Minggu, 20 April 2014

LIE TO ME part 1




Sebuah restoran di sudut kota Seoul tampak sangat ramai siang itu. Seperti hari- hari biasanya restoran ini selalu dipenuhi pengunjung yang kebanyakan adalah pasangan kekasih. Di salah satu sudutnya terlihat seorang namja yang terus saja digoda oleh yoeja di dekatnya. Si namja kelihatan sangat tidak tertarik dengan yoeja itu, tapi dia tidak bisa berbuat apa- apa karena nyatanya si yoeja terlalu keras kepala.

“ Harus berapa kali aku menyadarkanmu Yoon Ae sshi, aku tidak bisa menerima cintamu. Sudah ada wanita lain dalam hidupku.......” Ucap si namja untuk yang kesekian kalinya,

“ Ani, aku tidak percaya. Tunjukkan dulu yoejachingumu itu baru aku percaya. ” Jawab Yoon Ae santai sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Dia yakin Woo Young hanya berbohong.

Woo Young gelagapan menjawab tantangan Yoon Ae, berulang kali dia melengok ke luar dan sesekali melihat jam tangannya.

“ Bagaimana?? Apa dia bisa datang?? Atau seperti yang dulu- dulu, yoejachingumu sedang sibuk, sakit, banyak urusan, and bla...bla....bla....” Yoon Ae tersenyum melihat wajah gusar Woo Young. Bingo, sudah jelas Woo Young berbohong.

“ Tidak....... itu dia!!” Pekik Woo Young kegirangan menunjuk ke arah pintu. Seorang yoeja dengan tubuh tinggi semampai berjalan ke arah mereka.

Yoeja ini seperti model, kakinya sangat jenjang dengan kulit seputih susu. Rambut coklatnya digerai di bawah pundak jatuh sempurna dengan ikal gelombangnya. Baju, tas, sepatu semua yang terpasang di tubuhnya barang branded menunjukkan setinggi apa selera fashionnya.

Tepat setelah yoeja ini tiba di kursi Woo Young, dia langsung merangkul dan memeluk mesra namja bermata sipit ini.

“ Oppa, mianhae yo... aku tidak membuatmu menunggu lama kan??” Senyumnya yang manis diumbar memamerkan deretan gigi seputih mutiara dan sebuah lesung pipi tunggal di wajahnya.

“ Aniyo yoebo, aku tidak masalah menunggu lama asalkan bisa melihatmu......” Woo Young mengecup pelan pipi yoejachingunya. Kemudian dia berbalik menatap Yoon Ae yang saat ini terlihat kaget setengah mati. Matanya melebar, dan rahangnya bisa jatuh bila dia tak segera menaikkannya.

Woo Young berulang kali mengibas- ngibaskan tangannya di depan Yoo Ae.

“ Yoon Ae sshi kwencana?? Yoo Ae sshi??”

“ Siapa dia oppa??” Tanya yoejachingu Woo Young terlihat tidak senang. Dia memperhatikan Yoon Ae dari kepala sampai ujung kaki.

“ Ah dia teman dan kami tidak sengaja bertemu di depan tadi yoebo......” Ucap Woo Young sangat lembut berbeda sekali ketika dia berbicara dengan Yoon Ae, dingin dan kasar.

“ Ohh.... benarkah?? Ingat oppa, kita sudah bertunangan dan jangan coba bermain- main di belakangku ne??” Yoeja bermata indah itu meliuk- liukkan ucapannya, sangat manja terdengar di telinga siapapun. Terutama Yoon Ae, bila bisa pasti dia sudah memaki yoeja di sebelahnya karena telah berani bermanja- manja dengan Woo Young, pujaan hatinya.

“ Omo...... tentu saja Kang Sora, my sweety, kau harus percaya, oppamu tidak akan melakukan hal seperti itu.....” Jawab Woo Young sembari memegang tangan Sora. Membuat lagi- lagi gadis itu tersenyum bangga memamerkan kemesraan mereka pada Yoon Ae.

Yoon Ae tidak bisa lagi melihat lebihl ama kemesraan yang mereka tunjukkan. Hatinya sudah tercabik- cabik menyadari dia tidak lagi memiliki kesempatan mencintai Woo Young namja yang sudah menjadi sahabatnya selama bertahun- tahun itu.

