Kamis, 26 Desember 2013

You Made Me Complete !




Seorang yoeja perlahan memasuki sebuah ruangan dengan tirai yang masih menutupi seluruh jendela kacanya. Kamar yang identik dengan warna putih itu berangsur- angsur mulai terang oleh cahaya matahari yang sudah terik. Sedikit canggung yoeja itu berdiri di dekat ranjang, membetulkan kacamata tebal yang membingkai wajahnya dia terlihat masih menimbang apakah akan melakukan apa yang ada dibenaknya.

Dia sedikit menggeser badannya, semakin mendekati gelungan selimut tebal di sampingnya.

“ direktur......... direktur ayo bangun, ini sudah siang.............!!!” Bisiknya sangat – sangat pelan,

“ direktur........... ayo bangun........... direktur......kita bisa terlambat............!!!” Yoeja ini sedikit menaikkan suaranya, kini dia mulai menggoyang- goyangkan badan si empunya kamar.

Seperti tak menggubris si yoeja, orang yang dipanggil direktur itu malah semakin mengeratkan selimutnya.

Yoeja ini mulai kesal, dia sudah kehabisan ide, sepertinya tidak ada cara lain. Jurus satu- satunya hanyalah........

Dia meletakkan segala barang yang ada di dekapannya, membuka kaca matanya, menggulung lengan bajunya hingga siku, dan naik ke atas tempat tidur.......


“ Yaaaahhh,,,, Park Leeteeeeuuuuukkk.................banguuuunnnnn....................!!!!” Bersamaan dengan teriakan kerasnya itu, dia menarik selimut hingga tubuh itu menggelinding dan jatuh dari tempat tidur.

Terdengar suara rintihan setelah bunyi buuukkkk.......... yang lumayan keras.

Secepat kilat yoeja yang selalu mengepang rambutnya itu turun dari tempat tidur dan membantu direkturnya berdiri. Seperti orang linglung Leeteuk mengucek matanya yang masih sulit terbuka.

“ Ada apa ini........ awww........... kenapa pantatku sakit sekali??!!” Gumamnya masih tak sadar.

“ A........aa...ahh....... sepertinya Anda baru terjatuh dari tempat tidur direktur....... apa Anda bermimpi aneh lagi???” Si asisten cepat- cepat menyembunyikan perbuatan tidak sopannya. Siapa suruh tidur seperti orang mati. Tidak salah kan kalau yang membangunkan jengkel setengah mati.

“ emm.......... ini aneh............. kupikir tadi aku masih baik- baik saja di atas sana...!!!” Gerutu Leeteuk masih terus mengusap pantatnya yang sakit.

“ akkkkhhhhhhhhhhhhhh..............................!!!”

“ Ada apa........?????”

“ Itu..................!!!”

“ Akkkkhhhhhhhhhhhhhhhh.....................!!!” Leeteuk berteriak lebih keras, dengan cepat dia mengambil selimut dan berusaha menutupi bagian tubuh bawahnya. Sedangkan Sora, nama yoeja itu berusaha keras menahan ledakan tawanya melihat betapa lucunya wajah direktur Park yang memerah karena hanya memakai celana pendek bergambar keroro di bagian tengahnya.

“ Apa yang kau lihat?? Cepat berbalik.......!!!” Teriak Leeteuk memerintahkan Sora, yang kemudian langsung ngacir ke kamar mandi.



