Sabtu, 15 Februari 2014

Beautiful Summer Breeze





Suasana Hannyoung High School siang ini terlihat berbeda dari biasanya. Cuaca musim panas yang sangat terik membuat sebagian besar siswanya enggan untuk beraktivitas di halaman sekolah. Mereka lebih memilih berteduh di bawah pepohonan rindang yang berjajar melingkari gedung enam lantai itu. Tak terkecuali Leeteuk, pemuda yang menanggalkan blazer sekolahnya, menggulung kerah lengan bajunya sampai ke siku dan membuka dua kancing kemeja putihnya yang secara tak sengaja mengekspos dada bidangnya terlihat sedang tidur di bawah pohon.

Mendengar beberapa langkah kaki, membuat Leeteuk terbangun. Dia mendengus kesal, sebelum kemudian membesarkan volume lagu yang sedang di dengarnya dan kembali melanjutkan tidur. Tidak berminat melihat apa penyebab temannya berlarian seperti itu.

“ Teuk ah, apa kau tidak ingin melihatnya juga? Siswa baru itu sudah datang........” Seorang pemuda berambut coklat gelap menepuk- nepuk pundak Leeteuk. Entah sudah sejak kapan pemuda ini berada di situ.

“ Kau saja Hae ah, tinggalkan aku di sini sendiri......” Ucapan Leeteuk yang sedikit membentak membuat Donghae mundur beberapa langkah.

“ B...ba...baiklah kalau begitu........” Wajah Donghae yang awalnya sumringah berubah masam. Donghae tahu bagaimana sifat temannya yang satu ini, sangat keras kepala. Daripada menghabiskan waktu membujuk Leeteuk yang bahkan sampai bumi terbalik pun tidak akan berpindah dari tempatnya tidur, Donghae lebih memilih menyusul teman- temannya yang lain.



Di tempat lain, seorang gadis berjalan perlahan memasuki gerbang sekolah Hannyoung. Mata almondnya menyapu semua penjuru mengamati baik- baik sekolah baru yang akan menjadi tempatnya belajar itu. Rambut hitam lurusnya ikut diterbangkan angin kering musim panas saat dia terus berjalan dengan senyum manisnya.

Baru tiga hari yang lalu dia menginjakkan kaki di Korea Selatan, negara asing yang untuk pertama kalinya membuat gadis ini harus jauh dari keluarganya. Bukan pilihan yang mudah awalnya untuk memutuskan tinggal di daerah yang berbeda bahasa, budaya, dan kebiasaan ini. Tapi keinginan untuk belajar dan menambah wawasan membuat gadis ini berani mengambil kesempatan yang diterimanya. Terpilih menjadi siswa pertukaran pelajar, adalah pengalaman baru yang ingin dicobanya.

Tapi tidak bisa dipungkiri ada perasaan khawatir di benaknya, apakah dia akan bisa diterima dengan baik di tempat ini?

Ganbattee.....!!!” Bisiknya penuh semangat dalam hati, mencoba memupuskan perasaan yang seharusnya tidak perlu dia pikirkan itu.

Berjalan memasuki gedung sekolah, satu- persatu pasang mata menatap ke arahnya.

Tenanglah, tenang. Mereka hanya penasaran saja, iya..... hanya itu........” Bisikan hati gadis ini berusaha menenangkan. Dengan denah sekolah di tangan dia terus menapaki satu- persatu anak tangga. Mencari- cari di mana keberadaan kelas barunya.

Sebuah ruangan kelas dengan sebuah papan kayu kecil tergantung di atas pintu bertuliskan ‘ XI - 7’ membuat lagi- lagi senyumnya tersembul pertanda menemukan apa yang sedang dicarinya. Sesampai di depan pintu dia memegang dadanya dan berusaha mengatur nafas setelah dirasa cukup, gadis ini perlahan mulai memutar knop pintu. Namun saat pintu masih terbuka sebagian, dia merasakan seseorang menarik tubuhnya dan mendekap erat.

Beberapa peluru balon berterbangan mengenai punggung Leeteuk. balon- balon itu pecah dan menyemburkan tepung yang mengotori baju sekolahnya.

Semua mata terbelalak saat Leeteuk berbalik menatap ke arah sumber masalah.

“ Apa kalian tidak bosan melakukan kebodohan seperti ini, sudah hentikan saja.........!!” Leeteuk memarahi teman- teman sekelasnya.

“ Ah...... kau merusak semuanya Teuk ah, jangan sok menjadi pahlawan. Apa urusanmu dengan ini.......” Salah seorang teman Leeteuk terlihat kesal. Dia sudah capek- capek menyusun rencana penyambutan murid baru tapi malah tidak berjalan mulus.

” Aku hanya tidak suka dengan cara kalian, terlalu murahan......” Balas Leeteuk dingin, ketika itu gadis yang berusaha dia selamatkan berusaha mengintip dari balik badannya, namun Leeteuk cepat- cepat melarangnya.

Gadis ini mendongak, pertama kali mata mereka bertemu.

“ Tunggu dulu..........” Bisik Leeteuk.

Gadis ini terus menatap Leeteuk yang memegangnya erat

Tadi itu sangat dekat, dekat sekali...........” Gumamnya dalam hati. Untuk beberapa detik dia tak mampu melakukan apapun dan hanya tenggelam dalam dekapan namja asing di depannya ini.

Perlahan gadis ini mengangguk,

“ Ayo teman- teman kita pergi saja, sudah tidak ada yang seru lagi di sini.......” Seorang gadis bernama Hyorin bersuara, yang diikuti anggukan teman- temannya.

Satu- persatu dari mereka pergi, meninggalkan Leeteuk dan siswa baru itu sendirian di depan pintu kelas.

“ Apa sekarang kau bisa melepaskan bajuku??” Ucapan Leeteuk menyadarkan si gadis yang ternyata sedari tadi dia terus memegangi seragam Leeteuk.

“ Ah........ !!” Gadis ini segera mundur beberapa langkah, kakinya tak sengaja menyandung seutas benang yang tersambung pada sesuatu dan tak berapa lama terdengar bunyi aneh seperti benda jatuh.

“ O...ooo...... sebaiknya kau menjauh.........!!” Si gadis tak sempat mencerna ucapan Leeteuk saat seember tepung tumpah dan menjatuhi tubuhnya. Leeteuk sudah lebih dulu menghindar dari hujan tepung itu. Maka gadis ini harus menerima nasibnya mandi tepung di hari pertamanya.

****



“ Gunakan ini untuk membersihkan wajahmu.......” Leeteuk menyerahkan sapu tangannya.

“ Kha...kham-sa-ham-nida......” Ucap gadis ini terbata, dia mengambil sapu tangan Leeteuk dan mulai membersihkan sisa- sisa tepung yang masih menempel di wajahnya.

“ Orang Jepang??” Tanya Leeteuk, si gadis mengangguk.

Sembari tersenyum si gadis mengulurkan tangannya hendak berjabat tangan, “ Watashi wa Sora Natsu........” Belum selesai mengenalkan diri, Leeteuk mengangkat tangannya.