“ Youngie....... sepertinya aku harus pergi, masih ada urusan lain yang menungguku........” Yoon Ae bahkan tidak kuasa memandang Woo Young, dia terus menundukkan kepalanya dan memilih pergi begitu saja.

Setelah Yoon Ae tak terlihat lagi Woo Young langsung menghela nafas berat dan menyandarkan tubuhnya di kursi. Dia mengeluarkan selembar cek dari saku kemejanya dan menyerahkan kertas itu pada Sora.

“ Ini sisa pembayarannya, terima kasih atas kerja samanya Sora sshi....” Kata Woo Young sopan. Kini Sora tidak lagi duduk di pangkuannya tapi berpindah ke tempat duduk di depan Woo Young.

“ Sama- sama, senang bisa bekerja sama denganmu Woo Young sshi, dan bila kau memerlukan bantuanku lagi jangan sungkan, ini kartu namaku......”

“ Tapi jujur saja Woo Young sshi, aku tidak merasa Yoon Ae sshi itu buruk. Sepertinya dia sangat mencintaimu, lalu kenapa kau menolak cintanya? Bukankah kalian sudah kenal sejak lama??” Sora bertanya tanpa sadar namun secepat itu pula dia menyesal karena tidak seharusnya dia ikut campur.

Sora mengibas- ngibaskan tangannya sambil tertawa aneh.....“ Ah...ha... kau tidak usah menjawabnya, seharusnya aku tidak bertanya seperti itu..”

“ Tidak Sora sshi, kau benar . Tidak seharusnya aku membuat Yoon Ae sakit hati. “ Woo Young menerawang. Di dalam hati sebenarnya dia mencintai Yoon Ae, sudah sejak lama bahkan saat mereka masih sama- sama kecil. Tapi Woo Young tidak bisa berbuat apa- apa karena tidak lama lagi dia akan pergi.



Sora POV



Aku tinggalkan namja itu sendiri dalam lamunannya. Sepertinya dia mencintai gadis itu, tapi kenapa dia berbuat seperti ini? Aku tidak habis pikir, tapi sudahlah semua itu bukan urusanku.

Aku masih menyusuri jalanan saat ponselku bergetar,

Sepertinya tugas lagi, kali ini apa ya?

“ Ne, ada apa Hyukie??”

“ omo... pelankan suaramu, gendang telingaku bisa rusak, ne, ne, ne aku tahu.... aku akan segera kesana.......” Hyuk Jae terus saja mendikteku tentang misi apa yang harus aku lakukan selanjutnya. Dia salah satu rekan kerjaku, tugasnya mengomando teman- teman di lapangan tentang pekerjaan apa, dimana, dan bagaimana pekerjaan itu harus diselesaikan. Terkadang aku sebal dengan kebawelannya, tapi aku tidak pernah bisa marah padanya. Hyuk Jae selalu bisa membuatku tertawa ketika puncak kemarahanku hampir meledak, dia bisa mengubah suasana hatiku dengan cepat, entah bagaimana dia bisa melakukannya. Mungkin karena kami tumbuh dewasa bersama, jadi dia sudah sangat mengenalku. Hyuk Jae sudah menjadi teman, sahabat, rekan, bahkan kakak bagiku. Sangat lucu bila mengingat bagaimana pertama kali kami bertemu, hahahahaha......... dia tidak sengaja menabrakku membuat lolipop yang kupegang jatuh. Melihat lolipop pemberian ahjumma berlumuran tanah sontak aku menangis, tidak ada yang salah karena saat itu aku berusia lima tahun. Tapi apa yang dilakukan Hyuk Jae, bocah yang sudah berusia sembilan tahun itu ikut menangis dan malah lebih kencang daripada tangisanku, ingusnya jatuh kemana- mana. Aighoo..... hahahaha......... aku masih saja tidak bisa melupakan pengalaman itu, kami menangis saling beradu siapa yang paling keras sampai akhirnya ada ahjumma baik hati yang membelikan kami lolipop. Senang mendapat lolipop baru, Hyuk Jae menggandengku dan mengajakku bermain ayunan. Mulai saat itu, kami berteman dan tidak pernah terpisahkan.

