Jumat, 31 Januari 2014

Who is My First Lover






Berjalan menyusuri tepian trotoar yang padat di tengah musim semi ditemani guguran kelopak- kelopak bunga tidak lantas membuat diriku bahagia. Menyaksikan di sepanjang kanan dan kiri jalan beberapa pasangan kekasih terlihat mesra, seakan mereka larut dengan dunianya sendiri, tak menghiraukan seorang gadis yang sudah cukup umur sepertiku yang merasa kesepian karena tidak kunjung menemukan pangeran sejatinya. Menangis, bersedih, mimpi buruk sudah menjadi temanku setiap malam.



Owh........ sungguh menyebalkan, tentu saja aku tidak akan seperti ini jika bukan karena dirinya.

“ Haaahh........ kau masih berani tersenyum seperti itu di depanku, dasar namja brengsek.........!!” kutendang dengan keras replika penyanyi yang menjadi selebriti tertampan nomor tujuh sedunia versi The Independent Critics List itu . Tapi bagiku dia tidak ubahnya parasit yang selalu menempel dan melubangi hatiku perlahan.

“ Agasshi...... apa yang kau lakukan?? Jangan merusak properti di depan toko kami.......!!” Seorang lelaki setengah baya mengumpat ke arahku. Tanpa berpikir dua kali aku langsung saja mengambil langkah seribu sebelum ajusshi itu semakin mempermalukanku di depan umum.

Kesulitan berlari dengan stilleto silverku, sebuah bus ikut melintas mensejajariku dan lagi- lagi aku harus melihat poster super duper besarnya di badan bus. Mencoba mengalihkan pandangan, aku malah disuguhi iklan produk yang juga dia bintangi. Dimana- mana ada dia, dimana- mana aku melihat wajahnya, bagaimana mungkin aku bisa membuang kenangan burukku tentangnya.

“Tuhan, kenapa kau begitu tidak adil padaku...........!!” Teriakku menantang langit, bersamaan dengan itu sebuah petir tiba- tiba menyambar membuatku terlonjak. Belum hilang kekagetanku sebuah tepukan di pundak kembali membuatku berteriak histeris, bahkan aku sampai terhuyung dan hampir terjatuh. Untung saja seseorang dengan sigap menangkap berat badanku sehingga aku tidak harus terjatuh di bantalan trotoar.

“ Maaf, apa aku mengagetkanmu?? Aku terlalu penasaran ingin menegurmu. Benarkah kau Kang Sora........??” Ternyata dia seorang namja. Dia mengenalku, tapi aku tak bisa mengingatnya. Kuperhatikan dia lekat- lekat, jas armani yang dipakainya membingkai sempurma tubuhnya yang atletis. Wajah tampannya bertambah indah diselingi lesung pipi yang tersembul dari salah satu sudut pipinya.

“ Kau tidak mengingatku Sora sshi?? Bagaimana dengan ini, aku sering melakukannya saat kau menyuruhku......!!” dia membuat topeng batman dengan kedua tangannya. Tapi tetap saja aku tidak ingat.

“ Park Jung Su, kelas 3-4. Kau masih tidak ingat??”

Aaahh...... ternyata Jung Su, ya aku baru mengingatnya sekarang. Dia kakak kelasku saat aku masih di bangku SMA dulu.

Ternyata sekarang dia sudah menjadi namja sukses. Direktur sebuah perusahaan ponsel paling terkenal di Amerika dan kini dia kembali ke Korea setelah sekian lama berada di negeri paman Sam itu.

Tidak heran bila dia akhirnya sesukses sekarang, mengingat dulu Park Jung Su adalah pelajar paling berprestasi di sekolah.

Tapi tidak ada yang menarik lagi dari obrolan kami, aku memutuskan pergi setelah dia memberiku kartu namanya dan mengajakku keluar untuk sekedar makan malam.



****



Dua kali pertemuan dengan teman SMA, namun yang sekarang sangat tak terduga. Dia benar- benar ada di depanku hanya berjarak beberapa meter lagi.

“ Sora, cepat pakaikan jas ini pada artis kita....... jangan lama- lama.....!!” Bisikan melengking Kim Yoon Jae, bos sekaligus manager G- fashion ini membuatku jengkel setengah mati. Dia seakan mendorongku untuk terjun ke dalam cairan magma di kawah gunung berapi. Karena sekarang, untuk pertama kalinya setelah sekian tahun aku harus melihat wajahnya lagi, meskipun setiap hari secara tak sengaja aku melihat wajahnya dimana- mana, namun kini secara langsung. Di depan mukaku, dia tersenyum. Laki- laki ini yang sudah mencampakkanku setelah aku memberikan semua perasaanku padanya. Laki- laki yang menghantui tidurku dengan mimpi buruk. Juga laki- laki yang secara tidak langsung sudah merebut kebahagiaanku.

“ Matamu sangat indah, siapa namamu??” Dia tersenyum manis ke arahku saat berusaha kupakaikan kemeja hitamnya.

Oh Tuhan, dia bahkan tidak mengenaliku.

Kuulaskan senyuman palsu yang sejujurnya sangat sulit kulakukan.

“ Senang bisa bertemu denganmu, nona.............???” Dasar playboy, sampai kapanpun akan tetap seperti itu.

“ Choi Siwon sshi, cepatlah... pemotretan segera dimulai....!!”

“ Baiklah, tunggu sebentar......!!” Dia kembali menatapku,

“ Nanti kita berbincang lagi ya, nona bermata indah........!!” Siwon melambai dengan senyuman yang sama, senyuman yang dulu mampu membiusku sampai melupakan segalanya. Tiba- tiba kurasakan seluruh tubuhku bergetar, semua kenangan pahit itu kembali tampak begitu nyata. Membuat tangisku seketika pecah, di tengah pandangan orang- orang di sekitarku.

Segera kuseka air mataku, saat sebuah panggilan masuk tertera di layar ponselku.

“ Yoboeseyo....!!”

“.....................”

“ Ne........ Jung Su sshi, eemmm.......bisakah aku meminta ulang tawaranmu??”

“.....................”

“ Baiklah sampai bertemu nanti malam....”

Bip....



*****

Park Jung Su ini ternyata tidak hanya mapan secara financial, dia juga sangat terkenal karena memiliki beberapa cabang bisnis di hampir seluruh Asia dan Amerika. Siapa yang tidak akan melirik pria lajang, kaya, tampan dan ramah sepertinya. Bahkan sekarang Jung Su mengajakku bertemu di tempat yang wuaaahh........aku bahkan tak bisa menggambarkannya, bukan orang sembarangan yang bisa candle light dinner di tempat semahal ini.

Sekali lagi kupastikan penampilanku sempurna lewat pantulan kaca sebelum akhirnya dengan anggun aku melangkah masuk. Dia melambai, masih tetap dengan senyuman yang sama memperlakukanku layaknya seorang putri.

Kami duduk saling berhadapan, di tempat yang bisa dibilang sangat romantis ini. Seorang pianis memainkan pianonya dengan sangat apik, melodi yang syahdu mengalun mengiringi indahnya suasana yang tercipta di sekitar kami.

“ Sora sshi tidak keberatan kan kalau kita bersulang?!” Jung Su mengangkat gelas anggurnya, bunyi dentingan gelas seketika mengudara saat gelas kami bersentuhan.

“ Bagaimana rasanya?? Apa kau menyukainya??”

“ Yah..... aku suka, anggurnya sangat nikmat dan tempat ini begitu indah.......!!” Jawabku jujur.

“ Bukan itu maksudku Sora sshi, apa kau menyukai makan malam bersamaku??”