“ Tidak usah, toh aku tidak akan lama mengingat namamu......” Jawab Leeteuk dingin, sikapnya yang selalu berubah- ubah membuat Sora, si gadis Jepang kaget. Dimana namja baik yang baru saja menolongnya.

“ Bukankah kau hanya sementara tinggal di sini, jadi tidak penting aku mengingat atau mengenal namamu, bukankah begitu??” Tanya Leeteuk lagi, membuat Sora hanya bisa mengangguk mengiyakan.

Memang benar keberadaannya di sekolah ini hanya untuk sementara waktu, tapi apakah dia tidak berhak untuk diingat meskipun hanya sebagai siswa pertukaran.

Leeteuk pun pergi meninggalkan Sora yang sekarang hanyut dalam lamunannya sendiri.

“ Arigatou Leeteuk san............” Teriak Sora saat Leeteuk masih terlihat dalam pandangannya.



***

Membuli siswa baru sepertinya sudah menjadi agenda usang bagi penghuni kelas XI-7. Kini perhatian mereka tersedot pada acara liburan musim panas yang akan segera diadakan. Setelah menjalani ujian semester yang memeras otak, sudah seperti angin segar mendapatkan hiburan.

Terlihat Sora dan Hwa Young membantu Donghae memasukkan barang terakhir ke dalam bagasi. Total yang ikut hanya lima belas orang, tidak semua teman sekelas bisa ikut. Karena kebanyakan dari mereka sudah memiliki rencana liburan sendiri dengan keluarganya.

“ Teuk bisakah kau mengambilkan tasku?? Itu tidak boleh tertinggal karena isinya sangat penting..” Pinta Donghae pada Leeteuk yang hanya melihat saja teman- temannya yang sibuk bersiap- siap sedangkan dia hanya duduk- duduk tidak melakukan apa- apa.

Diambilnya tas jinjing berwarna hitam merah milik Donghae.

“ Gomawo........ oke, kajja.... kita berangkat teman- teman.......!!” Teriak Donghae setelah meletakkan tas terakhirnya dengan sedikit memaksa ke dalam bagasi yang sudah sangat penuh itu.

“ Ayo Sora, Hwa Young..... cepat naik,” Ajak Donghae antusias, menggiring kedua temannya itu naik ke dalam bis, dimana teman mereka sudah menunggu di dalam.

Sora mengambil duduk di kursi paling pojok, sebenarnya dia sudah akan duduk dengan Hwa Young namun melihat Donghae berkedip padanya mengisyaratkan agar Sora bergeser, gadis ini pun berdiri dan berpindah tempat duduk.

Semua kursi sudah terisi penuh saat seseorang muncul paling akhir, dia terlihat mencari- cari tempat yang masih kosong.

“ Cepat pindah, aku mau duduk di sini........” Leeteuk sudah berdiri di samping Sora, menyuruh agar Sora pindah ke kursi Hwa Young dan Donghae yang sebenarnya berisi tiga penumpang itu.

“ Kau bisa duduk di sini Leeteuk san, aku tidak keberatan.......” Balas Sora, matanya melihat kursi di sebelahnya yang masih kosong. Dia tidak melihat hal yang aneh, mengapa Leeteuk mengusirnya padahal mereka bisa duduk bersebelahan.

“ Tidak mau, aku mau duduk sendiri tanpa ada yang mengganggu....... Hae ah...... cepat geser, biarkan Sora duduk di sebelahmu......” Leeteuk kini beralih menatap Donghae yang merasa terganggu karena obrolannya dengan Hwa Young terputus.

Donghae menolak dan beralasan tadi Sora sendiri yang mau pindah tempat duduk dan lagi kenapa Leeteuk yang harus mengatur padahal dia yang datang paling akhir.

“ Aisshh...... kau ini..... baiklah terserah saja.....” Leeteuk pun akhirnya terpaksa duduk di sebelah Sora yang lagi- lagi dibuat penasaran melihat sikap aneh teman barunya ini. tidak seperti teman lainnya yang sudah bisa menerima keberadaan Sora, Leeteuk terlihat sangat tertutup. Bahkan dia selalu mengacuhkan sapaan Sora, tidak mau duduk terlalu dekat, menolak berinteraksi saat menjadi teman satu kelompok, dan yang terakhir menolak ajakan Sora untuk belajar bersama.

Ada apa dengan pemuda ini?? Apa dia memang begitu tertutup??” Tanya Sora dalam hati, kini dia mengamati Leeteuk yang sudah bersiap- siap memejamkan matanya. Selalu seperti itu, bila tidak membaca buku, Leeteuk pasti memilih tidur di waktu senggang. Dia terlihat jarang bergaul dengan teman- temannya yang lain.

Sora kembali teringat perkataan Donghae,” Leeteuk memang seperti itu, dia jarang sekali bergaul dan sepertinya punya dunia misteriusnya sendiri. Setiap kami mengajaknya keluar, dia selalu saja menolak. Sudahlah Sora, jangan terlalu memikirkan dia.” Begitulah nasihat Donghae untuk Sora. Tapi bagaimana pun Sora tidak bisa sepenuhnya menyetujui hal itu. Meskipun waktunya terbatas, Sora ingin meninggalkan kenangan manis bersama teman- temannya ini. Termasuk Leeteuk, pemuda yang menolong Sora dihari pertamanya, bagaimana Sora bisa mengacuhkan Leeteuk?

“Sampai kapan kau akan terus memandangiku seperti itu??” Sora tersentak kaget saat mendengar Leeteuk bersuara masih dengan mata terpejam.

“ ah....tidak, tidak Leeteuk san..... “ Sora gelagapan mengetahui ternyata Leeteuk menangkap basah dirinya yang diam- diam mencuri pandang.

“ Kalau tidak ada yang ingin kau katakan lebih baik diam saja, aku terganggu terus menerus ditatap seperti itu.......” Kini Leeteuk menegakkan tubuhnya dan berbalik menatap Sora. Jarak wajah mereka sangat dekat, bahkan Sora bisa langsung menatap pupil Leeteuk yang memantulkan bayangan dirinya.

“ ma...maa...maaf, maaf Leeteuk san”

Leeteuk kembali melanjutkan tidurnya, sedangkan Sora kini beralih menatap keluar jendela.

Perjalanan yang akan sangat panjang.....” pikirnya.

***

Beberapa tenda terlihat sudah berdiri memenuhi sepanjang tepi pantai, namun tenda- tenda itu tampak sepi karena penghuninya saat ini sedang sibuk menikmati aktivitas mereka di pantai. Beberapa gadis mengenakan baju renang terbaik mereka sedang memamerkan keindahan kulitnya di bawah terpaan sinar matahari sore. Donghae dan ketiga temannya memilih bermain voli pantai yang tentu saja menarik perhatian beberapa teman gadisnya. Ada yang berteriak menyemangati Donghae, siapa lagi kalau bukan Hwa Young membuat Donghae semakin melejit semangatnya sehingga memukul bola jauh melambung melewati batas. Bola itu jatuh di laut mengikuti gulungan ombak, melihat itu Donghae dan beberapa temannya berlarian kemudian menceburkan diri ke laut. Saling berlomba untuk menunjukkan siapakah yang paling hebat. Teriakan histeris gadis- gadis membuat suasana persaingan semakin panas.

