanya yang sedari tadi terus saja berdebar tidak menentu, membuatnya tak pernah merasa seperti itu. Perlahan Sora memegangi dadanya, seolah berusaha menenangkan jantungnya agar tidak terlalu bekerja keras memompakan darah panas ke sekujur tubuhnya.

Sora pun berbalik memposisikan dirinya memunggungi Leeteuk. Berharap malam ini bisa tidur dengan masih memegangi jantungnya yang perlahan mulai berdetak normal seperti biasanya.

Merasakan gerakan di sampingnya Leeteuk yang sedari tadi sebenarnya tidak tidur ikutan berbalik dan kini dia bisa melihat punggung Sora. Diam- diam Leeteuk juga merasakan perasaan aneh yang sama seperti yang Sora rasakan. Ada apa dengan debarannya yang tidak karuan itu. Bahkan ketika memperhatikan punggung Sora seperti sekarang debarannya malah semakin cepat. Dilihatnya Sora tidur dengan posisi meringkuk seperti bayi dalam kandungan. Pasti Sora berusaha mengusir dingin yang menyerangnya, Leeteuk tidak tega melihat itu. Dengan sangat perlahan Leeteuk memakaikan selimut yang tadi dipakainya menutupi tubuh Sora. Bersamaan dengan itu Sora juga berbalik dan kini mereka saling berhadapan. Leeteuk terkesiap takut Sora terbangun, namun ternyata gadis ini terlalu pulas dalam tidurnya. Leeteuk tersenyum, “ Dasar Sora sshi, cepat sekali kau tertidur.....!!” Gumamnya sendiri masih terus memperhatikan wajah Sora yang menurutnya sangat cantik apalagi di keremangan cahaya lampu.

Karena tertarik dengan kecantikan Sora saat tidur tanpa sadar Leeteuk bergerak mendekati wajah gadis ini dan memandanginya semakin intens. Leeteuk seolah tak bisa menolak hasratnya untuk mengecup Sora, dia sudah hampir mencium Sora ketika Sora bergerak karena mengigau.

Leeteuk langsung sadar dan tersenyum menertawakan dirinya sendiri. Dia tidak jadi mencium bibir Sora dan hanya mengecup pelan pipi gadis ini.

“ Gomawo Sora sshi........“ Ucap Leeteuk sebelum akhirnya dia kembali ke tempatnya melewati guling yang sudah dia langgar batasnya tanpa sadar.



*****

Saat pagi menjelang semua penghuni mansion sudah tampak sibuk dengan persiapan mereka untuk pulang. Liburan yang singkat namun sangat menyenangkan ini harus berakhir karena mereka harus melanjutkan aktivitas di Seoul. Satu per satu mulai bergegas menuju kapal pesiar. Tapi ada pemandangan lain bagi mereka, karena pagi ini hubungan Leeteuk dan Sora terlihat sangat baik. Tidak seperti biasanya keduanya terlihat begitu akur. Misalnya tadi ketika Sora berteriak memanggil Leeteuk ketika menuruni tangga membawakan jaket Leeteuk yang tertinggal kemudian juga dengan senang hati membantu memakaikannya. Sebaliknya Leeteuk juga melakukan hal yang sama, dia membantu Sora membawa barang- barangnya sebelum Eunhyuk atau Donghae mendahuluinya. Tidak hanya itu, bahkan Leeteuk bersedia kembali ke mansion saat di tengah jalan Sora berhenti dan kebingungan menyadari pena emasnya tertinggal di mansion. Dengan antusias Leeteuk menawarkan diri dan segera berlari balik menuju mansion. Tidak lama kemudian dia sudah menyusul rombongan kembali meskipun dengan nafas terputus- putus tapi tetap menyunggingkan senyum sambil memberikan barang kesayangan Sora itu. Melihat itu hampir sebagian besar rombongan menjatuhkan dagunya terkejut bukan main. Bagaimana mungkin seorang Park Leeteuk dengan tulus bersedia melakukan semua itu. Bahkan Kyuhyun sampai bertanya apakah kepala Leeteuk terbentur pintu tadi, sampai- sampai dia kehilangan ingatan dan akalnya. Atau Leeteuk salah minum obat sampai bisa menjadi sebaik ini. kemudian jawaban Leeteuk menambah keterkejutan mereka karena Leeteuk bilang tidak ada yang salah dengannya, dari dulu Leeteuk memang seperti itu suka membantu orang lain. Justru teman- temannya yang aneh karena berlebihan menanggapi kebiasaan baiknya itu. Bagaimana bisa sahabat tidak mengenal sifat sahabatnya yang lain.