“ Ooohh.............” Pertanyaannya membuatku bungkam. Jika gadis lain ditanya pasti mereka akan langsung mengiyakan, tapi kenapa berbeda denganku. Aku bahkan hanya menganggap Jung Su tak lebih dari seorang teman lama.

“ Kau tidak senang ya?!”

“ Bb...bu...bukan begitu, tentu saja aku senang Jung Su sshi........!!” dengan cepat aku membantah, beberapa alasan sudah hampir meluncur dari otakku. Namun tiba- tiba Jung Su menyela,

“ Sudahlah Sora, kau tidak perlu berbohong. Semuanya tergambar jelas dari wajahmu....!!” Apa yang sudah aku lakukan, aku membuatnya kecewa. Padahal bukan ini maksudku mengajaknya bertemu. Aku ingin mengenal Jung Su lebih dekat, aku ingin berusaha membuka hatiku untuknya, namun tetap saja tidak bisa. Hanya ada Siwon di dalam hatiku, seolah namanya sudah terukir dan tak bisa kuhapus lagi.

Jung Su berbaik hati mengantarku pulang, kami tak begitu banyak mengobrol saat di jalan. Ada ruang kosong diantara kami sehingga sulit bagiku maupun baginya untuk menyeberangi ruangan itu. Tanpa sadar kami sudah berdiri di depan rumahku.

“ Terima kasih untuk malam ini....!!” Ucapku sebelum berbalik dan masuk ke dalam.

Kudengar Jung Su memanggilku, akupun menoleh.

“ Selamat malam, semoga mimpi indah..!!” Itulah kata- kata indah yang selama ini sangat ingin kudengar dari seseorang. Seseorang yang spesial bagiku tentunya.

“ Ne, gomawo........!!” Tapi kenapa Jung Su? Ah sudahlah, Jung Su tidak salah. Dia hanya melakukan apa yang menurutnya benar, aku saja yang terlalu berharap banyak.

Kubuka perlahan pintu pagar, menggesernya kemudian melangkah masuk. Bermaksud mengunci pagar sayup- sayup kudengar teriakan

“ Sora sshi, aku tidak pernah menyesal menjadikanmu cinta pertamaku....... selamanya kau akan seperti itu.....!!”

Benarkah pendengaranku ini? Aku adalah cinta pertamanya? Dengan cepat kubuka kembali pintu pagar, berharap dia masih berdiri di sana.

Tapi tak kutemukan Jung Su dimana pun, dia sudah pergi sejak tadi.

Sudut bibirku terangkat, menertawakan kebodohanku sendiri. Semua yang kudengar tadi hanyalah ilusi, keputusasaan sudah membuatku terlalu banyak menghayal. Aku bahkan rasanya tak bisa membedakan lagi antara kenyataan dan khayalan bawah sadarku.

Sejak saat itu aku tidak lagi mengangkat telepon darinya. Aku sudah menyerah, aku tidak ingin memberikan harapan kosong pada Park Jung Su. Karena aku menyadari bukan dia yang kuinginkan. Sampai kapan pun hanya Choi Siwon yang mengisi hatiku, hanya dia.



****

Lelah dengan tugasku seharian ini, aku memutuskan untuk sejenak bersantai di sebuah kursi taman sembari mengamati orang- orang yang sibuk dengan aktivitasnya, dengan secangkir kopi hangat aku mulai larut dalam kesendirianku.

“ Ada dua bintang yang menaungi takdirmu, dan kau memilih bintang yang salah. Itulah mengapa cintamu tidak sempurna.........!!” Seseorang yang baru pertama kali ini aku lihat. Seorang wanita yang tiba- tiba sudah duduk di sebelahku, dia terlihat aneh dengan bajunya yang tidak biasa ditambah suaranya yang melengking namun dibuat rendah. Matanya dengan tajam terus menatapku.

“ aa...aa...aapa... maksudmu?? Siapa kau??” Dia malah menarik paksa dan mengamati telapak tanganku. Dia menunjuk garis tanganku dan seperti membacanya.

“ Di sini.... di sini.... kau salah memilih persimpangan jalan, harus berbalik dan ubah yang salah........!!” Aku menggeleng benar- benar tidak bisa memahami ucapannya. Jalan? berbalik? mengubah? Apa yang harus aku ubah.

Mungkin dia hanyalah orang aneh yang ingin mengganggu saja, segera kutarik tanganku namun genggamannya yang begitu kuat lagi- lagi menahanku. Perlakuan kasarnya bahkan membuat kopi yang kupegang tumpah ke tanah.

Semakin aku berusaha melepaskan diri, wanita ini semakin menahanku.

“ Aku akan membantumu.....” Tatapannya padaku seolah- olah dia tahu semua kisah hidupku.

Dan kurasakan tubuhku seperti terangkat, sebuah tarikan kuat membawaku melewati kelebatan warna- warna terang sebelum akhirnya aku berpijak lagi di atas tanah. Semuanya berubah, maksudku tempat dimana aku berdiri sekarang. Bukan lagi jalanan pedestrian di Myeongdong, tapi sebuah sekolah tinggi yang sepertinya tidak asing bagiku.

“ Bukankah ini sekolahku dulu?? Kenapa aku berada di sini??”

“ Waktumu hanya 72 jam di sini, perbaiki apa yang harus diperbaiki............!! dan setelah mengucapkan itu tiba- tiba saja wanita ini menghilang. Apa- apaan ini, yang benar saja bagaimana bisa aku kembali ke masa laluku. Kucibit pipiku seolah meyakinkan bahwa ini hanyalah mimpi.

Awwhhh........ rasanya sakit sekali, ini memang kenyataan.

Apa yang harus kulakukan di sini??

Tiba- tiba kudengar seorang remaja memanggil temannya dari kejauhan. Sepertinya teman gadis ini meninggalkan dia yang bermaksud menumpang sepeda motornya pulang.

“ Yah, yah, yah...... Sae Rin.... tunggu dulu...... jangan tinggalkan aku, yah......!!” Teriak gadis itu sangat keras, sedangkan temannya hanya melambai sembari tertawa dan buru- buru menghidupkan sepeda motornya.

“ Mianhae Sora ya..... aku ada urusan mendadak....... besok saja aku mengatarmu ya ..... !!”

Gadis bernama Sae Rin itu melambai padaku, ah bukan tepatnya gadis di belakangku yang saat ini sedang mengatur nafasnya sambil membungkukkan badannya.

Bukankah dia adalah diriku??

“ Kang Sora??!” Aku bergumam sendiri antara memanggil dan bertanya, gadis itu menoleh padaku.



“ Ne, siapa kau?? Kenapa bisa tahu namaku??”

Aku dibuat takjub dengan kenyataan ini. Gadis yang berdiri di depanku ini benar- benar diriku, tapi dia tampak lebih muda dariku tentunya. Bagaikan bercermin pada masa lalu.

Kupeluk dia tanpa berpikir lagi, “ Yah...... siapa kau unnie?? Kenapa memelukku sembarangan??”

Pertanyaannya membuatku tertawa, tentu saja dia tidak bisa mengenali dirinya sendiri yang kini berusia 28 tahun.

Aku segera mengarang cerita palsu, mengatakan bahwa diriku adalah sepupunya Yoon Hee dari Busan dan untungnya Sora langsung percaya.

“ Benarkah?? Kau Yoon Hee unnie?? Memang sih, sudah lama kita tidak bertemu unnie!!” Sora balik memelukku, sangat aneh awalnya berpelukan dengan diri sendiri.

Pendek kata, akhirnya aku mengikuti Sora dan menginap di rumahnya sebagai Yoon Hee.



Keesokan harinya.