Seketika suasana pantai berubah riuh, Sora yang baru saja keluar tenda ikut tertarik melihat keramaian yang teman- temannya ciptakan. Sora hendak menuju sumber keramaian saat ekor matanya menangkap Leeteuk sedang duduk sendirian jauh dari yang lain.

Sedikit menimbang Sora memutar langkahnya, dia mulai berjalan mendekati Leeteuk.

“ gambar yang indah......” Gumam Sora tanpa sadar saat melihat gambar yang baru selesai Leeteuk buat. Seorang gadis dengan berlatarkan panorama pantai, itulah gambar yang sekilas Sora lihat.

“ Sora.... kau mengagetkanku saja, “ cepat- cepat Leeteuk menyembunyikan hasil sketsanya.

“ Bolehkah aku melihatnya?? Ternyata Leeteuk san pandai menggambar??!!”

“ Tidak, ini bukan sesuatu yang harus kau lihat.. kenapa kau tidak bergabung dengan mereka??” Tanya Leeteuk pada Sora yang saat ini memilih duduk di sampingnya.

“ Kau sendiri kenapa di sini??” Tanya Sora, alisnya sedikit terangkat saat menatap Leeteuk.

“ Tidak ada yang menarik.....” Jawab Leeteuk datar, matanya kini memperhatikan deburan ombak di depannya.

“ Tidak ada yang menarik atau kau sendiri yang berusaha menarik diri dari teman- teman....” Ucap Sora pelan namun masih bisa didengar oleh Leeteuk.

“ Apa maksudmu??” Kini Leeteuk yang bergantian menatap Sora.

Sora menggeleng, “ Tidak ada”

“ Pantai ini sangat indah ya, di Jepang juga ada pantai yang seindah ini.... kapan- kapan kau harus melihatnya sendiri Leeteuk san...... Jika kau berkunjung ke Jepang, aku akan mengajakmu berkeliling ke tempat- tempat indah...... pasti kau akan menyukainya........” Sora mengganti topik, namun Leeteuk masih saja penasaran dengan ucapan terakhir Sora.

Lama mereka saling bungkam, hanya menikmati suara deburan ombak yang menghasilkan riak- riak kecil dan menghanyutkan pasir pantai. Perlahan matahari juga mulai terbenam, meninggalkan semburat jingga yang sangat indah di langit.

“ Sora, kenapa kau masih saja mau berada di dekatku padahal aku selalu mengusirmu??” Tanya Leeteuk tiba- tiba memecahkan keheningan, Sora tersenyum mendengar pertanyaan itu.

“ Karena aku juga ingin berteman denganmu Leeteuk san, sama seperti yang lain kau adalah temanku, bukankah begitu??”

“ teman??”

“ iya, teman...... semua orang pasti memiliki teman, sahabat. Aku ingin menjadi seperti itu untukmu....”

Leeteuk terdiam, baru kali ini dia memikirkan dengan sungguh- sungguh apa sebenarnya teman itu. Sebelumnya Leeteuk bahkan tak pernah memusingkan hal itu. Terlahir dalam keluarga kaya, memiliki otak encer, dan selalu mendapatkan apa yang dia inginkan, membuat leeteuk tumbuh menjadi pribadi yang individualis. Ditambah kedua orang tuanya yang membatasi kepada siapa saja Leeteuk harus berinteraksi membuatnya menjadi pemuda yang sangat tertutup. Tertanam dalam benaknya bahwa bergaul dan bermain dengan teman sebayanya hanyalah membuang- buang waktu saja. Ada banyak hal yang lebih penting yang harus Leeteuk lakukan sebagai penerus keluarga, bukannya bermain- main seperti yang Sora bayangkan.

“ Tapi semua orang butuh teman untuk melakukan sesuatu yang sangat mereka sukai meskipun itu sedikit melanggar aturan. Misalnya kabur malam- malam dari rumah hanya untuk menonton film dewasa, bermain game timezone sampai menghabiskan semua uang saku, memesan berbagai makanan mahal meskipun akhirnya kita harus mencuci piring karena tidak mampu membayar, atau memecahkan kaca jendela orang karena terlalu bersemangat memukul bola. Tidakkah itu menyenangkan??” Sora tertawa sendiri membayangkan kenangan- kenangan kenakalannya dulu bersama teman- temannya.

“ Itu ide yang sangat gila, bagaimana mungkin ada manusia yang bisa melakukannya??” Tawa Sora terhenti mendengar Leeteuk mengucapkan itu.

“ Tapi itu menyenangkan Leeteuk san, baiklah mungkin tidak harus melakukan hal seekstrim itu untuk mendapatkan kesenangan.” Sora tampak berpikir sejenak. Sebuah ide muncul saat Donghae memanggil mereka untuk bergabung.

Apa ide Sora sebenarnya?

Dia mencetuskan permainan yang membuat semua temannya langsung setuju, terutama Donghae. Apa nama permainan itu? Trust and fast. Wow mendengarnya saja Donghae sudah sangat antusias. Mulailah mereka membagi kelompok. Setiap kelompok terdiri dari dua anggota. pembagiannya pun unik, setiap anak harus mengambil sumpit yang ujungnya memiliki warna sepasang.

“ Yuhuuu.. warnaku merah, aku pasanganmu Hwa Young.....” Hwa Young mengangguk saja melihat Donghae kegirangan. Sebenarnya dia tahu Donghae curang, dia mengintip. Tapi tidak apalah, toh Hwa Young juga diam- diam suka.

Tinggal dua sumpit terakhir, dan tersisa Jong Suk serta Leeteuk. Awalnya Leeteuk menolak ikut permainan, tapi Sora terus memaksanya dan Leeteuk mendapat sumpit berujung biru.

“ Apa tidak ada yang berwarna biru??” Tanyanya saat semua temannya sudah dengan pasangan masing- masing. Sora mendekatinya mengangkat tinggi- tinggi sumpit miliknya.

“ Aku biru............. ayo kita berjuang Leeteuk san....” Sora menepuk bahu Leeteuk, berlari bersiap- siap pada posisinya.

Leeteuk hanya tercengang,” Apakah ini takdir??”

Permainan pun dimulai, saat peluit di tiup para gadis harus menyuapi pasangannya dari belakang dengan mata ditutup. Tugas lelaki adalah memberi pasangannya petunjuk ke arah mana mereka harus menyuapi. Melihat teman- teman di sampingnya yang sangat antusias ingin menang Leeteuk yang awalnya biasa saja merasa tertantang. Dia terus meneriaki Sora, tak menghiraukan apakah kini wajahnya sudah belepotan dengan saus jajangmyeon. Leeteuk tidak peduli, dia hanya ingin menang. Rasanya sangat luar biasa, dia tidak pernah merasakan tertantang seperti ini. Tidak adanya saingan membuat jiwa juangnya mati, tapi berkat Sora Leeteuk bisa merasakan lagi bagaimana semangat berjuang itu.