***



“ Silahkan sarapan dulu direktur..............saya sudah menyiapkannya!!” Ucap Sora saat melihat Leeteuk berjalan keluar dari kamarnya dengan memakai setelan jas yang membuatnya semakin terlihat tampan dan keren. Siapa yang tidak akan meleleh saat melihat direktur muda, tampan, dan paling sukses di Korea itu berjalan melintas. Sudah banyak daftar panjang nona- nona kaya dan cantik yang rela mengantri demi mendapatkan hatinya. Setiap hari selalu saja ada wanita cantik yang datang ke kantor saat jam istirahat dan mengajak Leeteuk makan siang diluar. Tidak hanya satu atau dua wanita, setiap hari selalu muncul wajah baru dan wajah lama tidak akan pernah terlihat lagi. Mungkin kalau bisa di kalkulasi, hanya dalam hitungan bulan hampir seperempat dari seluruh wanita cantik di Korea sudah pernah jalan dengan Leeteuk. Tapi anehnya tak satupun yang berhasil mendapatkan hati Leeteuk, pasalnya sampai sekarang direktur Sora itu masih betah menjomblo. Wanita mungkin hanyalah seperti tissu toilet bagi Leeteuk yang hanya bisa sekali pakai kemudian dibuang dan tidak ada artinya lagi.

“ Kenapa kau tersenyum, ada yang aneh dengan penampilanku??” Tanya Leeteuk saat melihat Sora tersenyum sendiri, padahal tidak ada yang lucu.

Sora cepat- cepat menggeleng, kemudian membenamkan wajahnya pada I- pad yang selalu menempel seperti perangko dengannya. Semua jadwal Leeteuk tersimpan di dalamnya, setiap 10 menit sekali Leeteuk pasti akan bertanya, dan seperti operator seluler Sora akan dengan sabar, terperinci, dan detail membacanya dari awal sampai akhir. Pernah suatu kali Sora lupa tidak membawanya, apa yang terjadi? Seharian Leeteuk uring- uringan dan menghukum Sora dengan hal- hal yang aneh.

*Memerintahkan Sora membeli coffee latte, tapi harus di kafe favorit Leeteuk yang jaraknya sangat jauh dari kantor. Sora harus berlari pontang- panting karena batas waktu yang Leeteuk berikan sangat sedikit. Sesampainya di kantor ternyata Leeteuk mengubah keinginannya, dia malah minta cappucino.

Akkkhhhh......... seperti ingin mencabut rambutnya sendiri keluar dari pucuk kepalanya Sora mencoba sabar. Ini hanya cobaan kecil, batinnya. Segelas cappucino pun terduduk elegan di depan Leeteuk, namun lagi- lagi Leeteuk mengerutkan alisnya, “ Siapa yang memesan cappucino?? Bukannya tadi aku bilang moccacino???” Ucapnya dengan sangat enteng tanpa tedeng aling- aling.

“ Mwooo???”

Akhirnya Sora membeli semua rasa dan jenis kopi yang dijual di kafe itu. dengan kedua tangan membawa paper hand bag berisi kopi, dan senyuman yang dengan sudah payah dia pasang semanis mungkin, “Direktur, saya membawakan kopi pesanan Anda......!!!” Ucap Sora dari ambang pintu.

Leeteuk yang sedang membaca suatu berkas pun menoleh,

“Aku sudah tidak berminat minum kopi, cepat bawakan aku air putih!!!” Perintahnya santai, dan kembali fokus membaca filenya.

Sora langsung terduduk lemas di atas lantai, seperti orang kesetanan Sora meninju- ninjukan kepalannya ke udara. Terlihat dia sangat marah dan kesal, tapi lucunya tak ada suara yang keluar dari bibirnya. Tentu saja Sora menahan teriakan dan umpatannya, kalau sampai keluar pasti sudah membunuh orang di depannya itu dengan kata- kata pedasnya.

Diam- diam Leeteuk mengintip dari balik map yang dipegangnya. Dia terkekeh riang melihat Sora mengamuk dalam diam di depannya. Leeteuk merasa lucu melihat sekretarisnya itu menggesek- gesekkan kakinya di lantai, menarik- narik kepangan rambutnya, dan menggigiti ujung kemejanya gemas. Mirip seperti bayi, bayi yang sangat polos dan menggemaskan, yang tidak Leeteuk temukan pada siapapun. Hanya Kang sora yang bisa seperti itu.