Sebuah mobil fan melintas di depanku, aku langsung masuk ke dalam dan disambut oleh beberapa rekanku yang lain.

“ Berapa lama waktumu Sora??”

“ Tiga puluh menit.....”

“ Apa??? Setengah jam?? Dan sekarang kau masih di sini?? Apa mungkin??” Sena terus bertanya meski tangannya sibuk membantuku berganti baju.

“ Tidak ada yang tidak mungkin bagi Kang Sora, tenanglah Lee Sena.... aku bisa melakukannya.....” Aku sudah selesai mengganti penyamaranku untuk tugas selanjutnya. Kini aku harus menjadi petugas reparasi dan menyelinap ke sebuah perumahan elit di kawasan Gangnam. Kubetulkan letak topiku untuk menyembunyikan rambutku yang panjang.

Melewati gerbang dan beberapa penjaga bukan kendala bagiku.

Sampailah aku di sebuah rumah yang sangat besar, bahkan aku tidak bisa mengira- ngira berapa luas tanah rumah ini karena terlalu besarnya.

Seorang ahjumma mengantarku menuju sebuah kamar, “ ini kamar yang harus kau ganti lampunya anak muda, hati- hati jangan menyentuh barang- barang lainnya. Kerjakan dengan cepat sebelum tuan muda datang, dia tidak akan suka melihat orang lain masuk ke dalam kamarnya.....” Owh Ahjumma ini bawel sekali, aku hanya mengangguk mendengar setiap ucapan yang meluncur dari mulutnya. Tidak cukupkah aku mendengar kebawelan Hyuk Jae dan kini si ahjumma.

Aku tidak mengerti kenapa tuan besar repot- repot memanggil petugas pengganti lampu sendiri?? ah sudahlah......” aku masih bisa mendengar ahjumma ini bergumam saat dia berjalan keluar kamar. Aku langsung cepat- cepat mengganti lampu dan segera turun dari tangga lipat yang menopang berat tubuhku. Bukan mengganti lampu misiku yang sebenarnya, ini hanya taktik agar aku bisa mengambil sesuatu yang diperintahkan oleh klien kami. Hyuk Jae bilang aku harus mencari sebuah kotak kayu dan mengambil isi di dalamnya. Pertama- tama aku memeriksa semua laci, satu persatu kubuka laci- laci itu namun tak ada tanda- tanda benda yang kucari. Pencarianku berlanjut di sekitar tempat tidur, tapi di sini juga tidak ada.

Saat sibuk mencari mataku tak sengaja melihat sebuah foto dalam bingkai,” Kurasa dia pemilik kamar ini...... mmm....... tidak begitu buruk, tapi ada apa dengan ekspresinya ini?? oohh...... kaku sekali.....” kuambil bingkai foto itu mencoba mengamatinya lebih dekat, wajahnya tirus dengan dagu yang kokoh dan hidung mancung. Rambut coklatnya tertata rapi dengan gaya rambut masa kini. Tapi kurasa benar- benar ada yang salah dengan ekspresinya, sepertinya dia sedang menahan sesuatu? Apakah dia ingin buang angin dengan wajah seperti itu??

“ Iya, dia memang benar- benar sangat kaku, apa ini bisa disebut senyuman?? Aigoo.......ckckckckck.....” Pikiranku jadi melayang kemana- mana. Segera kuletakkan kembali bingkai foto itu di tempat asalnya saat tanganku tanpa sengaja menyenggol sesuatu. Untung saja benda itu tidak jatuh.

Sebuah kotak kayu terletak di belakang foto itu......

“ Ah...... ini yang kucari, kenapa aku tidak melihatnya tadi.. aneh..............” Pekikku pelan, segera kuambil kotak itu kemudian membukanya, pasti isinya benda sangat berharga karena klien kami sangat ingin mendapatkannya.

Begitu membuka dan melihat isi di dalamnya aku benar- benar di buat tercengang, aku sangat syok bukan karena benda itu berkilauan seperti berlian, berharga karena menyimpan copy data rahasia pertahanan sebuah negara, atau kode bank untuk mencuri emas batangan dengan nilai milyaran Won. Tapi ini, ini hanya sebuah......

