Selasa, 05 November 2013

Give Me a Baby Sequel (2)



Leeteuk mematung dan tak mampu mengucapkan apapun saat ommanya berdiri tepat dihadapannya. Bukan seperti ini seharusnya mereka bertemu, Leeteuk tertangkap basah dan apa yang harus dia lakukan sekarang. Di sampingnya Sora juga tak kalah tercengang, awalnya dia senang bertemu lagi dengan bibi baik hati yang sudah membantunya menjaga Teuki, namun apa sekarang, bibi ini ternyata omma Leeteuk??? Suatu kebetulan yang tidak biasa dan terlalu tiba- tiba. Sora bahkan belum menyiapkan mental untuk pertemuan ini.

Senada dengan Leeteuk dan Sora, nyonya Park juga terlihat kaget dan tak mempercayai penglihatannya sendiri. Jika namja lain yang dia dapati di ruangan dokter Kang pasti dia akan sangat senang dan berusaha menjadi akrab dengan mereka, tapi ini Jung Su, putranya sendiri. kaget, marah, kecewa, merasa dibohongi semua perasaan itu menjadi satu dalam dadanya. Meskipun belum sepenuhnya yakin apa yang sebenarnya terjadi, tapi hati nuraninya sudah bisa menebak apa sesungguhnya hubungan diantara mereka. Ini mungkin yang membuatnya merasa lain saat dekat dengan Teuki.



Apa benar putranya mampu melakukan sejauh itu?

Omma Leeteuk sudah akan mengangkat bibirnya saat Leeteuk lebih dulu menyela, “ Omma.......... ini tidak seperti yang omma bayangkan, aku bisa menjelaskannya...... komohon omma dengarkan aku dulu.......... !!!!” Leeteuk tidak pernah melihat ommanya semarah ini.

“ Kau sudah membuat omma kecewa Jung Su ah, kita selesaikan ini di rumah..........!!!” Tanpa mau mendengarkan anaknya lagi, nyonya Park langsung berbalik keluar ruangan Sora. Leeteuk berusaha mengejar, tapi ommanya semakin tak menggubris. Leeteuk berhenti mengejar dan hanya bisa menghela nafas. Sebuah tangan hangat memeluk tangannya, “ Kita akan menjelaskannya bersama oppa....... aku selalu di sisimu.....!!!!”

“ Gomawo Sora ya.............!!!” Leeteuk menoleh dan tersenyum untuk Sora yang berdiri di sampingnya. Keberadaan Sora sungguh sangat berarti bagi Leeteuk.



Malam harinya,

Suasana rumah keluarga Park malam ini tampak berbeda dari biasanya. Ada suasana canggung dan sunyi menyelimuti atmosfer ruang keluarga yang berinterior semi tradisional itu.


Di sisi dinding sebelah kanan terdapat lukisan pohon persik ditemani sebuah lampu hias berbentuk prisma. Ruangan terbagi dua oleh sebuah pintu kayu geser berwarna putih dan gold yang saat ini dibuka setengah. Di tengah ruangan sebuah meja kaca persegi panjang sengaja di letakkan lengkap dengan bantal duduk persegi berwarna safir . Di atas meja duduk satu vas rangkaian bunga matahari bersama poci lengkap dengan gelas porselen putihnya. Warna yang juga senada dengan tirai tipis yang menutupi jendela ruangan itu. Cahaya memancar cukup terang dari dua lampu unik di atas eternit.

Nyonya Park duduk dengan tak melepaskan sedikitpun matanya dari dua orang yang tampak tertunduk di depannya. Sora duduk bersimpuh dan tak banyak bergerak, badannya mungkin diam tapi pikirannya terus bekerja mencoba menata bagaimana kata- kata yang tepat ia ucapkan nanti. Sedangkan Jung Su yang tidak biasa duduk seperti itu berulang kali menggerak- gerakkan tubuhnya tidak nyaman akibat kesemutan yang menyerang kedua kakinya.

“ Aiiisshhh.......... aku tidak tahan lagi.......!!!!” Dia berdiri dan berjingkrak seperti anak kecil.

“ Omma, bisakah kita tidak secanggung ini?? bagaimana kalau kita duduk di sofa, mengobrol santai dengan secangkir teh??? Oh, ya........ ditambah pai apel buatan omma juga boleh............!!!” Leeteuk berusaha memeluk ommanya, tapi nyonya Park menolak.

