Sabtu, 09 November 2013

HURTS FROM BOTTOM OF MY HEART


Annyeong readers..... hari ini author update ff one shot nih... 
oh iya cuma ngingetin ajah kalau bisa siapin tisu ya.....
soalnya ceritanya sedikit termehek- mehek.....
tapi kalau readers ternyata g nangis juga pas bacanya, tisunya boleh digulung trus lemparin ke authornya.....
author rela deh...... 
yaudah, langsung ajah dibaca....... ^_^v dulu......

 

Hari ini adalah hari pertama salju turun di musim dingin. Baru saja melangkahkan kaki keluar rumah, mataku sudah disambut oleh tumpukan putih menggunung yang hampir memenuhi seluruh jalanan. Pagi ini matahari masih tampak malu- malu mengintip di balik awan, membuat udara dingin langsung menyergapku saat berjalan menuruni jalanan kompleks rumahku. sepertinya salju akan turun lagi melihat tebalnya awan hitam yang menggantung di langit, tapi itu tidak sedikitpun menciutkan niatku untuk tetap melangkah pergi.

Berjalan beberapa waktu akhirnya aku sampai di depan sebuah rumah yang pagarnya masih tertutup rapat. Untuk beberapa saat aku hanya berdiri dan mengamati, siapa tahu sebentar lagi dia keluar rumah dengan senyuman indah yang selalu menghiasi wajahnya.

Namun beberapa waktu sudah berlalu keadaan masih tetap sama, sepi seperti pertama kali aku datang tadi.

Tidak begini seharusnya, apa dia tidak membaca pesan yang kutinggalkan di lokernya kemarin. Apa boleh buat, kuambil Iphone di saku kemejaku dan kuhubungi dia.

Menunggu

Tak ada jawaban

Lama

Sampai aku harus mengulangi dua kali panggilan

“ Yoeboseyo............!!!” Senyumku langsung merekah saat mendengar suaranya yang terdengar seperti lonceng surga itu.

“ Sora sshi......... apa kau di rumah??? Bisakah kau keluar sebentar, aku ada di luar, di depan gerbang.............!!!!”

Lama tak ada jawaban.

“ Leeteuk sshi, aku sedang keluar dan saat ini masih di jalan. Kenapa tidak memberitahuku dulu kalau mau datang..............!!!” Ternyata dia tidak membaca pesan yang kutinggalkan untuknya.

“ Kupikir kau sudah..........!!!” belum selesai aku bicara dia sudah menyela,

“ Ah......... baiklah, kalau begitu tunggulah sebentar. Tidak lama lagi aku akan menemuimu..........!!!”

“ Ne, aku akan menunggu Sora sshi.......!!!”

Tut.......tut......tut......

Sambungan terputus padahal aku belum sempat menyelesaikan ucapanku.

Dia menyuruhku menunggu, baiklah aku akan menunggu sedikit lebih lama lagi.

Kusandarkan tubuhku di sebuah tiang listrik tepat di depan rumahnya. Tak ada yang kulakukan selain membuang waktu dengan mengamati keadaan sekitar. Tak ada yang menarik, karena sebenarnya aku hanya menatap lurus ke satu titik, rumah Kang Sora. Perlahan butiran putih mulai berguguran dari langit, membuatku harus merapatkan mantel yang kupakai sambil sesekali mengusap- usap telapak tanganku untuk mengusir dingin.

Tak lama kemudian panggilan dari Sora muncul,

“ Maaf Leeteuk sshi, sepertinya aku tidak bisa menemuimu sekarang. Ada sesuatu yang sangat mendesak jadi aku tidak bisa pulang dulu, mianhae yo..........!!!” aku bisa mendengar perubahan dari nada suaranya, sepertinya dia sedang menyembunyikan sesuatu.

“ Ah.......... begitu ya???!!!” Aku berusaha keras menyembunyikan rasa kecewaku.

“ Sayang sekali, padahal aku ingin mengajakmu membuat boneka salju.........!!!”

“ Mianhae yo Leeteuk ssi, mungkin lain kali..............!!!”

“ Baiklah............ semoga harimu menyenangkan Sora sshi............!!!”

Aku sudah terlanjur datang ke sini, dan tidak mungkin aku kembali tanpa melakukan apa- apa.

Akhirnya sebuah ide meluncur di otakku, aku segera berlari mendekati tumpukan salju di pinggir jalan. Aku akan membuat snowman super besar untuk Sora. Aku yakin dia akan menyukainya. Ternyata membuat snowman berukuran besar tak semudah yang kubayangkan. Berkali- kali aku harus mengulang lagi dari awal karena boneka yang kubuat tak cukup kuat untuk berdiri tegak. Saat asyik membuatnya, sebuah mobil sport melintas begitu saja di depanku. Mobil itu tepat berhenti di depan rumah Sora. Seorang namja keluar dari mobil itu, menekan bel pagar dan tak berapa lama kemudian dia masuk ke dalam.

Sedikit penasaran kudekati Mobil Ferrari SP12 EC milik namja tadi, kuperhatikan sepertinya mobil ini masih baru. Bisa ditebak betapa borosnya orang ini, mengeluarkan milyaran Won hanya untuk membeli mobil merah yang kupikir tak lebih berharga dari fixie silver milikku.

Tepatnya dua tahun yang lalu, aku yang saat itu baru pindah ke kampusku yang sekarang begitu menikmati suasana baru setelah hidup terkekang selama bertahun- tahun. Menyusuri jalanan sepulang kuliah dengan sepeda hasil keringat pertamaku, tanpa sadar aku menabrak seorang gadis yang berjalan tepat di depanku. Semua bukunya berjatuhan, dan gadis itu merintih kesakitan. Aku tidak tahu harus berbuat apa, berulang kali meminta maaf sepertinya belum cukup menghapus keteledoranku. Aku tak dapat melihat wajahnya dengan jelas karena dia yang terus menunduk memegangi kakinya. Kuberanikan diri memegang kakinya dan bertanya apakah dia baik- baik saja.