“ Kartu Ddajki??? Chinca???” Woahh...... misiku hanya mengambil kartu Ddajki ini?? sulit dipercaya, tapi tanpa menunggu lagi kuambil kartu itu dan kuselipkan di balik saku baju.

Sudah waktunya aku keluar tapi bersamaan dengan itu kudengar suara langkah kaki mendekat,

“ Omo....... bagaimana ini?? jangan- jangan dia........” Mataku membentur bingkai foto yang tadi kulihat, namja di foto itu seperti tersenyum menertawakanku.

Kalang kabut aku mencari tempat bersembunyi, namun terlambat seseorang telah lebih dulu memutar knop pintu...

“ Hei..... Siapa kau??”

Aku tak berani memandang wajahnya, saat ini aku berada di atas tangga lipat dan kembali berpura- pura membenahi lampu.

“ S...sss....sa...Saya hanya petugas pengganti lampu tuan, ini sudah selesai... saya akan turun......” Cepat- cepat aku ingin segera pergi dari sini. Mati aku kalau sampai ketahuan.

tapi mungkin hari ini adalah hari sialku, bisa- bisanya bajuku tersangkut di ujung tangga, aisshhh........ kupaksakan sedikit menariknya sehingga mengganggu keseimbanganku dan membuat kakiku terpeleset anak tangga yang licin.

Aku benar- benar mati sekarang..........

Kurasakan tubuhku merosot jatuh kebawah, reflek kupejamkan mataku pasrah dengan apa yang akan terjadi....

Kang Sora kau sudah tamat....

Oh, tapi bukannya merasakan kerasnya lantai aku justru merasa seperti mendarat di udara. Badanku seakan melayang hanya bersangga pada dua bantalan yang cukup kekar.

Perlahan kubuka kedua mataku, dan sekarang namja yang kulihat di foto tadi sudah memegang tubuhku di kedua lengannya.



Kyyaaaa..........

Aku segera turun dari gendongannya, bisa- bisanya dia menangkap tubuhku seperti itu.

“ Berat tubuhmu terlalu ringan untuk ukuran laki- laki.....” Komentarnya datar,

Omo........ apa dia menyentuh bagian lain tadi.........” Dia benar- benar membuatku salah tingkah. Tapi untung dia mengira aku ini laki- laki, memang aku sedang menyamar sebagai laki- laki kan?

“ Apa seperti itu seharusnya ekspresi wajahmu pada orang yang baru saja menolongmu??” Lagi- lagi dia menyeletuk dingin, membuatku semakin memerah saja.

“ Ahh... ne, khamsahamnida tuan.... khamsahamnida, khamsahamnida..........”

Aku terus membungkuk berulang- ulang sambil berjalan mundur ke belakang menuju pintu. Ahhh........ aku harus cepat- cepat keluar dari sini.......

Lagi- lagi tubuhku menabrak seseorang, kini kakek- kakek tua yang terlihat lebih ramah dibanding pemuda pemilik kamar ini.

“ Mianhamnida tuan, mianhamnida..........”

Kakek itu malah tertawa padaku, kemudian mendekatiku dan berbisik “ Kau sudah selesai melakukan misimu kan?? Sebaiknya kau cepat pergi.......” Oh, jadi kakek ini klien kami. Syukurlah......

“ Teuk ah, kau sudah pulang....... ayo kita bermain ddajki lagi, kali ini aku pasti menang.........” kakek ini tertawa sangat keras, kini dia fokus pada pemuda yang ternyata cucunya itu. tapi sekilas aku yakin melihat si kakek berkedip ke arahku. Sebelum akhirnya aku pamit dan bergegas keluar dari kamar.

Benar- benar misi yang aneh, dihari yang aneh dan bertemu pula dengan orang- orang aneh.



****

Kuhempaskan tubuhku begitu saja di sandaran kursi, tak kuhiraukan tatapan semua rekanku yang terlihat bingung melihatku datang dengan muka masam.

“ Sora, ada apa?? Kau baik- baik saja kan??” Donghae yang duduk di sebelahku memberanikan diri bertanya, apa dia tidak tahu seberapa buasnya aku bila sedang suntuk seperti ini.

“ Kurasa Sora gagal menjalankan misinya!!” Sahut yang lain, tanpa harus aku membuka mata aku tahu itu suara Sena.