Hari ini adalah hari paling menentukan dalam hidupku, tepat pada hari ini aku ingat untuk pertama kalinya aku terkena panah asmara si cupit dengan Choi Siwon. Sekarang misiku adalah mencegah hal itu terjadi, Sora muda tidak boleh bertemu Siwon. Harus ada yang menghalangi pertemuan ini dan aku tahu siapa orang yang tepat.

Kelas 3-4, jam istirahat....

Tidak ada siapa- siapa di dalam kelas, aku sudah akan keluar saat seorang siswa masuk dengan membawa tumpukan buku yang hampir menutupi seluruh tubuhnya. Omo, demi apapun benarkah bocah ini akan membaca buku sebanyak itu?? ah sudahlah itu juga bukan urusanku.

“ Hai, apakah kau bisa menunjukkanku dimana Park Jung Su, dia benar di kelas ini bukan??” bocah lelaki ini menyembulkan wajahnya dari samping, “ Aku Park Jung Su, ada apa noona mencariku??” jadi laki- laki muda ini adalah Jung Su. Aku benar- benar sudah melupakan bagaimana wajahnya dulu.

Tapi senyuman dimplenya mementahkan semua keraguanku, ya benar dia memang Park Jung Su.


“ ah... hai jadi kau Jung Su?? kenalkan aku Yoon Hee, kakak sepupu Sora, Kang Sora, kau mengenalnya bukan??” Sesaat setelah aku menyebut nama Sora, serta merta dia menjatuhkan semua buku- buku yang dibawanya.

Aku membantunya memunguti buku- buku itu,

“ Ss....So...Sora?? tt...tttee...ttentu saja, aku kenal dengan Sora.... ??” Ada apa dengan bocah ini, kenapa dia gugup dan salah tingkah seperti ini hanya karena aku menyebut nama Sora.

“ Sora sedang membutuhkan bantuanmu Jung Su, bisakah kau melakukannya??” Tanpa menunggu dia mengangguk cepat dan justru menarikku bertanya apa yang sebenarnya Sora butuhkan. Bocah ini ternyata memperlancar semua rencanaku.



Author Pov*



Sora muda sedang terlihat membersihkan jendela kaca kelasnya yang berada di lantai dua. Saat sedang fokus dengan tugasnya, Sora melihat satu demi satu lembaran- lembaran kertas berjatuhan dari arah lantai atas.

Di sisi lain, tampak Jung Su yang sedang mengawasi Sora atas permintaan Sora dewasa, alias Yoon Hee.

“ Hai, Jung Su apa yang kau lakukan di sini?? Daripada melakukan hal tidak jelas seperti itu cepat bantu kami memecahkan soal- soal ini..... awwhh... kepalaku pusing dengan rumus yang baru diajarkan Byul Soengsengnim.......!!”

“ Iya benar, kau pasti bisa mengajari kami Jung Su, kumohon ayolah.......!!” Dua teman dekat Jung Su yang sama- sama kutu buku ini seakan tidak bisa diam, membuat Jung Su sangat sebal dengan kebawelan mereka. Jung Su memilih tak mengindahkan dan terus fokus mengamati Sora yang masih sibuk membersihkan jendela sambil sesekali melihat ke atas, entah apa yang Sora lihat. Jung Su tidak bisa melihat dengan jelas.

“ Berapa besarnya usaha untuk memindahkan muatan positif sebesar 10 μC dari beda potensial 230 kilovolt ke 330 kilovolt !

“ W sama dengan q delta V, jadi usaha sama dengan 10 myu C dikali 100 kilovolt sama dengan 1 joule, jawabannya satu joule. Aku sudah menjawabnya kan, jadi sekarang cepat tinggalkan aku.....!!” Teriak Jung Su kesal, tanpa menoleh.

“ Wuaahh..... daebaakk....... !!” Tapi kedua temannya malah menarik tubuhnya dan mengajaknya pergi. Akhirnya ketiganya terlibat perkelahian kekanak- kanakan yang membuat Jung Su kehilangan kesempatan berharganya.

Sedangkan Sora masih penasaran dengan kertas yang berjatuhan tadi. Dengan sedikit berjinjit Sora berusaha meraih kertas yang tersangkut di ranting pohon. Namun naas, jangkauannya tidak sampai membuat tubuhnya oleng sehingga kehilangan keseimbangan.

Aaaakkkhhhhhh.............. tubuhnya terjatuh menghantam semak- semak di halaman dengan keras.

Seketika semuanya terlihat gelap, dan Sora tak sadarkan diri.

***

Sora muda mengerjap- ngerjapkan matanya merasa kepalanya sedikit pusing.

Satu kedipan mata belum begitu jelas,

Dua kedipan mata Sora melihat sesosok pemuda tepat di depan matanya,

Tiga kedipan mata pemuda itu tersenyum,

Empat kedipan mata Sora memekik takjub,


“ Benarkah dia manusia?? Wooohoo tampan sekali......!!”Teriak Sora dalam hati, bersamaan dengan itu wajahnya seketika bersemu merah. Sora segera merapikan baju dan rambutnya yang sedikit acak- acakan.

“ Apa kau sudah tidak apa- apa?? Apa perlu aku panggilkan dokter jaga??” Suara pemuda itu terdengar sangat merdu di telinga Sora, seolah membuat Sora terbang melayang begitu kagum.

“ Ah, aniyo... aku baik- baik saja, sebaiknya aku ke kelas dulu.......!!” Sora sudah tidak bisa lagi berlama- lama dengan pemuda ini, bisa- bisa pipinya semakin memerah seperti tomat dan jantungnya melompat keluar karena terlalu gugup.

Pemuda itu dengan sigap mencegah Sora,

Mencondongkan wajahnya menatap Sora, sebelum akhirnya tatapannya agak turun ke bawah.

“ Kang Sora, Sora sebaiknya kau disini dulu, karena tadi dokter berpesan untuk menahanmu saat kau siuman.....!!” Ternyata Siwon membaca nametag Sora, tapi gadis ini sudah berdebar tidak karuan.

“ aahh...... b..bbee....begitu rupanya......”

“ Siwon, Choi Siwon.... “

“ Siwon sshi........”

“ Aku kakak kelasmu, akan lebih baik memanggilku Siwon oppa.......”

Sora lagi- lagi terbelalak, “ Si...Ssi...Siwon...opp...oppa??”

“ Ne, akan lebih terdengar akrab kan?? Bukan begitu??”

“ Ahhh... ne,............!!” Entah bagaimana menggambarkan berbunganya hati Sora saat ini. Impiannya benar- benar menjadi kenyataan, cinta pertamanya adalah tipe idealnya. Ternyata kisah pertemuan romantis tidak hanya terjadi di dalam dongeng, Sora kini mengalaminya sendiri.

Benih- benih cinta mulai bersemi, tidak seperti ingatan Sora dewasa dimana pertemuannya dengan Siwon terjadi di halaman sekolah saat Sora dengan tidak sengaja sembunyi di kelas Siwon. Sepertinya takdir sukar untuk diubah, Siwon dan Sora ditakdirkan bertemu, bagaimanapun mereka tetap akan bertemu.

***

Sora dewasa terlihat senyum- senyum sendiri sambil menatap birunya langit dari atap sekolah. Rencananya pasti berhasil, dia tinggal menunggu kabar dari Jung Su. Ketika membayangkan hal yang baik, tiba- tiba Jung Su datang sambil menundukkan kepalanya. Begitu mendengar Jung Su meminta maaf Sora langsung berdiri dan memarahi namja muda itu.

“ Yaah..... bagaimana bisa kau gagal Jung Su ah, bukankah aku sudah memperingatkanmu..... Apa Sora tidak penting bagimu?? Huh??”