Dia mengangkat wajahnya, mata bulan separuhnya menatapku seolah menyihirku sampai aku tidak mampu berkedip untuk beberapa saat. Bidadarikah ini??? itulah yang kupikirkan saat itu. Tapi rintihannya mengembalikanku ke dunia nyata. Bukan waktunya bermimpi, aku harus membantunya karena ternyata kakinya terkilir. Dengan sedikit memaksa akhirnya dia mau kuantar pulang daripada harus berjalan tertatih- tatih.

Sepanjang jalan kami hanya membisu, aku sendiri bingung dan terlalu canggung untuk sekedar mengajaknya berkenalan. Padahal aku adalah tipe orang yang mudah sekali bergaul dan sedikit terlalu banyak bicara. Tapi bersamanya aku malah bungkam dan seolah kehilangan kemampuan berbahasaku.

Setelah mengayuh cukup jauh sampailah kami di depan rumahnya. Rumah berpagar tinggi dengan tembok batu alam. Seolah mengulang kenangan dua tahun silam dimana aku menjabat tangannya untuk yang pertama kali dan mengenalnya sebagai Kang Sora. Saat ini aku juga berdiri di tempat yang sama hanya saja sekarang, seorang diri.

Saat akan meletakkan snowman mini seukuran anak beruang di depan pintu pagar karena aku takut Sora tidak melihat boneka salju besar yang tak mampu kuangkat. Dua orang berjalan keluar dari balik pintu, membuatku kaget dan langsung terlonjak mencari tempat bersembunyi. Namja tadi dan Sora, mereka berjalan bergandengan tangan terlihat sangat mesra, Sora tak segan- segan melingkarkan tangannya di lengan namja itu, tak merasa canggung sedikitpun malah Sora selalu tersenyum mendengarkan namja di sampingnya bicara dan membantunya masuk ke mobil. Mobil perlahan melaju menjauh, meninggalkanku yang masih mematung di tempat. Sulit sekali untuk percaya bahwa Sora membohongiku. Ternyata aku tak lebih penting daripada namja pemilik Ferrari itu. Kurasakan cairan hangat mengalir di wajahku yang dingin. Ketika kusentuh aku baru sadar bahwa aku menangis.

“ Apa ini??? aku menangis lagi??? tidak kusangka Leeteuk bisa menangis hanya karena wanita............!!!! Ciiisss............. memalukan sekali.................!!!” Aku berusaha keras tertawa, tapi malah derasnya air mataku semakin tak terbendung.



Author POV

Beberapa jam kemudian.



Hyun Joong memarkir mobilnya sebelum membukakan pintu untuk membantu Sora turun. Sudah agak larut saat mereka kembali dari seharian berkeliling Seoul. Hanya bisa bertemu setahun sekali rasanya belum cukup bagi Hyun Joong untuk melepas rindu pada kekasihnya ini.

“ Sora ya........ kau terlihat lelah sekali hari ini.......... apa sebaiknya kita batalkan saja acara nontonnya??? Sebaiknya kau beristirahat chagi.......!!!” Ucap Hyun Joong pelan, memperhatikan Sora yang tadi terlihat sangat lelap dalam tidurnya sepanjang jalan membuat Hyun Joong tak tega.

“ Aniyo........ aku mau menonton film yang kau kirimkan bersama- sama oppa....... kumohon...........!!!” Sora merajuk seperti anak kecil.

Hyun Joong mengacak- acak poni Sora pelan, “ Kita bisa melakukannya besok........ sekarang kau harus istirahat, tidur yang nyenyak dan jangan lupa memimpikanku ya...........!!!!” Hyun Joong mengapit ujung hidung Sora diantara telunjuk dan jari tengahnya.

“ hehehehe.......... arasso.......... aku tidak sabar menunggu sampai besok tiba.......!!!” Sora membalas genggaman tangan Hyun Joong yang menggandengnya untuk masuk ke dalam. Tapi tak sengaja mata Sora menumbuk sesuatu berwarna putih di samping pagar.

“ Boneka salju??? Siapa yang meletakkannya di sini???” Tanya Hyun Joong penasaran.

Leeteuk ssi...............!!!” Sahut Sora, namun hanya di dalam hati.

Apa dia tadi benar- benar menungguku??? Berapa lama dia menahan udara sedingin ini hanya untuk mengajakku membuat boneka salju???’” Mata Sora tak sedikitpun beranjak dari snowman mungil dengan hidung wortel di depannya.

Berulang kali Hyun Joong memanggil namanya, Sora seolah tak mendengar.

“ Sora ya............... ada apa??? Apa kita perlu membawa boneka ini masuk???” Tanya Hyun Joong saat merasa Sora begitu tertarik dengan boneka salju misteriusnya.

“ Ani.......... tidak usah..... kita tinggalkan saja di sini. Pasti ini perbuatan orang iseng..........!!!” Ucap Sora datar.

Hyun Joong tak mencoba memperpanjangnya. Setelah mengucapkan selamat malam dan rasa cintanya, namja berbadan kurus ini memeluk yoeja chingunya untuk yang terakhir kali sebelum dia pergi. Suatu keanehan Hyun Joong rasakan, entah mengapa rasanya Sora mencoba menghindarinya. Merenggangkan pelukan dan menolak halus saat ingin dicium. Namun cepat- cepat Hyun Joong membuang pikiran anehnyadan berasumsi itu hanya perasaannya saja.

Author POV end



Keesokan harinya...........



Aku tidak bisa mendiamkan ini terlalu lama, aku ingin penjelasan darinya.......

“ Kang Sora sshi...........!!!” Panggilku saat kutemukan Sora berdiri bersama beberapa temannya di depan kelas. Dia menoleh, seperti tahu kami butuh privasi teman- teman Sora satu persatu menjauh. Meninggalkan gadis berambut coklat itu sendirian menatapku.

“ Kenapa kau membohongiku Sora?? kemarin aku melihatmu..............!!!” Kenapa sulit sekali mengatakan apa maksudku,

“ Pergi bersama pria itu............!!!” Entahlah apakah gumamanku masih bisa didengar olehnya.