Dengungan- dengungan lain berturut- turut memenuhi gendang telingaku, berisik sekali mereka ini.

Kugebrak meja dengan keras, melihat ekspresi mereka aku hampir tak bisa menahan tawaku, tapi kembali kupasang wajah kesal dan penuh amarah.

“ Siapa bilang aku gagal, kalian tanya saja Lee Hyuk Jae, apa aku ini gagal??” Semua mata tertuju pada Eun Hyuk yang cengar-cengir seperti tak ada dosa.

Dia manggut- manggut, sambil tertawa garing....

“ Tidak ada kata gagal dalam kamus Sora sshi teman- teman, dia berhasil kok.......”

Oh My aku sudah tidak tahan, kudekati EunHyuk dan kupiting kedua lengannya ke belakang punggung.

“ Yaaahhh.... Lee Hyuk Jae, apa kau sadar sudah mempermainkanku huh?? misi apa yang kau berikan padaku?? aku mengerahkan semua kemampuan dan keahlianku hanya untuk mengambil kartu..... kau bisa bayangkan sebuah kartu?? Oh ayolah...... kau bercanda??” kubiarkan dia berteriak – teriak dan meronta agar dilepaskan. Enak saja, tidak semudah itu membujukku.

“ Aii....ya...ya....ya... Sora lepaskan dulu, aku benar- benar tidak bergurau memang itu pekerjaan yang harus kita kerjakan. Bahkan tuan Park sudah melunasi pembayarannya, 2 juta Won untuk misi ini, dan 20 % nya adalah komisimu, otte??”

Mendengar ucapan Eun Hyuk aku ternganga lebar, benarkah, chinca ru??

Kukerahkan semua jariku untuk menghitung, berguna juga pelajaran jarimatika di SD dulu.....

“Berarti kalau dihitung- hitung aku mendapat berapa ya, seratus, dua ratus, dua ratus ribu Won....

Omo?? Dua ratus ribu Won hanya untuk sebuah kartu Ddajki. Dua ratus ribu Won??? Wuah..... “

Aku tak sadar melonjak- lonjak kegirangan, baru kali ini komisiku begitu banyak. Semua yang menyelamatiku saat itu juga langsung kuajak makan- makan , semua kutraktir...

“ Aku juga bilang apa, kau pasti senang kan??” Celetuk Eunhyuk diantara ricuhnya suasana di dalam kantor yang hanya berukuran 12 x 7 meter itu.

“ Ne, ne, kau daebak Hyukkie.... kajja........!!!” Kupeluk Eun Hyuk, lalu kuseret dia agar ikut bersama yang lain dan kami pun merayakan keberhasilan ini.



Keesokan harinya....

Seperti biasa Leeteuk selalu saja disibukkan dengan tugas- tugas hariannya di kantor yang menumpuk. Tidak seperti biasanya hari ini Leeteuk terlihat sangat tidak bersemangat. Dia hanya berjalan mondar – mandir, atau kadang menerawang dari balik kaca jendela kantornya. Memandang kosong lalu lintas di bawah yang super padat oleh kendaraan.

Lamunannya buyar saat teriakan penuh semangat dari sahabat- sahaabatnya memenuhi ruangan.

Kyuhyun, Yesung, Siwon, dan Shindong, ternyata mereka sudah masuk tanpa peduli harus mengetuk pintu dulu. Selalu seperti itu, mereka menganggap sudah biasa masuk dan keluar ruangan kerja Leeteuk yang notabenenya paling tua diantara mereka.

“ Kalian lagi..... ada apa?? Tidak tahu aku sedang sibuk...” Ucap Leeteuk bertambah suntuk karena sebenarnya dia sedang tidak ingin diganggu.

Tapi bukannya ngacir, keempat lelaki ini malah tertawa tak bersalah melihat omelan Leeteuk yang menurut mereka sangat menarik untuk digali.

“ Ada masalah apa lagi hyung?? Jangan limpahkan kemarahanmu pada kami dong........”

“ Iya, Kyunnie benar, kita yang tidak tahu apa- apa kok malah kena getahnya seperti ini??” Yesung mengangkat bahunya seolah protes.