Shindong bahkan harus berulang kali menepuk pipinya yang chubby seakan menyadarkan diri bahwa dia sedang bermimpi. Seingatnya Leeteuk adalah hyung yang keras kepala, meskipun sebenarnya baik hati dia tidak mau menunjukkan secara langsung pada orang lain. Dia sangat pantang bila harus menerima suruhan orang, jika orang itu tidak mau mendengar omelannya meskipun dengan nada memohon sekalipun. Bahkan Kyuhyun pernah tidak mau menyentuh pie apel kesukaannya berbulan- bulan meskipun sebenarnya dia sangat ingin karena terngiang omelan Leeteuk ketika di suatu siang Kyuhyun berusaha bersikap manja pada Leeteuk dengan meminta Leeteuk untuk menyuapinya dengan pie apel. Shindong masih ingat kata- kata Leeteuk bahwa Kyuhyun punya dua tangannya, untuk apa minta disuapi, jangan bersikap seperti bayi dan terus merengek. Atau pie itu akan menyumpal mulut Kyuhyun yang bawel. Tentu saja leeteuk tidak bersungguh- sungguh dengan ucapannya, tapi itu menyisakan dampak psikis bagi Kyuhyun yang mengira bahwa Leeteuk tidak menyayanginya.

Tanpa terasa rombongan sudah mulai naik ke atas kapal, dan tidak lama kemudian kapal sudah melaju meninggalkan pulau eksotis itu. Di dalam kapal masing- masing orang menyibukkan dirinya dengan keseruannya sendiri. Namun Shindong yang masih penasaran dengan Leeteuk terus mengikuti hyungnya itu kemanapun dia pergi. Saat Leeteuk menyapa nahkoda di ruang kemudi, Shindong ikut mengamati meskipun hanya bersandar di punggung pintu dan tak lupa melambai pada Leeteuk. kemudian saat Leeteuk memilih bersantai di kursi malas dan terlihat mengobrol dengan Sora, Shindong pun ikut nimbrung diantara mereka.

“ Ada apa Shindong ah?? Ada yang ingin kau bicarakan denganku? Kuperhatikan dari tadi kau terus mengekor padaku?” Tanya Leeteuk ketika Shindong tiba- tiba sudah duduk di sebelahnya, memisahkan leeteuk dengan Sora yang memang terpisah oleh sebuah kursi kosong.

“ Ani, tidak ada hyung, aku hanya ingin ikut mengobrol dengan Sora sshi.........” Senyum Shindong sopan pada Sora,Sora membalas senyumnya pertanda gadis ini menerima kehadiran Shindong. Namun Leeteuk tak begitu, dia sedikit terganggu dengan kehadiran Shindong dan memutuskan mengacuhkannya. Shindong yang sadar sedang diacuhkan hyungnya cuek saja dan tetap mendengarkan obrolan dua orang disampingnya. Karena tak memiliki kegiatan, dengan asal Shindong mulai berselancar dengan gadgetnya dan menemukan berita menarik di sana. Shindong langsung menyodorkan itu pada Leeteuk,

“ Omo, di Seoul sedang heboh berita ini hyung, bahkan menjadi trending topik di twitter selama lima jam nonstop........ daebak........Bukankah gadis ini gadis idamanmu hyung? Dispatch memunculkan berita fantastik, dia kepergok berkencan dengan hoobae seagensinya hyung, bagaimana ini apa kau patah hati??” Ucap Shindong tanpa jeda, dia begitu heboh dan bersemangat melihat reaksi Leeteuk yang nyatanya datar- datar saja. Malah Sora yang terlihat tertarik dengan ucapan Shindong.

“ Gadis idaman Leeteuk sshi?? Yang seperti apa??”

Mendengar Sora bertanya, tentu saja Shindong berusaha menjawab seantusias mungkin. Dia memperlihatkan anggota girlband yang dimaksud pada Sora.

“ Bukankah ini Kim Taeyeon??” Tanya Sora yang lagi- lagi mendapat anggukan Shindong.