“ Lalu kenapa Leeteuk sshi??? Apa salah aku keluar dengan namjachinguku?? Apa aku harus melaporkannya padamu???” Perkataannya sekali lagi menghantam hatiku yang sudah berusaha keras kususun kembali.

Aku tidak percaya dia seperti ini. Selama ini dia seakan memberiku harapan untuk bisa meraih hatinya, dia juga tidak pernah bercerita kalau sudah ada namja lain di hatinya.

“ Kenapa kau diam Leeteuk sshi??? Jangan- jangan kau mengira aku menyukaimu, iya??? Bukannya aku sudah pernah bilang kalau hatiku ini sulit untuk dimiliki...........dan aku juga tipe pemilih.........!!!”

Pemilih??? Apa maksudnya??? Aku benar- benar tidak mengerti......

Sampai tangannya menunjuk ke arah mobil yang baru saja berhenti, “ Itu......... disanalah perbedaannya. Kau dan Hyun Joong oppa sangat berbeda, bagaimana mungkin aku bisa memberikan hatiku padamu yang bahkan untuk mengantar dan menjemputku dengan mobil mewah saja seperti mimpi.............!!!!”

“ Tapi aku mencintaimu Kang Sora, tidak cukuplah rasa cintaku membuatmu bahagia. Aku akan melakukan segalanya untukmu, aku akan membuatmu selalu tertawa di dekatku..........!!!” Teriakku keras, mengundang perhatian mahasiswa lain yang melintas di dekat kami.

Plaaakkkk...................

Sebuah tamparan keras mendarat di pipiku, Kang Sora menamparku......... di depan puluhan mata yang kini menyaksikan kami..........

“ Jangan pernah bilang cinta di depanku Leeteuk sshi, aku sudah muak dengan semua perhatianmu padaku. Sebaiknya kau hentikan dari sekarang, jangan temui atau ganggu aku lagi.......... kau mengerti!!!!” Sora berteriak tepat di depan wajahku.

“ Tidak aku tidak mengerti......... dan aku tidak mau mengerti.............!!! “ kutarik sedikit keras pergelangan tangannya karena dia mencoba lari dariku. Sora terus berontak meminta dilepaskan, tapi aku semakin kuat memegang tangannya. Tak kuhiraukan bisik- bisik yang semakin ramai di sekitarku.

“Apa yang kau lakukan pada wanita??? Tindakanmu sangat tidak pantas!!!” Entah sejak kapan namja yang kemarin kulihat di rumah Sora sudah berdiri di depanku. Menarik Sora dalam pelukannya, yang sudah meledak tangisnya.

Namja ini terus meneriakiku pengecut padahal dia sendiri tidak tahu bagaimana perasaanku saat ini. Coba saja bila dia berada dalam posisiku.........

“ Sora ya..... apa kau tidak apa- apa chagi??? Apa ada yang terluka???” Dia begitu mesra memanggil Sora. Memeluk dan mencium Sora di depan mataku semakin membakar kecemburuanku.

Rasa panas yang menjalari seluruh pembuluh darahku membuat badanku terasa pias dan hanya bisa pasrah saat dia mulai memukul serta menjatuhkan tubuhku.

Apa seperti ini rasanya dihianati?? Apa seperti ini rasanya patah hati???

Aku bahkan tak bisa merasakan apapun, hati dan otakku terlalu kosong sampai sekujur tubuhku rasanya kebas.

Semuanya menjadi gelap, pandanganku gelap, begitu pula dengan hatiku.

“ Hyun Joong oppa...... sudah hentikan, sebaiknya kita pulang........tinggalkan saja namja aneh ini.........!!!” Teriakan Sora sayup- sayup kudengar saat tubuhku terasa sakit menerima pukulan dari Hyun Joong tadi. Aku hanya bisa terduduk menatap kosong kepergian mereka.



****









Leeteuk terlihat terburu- buru dengan membawa cupcake di tangannya. Dia segera menemukan kelas seni yang letaknya di koridor paling ujung. Kelas sudah tampak sepi saat Leeteuk masuk, tapi masih ada satu mahasiswi yang tinggal, menundukkan kepalanya di sandaran kursi.


“ Leeteuk sshi??!!” Sora setengah berteriak, saat menyadari Leeteuk tiba- tiba sudah ada di dekatnya.

“ Apa aku mengganggumu Sora sshi??? Kalau begitu nanti saja, teruskan tidurmu........... dan melukis mukanya juga..........!!!” Leeteuk tertawa kecil sambil menunjuk wajah Sora yang belepotan oleh noda cat minyak.

“ Owwhhh......... kurasa aku tidak sengaja mengotori wajahku saat melukis tadi............!!!” Sedikit malu Sora berniat menghapus noda di wajahnya. Tapi Leeteuk selangkah lebih cepat dari Sora. Dengan memakai sapu tangannya, Leeteuk menghapus perlahan bekas noda di wajah Sora.

“ Nah seperti ini sudah bersih!!” Leeteuk mengambil kursi dan duduk di sebelah Sora.

Menanyakan apa kaki Sora sudah tidak apa- apa, menawari Sora cupcake yang dibawanya, dan bertanya bagaimana harinya berlalu.

Ketika asyik berbincang, mata Leeteuk tertarik oleh lukisan Sora yang masih tertutup kain. Tanpa meminta ijin dulu, Leeteuk langsung membukanya.

“ Yah......... apa yang kau lakukan Leeteuk sshi???” Teriak Sora berusaha melarang Leeteuk membuka lukisannya. Dan untungnya lukisan itu masih terlindung.

“ Aku hanya ingin melihat karena penasaran, boleh ya!!!”

“ Jangan......... tidak ada yang boleh melihat lukisanku sebelum lukisan ini jadi......!!”

“ Eh, kenapa??? Apa kau takut dibilang lukisanmu jelek ya???
“ Bb...bbuu....bbuukan begitu.......... sebuah maestro bernilai tinggi sangat terlarang untuk dilihat sebelum sempurna.........!!”

“ Ah.......... begitu............!!!”

“ Lihat Sora sshi, ada UFO jatuh!!!” Teriak Leeteuk menunjuk keluar jendela.