“ Tentu saja dia sangat penting bagiku noona, aku mengenal Sora sejak lama dan hanya dia yang terpenting dalam hidupku. Aku mencintainya, bahkan sebelum noona menyuruhku mendekatinya..!!” Jung Su terlalu jujur membuka perasaannya, namun pengakuannya itu membuat Sora dewasa bungkam. Pengakuan pemuda ini sangat menyentuh hati Sora. Sebesar itu ternyata Jung Su mencintai Sora.

“ Apakah kau benar- benar mencintai sepupuku itu??”

Jung Su mengangguk, “ Tapi Sora tidak pernah sekalipun memandangku......!!” Ucap pemuda ini pelan.

Aku terlalu bodoh karena tidak menyadari keberadaanmu Park Jung Su...... Tenanglah, aku akan membantumu mendapatkan hatinya, asal kau berjanji akan berusaha keras melakukannya.......??!! Bisakah Jung Su??”

“ Siap laksanakan, apapun akan aku lakukan noona, ajari aku mendapatkan hati Sora......!!” Jawab Jung Su penuh semangat.

“ Baiklah sekarang lakukan ini........ kemarilah.......!!” Sora membisikkan sesuatu di telinga Jung Su, sebuah rencana yang menurutnya sangat brilliant.



***

Kelas yang awalnya tenang seketika berisik saat seorang siswa masuk membawa sekuntum bunga mawar dan sekotak coklat. Pemuda itu berjalan menuju langsung ke arah Sora.

“ Hei lihat, bukankah dia Park Jung Su, ada perlu apa dia kemari??”

“ Entahlah, sepertinya dia ingin menemuimu Sora....!!” Teman sebelah Sora menepuk lengan Sora yang saat itu sedang sibuk membaca.

Sora langsung menengadah, alisnya berkerut.

Menyadari Sora memperhatikannya Jung Su langsung berjalan berubah arah, gugup, bingung, takut, menyebabkan dia hanya berkeliling kelas salah tingkah. Mengira jendela sebagai pintu dan berputar- putar tidak tahu harus bagaimana. Semua anak tertawa melihat tingkah anehnya.

“ Aiiisshh.... maaf semuanya ya, aku akan membawa Jung Su keluar. Lanjutkan pekerjaan kalian....... “ Entah sejak kapan Yoon Hee alias Sora dewasa muncul dan langsung menarik Jung Su keluar.

“ Sora, unnie menunggumu sepulang sekolah nanti. Kita pulang bersama ya.....!!” Ucap Sora dewasa pada Sora muda yang terlihat kebingungan. Akhirnya Sora hanya mengangguk mengiyakan.



Diluar kelas,

“ Yah...... apa yang kau lakukan?? Bukannya kusuruh memberikan semua ini pada Sora. Kenapa justru berputar- putar di kelas seperti orang linglung. Apa kau tidak ingin menarik hati sepupuku itu??” Tanya Sora kasar pada Jung Su yang hanya bisa menunduk menyesal. Bagaimana bisa Jung Su mendekati Sora, hanya bertatapan langsung saja dia sudah gugup setengah mati.

“ Dengarkan aku Jung Su, kau harus bisa melakukannya. Jangan sampai ada namja lain yang mendahuluimu. Sora suka hal- hal yang romantis, jadi lakukan semua perintahku, arasso???”

Jung Su mengangguk,

“ Jangan hanya mengangguk, buktikan kalau kau memang benar- benar ingin mendapatkannya??”

Jung Su lagi- lagi mengangguk.

“ Yah........ bicara sesuatu.....!!” Sora kehilangan kesabaran menghadapi Jung Su.

Jung Su membuka suara, “ Apa alasan unnie membantuku mendekati Sora?? Apa yang unnie harapkan dariku, seorang kutu buku yang tidak pandai bergaul dan bahkan dibilang aneh ini??” Jung Su memang jarang bicara, tapi sekali dia bertanya, pertanyaan yang dilontarkannya membuat Sora harus berpikir memeras otak.

“ Itu karena, karena.....mmmm..... aku percaya padamu Jung Su, kau pemuda yang baik....!!” Jawab Sora kurang yakin.

“ Benarkah?? Hanya itu alasannya unnie??”

“ i...ii....iya, iya....... tentu saja, Sora pasti beruntung bila bisa bersamamu........!!” Lagi- lagi Sora tidak yakin dengan argumennya sendiri.

Jung Su hanya menggangguk menanggapi, terlihat dia kurang puas dengan jawaban lawan bicaranya itu.



Sepulang sekolah seperti ajakan sepupunya Yoon Hee, Sora bergegas keluar kelas. Tapi alih- alih menemukan Yoon Hee, Sora malah dicegat oleh Jung Su.

“ Ada apa ini???” Tanya Sora kaget saat tiba- tiba Jung Su sudah berlutut di hadapannya mengulurkan setangkai bunga di tangannya.

Mulailah Jung Su membacakan puisi cinta yang paling romantis sejagad menurut dia, membuat Sora terdiam, mungkin tersentuh, mungkin juga bingung harus menanggapi bagaimana. Ini pertama kalinya bagi Sora menerima hal romantis seperti ini, namun di dalam hati sebenarnya bukanlah Jung Su yang dia harapkan.

Dari kejauhan Sora dewasa mengamati dengan khawatir, apakah kali ini Jung Su tidak lagi melakukan kesalahan. Di saat seperti itu munculah guru Byul yang penasaran kenapa masih ada siswanya yang belum pulang.

“ Apa mereka sedang pacaran??” Tanyanya tepat disamping Sora.

“ Yah, belum bisa dibilang seperti itu, ini masih tahap pendekatan.....!!” Sora bergumam tanpa sadar, sontak dia menoleh dan keduanya terlonjak kaget.

Guru Byul sudah akan menghalau dua siswanya itu dengan tongkat bisbol yang dia bawa, tapi Sora buru – buru mencegah.

“ Jangan lakukan itu Byul sshi...... Anda seperti tidak pernah muda saja, sebaiknya bernyanyilah??”

“ Hhuuuhh?? Bernyanyi?? Kau mengenalku?? Memang dulu aku mantan boyband...!!” Membicarakan masa kejayaannya saat menjadi member boyband membuat guru Byul melupakan pemberian sanksi yang ingin dia tegakkan. Laki- laki ini pun bernyanyi mengikuti kemauan Sora. Jadilah rayuan Jung Su semakin sempurna diiringi nyanyian sang guru flamboyan itu.

Tapi sepertinya permainan hati belum selesai sampai disitu, Sora muda tak menunjukkan sikap positifnya pada Jung Su. Mungkin dia tersenyum, tapi hanya senyuman menghargai. Mungkin dia tersentuh, tapi Sora lebih tersentuh saat mengingat Siwon akan mengajaknya secara spesial sebagai tamu khusus di acara audisi bandnya.



***

Kedua yoeja bermarga Kang itu terlihat sedang bersantai di atas balkon. Sora sibuk dengan gambarannya, sedangkan Sora yang satu lagi sibuk dengan buku- buku novel yang dibacanya.

Buku novel itu Sora dewasa temukan tertumpuk begitu saja di meja belajarnya. Dia baru sadar bahwa itu adalah kumpulan novel yang setiap malam minggu selalu Jung Su antarkan untuknya. Mengingat kembali kejadian beberapa tahun silam, sama seperti saat ini. Jung Su datang membawa sebuah novel yang dia akui baru dibelinya dari toko buku langganannya. Ketika melihat novel itu dia teringat Sora dan mungkin akan menyukai ceritanya, sebagai teman pelipur di waktu senggang. Hanya Jung Su tidak tahu bahwa novel pemberiannya tidak pernah sekalipun Sora baca, malah hanya menjadi tumpukan buku tidak berguna di kamarnya.