“ Yah.......... Park Jung Su, bisakah kau duduk kembali dan bersikap tenang. Nanti akan tiba giliranmu untuk bicara!!!” Teriakan dan pelototan nyonya Park langsung membuat Leeteuk bungkam. Sambil beringsut sedikit takut dia duduk kembali tapi kini memilih bersila, yang menurutnya lebih nyaman.

“ Nah........ sekarang nona, perkenalkan dirimu..........!!!”

“ Annyeong hasimnika, naneun Kang Sora imnida......” Sora sedikit membungkuk menundukkan kepalanya, memberi hormat.

“ Apa seperti itu cara memberi hormat pada orang yang lebih tua??” Nyonya Park membuang muka menunjukkan rasa tidak sukanya. Membuat Sora harus berdiri dan mengulang lagi memberi salam. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri selurus bahu, kemudian menurunkan dahi ke tangan yang terlipat. Perlahan Sora berlutut dengan menekuk lutut kanannya menyentuh lantai, tapi dia merasa roknya semakin tinggi terangkat.

Otte??? Kenapa di saat seperti ini aku harus memakai rok pendek??? Tidak bisakah rok ini memanjang???” Protes Sora dalam hati, tapi mau bagaimana lagi dia harus memberi hormat meskipun sangat sulit.

Nyonya Park menatap Sora seperti menahan tawa, gadis di depannya terlihat lucu sekali, Sora berulang kali menarik ujung roknya ketika membungkukkan badan mencium lantai. Memandang ke samping dia melihat putranya diam- diam memundurkan kepalanya mencoba mengintip bagian belakang Sora.

Pletak,

Sebuah kipas lipat mendarat sempurna di kepala Leeteuk bersama pelototan ommanya, “ Apa yang kau lakukan??? Mencuri kesempatan?? Pabbo............” Seperti itulah mungkin bila Leeteuk mengartikan tatapan ommanya. Sora yang baru selesai memberi salam heran melihat ekspresi ibu dan anak ini, alisnya bertaut menatap Leeteuk.

“ Oppa, kwencana????” Sora melihat Leeteuk mengusap- usap kepalanya seperti menahan sakit.

“ Ah....... ne...... Sora ya, kwencana...........!!!” Leeteuk tertawa salah tingkah menyembunyikan kenakalan yang tadi dipergoki ommanya sendiri, tetapi untungnya Sora tidak.

Nyonya Park berdehem, “ Tidak heran kenapa sekarang banyak anak muda yang kehilangan rasa hormatnya pada orang tua, memberi hormat saja mereka tidak tahu........atau mungkin karena apa yang mereka pakai!!!” Matanya tertuju pada baju yang Sora kenakan.

Sora tahu pasti dia akan ada dalam situasi seperti ini, ternyata apa yang dia dengar dari teman- temannya bahwa calon mertua itu menakutkan tidak terbantahkan.

“ Lalu bagaimana caramu memberi hormat pada orang tuamu nona Kang Sora???”

Mendengar itu Sora berubah murung, tapi dia berusaha keras untuk tetap menjawab” Saya tidak pernah melakukannya, karena saya tidak memiliki kesempatan untuk itu. Orang tua saya meninggal sejak saya masih kecil, dan.......... saya dibesarkan di panti asuhan. Jadi maafkan saya jika saya menghancurkan penilaian bibi tentang saya........!!!” Mendengar jawaban Sora baik nyonya Park maupun Leeteuk langsung terdiam. Leeteuk mengisyaratkan pada ommanya untuk menghentikan semuanya. Tapi tanpa Leeteuk beritahu pun nyonya Park tahu dia telah melakukan sebuah kesalahan dan menyesalinya.

“ Omma kumohon jangan sudutkan Sora lagi. Mungkin tidak benar kami menyembunyikan keberadaan Teuki darimu, tapi jujur aku hanya mencari waktu yang tepat saja. Aku sangat mencintai gadis di sampingku ini, aku tidak bisa kehilangan dia omma. Aku mengenal Sora sudah sejak lama dan kami menjalin hubungan diam- diam karena Sora tak ingin merusak karirku. Itulah yang membuatnya berbeda dari gadis yang lain, melihat ketulusannya aku memutuskan untuk mengikatnya dengan cintaku, memberinya seorang anak yang mirip denganku kupikir itu sangat keren. Jadi kelahiran Teuki bukan karena insiden, tapi benar- benar kami inginkan dan putuskan matang- matang................” Perkataan Leeteuk terhenti saat Sora mencubit tangannya diam- diam. Menyadarkan Leeteuk bahwa tidak seperti itu ceritanya. Leeteuk berbalik menatap Sora, “ Tidak apa- apa Sora ya, kau percaya padaku kan???” ucap Leeteuk lewat tatapannya. Sedikit memelankoliskan cerita mungkin sangat berguna untuk menyentuh hati ommanya.