“ Mana???” Saat Sora menoleh, Leeteuk menggunakan kesempatan itu untuk mengintip lukisan. Tapi sekali lagi Sora lebih dulu melindungi lukisannya. Sora terus memukuli Leeteuk karena berani menggodanya, sedangkan Leeteuk malah tertawa semakin keras menerima pukulan Sora.


Sekujur tubuhku masih terasa sakit karena pukulan Hyun Joong tadi, tapi itu tak seberapa bila dibandingkan bagaimana sakitnya luka di hatiku sekarang. Kini aku sedang sendiri di atas atap gedung. Baru saja aku terbangun dari mimpi tentang Sora. Semua kenangan bersamanya masih terasa segar di ingatanku.

Melihat meja kosong di dekat balkon itu, aku kembali mengingat kepingan kenangan yang lain. Masih sangat jelas kuingat Sora duduk di meja itu, menyusup americano kesukaannya yang aku sendiri tidak mengerti kenapa dia begitu menyukai kopi pahit itu. Aku berusaha keras memahami kecintaannya pada kopi, tapi tetap saja aku tidak suka.

Sora ingin aku menyanyikan sebuah lagu untuknya, awalnya aku menolak namun apa boleh buat. Kunyanyikan salah satu lagu ciptaanku yang terbaru, Only You.......... sebuah lagu yang memang kuciptakan karena aku hanya bisa mengingatnya.

Saat dia bertanya untuk siapa lagu ini kuciptakan, dengan jujur kujawab untuknya. Dia malah menuduhku berbohong dan hanya mempermainkannya saja...... dia marah kemudian mengajakku bermain kejar- kejaran. Karena kurang hati- hati Sora hampir terjatuh, namun aku lebih dulu berhasil menangkapnya. Posisi kami sangat dekat waktu itu bahkan aku bisa mendengar detak jantungnya. Kubisikkan bahwa aku benar- benar menciptakan lagu ini untuknya. Mungkin dia melihat kesungguhanku, bibirnya terangkat, dia tersenyum dan mengucapkan terima kasih dengan tulus. Setulus ciuman hangat yang didaratkannya di pipiku.

Tapi semua itu hanyalah kenangan, kenangan indah yang selamanya akan berubah menjadi kenangan buruk bagiku. Dan semua itu hanya karena satu wanita, Kang Sora.



****



Saat menjejakkan kaki di tempat ini bayangan suram kembali menghantuiku. Sudah lama sejak saat itu, dimana terakhir kali aku bertengkar hebat dengan aboeji dan memutuskan untuk tinggal bersama omma. Meskipun hidup sederhana aku lebih bahagia daripada hidup terus diatur dan dikekang di rumah ini. Memasuki sebuah ruangan dengan dua daun pintu yang terbuka lebar, aku melihat seorang lelaki tengah duduk di meja kerjanya sambil membaca beberapa berkas di depannya.

“ Aku tahu kau akan kembali, ternyata sampai di sini saja egomu........ Apa kau sudah mendapatkan apa yang kau sebut kebebasan??? Apa diluar sana sangat menyenangkan??? Aku menyangsikan itu Teuk ah.......... !!!”

“ Aboeji............!!!” Dia masih tak mau memandangku,

“ Katakan saja apa maumu.............!!! Kalau kau hanya ingin membuat kepalaku bertambah pusing karena sifat keras kepalamu...... aku rasa sebaiknya kau pulang saja.........!!!”

“ Aboeji........ aku ingin kembali, aku akan menuruti semua kemauanmu. Jadikan aku sepertimu aboeji...... aku akan memimpin perusahaan lagi, aku akan kuliah ke luar negeri untuk mendapatkan gelarku...... maafkan kebodohanku aboeji...........!!!!” Suaraku terdengar serak saat mengatakannya. Ini sebuah keputusan besar dalam hidupku. Setelah ini aku tidak akan lagi bisa kembali. Aku harus menanggalkan gitarku dan menggantinya dengan bulpen emas dan setelan jas rapi seorang pebisnis.

Aboeji menatapku, dia membetulkan letak kacamata berbingkai separuhnya yang sedikit merosot,” Apa kau yakin dengan yang baru saja kau katakan Teuk ah???? Aku tidak ingin kau hanya bermain- main dengan ini............!!!” Aboeji berjalan mendekatiku.

“ Ne.......... aku yakin, aku tidak akan berbuat bodoh lagi......... aku tahu aku salah aboeji...... kau benar, bermusik bukanlah masa depan yang baik bagiku.........”

Aboeji menepuk pelan pundakku, “ Kau memilih jalan yang benar Teuk ah, seperti inilah seharusnya putraku............!!!” Setelah memberiku pelukan dan sebuah senyuman kepuasan di wajahnya, aboeji berjalan pergi meninggalkanku sendiri. Seketika keadaan menjadi hening. Aku sudah membuat keputusan, dan aku tidak akan menoleh ke belakang lagi. Tidak ada lagi Leeteuk sang pemusik yang ada sekarang hanyalah Park Leeteuk, pewaris tunggal Park Group Company.

“ Omo........ tuan muda, Anda kembali?? Apakah saya bermimpi?? Sudah lama sekali sejak saat itu.............!!!” Lelaki paruh baya yang sudah puluhan tahun mengabdi di keluargaku ini berkaca- kaca mendapatiku berdiri mematung di ruangan kerja aboeji.

“ Ne.......... aku kembali pengurus Jang, memang waktu berjalan begitu cepat. Bagaimana kabarmu???” Pengurus Jang adalah satu- satunya orang yang dekat denganku, bahkan lebih dekat dari ayahku sendiri.

“ Tidak ada yang baik sejak Anda pergi tuan muda, rumah seperti mati, dan tidak ada lagi yang bisa aku kerjakan karena orang yang selalu memerintah dan meminta ini itu tidak ada di sini!!!”
“ Maksudnya aku???” Dia malah tertawa, aku pun ikut tertawa bersamanya, ternyata tidak ada yang berubah dari pengurus Jang, termasuk juga rumah ini.