“ Iya, seperti dialah hyung mendeskripsikan tipe idamannya.” Imbuh Shindong. “ Harus lebih pendek dari Teuk hyung karena nyatanya hyungku ini tidak terlalu tinggi,” Shindong terkikik saat mengucapkan itu. “ Lalu badan yang ramping, kecil, baby face, seperti tokoh barbie dengan rambut panjang, dan lurus....... sifatnya harus manja, suka beraegyeo, dan tidak malu menangis di depan Leeteuk agar bisa menenangkannya dalam pelukan, ya seperti itulah kira- kira......” Deskripsi Shindong seperti apa yang diingatnya.

Sora diam- diam memperhatikan Leeteuk yang sepertinya santai saja mendengarkan Shindong membahas tipe idealnya. Benarkah seperti itu, berarti Sora tidak termasuk di dalamnya. Sora tinggi, bahkan hampir mensejajari Leeteuk, badannya juga tidak bisa dibilang kecil meskipun sudah proporsional, tidak memiliki wajah baby face melainkan baby cheek, apa itu tidak bisa dihitung ya? Sora menggumam dalam hati. Tapi kenapa tiba- tiba dia begitu risih dengan tipe idaman Leeteuk yang disadarinya bertolak belakang darinya.

“ aiisshh, lalu kenapa kalau aku seperti ini?? Aku bangga dengan apa yang ada pada diriku, kau kira aku tidak cantik ya??” Sora tidak sadar marah- marah sendiri, membuat dua namja di dekatnya melongo bingung.

“ Sora sshi ada apa denganmu?? Kau baik- baik saja??” Tanya Shindong.

“ Iya, tentu saja, aku seratus persen baik- baik saja Shindong sshi....... Apa sempurnanya sih punya tubuh kurus, kecil, seperti tidak ada daging itu menyiksa diri dengan diet berlebihan, muka putih pucat memangnya vampir? Ckckckck......... Aku tidak akan mau memiliki tubuh seperti itu........” Sora lagi- lagi bergumam sembari menghentakkan kakinya kesal.

Shindong melirik Leeteuk, “ Ada apa dengannya??”

Leeteuk malah mengedikkan bahu, “ entahlah.......!!”

Kemudian Sora berbalik menatap Leeteuk dengan tatapan horor, “ Apakah kau benar- benar menyukai wanita seperti itu Leeteuk sshi??” Tanya Sora masih menahan kesal, matanya memicing sedikit meminta jawaban Leeteuk.

Leeteuk kemudian berekspresi serius dan berbalik membalas tatapan Sora, “ Aniyo, siapa bilang?? Shindong hanya mengada- ada saja, justru aku suka yoeja seksi, kalau bisa super duper seksi.........”

Leeteuk berkedip,” Sepertimu Sora sshi.........” kemudian Leeteuk tersenyum menggoda.

Sora serta merta langsung memerah mendengar jawaban Leeteuk yang tak terduga, apa dia tidak salah dengar??

“ Kau bohong..........” Sora tak begitu saja percaya, Leeteuk pandai membual.

“ Terserah kalau tidak percaya, sini aku buktikan........” Leeteuk kemudian berdiri dan menarik Sora agar mengikutinya. Meninggalkan Shindong yang bahkan masih tetap terbengong- bengong di kursinya.

“ Kau mau membawaku kemana Leeteuk sshi.........?” Tanya Sora yang terus saja ditarik Leeteuk untuk mengikutinya.

“ Sudah jangan berisik, ikut saja denganku nanti kau juga tahu.......”



To Be Continue


6 komentar:

  1. omona vita, sora mau diajak kemana sih...? jessi penasaran banget nih...!! ?_?

    BalasHapus
  2. Tenang jes... g bakalan lama... vita usahain cpetan update deh.... libur tlah tiba... hehe

    BalasHapus
  3. aw aw aw itu mau dibawa kemana??aku kepo.

    yang ini kepo yg tbyai nya juga kepo. please kek update 22nya :3 hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya huzna, yang TBYM padahal tinggal satu part lagi tapi susahnya minta ampun, vita g dapet2 feelnya buat nyelesaiin... ada solusi?? selalu kayak gini, sindrom part akhir........

      Hapus
  4. Promise ya vita, aku tunggu kelanjutannya..
    Btw vita enak ya bisa libur, Aku jadi iri, kepingin bisa libur juga.... T_T

    BalasHapus
  5. Lajutt dongg penasaran pakek banget nii

    Vita fighting ^ ^

    BalasHapus