Dan benar saja, Leeteuk dapat menghabiskan mie hitamnya lebih dulu. Selanjutnya dia harus menggendong Sora berlari melintasi garis finish. Tanpa membuka penutup mata Sora, Leeteuk langsung mengangkat gadis itu dan menggendongnya di belakang punggung. Semua temannya bersorak menyemangati, Leeteuk ternyata tidak sendiri ada Lee Donghae yang juga menyusul di belakangnya.

“ Teuk ah, lihat saja, aku akan mengalahkanmu kali ini.......!!!” Teriak Donghae.

“ Benarkah?? Kalau begitu buktikan Hae ah......!!” Leeteuk semakin mempercepat larinya saat Donghae sudah hampir mensejajarinya.

“ Donghae oppa.... kalau kau bisa menang aku berjanji akan menciummu......!!” Entah darimana Hwa Young mendapatkan keberanian mengatakan itu, Donghae yang mendengarnya langsung tersentak kaget.

“ Benarkah?? Kau janji ya??” melihat anggukan Hwa Young seperti mendapat lecutan semangat baru Donghae berlari sangat cepat. Dalam sekejap dia sudah mencapai garis finish. Meninggalkan Leeteuk yang hanya terbengong- bengong di tempatnya.

Merasa Leeteuk tak bergerak Sora membuka penutup matanya, dia ikut terpaku melihat Kang Hwa Young mencium Lee Dong Hae di depan mereka.

Keduanya sama- sama melengos.

“ Aisshh...... ini semua gara- gara kau Leeteuk san kita kalah, kenapa tadi kau berhenti??” Gumam Sora berpura- pura kesal.

“ Itu karena, itu karena kau tidak bisa melakukan seperti apa yang dilakukan Hwa Young, makanya kita kalah. Apa kau bisa melakukan seperti mereka??” Leeteuk tanpa sadar mengucapkan itu membuat Sora terbelalak tak percaya.

“ Apa?? Aiisshhh..... kau ini bicara apa??” Sora memukul- mukul punggung Leeteuk kesal,

“ Jangan salahkan aku, ini juga karena kau berat. kau sangat berat Sora....... “ Leeteuk malah tertawa puas mendengar Sora terus memarahinya. Dia terus saja menggendong Sora semakin dalam masuk ke air.

“ Apa kau bilang?? Huh?? aku berat?? enak saja, yakksss........ cepat turunkan aku!!!”

“ Kau benar mau turun di sini??” Sora melihat ke bawah. Tinggi air sudah setinggi pinggang Leeteuk. bisa jadi dia basah kuyup.

“ Ahh...tidak, tidak, jangan, jangan turunkan aku...... Leeteuk saaaannn.........!!”

Byur.......... tubuh Sora benar- benar tercebur ke dalam air. Leeteuk semakin keras menertawakannya yang kesulitan bangun dari air. Ini pertama kalinya, Sora mendengar Leeteuk tertawa begitu keras.

“ Kau lihat apa??” Tanya Sora masih memasang wajah kesalnya, padahal sebenarnya dia senang bisa melihat Leeteuk tertawa.

“ Rasakan ini..........ah..ahahahaha........!!” Percikan air membasahi wajah Leeteuk. Dengan usil Sora menjahilinya.

Dan seperti itulah, keduanya menghabiskan waktu mereka bersama bermain air.

“ Aku senang bisa melihatmu tertawa seperti ini Leeteuk san. Bukankah mencari kebahagiaan itu sangat mudah.........”

“ Aku tidak tahu Sora bagaimana kau bisa membuatku seperti ini, tapi aku sangat berterima kasih. Terima kasih Sora Natsumi....................”



***

Setelah kejadian di pantai, kini Leeteuk dan Sora terlihat semakin dekat. Mereka seringkali duduk dan bercanda berdua. Seperti siang ini Leeteuk dan Sora berencana kabur dari sekolah. Ide gila memang, tapi Leeteuk ingin mencobanya. Menjadi anak patuh setiap hari bukankah itu sangat membosankan? Sekali- kali dia ingin membelot, melakukan hal- hal diluar kendali dan ingin merasakan bagaimana rasanya.

Mereka pun memulai misi mereka. Saat pelajaran berlangsung Sora meminta ijin ke belakang tanpa disangka Leeteuk juga melakukan hal yang sama tanpa curiga guru mengijinkan keduanya.

“ Satu langkah awal berhasil, sekarang langkah selanjutnya. Kau siap Leeteuk sshi??” Bisik Sora pada Leeteuk saat keduanya menuruni lorong basemen menuju lantai bawah. Bukan hal mudah kabur dari sekolah saat pelajaran berlangsung, keamanan yang begitu ketat membuat rencana itu hampir mustahil dilakukan. Tapi bukankah itu menjadi tantangan tersendiri.

Sampai di sini semuanya aman, tak ada seorang pun yang melihat mereka. tapi tantangan yang sebenarnya baru dimulai, mereka harus bisa lolos dari pintu berkode yang hanya bisa dibuka oleh petugas keamanan saja.

“ apa benar kau bisa melakukannya Leeteuk san??” Tanya Sora sedikit was- was saat melihat Leeteuk tak juga berhasil mengotak- atik sandinya.

“ Tenang saja Sora, aku hampir berhasil..... lihat ini.......!!”

Klik.....

Dan pintu pun terbuka.

“ Hore,,,,,,,,, ayo kita pergi...........!!!”

Teriakan Sora langsung berhenti saat Leeteuk membekap mulutnya dan memberi kode agar tidak berisik.

“ ah, mian....”

Keduanya pun berlari ke arah belakang sekolah dimana berdiri pembatas besi yang sulit dilewati.

“ Bagaimana ini?? aku tidak memperhitungkannya.....!!” Dengus Leeteuk menyadari bahwa dia tak memliki cara untuk keluar dari penghalang terakhir.

“ Tenang saja, aku punya ini....... hehehehe,.......!!” Sora mengeluarkan pemotong besi dari dalam tasnya.

“ Wuah..... kau diluar dugaan Sora shi..... “ Leeteuk bertepuk tangan memuji kepintaran Sora.

“ hahahaha....... ya itulah aku.......!!” Komentar Sora bersamaan dengan dirinya dan Leeteuk yang merayap melintasi celah pagar besi.



Keduanya terus berlari melintasi jalanan. Menyusuri trotoar, menyeberangi beberapa jalan, membeli es krim, naik bis, dan akhirnya naik ke sebuah bangunan yang tak terpakai. Sora duduk di kursi sedangkan Leeteuk berdiri memandang kota dari atas gedung.

“ Tadi itu benar- benar menyenangkan Sora......... Apa kita bisa melakukannya lagi??” Tanya Leeteuk matanya masih terus menyapu pemandangan kota di bawahnya.

“ emmmm....... bagaimana ya Leeteuk san, benar sih sangat menyenangkan tapi bisa- bisa kita di keluarkan dari sekolah kalau terus menerus melakukannya......” Tawa Sora mengudara, Leeteuk ikut tertawa bersamanya.

“ Yah....... kau benar.......”

Perlahan matahari mulai terbenam menyisakan sinar keemasan yang semakin mempercantik pantulannya di dinding. Leeteuk teringat sesuatu, dia memanggil Sora agar mendekat.

“ Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu.... pejamkan matamu sebentar........” Ucap Leeteuk, dia membimbing Sora menghadap ke tembok dan perlahan membuka kain putih yang sedari tadi sudah menutupi tembok gedung. Sedikit aneh memang, kenapa tembok itu harus ditutup. Tapi jawabannya muncul setelah Leeteuk menarik kain penutup itu.

Kedua mata Sora perlahan membesar melihat grafity di depannya. Sebuah kota yang sangat cantik terlukis di dinding itu.

“ wuah........ indah sekali......!!” Pekik Sora takjub. Siapa yang bisa melukis seindah ini. Namun saat melihat Leeteuk tersenyum Sora langsung tahu jawabannya.

“ inilah impianku Sora, membangun sebuah kota modern tapi juga ramah lingkungan...... Aku akan membuat Seoul menjadi seperti ini beberapa tahun kedepan....”

“ Benarkah?? Pasti akan sangat menyenangkan....... Impianmu menakjubkan Leeteuk san.....”

Keduanya tertawa.

“ Sora....”

Sora menoleh, Leeteuk menariknya agar lebih dekat.

“ Apakah kau mau menandainya??”

“ Maksudmu??”

“ Seperti memberi tanda tangan atau apa sebagai bukti bahwa kau yang pertama kali melihatnya....”

Sora mengerti maksud Leeteuk, “ Ah......... begitu ya, emmm....... baiklah kalau seperti ini mungkin bisa...” Sora menuju tumpukan cat yang masih tersisa dan mencelupkan telapak tangannya di sebuah kaleng cat. Kemudian dia mengecapkan telapak tangannya tadi di grafity Leeteuk.

“ Nah, aku sudah menandainya, dan sekarang mana tanganmu Leeteuk san........”

Leeteuk mengulurkan tangannya, kemudian Sora menempelkan telapak tangannya dengan Leeteuk. Kini cat di tangan Sora tercopy juga di tangan Leeteuk.

“ Aku juga sudah menandaimu, ini berarti aku juga harus menjadi saksi ketika kau meraih kesuksesanmu kelak Leeteuk san, ini adil kan.........” Sora menunjukkan senyuman manisnya.

“ are you promise??” Tanya Leeteuk sedikit ragu.

“ Ne, I promise...... “ Tanpa diduga Sora memeluk Leeteuk, membuat namja ini terdiam untuk sesaat. Bingung harus bereaksi seperti apa dengan kehangatan yang Sora berikan. Perlahan Leeteuk memberanikan diri menaikkan tangannya. Melingkar di pinggang dan punggung Sora, membalas memeluknya erat.



Beberapa minggu kemudian

Leeteuk PoV



Sudah dua hari ini Sora tidak masuk sekolah, aku begitu cemas berulang kali kuhubungi dia tidak pernah menjawabnya. Ada apa dengan Sora, apakah dia baik- baik saja? pertanyaan itu yang terus saja meliputi pikiranku.

Saat sebuah pesan masuk kuterima.

Temui aku nanti Sore di bawah menara Nam San, aku menunggumu Leeteuk san...
Pesan ini berhasil membuatku tersenyum sendiri, ternyata Sora baik- baik saja. Aku bisa merasa sedikit tenang.

Hari berlalu begitu cepat, sekarang aku sudah berdiri di bawah menara seperti janjiku dengannya. Aku masih belum melihat Sora. mungkin dia belum datang, ya aku memang harus menunggunya.

Tidak berapa lama dia muncul, masih tetap cantik seperti biasa.

Aku langsung berdiri dari tempat dudukku menyusulnya.

Kulihat matanya yang sembab dan sepasang lingkaran hitam di bawah matanya.

“ Sora ada apa denganmu?? Kau sakit??” Tanyaku sangat khawatir, terlihat sekali dia kurang tidur.

Lama dia tidak menjawab, membuatku semakin tidak tenang.

Aku menunggu, aku berusaha menunggu apa yang ingin dia katakan. Meskipun kini hatiku rasanya sangat tidak nyaman dan berbagai perasaan aneh menderaku.

“ Leeteuk san...... aku harus kembali ke Jepang........”

Benar apa yang ada dalam pikiranku, pasti ada sesuatu yang dia sembunyikan. Dan benar saja, hal ini membuatku sangat syok.

Kenapa begitu tiba- tiba, aku bahkan tak pernah memikirkannya.

“ Kenapa?? Ada apa Sora?? bukankah waktumu di sini masih lama?? Setidaknya kau harus menunggu sampai ujian selesai........” Aku mencoba mencegahnya dengan berdalih masalah sekolah. Padahal sebenarnya aku yang paling tidak ingin dia pergi.

“ Aku tidak bisa...... otousan sakit dan aku harus pulang........” Perlahan air matanya menetes. Sora menangis di depanku, ini pasti juga sangat sulit baginya.

Tapi bagaimana denganku?? Setelah apa yang dia lakukan pada hatiku, kini dia ingin meninggalkannya begitu saja??

“ Kalau kau ingin pergi, pergilah....... untuk apa kau mengatakannya padaku??” Aku membuang muka, tak ingin menatapnya. Jika aku melakukannya hatiku akan lemah.

“ Leeteuk san..........” Suara Sora terdengar serak, membuatku memejamkan mata.

Apa yang ingin kau dengar Sora?? meskipun aku menahanmu kau akan tetap saja pergi.

“ Sebaiknya aku pergi...........” Sangat berat kulangkahkan kakiku meninggalkannya. Aku tidak ingin Sora melihatku menangis. Ini sangat menyakitkan, tapi apa yang bisa kuperbuat?

Leeteuk PoV End



Leeteuk terus saja melangkah tak mendengarkan Sora yang terus saja memanggil namanya. Sampai dia merasakan seseorang mendorong tubuhnya. Tak lama setelah itu terdengar suara hantaman keras dan Leeteuk merasakan tubuhnya terguling membentur kerasnya aspal jalan.

Leeteuk berdiri, dia tidak merasakan apa- apa. Hanya tangannya saja yang terasa sakit.

Melihat orang- orang di sekitarnya berlarian mendekati seseorang yang tertelungkup di tengah jalan.

Rasanya seperti Leeteuk sudah lupa bagaimana caranya untuk bernafas.

Dia membeku di tempatnya berdiri.

Kaki dan badannya terasa sangat berat, dia hanya bisa menyaksikan tubuh Sora diangkat melewatinya.







***



Leeteuk PoV

Saat itu aku sudah kehilangan dia. Aku terlambat datang ke rumah sakit. Sora sudah pergi, bahkan sebelum aku mengucapkan sesuatu padanya.


Leeteuk mulai menapakkan kakinya di sebuah rumah bergaya tradisional Jepang. Sebuah pintu gerbang dari kayu menyambutnya. Tampak di sisi kanannya sebuah taman asimetris dengan kolam dan jembatan kecil menuju tempat semacam gazebo. Sedangkan di sebelah kirinya beberapa pohon bunga sakura dan pinus tumbuh memperindang rumah minimalis beratap lebar dan beralaskan kayu. Di depan Leeteuk berdiri megah rumah utama, sama seperti rumah sebelumnya, hanya saja yang ini lebih besar. Tiang- tiang penyangga menopang kokoh bangunan berlantai kayu yang sedikit berjarak dari tanah sekitar 10 cm itu. Tak ada siapapun sampai akhirnya Leeteuk melihat seorang wanita paruh baya baru saja keluar dari rumah sebelah.