Aku meminta pengurus Jang menyiapkan sebuah pesta khusus di salah satu hotel milik aboeji. Pesta pengumuman kembalinya aku di dunia bisnis. Tapi sebelum itu aku juga memintanya menyiapkan baju terbaik dan kendaraan paling mewah tahun ini. Aku ingin tampil sempurna, aku ingin semua orang melihatku.

Termasuk.............

“ Pengurus Jang, saat undangan siap nanti. Beri aku satu undangan khusus............!!!”

“ Baiklah tuan muda, saya siap melaksanakan semua perintah Anda........!!”

“ Terima kasih pengurus Jang.............!!!”

Sekarang semuanya baru dimulai, balas dendam akan rasa sakit hati yang kualami, baru akan dimulai.



****



Pengurus Jang melakukan tugasnya dengan baik, pesta malam ini sangat mewah dan sempurna. Semua orang hadir di sini, mulai dari relasi aboeji, para jutawan dengan nyonya- nyonya mereka yang serba gemerlapan memamerkan berlian dan berlomba menjadi yang terbesar. Atau para penjilat yang tidak membuang kesempatannya untuk mencari mangsa orang- orang kaya yang mudah ditipu. Aku tak begitu mempedulikannya, saat aboeji memanggil nama asliku Park Jung Su, aku langsung berjalan naik ke panggung. Dengan bangga aku melewati puluhan mata yang menatapku. Berdiri di sebelah aboeji aku menyampaikan pidato pendekku. Diantara puluhan undangan, kutemukan dia, berdiri di sana dengan mata terbelalak menatapku. Aku tersenyum padanya, sangat kontras dengan ekspresinya saat ini yang terlihat begitu kaget. Kang Sora sshi, sekarang kau bisa melihat siapa aku.......... Apa sekarang kau menyesal sudah membuangku??? Apa sekarang kau menginginkanku kembali padamu???

Sangat penasaran dengan reaksinya, selesai pesta aku mencoba mencarinya. Tidak begitu lama mencari kutemukan Sora masih berdiri di depan lobi, seakan menunggu seseorang, aku bisa menebak siapa yang ditunggunya.

Ketika melihatku dia mencoba mengalihkan pandangannya, berusaha menolak menatapku.

“ Sora sshi........ apa kau masih menunggu??? Aku bisa mengantarkanmu pulang.........!!!”

Dia menatapku lama, sebelum akhirnya menjawab, “ Gomawo Leeteuk sshi atas kebaikanmu, tetapi tidak perlu aku tahu kau orang yang sibuk sekarang.........!!!”

“ Soal yang kemarin itu...... aku minta maaf, tidak seharusnya aku bersikap seperti itu......!!!”

“ Sudahlah........ aku sudah melupakannya........!!!” Jelas- jelas aku berkata bohong, bahkan saat tidur pun aku masih bisa merasakan tamparannya.

Sora kemudian mengulurkan tangannya, “ Selamat ya......... sekarang kau adalah pewaris tunggal dari Park Group Company. Pasti akan sedikit sulit bagi seseorang yang begitu menyukai musik dan kebebasan sepertimu untuk bekerja di balik meja, tapi aku tahu kau akan terbiasa nanti......... !!!” Dia benar- benar mengerti aku, bahkan Sora tahu apa yang memang kurasakan padahal aku tak pernah mengatakannya.

“ Ne, dan sepertinya ini terakhir kali kita bisa bertemu Sora sshi....... karena dua hari lagi aku akan terbang ke LA dan menetap di sana.......!!!” Aku tak bisa mengartikan ekspresinya, Sora hanya menatapku dalam.

“ Maka aku akan merindukan pemusikku...........!!!” Sepertinya dia mengatakan sesuatu, tapi aku tak dapat mendengarnya. Sampai sebuah Lamborghini Veneno putih berhenti di depanku. Seorang penjaga hotel menyerahkan kunci mobilku,

“ Sora sshi, apa kau benar- benar tidak mau kuantar??” Tanyaku pada Sora yang diam- diam masih memandangi mobilku.

“ Aniyo, kau pulang saja Leeteuk sshi......... sebentar lagi penjemputku juga akan datang........!!!”

Maksudnya pasti Kim Hyun Joong, mendengar Sora lebih memilih menunggu namja lain daripada pulang bersamaku membuatku sedikit marah. Tak mempedulikannya lagi aku langsung masuk ke dalam mobil dan menjalankannya pelan. Untuk terakhir kalinya ingin kulihat kekecewaan di wajahnya karena telah melepasku begitu saja.

Sora terus memandangi kepergianku dengan bibirnya yang sedikit terangkat.....

Benarkah dia tersenyum??? Tidak sedikitpun dia merasa menyesal??? Aaahhh............ tidak mungkin.........!!!!” Aku yang pada awalnya berencana membalas dendam untuk mengobati sakit hati tetapi kenapa pada akhirnya justru lebih kecewa dan semakin menggores luka hatiku. Meninggalkannya begitu saja semakin membuatku tersiksa, setelah ini aku tidak akan bisa melihatnya lagi. Tapi tak ada yang bisa kuperbuat, dia sudah memiliki orang lain dalam hatinya. Mungkin ini takdir cintaku yang tidak akan pernah bisa sempurna.



****



Tiga tahun kemudian,

Aku baru saja menyelesaikan pekerjaanku yang terakhir saat Eugene, sekertarisku masuk.

“ Direktur Park, Mr. Kim dari CYN Seoul Company sudah datang. Kita sudah membuat janji dengannya seminggu yang lalu..... apakah boleh saya mempersilahkanya masuk??”

“ Oh...... ternyata masih ada yang harus kutemui, kukira pekerjaanku sudah selesai. Terima kasih kau sudah mengingatkan Eugene...... baiklah suruh dia masuk............!!!” Mengambil americano di sampingku, aku memutar kursiku menghadap jendela. Selalu seperti ini, menikmati americano sambil mengamati pemandangan LA yang rapat oleh gedung- gedung pencakar langit sedikit menghilangkan stressku karena terlalu keras bekerja.