“ Sora...... kenapa kau tidak membaca novel- novel ini?? Apakah kau tidak tertarik sedikitpun??” Tanya Sora dewasa menunjukkan novel bercover biru safir itu.

“ Tidak ah, malas.......!!!” Jawab Sora santai, dia bahkan sepertinya lupa kalau novel itu pernah ada.

“ Tapi Jung Su sudah bersusah payah mencarikanmu novel- novel ini, tidak bisakah kau menghargai usahanya sedikit. Dia itu baik, dan kelak pasti bisa membahagiakanmu. Tidak seperti siapa itu?? Choi Siwon?? Apa yang bisa dia berikan untukmu dengan hanya berbekal gitar di tangan??”

“ Unnie........ Jangan membanding- bandingkan Siwon oppa seperti itu. Dan lagi aku tidak punya waktu unnie...... beberapa sketsa desainku saja belum selesai, aku harus segera menyelesaikannya..... ini cita- citaku, menjadi desainer ternama.... Seperti Yoon Hee unnie bukankah begitu?? Aku sangat iri pada unnie yang sekarang sudah menjadi orang sukses....!!” Mata Sora bersinar saat membicarakan cita- citanya.

Membuat Sora yang satu lagi tertunduk lesu, “ Kau tidak akan pernah membayangkan bagaimana kerasnya aku berusaha, namun tetap saja aku hanyalah seorang asisten stylist....... Mianhae Sora ya, aku membohongimu..... “ Gumam Sora dalam hati, merasa bersalah karena sama saja telah membohongi dirinya sendiri.

Tidak ingin menambah kegundahannya, Sora dewasa keluar untuk mencari udara segar. Hendak melangkahkan kaki melewati pintu keluar, tiba- tiba sesuatu terjatuh dari lipatan novel yang sedari tadi dibacanya. Sora memungut benda terlipat rapi yang ternyata sebuah surat itu.

“ Surat apa ini?? Surat cinta?? warnanya saja sudah merah jambu.......!!”

Saat ingin membacanya, bersamaan pula Jung Su muncul dan mengagetkan Sora.

Cepat- cepat Sora menyembunyikan surat itu.

“ Yoon Hee Noona, apakah bisa aku menitipkan sesuatu untuk Sora??”

“ Apa???”

Jung Su mengulurkan kotak pensil, alis Sora semakin berkerut membentuk lengkungan.

“ Ini pensil warna, tadi aku lupa memasukkannya ke dalam tas Sora. Setiap menggambar seringkali Sora mematahkan pensil warnanya dan selalu lupa merautnya. Jika ingin dipakai lagi tapi sadar pensilnya tumpul pasti ide yang sudah tergambar dibenaknya akan hilang terganggu oleh masalah pensil, aku benar kan unnie?? Sora itu sangat gemar sekali menggambar, kuharap kelak dia bisa menjadi desainer ternama seperti harapannya.......!!” Jung Su tersenyum, kemudian sedikit membungkuk berterima kasih sebelum akhirnya dia berbalik pergi.

Sedangkan Sora hanya bisa membeku di tempatnya, perlahan air matanya menetes menyadari dalamnya perhatian Jung Su untuknya. Tapi matanya terlalu buta karena tidak menyadari itu selama ini. Sora mulai mengerti dan sadar bahwa bukan hal romantis yang bisa membuat seseorang menangis haru. Sebuah perhatian, yang meskipun tampaknya kecil namun begitu tulus ditunjukkan lelaki untuk perempuan, adalah keromantisan yang sesungguhnya.

Sora semakin terisak, tangisannya semakin lama semakin deras. Namun tetap Sora berusaha menahannya.

Teringat surat yang tadi ia sembunyikan perlahan Sora mulai membacanya.



Hai Sora, Kang Sora, temanku??

Bolehkan aku menyebutnya seperti itu??

Kita sudah kenal sejak lama, bahkan aku pernah menjadi teman sekelasmu saat kelas menengah pertama. Tapi sepertinya aku harus menjadi populer agar bisa mendapat perhatianmu. Hahahaha......... aku hanya bercanda, tidak usah dipikirkan.

Aku sudah sangat senang ketika seorang Kang Sora bisa mengingat namaku J

Dan kuharap kau akan selalu mengingatnya,meskipun hanya sesaat di harimu yang panjang dan penuh keceriaan. Semoga buku ini bisa menambah keceriaan Kang Sora....



Park Jung Su.




“ Jung Su pabbo ya........ kenapa kau bodoh sekali... kenapa kau tidak menunjukkan perasaanmu padaku?? tapi akulah yang paling bodoh, karena menyia- nyiakan namja sepertimu...... Park Jung Su....” Sora terduduk lemah di bantalan jalan. Mungkin inilah maksud takdir membawanya ke masa lalu. Untuk memperbaiki kesalahannya, untuk menebus ketidakpekaannya terhadap temannya, bukan, Jung Su lebih dari sekedar teman. Dia adalah sahabat, sahabat yang kurang Sora hargai. Sahabat yang juga mencintainya setulus hati.

***

Siang ini udara tidak begitu terik, sebuah jalan dengan ladang berilalang meliuk-liuk tertiup angin. Tampak Jung Su memarkir sepeda motornya di pinggir jalan, seperti tengah menunggu seseorang yang saat ini sedang berjalan ke arahnya.

“ Noona.......... hai........ aku disini!!” Pekiknya melambai pada Kang Sora yang ia kenal sebagai Yoon Hee. Sora membalas lambaiannya dan segera bergegas mendekati Jung Su.

“ Bagaimana apa kau sudah menyiapkan segalanya?? Aku sudah berhasil membujuk Sora, memberinya 2 tiket bioskop yang akan kalian tonton, jadi lakukan yang terbaik Jung Su ah.......fighting!!” Sora mengangkat tangan kanannya hendak mengajak berhigh five, namun Jung Su malah memeluknya.

“ Gomawo noona.... aku tidak tahu bagaimana harus membalasmu.....gomawo...!!” Sora awalnya terbelalak kaget, ini pertama kalinya, dia membeku dalam diam. Entah harus melakukan apa, momen yang canggung, perasaan yang aneh, perlahan menjalari tubuhnya.

Segera Sora melepaskan pelukan Jung Su, menolak sebuah kehangatan kecil yang terasa begitu besar melesat dari hatinya.

“ Tapi aku gugup sekali noona, oh...... aku tidak pernah segugup ini......ottoke” Kedua tangan Jung Su mendorong pundak Sora sedikit keras, mengunci tubuhnya di balik sebuah pohon. Menatap Sora lama sebelum akhirnya perlahan mendekatkan bibir mereka. Namun baru berjarak beberapa sentimeter Jung Su sudah berbalik menutupi wajahnya yang sudah pucat kehabisan darah.

“ Lihat, aku tidak akan bisa melakukannya. Aku memang terlalu pengecut noona, bahkan bagaimana cara berciuman saja aku tidak tahu...!!” Gumam Jung Su frustasi, dia tidak sadar latihan yang tadi dia praktikkan bersama Sora, sudah membuat yoeja 28 tahun itu berdebar.

“ ti..tidak, itu sudah bagus Jung Su, coba kau lakukan lagi.... aku akan mengajarimu setelah itu......!” Perintah Sora, Jung Su kembali mengulang apa yang dia lakukan sebelumnya.

Seperti lengannya, kedua mata Jung Su juga sudah mengunci mata indah Kang Sora.

“ Lalu??” Tanya Jung Su.