Leeteuk malah seperti tak ambil pusing, dia berjalan mengambil soft drink di lemari pendingin kemudian duduk di sofa panjang tanpa menawari yang lain.

Kyuhyun mengangkat tangannya hendak merampas minuman Leeteuk, namun langsung dibalas dengan tatapan tajam, “ Ambil sendiri sana........”

“ Huh.....” Sedikit merengut akhirnya Kyuhyun benar- benar mengambil minuman sendiri. Dia juga melemparkan beberapa kaleng untuk yang lain.

Beberapa kali Leeteuk hanya menghela nafas panjang.....

Membuat keempat namja yang lain hanya bisa bertukar pandang kebingungan.

“ Semalam haraboeji mengalahkanku, padahal sebelumnya aku tidak pernah kalah melawannya.....” Leeteuk tampak benar- benar sedih.

“ Memang apa yang kalian mainkan hyung??”

“ Kartu, aku kalah telak bermain kartu Ddajki. Biasanya aku tidak pernah kalah, ini pasti gara- gara aku kehilangan kartu keramatku, jelas- jelas aku menyimpannya di kamar, tapi tiba- tiba kartu itu hilang........ aaiisshhh...... menyebalkan.........” Leeteuk menekan kaleng minuman yang masih berisi penuh di tangannya membuat kaleng itu penyok karena kekuatan amarahnya.

“ Apa Teuk hyung sudah tidak waras ya?? dia uring- uringan seperti ini hanya karena kalah bermain kartu??” Bisik Kyuhyun di telinga Siwon, yang ditanya juga tak habis pikir. Siwon hanya mengernyitkan alisnya yang seperti alis angry bird itu membuat alisnya menjadi semakin naik.

Yang lebih lucu reaksi Shindong, dia tidak tega melihat minuman atau makanan dibuat berantakan seperti yang dilakukan Leeteuk. cepat- cepat Shindong menyembunyikan snack yang ada di atas meja. Sedangkan Yesung tampak geleng- geleng melihat semua tingkah aneh di depannya.

“ Memang kalian ini, tidak pernah bisa dewasa......” Celetuk Yesung,

“ Yahh.... memang kau pikir kau itu sudah dewasa hyung?? Tampangmu saja yang tua tapi kelakuanmu malah lebih parah daripada anak TK.... haha.......” Mulut Kyuhyun benar- benar pedas, dia tidak bisa menahan mulutnya agar tidak berceloteh yang tentu saja membuat semua hyungnim nya kadang kesal dengan sikap kurang ajarnya.

“ Tenanglah Teuk hyung, kalah bermain kartu itu sudah biasa. Sekali- sekali tidak apa- apa kau mengalah dengan harabouji, dia kan sudah tua........” Siwon merangkul dan menepuk pelan pundak Leeteuk.

“ Kalau saja sesederhana itu, tapi ini ada imbalannya atas kekalahanku....... “ Belum selesai Leeteuk mengucapkan kalimatnya, tiba- tiba semua perhatian mereka teralih pada suara ketukan tongkat yang semakin terdengar jelas.

Siapa lagi yang memakai tongkat kalau bukan tuan Park, kakek Leeteuk.

“ ckckckckck........... ini sebabnya kakek tidak suka melihatmu bergaul dengan mereka Teuk ah, kalian ini semua laki- laki, apa tidak risih berangkulan seperti itu?? kapan kau bisa punya keturunan kalau seperti ini. apa kalian ini homo???” Pertanyaan kakek Leeteuk membuat semua tercengang. Kelima namja itu langsung mengambil jarak satu sama lain.

“ Haraboeji...... ah, ada –ada saja, mana mungkin kami seperti itu?? Hei...... kalian jangan dekat- dekat donk.....!!” teriak Leeteuk, mendorong tubuh Shindong yang lumayan besar agar menjauh darinya.

“ Awwhh.... appo hyung.....!!” Pekik Shindong,

“ Kalau begitu buktikan ucapanmu Teuk ah. Nanti sore kau harus menemui putri kolega kakek, dia sangat baik dan terpelajar jadi bersikap baiklah padanya.....”

“ Tapi kek.........”