“ Lalu kenapa saat kalian memutuskan hal itu tidak melibatkanku?? Apa aku tidak penting bagimu Park Jung Su??? itulah yang tidak dapat omma maafkan darimu......!!!”

Leeteuk tak bisa menjawab, ucapan ommanya tak bisa terbantahkan.

“ Karena itu aku akan menghukum kalian.............!!!”

Melihat putranya maupun Sora bergidik mendengar kata hukuman, nyonya Park menyeringai “ Hukuman ini relatif, bisa kalian menganggapnya berat atau mungkin sangat ringan.................!!!” Mata nyonya Park menangkap bayangan In Young yang masuk membawa Teuki.

“ Kalian berdua juga Teuki harus tinggal di sini, di rumah ini..........!!!”

“ Mworagu???” Teriak Leeteuk dan Sora hampir bersamaan.

“ Anndwweee....... itu tidak mungkin omma.........” Leeteuk mencoba menyusun alasan,“ Sora harus bekerja dan rumah ini jaraknya sangat jauh dari rumah sakit. Selain itu bagaimana mungkin aku meninggalkan memberku di dorm, bagaimana aku harus menjelaskan pada mereka nanti???” Melihat wajah ommanya yang tetap bersikeras Leeteuk melanjutan, “ Kami bisa sering- sering datang ke sini membawa Teuki, jadi omma tidak perlu menyuruh kami tinggal di sini.......... ne??!!!”

“ Aku tidak menerima penolakan, ini adalah sebuah hukuman jadi kalian harus melakukannya, jika tidak jangan harap ada maaf dariku. Kalian tinggal memilih saja......... bagaimana nona Kang???”

Sora tampak kebingungan, “ Bisakah kami membicarakan ini dulu di luar bi??!!” Menerima anggukan dari nyonya Park, Sora langsung menarik Leeteuk keluar ruangan.

saat keduanya sudah tak tampak lagi..........

“ Omma......... apa tidak terlalu berlebihan membuat mereka seperti ini???” Tanya In Young saat sudah duduk di dekat ommanya.

“ Tidak In Young ah, ini cara paling tepat agar rencanaku berjalan mulus..........!!” Sebuah senyuman misterius dari nyonya Park membuat In Young merengut tak mengerti. Sedangkan nyonya Park menjatuhkan pandangannya melihat Teuki dan memainkan tangannya.

“ rencanaku untuk memberi mereka sedikit pelajaran dan............!!!”

“ Dan apa omma????”

“ Tentu saja menambah cucu untukku, Jung Su junior yang lain seperti Teuki atau Sora junior yang bisa kita dandani setiap hari. Pasti mereka akan sangat lucu, apa kau bisa membayangkannya In Young ah???”

In Young langsung teringat kebiasaan aneh ommanya dulu saat dia masih kecil. In Young selalu di dandani layaknya putri, bahkan semua baju putri dari berbagai negara pernah dia pakai. Setiap hari lebih dari sepuluh kali In Young berganti baju hanya untuk mendapatkan foto yang cantik. In Young bisa menerimanya saat di dalam rumah tapi di luar rumah itu sangat memalukan. Dia tak ubahnya barbie yang berjalan di antara kerumunan orang – orang yang saling berbisik betapa berlebihan caranya berpakaian.

“ Omma aku sangat setuju tentang rencana menambah keponakan, tapi mendandani?? Bisakah itu dihapus dari agenda kita, aku tidak akan kaget kalau Jung Su bisa mati berdiri melihat omma mendandani anaknya nanti..........!!!”

“ Yah ada apa denganmu?? Kau pikir omma tidak punya selera fashion??? Lihat saja nanti aku akan membuat Sora junior menjadi supermodel terkenal........... “

In Young menggeleng ngeri, padahal belum ada Sora junior yang dimaksudkan tapi ommanya sudah menyusun rencana sangat jauh ke depan.

“ Teuki ah, kuharap kau tidak akan pernah mengalaminya keponakanku..........!!!” Bisik In Young diam- diam pada Teuki yang tertawa padanya.

“ Atau kita bisa mulai dari Teuki???”

Mendengar ucapan ommanya, In Young langsung menjauhkan Teuki dari ibunya itu.