“ Tundukkan sedikit wajahmu.....!!”

“ Terus??”

“ maju perlahan,miringkan beberapa derajat seperti ini...kemudian pegang tengkuknya...” Sora meraih wajah Jung Su, kini jarak mereka sudah sangat dekat.

“ Dan?” Tanya Jung Su lagi, sebuah tangannya sudah menghangatkan leher Sora.

“ Lakukan........” Komando Sora.

Ada jeda beberapa detik, beberapa detik yang terasa sangat lama bagi keduanya. Terlebih Sora, seperti gadis yang kembali berumur belasan tahun lagi, dia tidak bisa mengatur perasaan dan pikirannya. Menunggu dengan was- was apa yang mungkin terjadi, antara antusias dan gugup, benar- benar perasaan yang sudah lama tidak pernah dia rasakan lagi.

Ponsel Jung Su berdering memecahkan kecanggungan yang sudah memuncak itu, keduanya bersamaan melengos,menyembunyikan wajah mereka dari semburat- semburat merah darah yang bergejolak di tubuh masing- masing.

“ Sora sudah menungguku noona, sebaiknya aku pergi dulu ya.....!!” Pamit Jung Su pada Sora yang tiba- tiba saja begitu salah tingkah.
“ Ah, ne.... cepat pergilah jangan buat Sora menunggu lama, palli,,,palli........” Sora tersenyum mengusir Jung Su, tapi dia tidak mampu mengusir apa yang baru saja dirasakannya.

“ Apa yang terjadi padaku??” Gumam Sora pelan, ekor matanya terus memperhatikan Jung Su yang semakin lama semakin jauh dan akhirnya menghilang dari pandangannya.


***


Skenario yang begitu apik disusun sepertinya tak dapat berjalan sempurna saat motor Jung Su tiba- tiba mogok di tengah jalan. Sibuk dengan motornya Jung Su tidak memperhatikan Siwon yang lewat dan mendekati mereka.

“ Sora ya, kau mau kemana?? Maukah kuantar??” Tanya Siwon pada Sora yang ketika itu sedang menunggu bosan Park Jung Su membetulkan motor usangnya.

“ Siwon oppa.......!!” Pekik Sora kegirangan,

“ Ne, aku mau nonton dan filmnya sebentar lagi sudah dimulai, tapi lihatlah......!!” Sora menunjuk Jung Su, kemudian kembali menatap Siwon.

“ Benarkah oppa mau mengantarku?? Aku punya dua tiket........!!”

“ Tentu saja, kajja........!!” Sora naik dengan cepat. Senyuman tak bisa hilang dari wajahnya.

“ Pegangan yang kuat, atau kita akan ketinggalan filmnya......” bisik Siwon sembari menunjukkan lesung pipinya yang menawan, Sora mengangguk dan mengalungkan lengannya erat di pinggang Siwon.

Ninja Siwon itu pun melesat bersama angin meninggalkan Jung Su yang berteriak memanggil Sora tanpa arti. Ditendangnya keras motor miliknya itu yang tanpa diduga justru menyala setelah mendapat perlakukan kasar.

“ Aiiisshhh..........yyaaakkkssss.......... menyebalkan.......!!” Teriak Jung Su benar- benar frustasi, mengacak- acak tatanan rambutnya menjadi semakin berantakan.



****

Sora PoV

Kukerjab- kerjabkan kelopak mataku berulang kali, kulihat masih setengah lima pagi saat samar- samar suara gaduh di ruang depan. Ketika bangun aku sadar Sora sudah tidak lagi tidur di sebelahku, kemana bocah ini pergi.

Melihat kalender yang ditandai tanda hati mataku seketika terbuka lebar, hari ini tanggal 14 Februari 2004. Tidak, tidak boleh aku harus mencegah petaka itu terjadi.

Segera kuberlari menuju pintu keluar, dan benar saja kulihat Sora sudah mengendap- endap untuk kabur.

“ Sora ya.... mau kemana?? Tidak boleh, aku melarangmu pergi!!” Teriakku keras, kupegang lengannya erat mencegahnya pergi.

“ Unnie kau ini apa-apaan sih, lepaskan aku.... aku harus melihat audisi band Siwon oppa... kumohon lepaskan aku, dia sudah menungguku.....!!” Gadis ini terus saja memberontak. Sayap malaikat tiruannya tanpa sengaja terkibas mengenai wajahku, rasanya geli sekali.

“ Kau akan menyesal Sora, sekali ini saja dengarkan aku..... oh tunggu jangan- jangan kalian sudah jadian benar begitu??” Tanyaku sedikit terperanjat, melihat dia mengangguk darahku tiba- tiba memanas.

“ Ne, kami saling mencintai dan dia orang yang baik unnie. Aku yakin Siwon oppa bisa membuatku bahagia. Dia sudah berjanji setelah bernyanyi oppa akan meneriakkan nama orang paling spesial dalam hidupnya, dan itu aku.... jadi tolong lepaskan aku unnie....!!” Kenangan pahit itu seketika muncul memenuhi kepalaku. Sora berhasil lari, meninggalkanku dalam kelebatan- kelebatan kenangan buruk yang selalu menghantuiku.

Kejadian ini sama seperti dulu, dan memang itulah yang terjadi. Siwon menyanjungku dengan kata- kata manisnya, meyakinkan bahwa memang akulah satu- satunya. Memintaku datang untuk memberinya semangat, dan kuturuti saja kemauannya. Aku berdiri paling depan, dengan spanduk besar bertuliskan namanya aku berteriak seperti orang gila. Terus berteriak tak memikirkan apakah nanti suaraku akan hilang, bagaimana nanti gunjingan teman- teman aku sudah tidak peduli, yang ada di hadapanku hanyalah Choi Siwon, cinta pertamaku dimana kuserahkan semua hatiku untuknya.

Dan tibalah saatnya setelah Siwon selesai bernyanyi. Dia berjalan maju agak ke depan, mengatur nafasnya bersiap untuk berbicara. setiap kata yang akan keluar dari bibirnya adalah layaknya oksigen bagiku, dengan berdebar- debar aku terus menunggu.

“ Lagu ini kupersembahkan untuk seseorang, seseorang yang telah menjadi inspirasiku.....!!” Aku perlahan berdiri, membetulkan penampilanku secantik mungkin.

“ Seseorang paling spesial dalam hatiku.......!!” Aku tersenyum mendengarnya mengatakan itu, sebentar lagi- sebentar lagi dia akan menyebut namaku.

Siwon merentangkan tangannya ke depan. Telunjuknya terus bergerak mencari orang yang dimaksudkannya, dan benar saja telunjuk itu menunjuk ke arahku.

Dia tersenyum, aku pun tersenyum lebih lebar.

“ Han Eun Seol, kemarilah.........!!”

Seperti petir yang menyambar tubuhku ucapannya membuatku limbung. Kutoleh ke belakang dan benar saja Eun Seol yang menjadi bunga di sekolahku tersenyum kegirangan. Ada apa ini, kenapa bukan namaku? Kenapa Eun Seol?? Seakan tak mempercayai pendengaranku sendiri aku terus menggeleng menahan tangis. Tapi sakitnya dihianati seolah tak bisa kutahan lagi, seperti derasnya air terjun air mataku mengalir tak terbendung lagi. Entah seperti apa kondisiku saat itu, yang kuingat eyelinerku luntur memenuhi sebagian bawah mataku, hidung, mata, dan wajahku memerah....

Aku menahan malu tak terbayangkan dan semua itu karena Choi Siwon....