*Setelah adegan kopi yang menguras pikiran, tenaga, dan perasaan itu. Leeteuk kembali memanggil Sora untuk membereskan meja kerja Leeteuk yang berantakan karena amukannya, setelah rapi Leeteuk malah membuat mejanya berantakan lagi. Kemudian menyuruh Sora membereskannya lagi, lagi, lagi dan lagi sampai Leeteuk bosan dan akhirnya tertidur di atas meja yang kembali berantakan. Saat melihat Leeteuk tertidur terbersit dalam pikiran Sora untuk mengambil pisau dan menggorok leher direkturnya yang keterlaluan itu. Atau pisau terlalu kejam, Sora mengganti idenya untuk mencekik leher Leeteuk saja. Tangan Sora sudah hampir mendarat di leher Leeteuk saat pikirannya berubah lagi. Kalau mati karena tercekik, pasti semua orang akan curiga dan langsung mengira Leeteuk mati karena dibunuh. Satu- satunya cara yang aman adalah......

Sora berjalan ke sudut ruangan, mengambil lipatan selimut yang ada di lemari.

Ya, benar. Sora akan membekap Leeteuk menggunakan selimut itu. Cara yang paling aman untuk membuat seseorang kesulitan bernafas dan akhirnya mati dengan sendirinya. Dengan perlahan Sora kembali mendekati Leeteuk, kedua tangannya sudah terangkat bersiap- siap untuk menutupkan selimut yang dibawanya ke wajah Leeteuk. Tangan dan kaki Sora gemetar hebat, tapi rasa kesal dan kemarahannya mengalahkan rasa takutnya. Dia sudah mengambil ancang- ancang........

Matilah kau direktur.......... Park, hahahahaha..........setelah ini penderitaanku akan berakhir......

“Tidurlah yang nyenyak direktur..........mana mungkin aku tega menghilangkan nyawamu..... meskipun itu dalam mimpi...!!!” Bisik Sora sembari menyelimuti tubuh Leeteuk, menatap wajah Leeteuk lekat- lekat dan mengagumi Leeteuk diam- diam. Lesung pipi tunggal Leeteuk, dan bulu matanya yang lentik tanpa sadar selalu menghipnotis Sora.


“ Sekertaris Kang....... yah, sekertaris Kang....... ada apa denganmu??? Kau kesurupan ya?? atau sakit perut, kenapa wajahmu semasam itu???” Leeteuk menggerak- gerakkan tangannya di depan wajah Sora yang sedari tadi tak berkedip. Sora langsung tersadar dari angan- angannya. Membetulkan letak duduknya dan bersikap senormal mungkin.

“ Direktur, Anda sudah selesai makan?? Apa saya harus membacakan jadwal hari ini??” Tanya Sora, Leeteuk malah menatapnya aneh. Kemudian beralih menatap piring yang masih penuh berisi makanan di depannya.

“ Kau sebut ini makanan??? Coba kau rasakan sendiri..........!!” Leeteuk mengangbil sebutir kacang dengan sumpitnya dan memaksa Sora memakan itu.

Sora sedikit mundur berusaha menolak........

“ Ayo.......... cepat makan!!” Tak ada pilihan lain, terpaksa Sora menerima suapan Leeteuk. Saat makanan itu sampai di mulutnya terdengar bunyi seperti pecahan batu. Sangat keras, bahkan Sora harus memuntahkannya kembali.

“ Bagaimana rasanya??? Enak???” Tanya Leeteuk yang dijawab senyuman bersalah Sora.

“ Ehhh......... mungkin tadi kurang lama merebusnya, disisihkan saja direktur. Masih ada telur, iya Anda bisa makan telurnya........!!” Sora membalik telur dipiring Leeteuk, lagi- lagi senyumannya luntur saat melihat sisi bawah telur mata sapinya yang gosong. Tadi dia berusaha keras menyembunyikannya, tapi sekarang malah dia sendiri yang membukanya.