****

Di luar, taman belakang rumah keluarga Park.

Terlihat Leeteuk dan Sora berjalan mondar- mandir saling berlawanan. Sora ke kiri, Leeteuk ke kanan. Sora ke kanan, Leeteuk ke kiri dan keduanya bertemu di tengah, saling memandang sebentar kemudian berteriak bersamaan, “ Aaaaakkkkkhhhhh....................!!!” sambil mengacak- acak rambut mereka sendiri.

“ Bagaimana ini Park Jung Su???? Apa yang harus kita lakukan??? Ini semua karena  cerita karanganmu yang aneh, andai saja kita bicara jujur mungkin tidak akan seperti ini!!!” Teriak Sora sambil menarik- narik kerah kemeja Leeteuk kesal.

“ yah..... kenapa kau menyalahkanku??? Aku sudah berusaha menceritakan yang sebenarnya meskipun harus mengubah sedikit alurnya agar lebih halus........!!!”

“ Bwoh, lebih halus apa?? Aku mengenal Sora sudah sejak lama dan kami menjalin hubungan diam- diam karena Sora tak ingin merusak karirku. Itulah yang membuatnya berbeda dari gadis yang lain, melihat ketulusannya aku memutuskan untuk mengikatnya dengan cintaku, memberinya seorang anak yang mirip denganku kupikir itu sangat keren.............!!!” Sora menirukan semua ucapan Leeteuk dengan sangat sempurna, tanpa hilang satu kata sedikitpun. Leeteuk yang mendengarnya saja langsung memerah tak percaya dia bisa berbicara seperti itu.

“ Apanya yang keren??? Huh........... dalam ceritamu aku terlihat seperti gadis yang tidak berdaya saja, padahal tidak seperti itu kan!!!” Sora terlihat sangat tidak puas.

“ Coba katakan apa yang salah dengan ceritaku Sora ya??? “ Leeteuk berbalik bertanya, membuat Sora kembali memikirkan ucapan namja di depannya ini. Tadi Leeteuk memang terlihat keren saat menghadapi ommanya, Sora bahkan sangat tersentuh dengan setiap kata- kata dan ketulusannya. Hanya saja Sora terlalu malu untuk mengakui itu. Sora membuang muka bersembunyi dari Leeteuk, berusaha menepuk pipinya yang tiba- tiba memanas.

“ Sudahlah sekarang yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana caranya menolak tinggal di sini........ kita tidak mungkin tinggal di sini........!!!”

“ Kenapa tidak mungkin???” Leeteuk mencoba bermain- main sedikit dengan menggoda Sora.

“ Pokoknya tidak mungkin, apa perlu alasan Park Jung Su??”

“ tentu saja, selain alasan yang aku katakan pada omma tadi aku tidak menemukan alasan yang lain untuk menolak. Nanti pun setelah menikah, cepat atau lambat kita juga akan sering ke rumah ini, jadi apa bedanya nona Kang???” Leeteuk tersenyum dan membetulkan poni Sora yang diterbangkan angin.

“ emm...... itu karena, ehh.........itu.............!!!” Sora sudah tidak bisa membayangkan lagi bagaimana merahnya wajahnya sekarang. Sungguh menyebalkan Leeteuk selalu bisa membuatnya mengeluarkan sisi dirinya yang tidak pernah orang lain bisa lihat.

Sedangkan Leeteuk selalu melihat Sora sangat menggemaskan bila sudah memerah seperti sekarang. Mata Sora yang tampak malu- malu bersinar lebih terang dari bintang di langit, sedangkan pipinya yang putih melukiskan benang- benang merah yang lebih indah dari semburat warna senja. Perpaduan yang sangat sempurna, di mata Leeteuk.

“ Baiklah..... aku akan berusaha membujuk omma lagi.......... Meskipun akan sangat sulit, kita harus mencobanya dulu, benar kan Sora ya??!!!”

Sora mengangguk dan memberikan ciuman kilat di pipi Leeteuk.

“ Ini lebih baik sekarang, sedikit memberiku semangat untuk menghadapi omma............!!!” Leeteuk tersenyum sebelum akhirnya menggandeng Sora untuk masuk lagi ke dalam.