Wanita itu melihat Leeteuk dan berjalan mendekat,

“ Kau mencari siapa anak muda?” Tanya wanita itu dengan bahasa Jepang, Leeteuk sedikit paham dan diapun menjawab “ Apakah benar Sora tinggal di sini??”

“ Oh....... mungkin maksudmu nona Natsumi?? Hai’ benar ini memang kediaman nona Natsumi. Baiklah ikuti saya.........” Wanita itu memandu Leeteuk menuju rumah utama. Leeteuk sejenak menunggu saat wanita itu menghilang masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian dia muncul bersama seorang wanita Jepang lainnya yang terlihat lebih anggun dengan kimono yang dikenakannya.

Leeteuk membungkuk saat wanita itu tiba di depannya.

“ Apakah anak muda ini teman Natsumi?? ” Tanya wanita itu ramah, senyumnya sangat tidak asing bagi Leeteuk. Apalagi mata dan keningnya yang sangat mirip dengan Sora.

“ Iya, apakah saya bisa menemuinya??”

“ Silahkan masuk.......!!” Wanita itu mengajak Leeteuk memasuki rumahnya. Memasuki Genkan (area pintu masuk) Leeteuk harus melepas sepatunya terlebih dahulu. Kemudian melanjutkan berjalan melewati Roka (lorong kecil dengan lantai kayu) yang di sampingnya terdapat kolam koi lengkap dengan air mancur. Sampailah Leeteuk di sebuah ruangan yang orang Jepang biasa menyebutnya Washitsu.

Washitsu ini disekat oleh Shoji (dinding-dinding tembus pandang) yang harus di geser dulu sebelum memasuki ruangan.

“ Silahkan duduk......!!” Perintah wanita itu kemudian. Keduanya kini duduk di lantai beralaskan tatami dengan beberapa zobuton sebagai tempat duduk.

Leeteuk berdiri kemudian membungkuk memberi hormat dengan cara Korea berusaha menunjukkan sikap hormatnya membuat wanita itu hanya mengangguk- angguk tersenyum kecil.

“ Perkenalkan nama saya Leeteuk dan saya.........” Perkataan Leeteuk terputus mendengar wanita di depannya malah tertawa.

“ Jauh- jauh dari Korea hanya untuk menemui Natsumi. Apakah sebesar itu kau merindukan Natsumi, Leeteuk san??” Wanita ini menutupi mulutnya dengan kedua telapak tangannya saat tawanya tak bisa ditahan semakin keras.

Leeteuk tercengang mendengar penuturan wanita di depannya, memang tebakannya sangat benar. Leeteuk spontan memerah karena menahan malu.

“ Natsumi sudah banyak bercerita tentang mu Leeteuk san, aku bahkan bisa menggambarkan bagaimana dirimu dari cerita putriku itu, sangat detail kau tahu....... “ Wanita itu kemudian tampak menerawang.

“Natsumi ternyata sudah dewasa. Aku salah selalu menganggapnya sebagai putri kecilku, suatu saat dia juga pasti akan pergi mengikuti jodohnya.......” Ucapan wanita ini semakin lama- semakin pelan. Leeteuk tak bisa mendengarnya dengan jelas. Tampak raut kesedihan di paras cantiknya.

“ Maaf, bibi tidak apa- apa??” Tanya Leeteuk sedikit khawatir dengan perubahan ekspresi wanita bernama Megumi itu.

Megumi cepat- cepat menyembunyikan kekalutannya dan menggantinya dengan senyuman,

“ Kau terlambat jika ingin menemui Natsumi sekarang Leeteuk san, putriku itu sudah pergi......”

“ Apa Sora pergi?? Pergi kemana bi?? Apa dia keluar negeri lagi??” Tanya Leeteuk kaget memotong perkataan Megumi yang bahkan belum selesai diucapkannya.

“ Ahahahahah........ bukan seperti itu, sekarang sedang berlangsung festival Hanabi. Jadi Natsumi dan beberapa temannya menuju ke sana. Kau bisa menyusulnya bila mau.........” Perkataan Megumi membuat Leeteuk bisa bernafas lega. Tadi hampir saja dia pingsan jika benar Sora pergi dan Leeteuk harus mencari kemana lagi.

Setelah berpamitan Leeteuk mengikuti rute yang diberikan Megumi padanya untuk menyusul Sora.

***

Jalanan yang awalnya sepi berangsur- angsur tampak ramai. Tabuh- tabuhan alat musik tradisional memenuhi jalanan yang diterangi ratusan chuochin (lampion) itu. . Di sepanjang kanan dan kiri jalan kini berjajar kios- kios yang menjual beraneka macam barang. Makanan seperti takayoki (gurita bakar), yakitori (sate ayam), okonomiyaki (sejenis martabak telur), yakitomorokoshi (jagung bakar), juga mainan omen (topeng), furin (klintingan) serta masih banyak lagi tampak ramai oleh pembeli.

Semakin masuk ke dalam jalan yang dilalui Leeteuk semakin sempit oleh desak- desakan pengunjung. Tiba- tiba langkahnya terhenti saat mendengar teriakan seorang gadis yang tidak asing di telinganya. Gadis itu tampak sedang menyemangati seorang pemuda yang sedang memainkan atau menangkap sesuatu.

Leeteuk berjalan semakin mendekat

“ Ayo Naoki Jun kau pasti bisa.... ya, ya seperti itu....... ayo........ ganbatteee...!!” Teriakan gadis itu mengudara disertai tawanya yang riang. Pemuda yang dipanggil Naoki itu kembali mencelupkan sebuah poi (alat untuk menangkap ikan mas koki yang dibuat dari bingkai plastik dan kertas yang sangat tipis) ke dalam air. Seekor ikan hampir berhasil terjaring namun karena dia terlalu keras mengangkatnya ikan itu berhasil kabur dan merobek kertas tipis poi nya.

“ Yah.......... aku gagal......!!” Teriak Naoki sebal,

“ Tidak apa- apa Naoki......... jangan patah semangat kau pasti bisa, ayo lakukan lagi........!!” Si gadis itu menepuk pundak Naoki dan mencubit pipinya gemas memberi semangat, terlihat sekali mereka sangat dekat.

“ Baiklah....... aku harus mendapatkan boneka itu.... ganbatte.......!!” Telunjuk Naoki menunjuk boneka teddy bear berukuran raksasa yang masih tak berpindah dari tempatnya di pajang.

Namun sekali lagi Naoki gagal mengumpulkan ikan sejumlah yang sudah ditentukan untuk mendapatkan boneka beruang itu.

“ Naoki Jun........!!”

“ Sora san...........!!” Sora dan Leeteuk saling memanggil secara bersamaan. Naoki yang awalnya dipanggil Sora kini ikut menoleh ke arah Leeteuk.