Leeteuk langsung berdiri dari kursinya, melempar serbet makan sedikit keras.

“ Sudahlah........ aku sarapan di kantor saja, mana ada pekerjaanmu yang becus..... ayo kita berangkat sebelum terlambat.........!!” Tanpa menunggu Leeteuk sudah meninggalkan Sora yang tercengang di tempatnya.

“ direktur... masih ada apel, bisa dimakan di perjalanan......!!” Teriak Sora berusaha menyusul Leeteuk yang sudah menghilang dari pandangannya, tentu saja dengan membawa berbagai barang yang sebenarnya harus dibawa dua orang itu.

Sora sedikit berlari menuruni tangga, dengan membawa semua barang- barang Leeteuk tanpa sengaja kakinya tergelincir dan membuatnya jatuh tersungkur.

“ Ahh.......... kau ini ceroboh sekali........ cepat pungut........!!!” Teriak Leeteuk lewat kaca mobilnya, hanya menonton Sora yang kewalahan membereskan segala hal yang tercecer di lantai.

“ Cepat, cepat, kau pikir aku robot...... mudah sekali dia memerintah seperti itu, huh..... menyebalkan.......!!” Gerutu Sora pelan, dia tidak sadar Leeteuk sudah berdiri di dekatnya.

“ Kau bilang apa barusan??? “ Leeteuk berdiri sambil berkacak pinggang, padahal dia tadi berencana membantu Sora, tapi kini segera diurungkan niatnya itu. Leeteuk justru hanya melihat saja kemudian berjalan kembali ke mobil.



***



“ Pagi ini Anda ada meeting dengan beberapa klien, setelah itu harus menghadiri acara launching produk terbaru perusahaan, siang hari makan siang bersama Mr. Laurent dan setelah itu..............” Sora menjelaskan secara detail jadwal harian Leeteuk saat mereka sedang menaiki lift. Leeteuk hanya mengangguk- angguk entah itu mendengarkan atau hanya berpura- pura mendengarkan karena saat ini matanya sibuk dengan iphone di tangannya.

“ Direktur, apa Anda mendengarkan saya???”

“ Bisakah kau tidak berisik sekertaris Kang?? Nanti saja kau bacakan lagi jadwalku, jika ada yang tidak terlalu penting dicancel saja, oh iya siang ini buat semuanya kosong, aku ada urusan pribadi......!!”

“ Tapi direktur bagaimana dengan Mr. Laurent?? Hari ini adalah hari terakhir dia berada di Korea, besok pasti sudah kembali ke USA......... kita akan kesulitan......!!!” Belum selesai Sora bicara Leeteuk sudah memotong.

“ Itu tugasmu sebagai asistenku untuk mengatur jadwal, kalau memang dia bisa menunggu kenapa tidak menunggu..... sudahlah, jangan buat aku pusing dengan hal mudah seperti ini. Kau atur saja semuanya, mungkin besok atau lusa aku baru bisa menemuinya.......... “

“ Baiklah direktur.... saya akan mengusahakannya.........!!” Jawab Sora lesu. Direkturnya ini benar- benar bisa membuat Sora mati muda.

Ketika keduanya sibuk berdebat tentang jadwal tiba- tiba lift berhenti bergerak. Membuat Sora tiba- tiba panik dan berteriak- teriak minta tolong. Belum sampai di situ saja, saat lampu darurat menyala Sora semakin histeris dan menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Duduk meringkuk sambil membenamkan kepalanya dan mulai menangis. Sora kembali mengingat masa lalunya, dia trauma dengan kebakaran yang pernah dia alami. Membuatnya selalu ketakutan saat berada di ruangan terkunci dan mulai merasa sesak nafas.

Leeteuk bingung dan mulai ikutan panik. Melihat Sora terus menangis dan mulai kesulitan bernafas.

“ sekertaris Kang....... tenanglah, tidak akan terjadi apa- apa. Sebentar lagi pasti ada yang menolong kita........ !!!” Alih- alih mendengarkan Leeteuk, Sora malah memegangi dadanya dengan nafas tersengal- sengal.