Saat itu aku berharap ada mobil yang menabrakku, kemudian aku mati dan arwahku akan menggentayanginya seumur hidupnya. Membuatnya tak bisa merasa tenang walau hanya sedetik, tapi sayangnya itu tak terjadi padaku.

Malah aku yang menderita karena tidak bisa terlepas dari bayangannya bahkan untuk sedetik.

“ Tiiiidaaaakkk.....................” Aku harus mencegah hal ini terjadi bagaimanapun caranya. Benar- benar menghapus kenangan ini dari daftar hidupku.

“ Park Jung Su, ya Park Jung Su. Aku harus mencarinya, hanya dia yang bisa menghalangi Sora menerima takdir buruknya, yang juga adalah takdir burukku......!!”

***

Author Pov



Sora menunggu kedatangan Siwon dengan gelisah, semua anggota bandnya sudah datang tapi tidak dengan Siwon. Sedangkan acara audisi sudah dimulai, satu- persatu peserta sudah tampil.

“ Kemana kau oppa, ayo cepat datang.....!” Gumam Sora gelisah, dia menunggu sendirian di anak tangga, berharap Siwon segera datang. Sora tidak tahu bahwa saat ini Siwon sendiri sedang berjuang keras untuk menuju lokasi. Musibah buruk menimpanya, kakinya terluka karena terserempet mobil. Sekuat tenaga Siwon mencoba berburu dengan waktu, tak mengindahkan kakinya yang terus saja mengucurkan darah.

Di tempat yang sama Sora dewasa juga sedang bersama Jung Su, awalnya Sora sudah pasrah saja. Namun kembali Jung Su membuatnya memiliki harapan, bocah 18 tahun itu berencana mengikuti audisi juga. Dia melakukannya untuk Sora, jika Sora menyukai seorang yang bisa menyanyi dan menari Jung Su akan menjadi seperti itu. Tekadnya sangatlah besar, sebesar ketulusan hatinya.

Sora memperhatikan tarian Jung Su, sedikit aneh memang tapi mau bagaimana lagi sudah tidak ada waktu hanya semangat yang bisa Sora berikan pada Jung Su.

“ Aku tahu kau bisa Jung Su ah, lakukan dengan baik oke??”

Seperti mendapat lecutan semangat, Jung Su pun mendaftar sebagai peserta terakhir. Dia menuju ke belakang panggung, sedangkan Sora ijin bergegas ke tribun penonton.

Sora bertemu dengan Sora,

“ Hai.......!!” Sapa Sora kikuk.

“ Hai unnie, kau datang juga. Soal tadi, aku minta maaf unnie.....!!” Balas Sora masih tak berani menatap gadis yang akan menjadi masa depannya kelak.

“ Sudahlah, aku juga minta maaf sudah memaksamu, oh lihatlah make up mu berantakan, sini unnie betulkan.......!!” Sora mengeluarkan alat make up nya dan mulai mendandani Sora.

Mereka berbaikan, seperti tidak pernah terjadi apapun keduanya mulai fokus kembali melihat ke arah panggung.

Mereka tidak sadar ada seseorang yang diam- diam memperhatikan dari kejauhan, dialah Park Jung Su.

“ Aku tahu kau masih menunggunya Sora, meskipun bibirmu tersenyum sebenarnya dalam hati pasti kau sangat cemas. Andai saja aku bisa menghilangkan kecemasanmu itu.......!!” Gumam Jung Su sendiri, dia sudah akan bersiap- siap naik ke atas panggung saat telinganya mendengar kegaduhan tak jauh darinya.

Ternyata Siwon dan anggota band nya sedang berusaha membujuk juri. Memang sebenarnya waktu mereka tampil sudah lewat dan itu yang membuat band Siwon harus didiskualifikasi. Bagaimanapun membujuk keputusan juri tak dapat di tawar. Apalagi acara juga harus selesai tepat waktu.

Jung Su berjalan mendekat, “ Biarkan saja mereka tampil, biarkan mereka menggantikanku.....!!” Ucapannya mengagetkan semua orang. Termasuk Siwon, Park Jung Su yang selama ini seperti rival baginya kenapa secara tiba- tiba berubah baik.

“ Kenapa kau melakukan itu Park Jung Su??” Tanya Siwon saat keduanya sedang sendiri.

“ Aku hanya tidak ingin melihat Sora menangis. Dia menunggumu dan hanya kau yang bisa membuatnya tertawa, jadi bahagiakan dia Siwon sshi......!!” Jung Su menepuk bahu Siwon sembari tersenyum, dia memberikan segalanya, kesempatannya tampil juga Sora. Jung Su sadar hanya dengan begitu dia bisa membahagiakan gadis dambaannya.

Band Siwon pun akhirnya tampil, sorak sorai penonton bergemuruh memenuhi sekitar panggung. Termasuk juga Sora, seperti tekadnya dia menjadi fangirl terdepan mendukung Siwon. Berbeda dengan Sora 28 tahun, dia malah berlari mencari Jung Su.

Saat bertemu, Sora langsung memukul dan memarahi pemuda baik itu, “ sadar apa yang sudah kau lakukan?? Kau membuang kesempatanmu, dan itu sama saja kau juga membuat Sora sengsara....... dasar pabbo....... apa yang kau pikirkan sebenarnya??” Sora menjadi kalap karena semua harapannya untuk memperbaiki takdirnya pupus sudah.

Namun Jung Su menenangkannya, dan menunjuk ke arah Siwon dan Sora.

“ noona salah, lihat itu........!!” beberapa saat setelah Jung Su berkata seperti itu lagu Siwon pun berakhir.

Siwon melangkah ke depan, mulai berbicara melalui mic yang dipegangnya.

Sama seperti kenangan Sora, “ Oh tidak, kumohon jangan........” Sora menggenggam tangan Jung Su erat, dia takut mendengarkan kata- kata paling menyedihkan itu untuk kedua kalinya.

“ Seseorang paling spesial dalam hatiku.......!!” Siwon terlihat mengedarkan pandangannya.

Saat itu darah kedua gadis bernama Sora seperti berhenti mengalir.

“ Kang Sora, kemarilah...........!!” Ucap Siwon dengan jelas dan lantang. Membuat Sora yang sudah berdiri di tempat penonton berhambur ke arah kekasihnya itu dan memeluknya erat. Semua bertepuk tangan menyaksikan sejarah paling romantis itu.

“ Tidak, ini tidak mungkin...... aku tidak percaya....!!” Sora dewasa seperti baru saja terbangun dari mimpi. Kenapa seperti ini, kalau memang Siwon mencintainya, kenapa dia malah mencampakkannya. Kenapa? Kenapa? Hanya pertanyaan itu yang memenuhi pikiran Sora.

“ Tidak ada yang tidak mungkin noona, semuanya mungkin dalam cinta. Ada yang bisa berbahagia dengan cinta mereka, ada juga yang harus mengalah. Tetapi apapun itu, ujungnya adalah semua cinta itu membahagiakan.......” Ucapan Jung Su menyadarkan Sora.

“ Bukankah begitu noona??” Jung Su memandang Sora masih tetap dengan senyuman itu.

Menularkan senyuman lain di bibir Sora, “ Ya, kau benar.........”

****



Hari ini hari terakhir bagi Sora berada di dunia kenangannya, beberapa menit lagi entah bagaimana dia harus pergi. Saat ini Sora sedang membonceng di belakang Jung Su. Mereka baru saja mengantar kepergian Sora muda dan Siwon yang mengadakan kencan kereta.

“ Jung Su ah, apakah aku boleh bertanya sesuatu padamu??” Tanya Sora berbisik pada Jung Su.

“ Ya, noona tanyakan saja, aku akan menjawabnya........!!!” Seperti biasa suara Jung Su yang ceria membuat Sora tersenyum.