Leeteuk memperhatikan gadis di depannya dari kepala hingga kaki.

Betapa Leeteuk sangat merindukannya,

Gadis ini terlihat manis dengan yukata putih bermotif sakura yang ia gunakan.

Jemari lentiknya memegang uchiwa yang juga senada dengan warna yukata nya.

“ Leeteuk san...........” Gumam Sora tercekat, melihat Leeteuk tiba- tiba hadir di depannya.

Leeteuk tersenyum kemudian berjalan mendekat, ikut mengamati permainan apa tadi Sora dan Naoki mainkan.

“ Apakah ini yang disebut Kingyo Sukui?? Wah aku sangat ingin mencobanya.........” Leeteuk meminta mangkok dan sebuah poi pada penjualnya, tanpa mengindahkan perkataan Naoki yang menanyakan siapa dirinya. Sedangkan Sora diam saja melihat bagaimana Leeteuk berusaha menangkap ikan.

Satu ikan tertangkap dengan mudah,

Ikan kedua.

Ikan ketiga.

Bahkan dua ikan sekaligus dapat dijaring Leeteuk tanpa merusak poi nya. Tangannya terlihat sangat lihai, dengan gerakan halus tapi sangat cepat itulah teknik yang Leeteuk gunakan.

Semakin lama semakin banyak orang yang mengerubungi mereka, tampaknya sangat penasaran dengan cara Leeteuk menangkap ikan.

“ Sembilan, tinggal satu ikan lagi aku bisa memenangkan boneka beruang itu, benar kan???” Tanya Leeteuk maksudnya pada Sora, tapi malah semua orang disana yang menjawab dengan heboh.

Leeteuk tersenyum,

“ Baiklah lihat ini.......” Leeteuk kembali mencelupkan poi nya yang terlihat sedikit sobek. Benarkah dia bisa menangkap seekor ikan lagi.

Seekor ikan mendekat, Leeteuk menggiring ikan itu sampai ke ujung akuarium, menguncinya di sana. Kemudian sedikit memutar pergelangan tangannya, Leeteuk mengangkat poi itu miring di sisi yang masih utuh dan dalam sekejap mata ikan tadi sudah berenang- renang di dalam mangkuk dengan kesembilan ikan lainnya.

“ Wuuaaaahhh........” Teriakan dan tepuk tangan pengunjung seketika meledak, begitu pula dengan Sora. Leeteuk mendapatkan hadiahnya, boneka teddy bear yang sedari tadi Naoki incar.

Saat hendak memberikan boneka itu pada Sora tiba- tiba datang gadis lain.

“ Ada apa ini?? hah?? Wuah..... Naoki kau berhasil mendapatkannya sayang??” Teriak gadis bernama Kotoko itu.

Sora tertawa, kemudian mengisyaratkan pada Leeteuk agar memberikan boneka itu pada Naoki......

“ Iya, Naoki berhasil mendapatkannya Kotoko, kau senang huh??” Sora mencoba menggoda Naoki yang sedari tadi hanya diam saja antara merasa kalah melihat keahlian Leeteuk tadi juga karena bingung harus membujuk Kotoko bagaimana nanti bila dia tahu Naoki tidak berhasil mendapatkan boneka beruang yang dia inginkan.

“ Natsumi, kau??” Naoki memandang Natsumi

“ Ah sudahlah, lihat itu.........”

Benar saja Kotoko langsung merangkul dan memeluk Naoki mesra, mendaratkan sebuah ciuman di pipi Naoki.

“ Arigatou Naoki Jun, aku mencintaimu....... “ bisik Kotoko yang langsung membuat Naoki memerah dan menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

Sora dan Leeteuk ikut tersenyum melihat tingkah lucu pasangan kekasih ini.

Setelah beberapa saat berjalan bersama menikmati pasar malam, Naoki dan Kotoko pun pamit pergi. Meninggalkan Sora dan Leeteuk yang kini melanjutkan perjalanan berdua.

“ Jadi boneka tadi untuk Kotoko?? Tetapi kenapa kau begitu bersemangat tadi seperti kau sendiri yang ingin mendapatkannya Sora ??” Tanya Leeteuk pada Sora yang saat ini sedang memakan wataamenya.

“ oh...... jadi Leeteuk san cemburu ya??” Sora menyipitkan sebelah matanya menatap Leeteuk.

“ Ani, siapa yang cemburu?? Aku hanya bertanya saja.......” Leeteuk cepat- cepat mengelak saat tuduhan Sora tepat mengenai sasaran.

“ Oh begitu.......”

Sora mulai bercerita bahwa dia sudah mengenal Kotoko dan Naoki sejak kecil. Mereka bertiga seperti tak terpisahkan, dimana ada Sora pasti kedua temannya itu selalu ada. Pernah suatu ketika Kotoko dan Naoki diterima di sekolah yang berbeda dengan Sora. Anak dua itu malah memutuskan pindah sekolah agar bisa satu sekolah lagi dengan Sora. Tapi setelah diusut- usut ternyata Kotoko saja yang sebenarnya ingin satu sekolah dengan Sora, sedangkan Naoki hanya ingin mengikuti Kotoko karena ternyata dia diam- diam memendam rasa. Sedikit lucu memang bagaimana kedua teman Sora yang bertolak belakang itu bisa bersatu, dan semua karena bantuan Sora.

“ Jadi saat mendengar Naoki diterima aku langsung mendatanginya, kau tahu apa yang Naoki lakukan saat itu Leeteuk san??”

Sora memandang Leeteuk, sedangkan Leeteuk hanya menggeleng.

“ Naoki memelukku, berulang kali mengucapkan terima kasih dan berjanji akan menuruti semua kemauanku seumur hidupnya. Apa dia benar- benar bisa melakukannya?? Hahahaha...... dasar Naoki, si mulut besar...... !!!” Sora tertawa membayangkan kelakuan aneh teman lelakinya itu.

“ Tunggu dulu.... kau bilang Naoki memelukmu??” Tanya Leeteuk menaikkan nada suaranya.

“ Dia juga pernah menciumku....... !!!” Jawab Sora polos,

“ Mworagu??? Dia juga menciummu??? Yaahhh....... aku harus membuat perhitungan dengan pemuda ini.....!!” Ucap Leeteuk geram, terlihat dia sangat cemburu membuat Sora tertawa terpingkal karena berhasil mengerjainya.

“ Itu kan, kau cemburu Leeteuk san, akui saja.......!!” Lagi- lagi Sora menggoda Leeteuk.

“ ani, aniyo...... aku tidak cemburu, aku hanya..... aku hanya.........”

“ Hanya apa?? Kalau kau terus menerus berbohong hidungmu akan memanjang Leeteuk san..... seperti ini.......!!” Sora mengambil permen kapasnya dan memasangkannya di hidung Leeteuk.

“ Yah Sora, hei tunggu....!!” Sora sudah berlari duluan menjauhi Leeteuk. Leeteuk pun berusaha mengejarnya. Mereka berdua saling berkejaran diantara ramainya pengunjung festival. Sora tertawa lepas, begitu pula dengan Leeteuk. bersembunyi dari satu kios ke kios lain Sora berteriak menantang Leeteuk agar bisa menangkapnya.