“ Selamat siang Mr. Park, akhirnya kita bisa bertemu secara langsung.......!!!” Suara seseorang membuatku berbalik. Sudah berdiri di hadapanku seorang namja dengan kacamata hitam membingkai wajahnya. Sambil tersenyum dia melepas kacamatanya itu,

“ Kau...............!!!” Pekikku sangat yakin siapa yang berdiri di depanku sekarang. Aku tidak mengira akan melihatnya lagi setelah sekian lama. Dialah orang yang merebut cinta pertama dan terakhirku.

Dia juga tak kalah kagetnya denganku. Ini pertemuan tak terduga, dan kami tak banyak bicara setelah itu. menyelesaikan semua urusan kami, akhirnya dia pamit pergi.

“ Tunggu........ Hyun Joong sshi...... bagaimana kabar Sora...... pasti kalian sangat bahagia sekarang........... Apa kalian sudah menikah???” Entah dari mana pikiran itu keluar, aku bertanya begitu saja.

Hyun Joong malah tertawa,

“ Ya........... hubungan kami masih tetap baik, Sora sudah seperti dongsaeng bagiku sekarang.......!!!”

“ Dongsaeng???? Kekasih maksudmu???” Aku bertanya tak mengerti.

“ Sepertinya kemampuan bahasa Koreamu menurun gara- gara tinggal di sini Leeteuk sshi??? Dongsaeng berarti adik, Sora sudah kuanggap sebagai adikku sendiri meskipun hubungan kami sudah berakhir......!!!” Hyun Joong seperti mencoba mengingat sesuatu.

“ Bagaimana mungkin......???” Semuanya tampak aneh menurutku.

“Awal pertemuanku dengan Sora karena sebuah perjodohan. Pertama kali melihatnya aku sudah jatuh cinta, dan kupikir Sora juga begitu. Ternyata salah, dia hanyalah seorang putri yang penurut. Jika orang tuanya bilang dia akan menikah denganku dan harus mencintaiku, maka Sora akan berpikir bahwa dia memang mencintaiku. Meskipun aku harus pergi ke Perancis dan hanya bisa menemuinya setahun sekali Sora tetap setia menungguku............!!!” Hyun Joong kembali tertawa.

“ Ternyata gadis ini sangat polos, dia tidak bisa membedakan antara rasa sayang dan cinta. Sora hanya menyayangiku tapi bukan cinta........ daripada berpura- pura saling mencintai kami putuskan untuk mengakhiri semuanya.......!!”

“ Jadi sekarang Sora sudah bahagia, tapi dengan namja lain????” Kesimpulan yang dapat kutarik dari penjelasan Hyun Joong.

Hyun Joong menggeleng, “ Bagaimana mungkin dia bahagia, sedangkan orang yang diharapkannya sedang duduk di depanku sekarang.............!!!!

“ Aku pergi dulu Leeteuk sshi, annyeong.....!!!!” Hyun Joong mengucapkan kalimatnya yang terakhir sangatlah pelan. Aku tak dapat menangkap semuanya dengan jelas.

Ah....... sudahlah, semuanya hanya masa lalu yang harus aku lupakan.



****



Hari sudah beranjak sore saat aku berjalan melintasi galeri lukisan setelah tadi menghadari pertemuan di hotel yang sama. Sepertinya sedang digelar pameran lukisan dari pelukis mancanegara. Sedikit tertarik aku berjalan melihat- lihat, memang benar ini bukan karya picisan. Semuanya tampak memiliki nilai seni yang tinggi. Kakiku tiba- tiba berhenti saat melihat sebuah lukisan yang sangat menarik perhatianku. Lukisan ini sebenarnya sangat sederhana hanya sebuah pohon yang tumbuh diantara hamparan padang rumput berlatar bagian belakang gedung yang berdiri kokoh. Tapi goresan tinta dan paduan warnanya sangat indah, dan mampu membawa perasaan ikut menghayati makna lukisannya. Semakin dilihat, aku semakin merasa tidak asing dengan tempat di dalam lukisan, tapi dimana aku sendiri tak dapat mengingatnya.

Saat kutanyakan siapa pelukisnya, penjaga pameran menunjuk seorang gadis yang baru berjalan keluar melewati pintu. Tanpa berpikir aku mengejar dan mengikutinya........

“ Nona.........tunggu sebentar............. bolehkah aku membeli lukisanmu???!!!” Gadis itu berbalik, mata kami bertemu...........

Ternyata Kang Sora lah yang saat ini berdiri di depanku.

“ Leeteuk sshi...... benarkah ini dirimu......... Aku tidak menyangka kita bisa bertemu di sini..........!!!” Dia berjalan mendekatiku, terlihat sangat senang dengan pertemuan ini. Tidak lagi, aku tidak bisa terus hidup dalam bayangannya, setelah sekian lama berusaha membuang kenangan tentangnya, kini Sora muncul lagi dan ingin menghancurkan hidupku kembali. Aku harus mencegah semua ini..........

“ Maaf Sora sshi....... aku masih ada urusan, kukira lain kali kita bisa mengobrol lagi.......!!!” Kebetulan Andy, supir pribadiku memarkir mobil tak jauh dari lobi. Aku langsung menyuruhnya menjalankan mobil dan segera meninggalkan hotel.



Author POV



Sora kaget menyadari Leeteuk tiba- tiba meninggalkannya, seolah- olah dia menjauh dan berusaha menghindarinya.

Sora berusaha mengejar Leeteuk, gadis ini terus mengejar sampai mobil Leeteuk berbelok di tikungan. Tiba- tiba kalung berbandul yang dipakainya jatuh dan tergeletak di badan jalan, Sora berbalik mencoba memungutnya...........

Sedangkan Leeteuk terus saja melihat Sora yang masih mengejarnya.

“ Kenapa gadis ini tidak mau menyerah..........!!!!”

Leeteuk melihat Sora berbalik dan berjongkok memungut sesuatu di tengah jalan, sedangkan dari arah lain sebuah truk melaju kencang.........