****

Leeteuk menatap langit- langit kamarnya sambil sesekali membuang nafas berat. Ini benar- benar diluar kendalinya, siapa sangka ommanya menjadi sangat sulit dibujuk dan membuatnya harus berada dalam situasi serba salah. Mengekor dari ujung matanya Leeteuk melihat Teuki yang sudah tertidur di dekatnya dan di samping Teuki juga berbaring gadis yang membuatnya tak bisa tidur seperti sekarang. Lagi- lagi Leeteuk menghela nafas, sedari tadi gadisnya ini tak mau berbicara atau bahkan menatapnya. Sora terlihat sedang tertidur, tapi Leeteuk tahu Sora hanya berpura- pura saja.

“ Mianhae Sora ya............. aku tahu ini akan sedikit sulit, tapi setidaknya bertahanlah beberapa hari saja sampai amarah omma reda dan aku bisa membujuknya lagi.........!!!” Ucap Leeteuk pelan, semangatnya semakin luntur saat tak mendengar jawaban apapun dari Sora. Sora malah membalikkan badan memunggungi Leeteuk.

“ Sora ya.......... jangan mendiamkanku seperti ini terus. Mintalah apapun dariku, pasti aku akan mengabulkannya Sora............!!!”

Mendengar ucapan Leeteuk Sora langsung berbalik, “ Benarkah??? Apapun permintaanku, oppa akan mengabulkannya??” Sora menghaluskan suaranya, sepertinya kemarahannya sudah menghilang entah kemana.

“ Ne......... aku serius, katakan saja............!!!” Balas Leeteuk senang karena Sora akhirnya tidak mengacuhkannya lagi. Sambil merangkul gulingnya erat Leeteuk bergumam bahwa malam ini dia bisa tidur dengan nyenyak.

Sora meminta waktu untuk memikirkan apa permintaannya dan saat seperti itu Sora gunakan untuk diam- diam memandangi Leeteuk. Bukannya Sora marah atau kecewa pada Leeteuk, tetapi kebungkamannya lebih karena dia tidak nyaman dengan dirinya sendiri. Sora paham betul semua ini memang harus dia jalani, dan Sora sudah mencoba menerimanya. Hanya saja dia masih merasa tidak biasa berada di tempat baru, bersama dengan orang- orang baru. Mengingat selama ini Sora sudah terbiasa hidup sendiri tanpa orang lain di dekatnya. Namun kini dia harus bersosialisasi dan bagaimana cara membawa diri agar tidak terlihat buruk, itulah yang terus mengganggu Sora.

Mengira Leeteuk sudah terlelap, perlahan Sora beranjak dari tempat tidur dengan sedikit berjingkat agar perpindahannya tidak mengeluarkan suara yang bisa membangunkan dua orang paling berharga dalam hidupnya.

Sora tak memiliki kesempatan untuk melihat- lihat kamar Leeteuk tadi, karena omma Leeteuk maupun In Young secara bergantian mengintip apakah mereka tidur dengan akur atau tidak. Itu membuat Leeteuk harus berulang kali melompat dari sofa, ke ranjang, balik ke sofa dan kembali ke ranjang lagi tidak berani terus berada di ranjang karena Leeteuk takut akan mendapat semburan kemarahan dari Sora yang dari awal sudah tidak baik suasana hatinya.



Sora POV *

Semakin diperhatikan ruangan ini semakin menarik bagiku, bukan karena ornamen, warna dinding atau luasnya tapi lebih pada segala sesuatu yang tersusun di dalamnya. Bukankah ini kamar Jung Su oppa saat dia masih kecil hingga menginjak remaja, pasti banyak sekali kenangan tersimpan di sini. Aku berjalan mendekati sebuah meja belajar dan lemari kecil yang memajang beberapa foto berbingkai kayu.


Paling ujung ada foto seorang bocah laki- laki kira- kira berumur lima tahun duduk di pangkuan neneknya. Anak itu tertawa lebar menunjukkan beberapa deretan giginya yang tanggal, meskipun begitu tetap terlihat sangat lucu dan menggemaskan. Di sebelah foto pertama ada dua foto yang kuyakini Leeteuk oppa bersama kedua orang tuanya dan seorang gadis cantik, pasti itu In Young unnie. Di sebelahnya lagi ada foto- foto Leeteuk oppa semasa SMP bersama teman- temannya. Bila kutebak pasti foto ini diambil waktu kelulusan.

Sora POV End*

“ Aigoo.......... apakah ini benar dirimu Park Jung Su ssi???!!!” Pekik Sora tertahan saat tidak butuh usaha keras baginya menemukan Leeteuk diantara teman- temannya yang lain.


“ Kyeepptaaa......................!!!” Sora terus terkikik melihat wajah polos Leeteuk yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya.