Sora bersembunyi di sebuah bilik, matanya menatap ke arah tadi dimana Leeteuk mengejarnya.

“ Kemana dia pergi??” Gumam Sora saat tak melihat Leeteuk lagi. Sora sudah hendak beranjak dari tempat persembunyiannya saat sebuah lengan menariknya dari belakang.

Lengan itu mengunci tubuh Sora dengan melingkar di pinggang rampingnya. Mendorong punggung Sora hingga menempel di dinding kios, perlahan Sora mendongakkan kepalanya, dan disanalah dia melihat wajah Leeteuk. tepat beberapa sentimeter di atasnya.

“ Aku sekarang menangkapmu Sora Natsumi, kau tidak mungkin bisa lari lagi.......!!!” Bisik Leeteuk di telinga Sora, hembusan nafas Leeteuk yang hangat membuat Sora terpejam. Ada sesuatu yang menggelitik tubuh Sora.

“ Leeteuk san..........” Leeteuk menggeleng pelan, dan semakin merapatkan tubuhnya dengan Sora.

Leeteuk memeluk Sora, membenamkan kepalanya di rambut panjang gadis cantik ini. Terbius oleh aroma harum yang berusaha menyusup melewati rongga penciumannya.

“ I miss you so much Sora ya, my summer breeze........ “

***



Leeteuk dan Sora berjalan bergandengan tangan, keduanya menyusuri pantai mencari tempat yang masih tersisa. Festival Hanabi akan segera dimulai, sudah banyak pasangan yang memadati pesisir Hokkaido itu.

Keduanya duduk beralaskan pasir pantai yang lembut, memandang langit yang pekat namun akan segera menjadi terang.

Angin semilir bertiup hangat menerbangkan rambut Sora .

“ Leeteuk san....... “

“ Oppa.......”

Sora menoleh.

“ Bisakah kau memanggilku Leeteuk oppa??” sudut bibir Leeteuk terangkat.

Sora menunduk, agak sulit untuk pertama kalinya dia mengucapkan itu.

“ oppa........ Leeteuk op-pa......”

Leeteuk tersenyum,

“ Ne, ada apa Sora ya??”

“ Sebenarnya apa tujuanmu jauh- jauh datang kemari?? “

Leeteuk menjawab dengan tenang, “ Bukankah aku sudah bilang aku merindukanmu...”

“ Itu saja??” Tanya Sora masih penasaran.

“ Kau berpikir ada yang lain??” Leeteuk menaikkan kedua alisnya.

“ Ah, tidak........” Sora terdiam, tiba- tiba puluhan kembang api meluncur mewarnai langit. Festival Hanabi sudah dimulai.

“ Lihat, indah sekali.......” Sora memekik takjub menunjuk ke arah langit.

“ Sora Natsumi.......” Panggil Leeteuk, Sora lalu menoleh

Cuu...........

Sora merasakan bibir Leeteuk menyentuh pipinya,

“ Ap...apa...apa yang kau lakukan??” Tanya Sora terlalu terkejut, sampai nada suaranya terputus- putus.

“ Aku kan belum bilang apa tujuanku sebenarnya datang kesini, tapi kau sudah heboh sendiri dengan kembang api itu.......”

Cuu.......

Sekali lagi Leeteuk mencium Sora, kini gadis itu seolah mematung.

“ Aishi teru Sora Natsumi.......” Bisik Leeteuk,

“ Huh???” Sora lagi- lagi tercekat.

“ Aishi teru yo, saranghae..... “

“.....”

“ Sora?? Apa kau mendengarku?? Sora??” Leeteuk sedikit gugup melihat Sora tak bergerak. Dia mengguncang tubuh gadis di sebelahnya.

Tanpa diduga Sora memeluk Leeteuk, kini Leeteuk yang kaget karena tiba- tiba gadis ini menangis.

“ Sora ya?? ada apa?? Sudah diamlah jangan menangis seperti ini....... yah, yah......... “ Sora malah menangis semakin keras, membuat beberapa orang melihat ke arah Leeteuk.

Sora memukul dada Leeteuk pelan, “ Kenapa kau baru bilang sekarang huh?? kenapa??”

Sora menangis semakin keras, menyadari apa yang Sora maksud Leeteuk kembali tersenyum.

Dia mendekap gadis Jepang itu lebih erat.

“ husstt...hussstt.... mianhae, mianhae Sora ya....... apa sekarang kau sudah memaafkanku??” Tanya Leeteuk menatap Sora.

Sora mendongak, menghirup hidungnya yang berair, dia mengangguk. “ Coba ucapkan lagi!!” Perintahnya.

“ Aishi Teru Sora ya, Saranghae.......” Leeteuk menatap Sora lurus pada manik matanya. Terlihat disana pantulan kembang api yang semakin mempercantik kilauan mata Sora.

“ Nado Leeteuk oppa, nado saranghae.......” Sora berhambur memeluk Leeteuk. Membenamkan dalam- dalam kepalanya di dalam dekapan lelaki yang juga sangat dicintainya itu.

Ini baru awal, masih banyak yang harus keduanya lalui. Tapi Leeteuk dan Sora berani menatap ke depan. Cinta mereka adalah pegangan, janji yang harus selalu di jaga.

Keduanya berciuman di bawah letusan kembang api yang beraneka warna dan bentuk itu.

Di bawah langit malam yang indah, siluet punggung keduanya yang saling berangkulan perlahan menjauh.

Leeteuk menemukan summer breeze nya, Sora Natsumi. Sehingga dia akan selalu merasa hangat di setiap pergantian musim, seumur hidupnya.



The End



8 komentar:

  1. emmmmm .... bikin deg-deg an aj cii vita ... lis pikir sora nya meninggal loh ... huft ... hheheh
    continue or one shot vit ...
    akhir nya cii inspirasi nya pulang ... hhehe

    BalasHapus
  2. Liat entr lis.. kyaknya ngelanjutin yg series deh... dah lama jg ya...

    BalasHapus
  3. oouuuhh sosweet sekali oppa~~
    jauh2 dari korea ke jepang buat nyatain cintanyaa u.u

    good job authorr...long time no see^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks :-)
      Ne.. long time no see..
      Vita jarang update yah.. tapi huzna rajin ngunjungin blog ini ya??

      Hapus
  4. waaaahh... akhirnya author nulis cerita lagiiii....
    *geal-geol :p
    bagussss bngt ff ini....
    nuansa jepang plus Teuk Oppa yg dingin.... Great Combination!
    semangat melanjutkan seriesnyaa yaa... :)
    selalu ditunggu kok....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Okay mksih buat smangtnya annes.. ^_^
      Bentr lagi diusahain deh..

      Hapus
  5. “ Kau terlambat jika ingin menemui Natsumi sekarang Leeteuk san, putriku itu sudah pergi...... "

    Kirain pergi maksudnya udah meninggal.... aduh...aduh... ini si mamanya lumayan dramatis juga, hahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih suka yg gitu kharakter mamanya.. daripada yg kyak omma gu jun pyu (BBF).. aduh omma satu itu terus mmbekas
      d benak vita... :-)

      Hapus