Leeteuk berlari keluar dari mobil, dia mencoba menyelamatkan Sora. Namun Leeteuk kalah cepat, dia tak bisa menghindari laju truk di depannya.

BRRRAAAAKKKKK..................

Tubuh Leeteuk berguling di atas trotoar, dia hanya terserempet, darah mengalir dari pelipisnya. Leeteuk mencoba berdiri, matanya menyapu semua jalan di sekitarnya yang saat itu sangat sepi. Dia melihat tubuh yoeja yang dicintainya itu terpental cukup jauh.

“ Sss....So....Sora...........!!!” Leeteuk berteriak dan memeluk tubuh Sora yang sudah berlumuran darah.Sora awalnya terpejam, dari telinga dan hidungnya terus mengucurkan darah yang tak kunjung berhenti. Dengan susah payah akhirnya Sora mampu membuka matanya. Dia tersenyum menyadari wajah Leeteuk tepat berada di atasnya. Wajah yang sangat dirindukannya, wajah yang selama tiga tahun terakhir ini selalu menjadi tangisan Sora di setiap malamnya.

“ Sora ya........ bertahanlah............ kumohon bertahanlah, aku akan menolongmu..........!!!” Leeteuk hampir mengangkat tubuh Sora saat yoeja ini mencegahnya....

Sebutir air bening perlahan mengalir dari pelupuk mata Sora,

Tangannya bergetar saat menyerahkan kalung berbandul yang tadi digenggamnya...... Leeteuk mengamati kalung berbandul hati terbuat dari kaca itu lekat- lekat, di dalamnya seperti sebuah cairan bening yang Leeteuk tidak dapat menebak apa itu ........

“ i....ini....... aaa....aakkuuu......... hanya bisa menyimpan.....ii...ni..... maafkan aku.....Leeteuk sshi.....!!!” Sora berusaha bicara dalam nafasnya yang tersenggal- senggal.Air matanya terus saja mengalir bersama pekatnya darah di hampir seluruh wajahnya.

“ Soraa ya........ kumohon jangan bicara terus, kita harus ke rumah sakit........!!!” Leeteuk tak dapat mengontrol perasaannya, tangisnya tak terbendung melihat Sora begitu lemah dalam pelukannya, dia berteriak- teriak meminta tolong, tapi tak seorang pun tampak mendekat.

“ Tidak, tunggu dulu.......... dd....ddengarkan aku......Leeteuk sshi....... !!!” Sora mengelus wajah Leeteuk dengan tangannya yang berlumuran darah....

Menatap Leeteuk dengan tatapan sangat hangat....

“ Aakk...aakkuu....ingin....mengatakan...sesuatu...mm...meski...pun....suuu...dahh.....sangat...ter....lam....baaat......!!!” Senyuman terpatri di wajah Sora, sebelum dia melanjutkan ucapannya.

“ Aaa....aakk...akku....men....cintai....mu.......Teuk....opp.......................!!!!” Sora tak mampu menyelesaikan panggilan oppa yang sangat ingin dia ucapkan. Tiba- tiba matanya tertutup bersamaan dengan tangannya yang mulai jatuh dari wajah Leeteuk. Namun Leeteuk dengan cepat mengangkat tangannya, kembali mendekap tangan itu di pipinya meskipun itu sudah terlambat. Leeteuk tahu Sora sudah pergi..........pergi untuk selamanya........

Tangis Leeteuk semakin pecah dan terus memanggil nama Sora. Meskipun yang dia panggil tak akan pernah bisa menjawabnya lagi.........

Leeteuk memeluk semakin erat tubuh yoeja yang ternyata juga mencintainya.

“ KANG SOOORRAAAAA....................................!!!!” teriak Leeteuk memandang langit.Yang tiba- tiba saja menjatuhkan airnya menjadi hujan yang sangat deras. membasahi tubuh Leeteuk, membasahi tubuh Sora yang sudah tak bernyawa itu.



Author POV End

****



Sebulan kemudian.........



Benar, disinilah tempatnya. Di sinilah lukisan Sora dibuat. Padang rumput belakang kampus, dengan sebuah pohon berdiri di tengah- tengahnya.

Aku mulai duduk bersandar di bawah pohon. Kemudian kuputar gitar yang terselempang di belakang punggungku, dan mulai kupetik dawainya mengiringi nyanyianku yang sendu.

Selesai bernyanyi kuraih kembali ransel yang tadi kuletakkan begitu saja diatas rerumputan. Dari dalamnya kuambil sebuah paket yang baru kuterima tadi pagi.

Ternyata sebuah buku diary, satu- persatu aku mulai membacanya.....




Siang tadi seorang pemuda tak sengaja menabrakku di kampus. Sepertinya dia mahasiswa baru karena baru pertama kali aku melihatnya. Bila ditanya apa kesan pertamaku padanya...... mmmm.......... senyumnya sangat manis ^^


Namanya Park Leeteuk, diam- diam aku mulai mengikutinya. Dia sering sekali bermain gitar di belakang kampus tepatnya di bawah pohon. Tapi sayangnya aku tak bisa mendengar apa yang sedang dia nyanyikan. Tanpa sadar tanganku mulai menggambar sketsa wajahnya.


Owwhh........ hari ini Leeteuk mengejutkanku dengan datang ke kelas, hari- demi hari kami semakin akrab. Bahkan dia membawakanku cupcake yang rasanya sangat enak. Aduuuhhh........ tadi hampir saja ketahuan, dia tidak boleh tahu kalau aku diam- diam melukisnya.

Kini aku tahu apa yang sering dinyanyikannya bila sendiri, sebuah lagu yang sangat indah....... dan dia bilang lagu itu untukku??? Benarkah??? Apakah aku hanya bermimpi......... ohh........... sadarkan aku......... ingin raasanya aku berteriak karena rasanya hampir meledak.
 

Hari ini aku sangat bahagia, Leeteuk meninggalkan sebuah pesan di lokerku yang mengajakku untuk membuat boneka salju....... aaahhh........ aku benar- benar tidak sabar menunggu besok.