“ Sora ya.......... Apa yang membuatmu tertawa sendiri seperti itu??!!!” Leeteuk ternyata sudah berada di belakang Sora dan mencoba mengintip apa yang sebenarnya dipegang Sora. Matanya membulat sempurna saat tahu apa yang Sora pegang.


“ Ahh...... itu.......itu bukan kacamataku............ ottoke, kenapa kau melihatnya Sora ya......... cepat kembalikan!!!” Teriak Leeteuk gelagapan, dia malu Sora melihatnya dengan penampilan seculun itu. Apalagi kacamata yang dipakainya, aiiihhh............. kenapa tadi dia tidak menyembunyikan semua foto- foto itu di tempat yang aman.


“ Sebentar oppa...... aku belum puas melihatnya, kenapa kau harus malu??? Oppa terlihat keren di sini............ !!!” Sora memuji tapi tertawanya seperti orang mengejek. Leeteuk memegang tangan Sora berusaha mengambil pigora yang Sora bawa, tapi karena kurang kuat memegangnya, bingkai foto itu terjatuh hingga isinya berserakan. Sora dengan cepat memungut dan memperbaikinya kembali, saat dia tanpa sengaja menemukan sebuah foto lagi yang disembunyikan di bagian belakang pigora.


“ Sora.......... kau melihat apa???” Tanya Leeteuk yang ikut berjongkok mensejajari Sora.


“ Aniyo............ tidak ada, ini aku kembalikan padamu. Aku sudah puas melihatnya........!!!” Sora mengulurkan foto yang dari tadi menjadi bahan rebutannya dengan Leeteuk, sedangkan tangannya yang satu lagi menyembunyikan foto lain di balik bajunya.


“ Sebaiknya kita tidur saja oppa ini sudah malam.........!!!” Ajak Sora yang kemudian berjalan menuju tempat tidur. Leeteuk mengekor di belakangnya.


“ Mau kemana???” Sora berhenti, berbalik menatap Leeteuk.


“ Tentu saja tidur, kau sendiri kan yang mengajakku!!!”


“ Iya, tapi siapa bilang oppa boleh tidur di sana.........!!!” Sora menunjuk tempat tidurnya yang empuk.


“ Lalu????” Leeteuk mengerutkan alisnya bingung.


“ Tentu saja di sana................... dan bawa ini..............!!!” Sora tersenyum sambil menunjuk sofa di pojok ruangan kemudian menyerahkan selimut dan sebuah bantal.


“ Aaaiissshhh........... kalau seperti ini, besok aku akan membuang sofa ini........!!!” Dumel Leeteuk yang terpaksa berjalan menuju sofa.


“ Kalau begitu, besok oppa harus tidur di lantai. Tinggal pilih mana yang lebih baik...............!!!!” Sora tersenyum sebelum merebahkan badannya di samping Teuki.


“ Kang Sora ssi.......... kenapa kau sangat jahat padaku!!!!”


“ Tidak, aku hanya mengajarimu agar tidak nakal Jung Su ssi..............!!!”


“ Baiklah...........baiklah............ tidur saja, selamat malam nona Kang............!!!!” Leeteuk merengut dan membenamkan seluruh badannya di balik selimut. membalik- balikkan badannya mencari posisi yang enak di sofa yang tak lebih panjang dari ukuran badannya itu. Leeteuk berteriak dan melempar selimutnya keras, namun sedetik kemudian dia memungut dan memakai selimutnya kembali.


Sora hanya tertawa melihat polah aneh namja chingunya itu, tapi perlahan senyuman di wajahnya memudar berganti dengan mimik penasaran dan tidak tenang.


Siapa gadis di foto ini???? Kenapa oppa berusaha menyembunyikannya???” Pikir Sora, dan pikiran itu akan terus menghantuinya sepanjang malam.





To Be Continue.

8 komentar:

  1. cikidaw cikidaw ada yang jealous nihhh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ne.....ne....ne..... but jealousnya masih harus dipending dulu, kkkkkk

      Hapus
  2. jangan dipending thor mending dinikahin. hahaha
    mengorek cerita lama nya teuk.

    BalasHapus
  3. update dong thorr xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. mianhae.....mianhae.....mianhae......... harus nunggu lama, diusahain deh Huzna.. ^^

      Hapus
  4. mpe berganti tahun lis bru bca nie ff .. maaf ya vita .. hhehe
    lanjuut bca nya ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. g papa deh lis, itung- itung hadiah tahun baru, iya g?? tapi mian episodenya masih dikit.. entar dilanjutin lagi deh....

      Hapus