“ Apakah benar Kang Sora adalah cinta pertamamu?? Apa kau begitu mencintainya, dan tidak akan pernah melupakannya sampai kapanpun??” Entah mengapa Sora sangat ingin menanyakannya. Ada sesuatu dalam hatinya yang sangat penasaran tentang itu.

Jung Su tersenyum, “ Tentu saja noona, Kang Sora sampai kapanpun akan menempati tempat khusus dalam hatiku. Mungkin aku tidak bisa membaca masa depan, tapi percayalah cintaku padanya tidak akan pernah hilang. Dia akan menjadi kenangan indah yang akan selalu kuingat........” Mendengar itu Sora menitikkan air mata,

“ Terima kasih Jung Su ah, terima kasih kau sudah mencintai Sora dengan tulus. Terima kasih.........” Sora memeluk Jung Su dari belakang, membenamkan wajahnya di punggung bidang namja yang begitu tulus mencintainya.

Perlahan Sora merasa tubuhnya semakin ringan, awalnya tangannya mulai menghilang, berangsur- angsur tubuhnya pun mulai menghilang dan akhirnya Sora lenyap dari boncengan Jung Su. berubah menjadi kelopak- kelopak bunga musim semi yang beterbangan sangat indah.

Jung Su merasakan pegangan Sora yang mengendur dan kemudian menghilang. Dia berhenti, dan tentu saja tak menemukan noonanya dimanapun.

“ noona, Yoon Hee noona, kau dimana??” Teriakan Jung Su melayang di udara. Mengantar kepergian noona yang meskipun hanya bertemu singkat tapi sudah cukup mengokohkan hatinya.





Kembali ke masa sekarang*



Sora PoV

Semuanya memang nyata perjalananku ke masa lalu, pertemuanku kembali dengan Siwon, Jung Su dan diriku sendiri. Sekarang aku sadar, aku harus menatap ke depan. Masa lalu memang harus diingat, namun kita tidak harus terus menerus terkunci di dalamnya. Kehidupan akan terus berjalan, life must go on, sepertinya bukanlah isapan jempol saja. Aku memang harus melakukannya.

Kurasakan saku celanaku bergetar. Sebuah ponsel, ponsel dari Sora. aku baru ingat dia memberiku benda ini saat mengantarnya ke stasiun. Dia menyuruhku terus menghubunginya.

Sebuah pesan masuk

Yoon Hee unnie, bagaimana ini?? Kau benar, Choi Siwon memang laki- laki brengsek. Dia mencampakkanku selama perjalanan kami. Dia laki- laki paling menyebalkan.... aakkkhhh....

Tapi untung saja ada Jung Su, seperti katamu ternyata dia namja yang baik. Dia selalu berusaha menghiburku, meskipun terkadang sikap anehnya selalu muncul. J

Aku merindukanmu unnie....

Seperti itulah isi pesan dari Sora, pesan yang pertama dan juga yang terakhir darinya. Karena setelah itu ponsel pemberiannya tiba- tiba saja rusak. Mungkin perbedaan dimensi waktu membuat benda itu tak bisa bertahan lama.

“ Apa yang sedang kau perhatikan Sora ya?? sebuah ponsel??” Suara itu mengagetkanku, namun kemudian aku tersenyum membalasnya.

“ Ya, sepertinya sudah rusak. Aku tidak bisa menggunakannya lagi.......” Jawabku jujur.

“ Tenang saja, aku akan menghadiahimu ponsel keluaran terbaru, tinggal bilang kau menginginkan yang mana.....”

“ Aku percaya tuan ponsel.......”

Dia tertawa, aku pun ikut tertawa. Kami berjalan menyusuri trotoar sembari berpegangan tangan. Tangan namja ini menggenggam tanganku dengan erat. Rasanya sangat hangat bila bersamanya.

“ Kalau aku boleh tahu, siapa cinta pertamamu Park Jung Su??” Pertanyaanku yang tiba- tiba membuatnya berhenti melangkah. Dia menatapku lama, dan hanya tersenyum.

“ Sudah malam, sebaiknya kau masuk saja.......” Benar juga, aku tidak sadar ternyata kami sudah berdiri di depan rumahku.

“ Baiklah...... selamat malam........” Saat aku berbalik kenapa rasanya sangat berat. Ingin sekali aku berlari menghambur ke arah Jung Su dan memeluknya erat. Tapi aku tahu itu sudah tidak mungkin.

Tiba- tiba kudengar lagu GOD mengalun, membuatku refleks menoleh ke arah sumber suara.

Dan di sana, di seberang jalan kulihat Jung Su menari. Tarian yang sama seperti tarian yang dia tunjukkan padaku saat itu. tarian yang dengan susah payah dia pelajari diam-diam hanya untuk merebut hati Sora.

Aku menangis, kemudian tertawa, menangis lagi, perasaanku benar- benar tidak menentu.

Hanya namja ini yang bisa membuatku seperti ini, karena diam- diam aku sudah mencintainya.

“ Kang Sora, bukankah tadi kau bertanya siapa cinta pertamaku??” teriak Jung Su keras dari seberang jalan.

Aku mengangguk,

“ Ini jawabannya, kau lah cinta pertamaku dan selamanya akan menjadi cinta pertamaku. Sekarang aku bertanya padamu.......”

Diam terdiam, mengeluarkan setangkai bunga mawar dari saku kemejanya.

“ Apakah kau mau menjadi cinta terakhirku juga Kang Sora??!!”

Aku membekap mulutku menahan haru,

“ Kalau jawabanmu iya, kemarilah, dan terimalah bunga ini.......!!”

Tanpa menunggu lagi aku berlari ke arahnya, kupeluk Jung Su erat, sangat erat. Air mata bahagiaku terus saja tumpah. Aku sangat bahagia, benar- benar bahagia.

Kami berpelukan di tengah jalan, di tengah guguran salju musim dingin. musim yang indah, dan hari yang indah. Kini aku bisa menatap masa depanku lagi. Bersama Park Jung Su yang akan terus menggenggam tanganku. Park Jung Su yang mencintaiku, Park Jung Su yang juga aku cintai.

" Oh, apa yang kau lakukan??" Tanyaku kaget saat Jung Su meraih wajahku dan menatapku dalam ke dalam kolam matanya.

" Aku hanya ingin mempraktekkan ajaran seorang noona yang dulu pernah kukenal." Jung Su tersenyum misterius, dia memegang tengkukku, menyalurkan kehangatan tubuhnya lewat jemari tangannya.

Oh Tuhan, jangan bilang dia ingin......
Tiba- tiba kurasakan bibirnya mengunci bibirku. Manis dan hangat kurasakan.

" noona mu itu sangat hebat mengajarimu Park Jung Su, sepertinya aku tidak bisa lagi lari darimu setelah ciuman ini........" Godaku padanya.

" Syukurlah kalau begitu, Yoon Hee noona gomawo yo..........." Teriak namja chinguku ini sangat keras. Aku tertawa diam- diam, apakah aku akan menceritakan kisah perjalanan waktuku padanya? ah biarlah dulu, kita masih memiliki banyak waktu bersama. Bahkan seumur hidup kami.


The End

6 komentar:

  1. lama ya tidak ngepost fit (:
    lagi sibuk"nya ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. yup bener metty, ini aja karena libur disempetin update ^^

      Hapus
  2. Balasan
    1. Hahaha... apalagi lo bukan krjaan...
      Bkal q usahain update lagi deh..

      Hapus
  3. wuuuaaah ... menarik vita ... jodoh mang ga ad yg tau .. mudah"n kejadian di kisah nyata ... :-)

    BalasHapus