Sudah berapa kali aku berganti baju, tapi semuanya terlihat tidak ada yang bagus saat kupakai. Aku terlalu gugup karena hari ini Leeteuk akan berkunjung.

Tapi kemudian aku menerima telepon dari Hyun Joong oppa.....

Hal ini membuatku tersadar, tidak seharusnya aku seperti ini..... mengharapkan lelaki lain, padahal sudah ada Hyun Joong oppa yang akan menikahiku. Seperti terjaga dari alam mimpi, aku mulai menyadari kesalahanku.

Tanpa sadar aku mulai jatuh cinta pada Leeteuk,

Tapi aku tidak mungkin mengkhianati Hyun Joong oppa.....


Di hari yang sama, sebuah berita yang tak pernah kubayangkan menghancurkan semua harapanku. Virus HIV AIDS terdeteksi menjangkiti tubuhku. Bagaimana ini??? apa yang harus kulakukan??? Mendengar itu seolah- olah duniaku hancur. Aku tidak tahu bagaimana penyakit mematikan itu bisa kudapatkan, tapi menurut dokter bisa saja dari transfusi darah yang pernah kujalani beberapa tahun silam.

Mungkin ini jawaban dari Tuhan, bahwa aku memang bukan ditakdirkan bersama Leeteuk....... sudah kuputuskan, aku akan menjauhinya.

Saat pulang aku menemukan boneka salju di depan rumahku. pasti Leeteuk yang meletakkannya di sana. Setelah Hyun Joong oppa pulang, diam- diam aku membawa masuk boneka salju itu. Tapi tak selamanya aku bisa menyimpan boneka lucu ini, maka kumasukkan tetesan air terakhirnya ke dalam liontin dan memakainya sebagai kalung. Dengan begitu Leeteuk akan selalu ada bersamaku.



Aku tidak bisa terus membaca diary Sora. Betapa bodohnya aku karena tidak menyadari perasaannya yang sesungguhnya. Selama ini aku hanya melihat apa yang Sora ingin kulihat, tanpa tahu apa sebenarnya yang tersimpan dalam hatinya. Kuamati kalung pemberiannya, sekarang aku tahu apa sebenarnya cairan di dalam liontin ini.

Menghapus air mata yang tanpa kusadari sudah jatuh, aku mulai membuka lembaran yang lain......

 

Hari ini Leeteuk menyatakan cintanya padaku di depan banyak orang. Aku begitu tidak berdaya. Bagaimana mungkin aku membiarkannya mencontai gadis berpenyakitan sepertiku........ jika aku yang sudah berusaha menjauhinya tak bisa menghentikannya, maka dialah yang harus kudorong menjauh dariku.

Selamanya aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku yang sudah sangat menyakiti hatinya.



Hari ini aku mendapat kabar bahwa hasil lab yang kuterima terakhir kali tertukar. Tidak ada penyakit mematikan yang kuderita. Entahlah aku harus senang atau sedih menerima kabar ini. Karena sesungguhnya ini tidak penting lagi sebab Leeteuk sudah pergi. Dia sudah jauh meninggalkanku...........


Aku sudah tidak bisa menulis lagi. Hari- hariku kini terasa sangat gelap dan sunyi tanpanya..........

Satu- satunya orang yang telah membawa hatiku pergi bersamanya......

Leeteuk sshi..........


Lembar berikutnya hanyalah tinggal lembaran- lembaran kosong. Air mataku menetes membasahi kertas putih itu.

“ Sora ya....... kenapa kau begitu kejam padaku, kenapa..................kenapa kau meninggalkanku seperti ini Sora ya............!!!!” Aku hanya bisa menangis memeluk barang peninggalan terakhirnya.

Siapa bilang aku meninggalkanmu?? Aku selalu ada bersamamu Leeteuk oppa........!!!” Sebuah bisikan menyadarkanku. Ternyata Sora sudah duduk di sampingku, dia kemudian menyandarkan kepalanya di bahuku.

“ Sekarang aku bisa terus bersamamu oppa, meskipun mungkin kita tidak ditakdirkan untuk bersama di dunia....... tapi kau masih tetap bisa merasakan kehadiranku, karena sekarang aku akan selalu berada di sampingmu......... !!!” Dia tersenyum padaku. badannya yang sedikit transparan semakin berpendar terkena cahaya matahari.

Aku kembali menangis dalam diam, saat meraih tangannya yang tak bisa kusentuh. Dulu saat aku masih bisa memegangnya, memeluknya, aku malah menjauh dan pergi darinya. Kukira hanya aku yang tersakiti ternyata Sora lah yang paling merasakan sakit itu. Kini memang aku tak dapat menyentuhnya, tapi keberadaannya di sisiku dan hanya aku yang bisa merasakan kehadirannya membuktikan bahwa aku sangat spesial bagi Sora. Aku harus bersyukur meskipun kini kami berada di dua alam yang berbeda, tapi hati kami tetap menyatu...........


The End

7 komentar:

  1. *tissue mana tissue??*
    iiiiiiiiihh authornya jahat!!!!!! kenapa buat ceritanya sad bingiiiiitttt...
    jadi nyesel deh ga nyiapin tissue pas baca ini, eh tapi seharusnya author juga nih yg harus nyiapin tissue kan author yg buat ceritanya beginii....!!

    BalasHapus
  2. *tissue mana tissue ??* iiiiihh authornya jahat, kenapa buat yg sad begini sih??nyebelin ah..
    tanggung jawab loh! :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. kan udah diingetin buat nyiapin tissue dulu, Huzna sih g nurut........ tanggung jawab??? andweee...... kabuuurr......... kkkkkk

      Hapus
  3. huaaaa ceritanya mengaharukan

    BalasHapus
    Balasan
    1. T_T ........ beneran shella?? berarti author berhasil buat cerita ballad??? mwo???@#*&%&*(9

      Hapus
    2. berhasil thorrrr, sering2 aja bikin sad ending hehe

      Hapus
  4. sedih bgt deh ... ga nyangka ending nya bkal bgni ....vita ... ga bisa bayangin oppa tanpa baby princess nya .. huaaaaa T__T

    BalasHapus