“ Tidak ada tapi- tapian, ini bukan permohonan tapi perintah, kau ingat kau berhutang kekalahan pada kakek??” Tuan Park tersenyum kegirangan melihat Leeteuk tak bisa lagi berkelit untuk membantahnya.

“ Dan kalian, jangan cuma merepotkan Leeteuk, bantu dia mencari wanita pendampingnya..... !!!” Dengan sengaja tuan Park menekankan tongkatnya pada sepatu Yesung, menekannya lebih kuat membuat Yesung berteriak kesakitan memegangi ujung jarinya yang cenat- cenut.

“ Awwhh.... ah aduh.... dasar kakek, awwhhh kakiku..... kakiku.....” Tangis Yesung yang hanya ditenangkan oleh tatapan iba yang lain.



Di Restoran yang sudah di janjikan tuan Park, 16 PM



Leeteuk duduk gelisah di kursinya, dia sudah menunggu hampir lima menit. Tapi waktu itu bagaikan lima abad bagi Leeteuk. Dia sangat tidak suka acara kencan buta seperti ini. Sebelumnya Leeteuk selalu saja berhasil lolos dari trik kakek untuk melakukan kencan buta, tetapi sekarang berbeda keadaannya, dia bahkan tidak bisa berkata tidak untuk acara sore ini.

Diam- diam dia membetulkan letak earphonenya. Berulang kali dia mengetes apakah suaranya terdengar jelas bagi sahabatnya yang lain. Rencana Shindong yang menganjurkan agar Leeteuk mengajak mereka di acara kencan butanya, Shindong dan yang lain berjanji akan membantu Leeteuk lolos dari pertemuan membosankan ini.

Ternyata Shindong, Siwon, Kyuhyun, dan Yesung hanya bersembunyi beberapa meter saja dari tempat Leeteuk berada.

“ Apa kalian duduk tidak terlalu dekat?? Bagaimana kalau nanti ketahuan??” Bisik Leeteuk

“ Tenang saja hyung, disini aman.... ada Shindong hyung yang menutupi kami dengan tubuhnya.......” kekeh Kyuhyun yang langsung terdengar bunyi pletak dari suara jitakan.

Tentu saja itu tangan Shindong yang mendarat sempurna di kepala si magnae yang kurang ajar.

” Omo..... sepertinya dia datang.....” Ucapan Siwon membuat ketiga temannya juga Leeteuk seperti menahan nafas.

Seorang yoeja berjalan mendekati Leeteuk, rambutnya panjang, kulitnya putih, dan tubuhnya tidak terlalu tinggi, tapi itu yang membuatnya terlihat imut dengan pinggang kecil dan badan yang proporsional.

“ Kurasa dia tidak jelek hyung, lumayan lah......” Timpal Yesung, yang juga disetujui Leeteuk.

Saat yoeja itu tepat di depan Leeteuk dengan sopan Leeteuk menarikkan kursi untuknya dan menyuruhnya duduk.

Lama Leeteuk mengajak si yoeja mengobrol tapi yoeja itu hanya menanggapi dengan anggukan atau gelengan.

Melihat keanehan itu Shindong tidak tinggal diam, “ Apa dia bisu, coba kau paksa dia bicara hyung....”

Leeteuk refleks mengangguk mendengar ucapan Shindong membuat gadis di depannya menatap heran.

“ Ahhh... sepertinya aku terlalu banyak bicara sampai kita lupa tidak memperkenalkan diri, namaku leeteuk dan kau??” Dipancing seperti itu si yoeja hanya tersenyum tipis.

“ Aigoo.... kurasa selain bisu dia juga tuli hyung.....” Komentar Kyuhyun yang lagi- lagi mendapat tatapan membunuh dari ketiga hyung nya.

Seorang pelayan melintas dengan membawa nampan berisi anggur dan tanpa diduga pelayan itu terpeleset dan hampir menumpahkan anggurnya di baju si yoeja. Untung saja Leeteuk dengan cepat menarik tubuhnya sehingga tidak sampai ketumpahan.

“ Gomawo Leeteuk sshi...........” Untuk pertama kalinya yoeja itu bicara hampir membuat Leeteuk terjungkal dari tempat duduknya, benar wajahnya sangat cantik tapi suaranya tidak lebih bagus daripada kaleng rombeng. Melengking tinggi dan mungkin bisa membuat gelas- gelas di sekitarnya pecah saking kerasnya.