“ Direktur.......c...ccee...cepat.......... kkk...kkeluarkan aku... dari....ss....sssini..... ak...aku tidak tahan..........!!!”

“ Sekertaris Kang.... kau harus bertahan, bagaimana caraku mengeluarkanmu dari sini, kita terkunci.... jangan menakutiku sekertaris Kang........ sekertaris Kang.......!!!” Sora semakin terlihat parah, seakan persediaan udara di paru- parunya mulai habis, Sora perlahan mulai kehilangan kesadaran dirinya.

“ sekertaris Kang.............!!!” Teriak Leeteuk bersamaan dengan pintu lift yang tiba- tiba terbuka.

“ Direktur Park, Anda baik- baik sa.......... aawwhh............!!” Teriak seorang yang hendak menolong, tak hanya orang itu saja, yang lain juga ikut terpekik menyaksikan apa yang ada di depan mereka.

Di dalam lift terlihat Leeteuk sedang memangku tubuh Sora yang tergeletak di lantai. Tak hanya itu saja, Leeteuk juga mencium bibir Sora yang tak sadarkan diri itu. semua orang mulai berbisik, apa yang sebenarnya mereka berdua lakukan. Apa tidak ada tempat lain untuk melakukan adegan mesra, kenapa harus di dalam lift saat keadaan terkunci. Kyyaaa........... semua orang mulai gila dengan pikirannya sendiri- sendiri. Sadar pintu telah terbuka, Leeteuk segera menggendong tubuh Sora keluar tak menghiraukan hiruk pikuk orang di sekitarnya yang saling bergunjing tidak jelas.

****



Leeteuk menatap pantulan wajahnya di balik cermin. Dia mulai mengingat kejadian di lift tadi pagi.

“ Apa yang sudah aku lakukan?? Yaakkksss.......... ani, ani, ani....... itu hanya CPR ya, itu bukan ciuman........ aku hanya berusaha menolong Kang Sora, kalau aku tidak menolongnya pasti dia dalam bahaya. Iya, hanya seperti itu, tidak ada perasaan atau apapun yang membuat hatiku bergetar. Kyyaaaa............ Tapi bagaimana ini?? semua orang melihatnya dan pasti beranggapan lain..... ottokee??!!!” Leeteuk mengacak- acak rambutnya kesal.

“ Teuk ah, kwencana??? Ada apa ini, apa aku melewatkan sesuatu??” Kemunculan seseorang yang tiba- tiba mengagetkan Leeteuk.

“ Chul ah, bagaimana bisa...... bagaimana bisa kau kemari???” Leeteuk masih tak percaya melihat rival abadinya itu berdiri di depannya. Senyuman Heechul saja sudah berhasil membuat Leeteuk kesal.

“ Aku kesini lewat pintu, itu pintunya tidak tertutup...........!!” Jawab Heechul bercanda.

“ Yah....... kau tahu apa maksudku, kalau tidak ada urusan penting bisakah kau pergi??!! Aku sedang tidak mau diganggu.......” Leeteuk mengusir Heechul secara halus, biasanya dia langsung memanggil security atau langsung menendang pantat Heechul dengan kakinya sendiri.

“ nah.......nah.....nah..... apa seperti ini sambutanmu pada teman lama?? Sudah lama sekali sejak terakhir kali kita bertemu, apa kau tidak merindukanku Teuk ah???” Heechul berkeliling mengamati hampir seluruh ruangan kerja Leeteuk.

“ Tak ada yang berubah....... ckckckckck............apa kau sangat terobsesi dengan katak telanjang ini Teuk??!!!” Komentarnya saat melihat pajangan Leeteuk di pinggir mejanya.

“ Sudah jangan banyak komentar, apa mau mu datang kesini???” Leeteuk segera merampas keroronya dari tangan Heechul.