“ Bwahahahaha...... hahahaha....... Suaranya benar- benar parah... hahahaha....... Teuk hyung apa kau yakin dengan yoeja ini??” Yesung tertawa terpingkal- pingkal memegangi perutnya yang kram karena terlalu keras tertawa. Begitu pula dengan ketiga rekannya, tapi tetap tak seheboh Yesung.

Andwee....andwee.... aku tidak mau seumur hidupku menderita kebisingan karena suaranya......... Yah... kalian cepat bantu aku......” Leeteuk berbisik- bisik dengan masih mencoba tersenyum pada si yoeja. Tapi justru senyumannya terlihat sangat aneh dan janggal.

Shindong- Yesung- Siwon- dan Kyuhyun langsung bertindak. Mereka memakai kacamata hitamnya dan menyeruak mendekati Leeteuk.

“ Tuan muda, tuan muda sepertinya Anda tidak aman di sini, ayo kita pergi..... ada penjahat yang sedang mengincar nyawamu.....!!” Ucap Shindong terlihat gusar, dia memegangi Leeteuk dan melindungi tubuh Leeteuk seolah- olah sangat berharga.

Siwon juga begitu, dia terus saja mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru seolah- olah sedang bersiaga, mengangkat jarinya membentuk tembak, seperti bodyguard profesional bedanya dia memakai tembak mainan. Haha....

“ Ayo, kita tidak ada waktu lagi, segera amankan tuan muda Leeteuk.......!!” Kini Yesung memasang wajah seramnya, sembari memicingkan mata seolah bahaya semakin mendekat.

“ Maaf nona, sepertinya aku harus pergi.... kau jaga dirimu ya........!!” Pamit Leeteuk pada si gadis sebelum ditarik paksa oleh keempat pengawal dadakannya itu keluar restoran.

Sedangkan si gadis hanya bisa tercengang karena merasa baru saja melihat adegan film amatir.

“ Hah......... dia membohongiku..!!” Celetuknya kesal tentu saja dengan suara sembilan oktafnya yang membuat beberapa pengunjung memandanginya aneh.

Di luar Siwon, Yesung, Kyuhyun, dan Shindong tidak henti- hentinya menertawakan Leeteuk. Kasihan sekali nasib pewaris tunggal keluarga Park ini, harus dijodohkan dengan gadis seperti itu.

Terus saja kalian tertawa, sekarang kalian bisa tertawa tapi nanti lihat saja kalian akan menangis iri melihat bagaimana gadisku nantinya......” Pikir Leeteuk bercampur aduk perasaannya. Antara kesal, dongkol, dan juga merasa dipermainkan.

To Be Continue



Annyeong readers.... ottoke?? Kalian suka g??

Hahahaha...... setelah sekian lama menimbang akhirnya Vita putusin buat ff baru. Padahal masih banyak ff lainnya yang belum rampung, maafin keegoisan author ya.... kekekekeke......



Oke deh ditunggu komennya, kalau banyak komen positif masuk berarti Vita bakalan terus ngelanjutin ff ini..

Tapi tenang aja yang masih on going bakalan dilanjutin kok... Peace....

4 komentar:

  1. bagus vita, jessica suka banget ma cerita baru dari vita.. keep fighting ya... ^_^
    Btw vita udah terima email dari jessi belum?

    BalasHapus
  2. Email?? Waduh lom ngecek tuh... entar q cek in yah... ^_^¦¦¦

    BalasHapus
  3. waaaa... bagian pertama ajaa udaa bikin penasaran...
    vita, bagusss bngt ini :)
    eh, sora itu agen kyk tom cruise di MI yaa? ato detektif yg kayak 007 gt? *otakpenggemarjamesbond kekekekeke :p
    omong2, kartu Ddjaki itu apa yaa? kudet niy... apa kartu yg biasa dimainin org korea yg ada di drama2 itu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduh vita mlah g ngerti agen yg gituan... intinya mah sora jadi agen bayaran lah tugasnya bisa apa aj asal co2k bayarannya....

      Yups.. bner bngt annes, kartu yg mainnya dilempar2 itu...

      Hapus