“ Daripada mengoleksi foto dan video wanita telanjang sepertimu...... aihh...... aku tidak sudi..........!!!” Terdengar tawa keras Heechul yang meledak memenuhi ruangan. Dia tertawa sangat keras sampai terbatuk dan memaksa meminta minum.

“ Tolong ambilkan minum.....!!” Perintah Leeteuk lewat mesin intercom.

Tak lama kemudian datanglah Sora membawa pesanan Leeteuk,

“ Ada yang lain direktur???” Tanya Sora tak berani menatap Leeteuk. Begitu pula dengan Leeteuk. kejadian CPR di lift masih membuat keduanya canggung setengah mati. Bahkan sebisa mungkin Sora dan Leeteuk tak bersinggungan untuk sementara waktu. Melihat gelagat aneh keduanya, Heechul tersenyum licik. Dia mulai mendapatkan ide untuk mengerjai Leeteuk.

Ketika Sora sudah meninggalkan ruangan Heechul mulai mengutarakan niatnya.

“ Teuk ah....... aku akan melakukan apapun kemauanmu termasuk mengakui bahwa kau lebih baik dariku dengan satu syarat.....!!”

“ Syarat apa??” Leeteuk langsung tertarik dengan tawaran Heechul. Ini yang sudah ditunggu- tunggunya selama ini.

“ Tapi kalau kau tidak bisa melakukannya, maka kau yang harus mengaku kalah dariku.....!!!”

“ Oh, jadi kau mau bertaruh???”

“ Ya, bisa dibilang begitu, apa kau takut.......???”

“ Haah..... tidak ada kata takut dalam kamusku...... baiklah apa tantanganmu??”

Dan Heechul pun mulai membisikkan sesuatu yang hanya dia dan Leeteuk yang tahu.



****



Sora semakin mempercepat langkahnya saat menaiki satu- persatu anak tangga yang menuju ke arah rumahnya. Tinggal beberapa meter lagi dia sampai, tapi firasatnya sangat tidak enak. Sora merasa dari tadi ada seseorang yang mengikutinya. Semakin Sora bergegas, sosok itu juga ikut mempercepat gerakannya. Tapi saat dicari Sora tak melihat siapapun di sekitarnya.

Diam- diam Sora bersembunyi di balik tembok, mengambil sebuah balok kayu yang tak sengaja ia temukan.

“ Rasakan ini huh.... dasar penguntit, apa yang mau kau lakukan?? Mengikutiku dari tadi..... rasakan ini....... rasakan.........!!!” Sora terus saja memukuli tanpa ampun orang yang diduganya adalah sosok yang sudah mengikutinya. Tanpa mengindahkan teriakan minta ampun dari namja itu. ketika melihat sekilas wajah orang yang dipukulinya, Sora langsung membuang balok kayunya....

“ Omo...... direktur Park ???? Apa yang kau lakukan???” Teriak Sora, sangat kaget sekaligus takut karena sudah salah kira.

“ Awwhh....... aduh....... punggungku rasanya mau patah....... kenapa kau memukulku sekertaris Kang??” Leeteuk tak kalah histerisnya, dia benar- benar kesakitan.

Sora kemudian membantu Leeteuk duduk di salah satu anak tangga, dan mulai melihat seberapa parah lukanya. Tapi Leeteuk cepat- cepat menolak dan berusaha keras tidak berteriak ketika Sora menyentuh punggungnya.

“ Aku hanya ingin tahu dimana rumahmu, selama kau bekerja denganku aku tidak pernah tahu dimana dan bersama siapa kau tinggal. Hanya itu......!!!” Jelas Leeteuk.

“ Tapi Anda tidak perlu mengikutiku diam- diam seperti tadi direktur....!!” Balas Sora.

“ Kau selalu menolak saat aku mau mengantarmu pulang, kau yang terlalu keras kepala......!!”

“ saya hanya merasa tidak pantas saja, bagaimana anggapan karyawan yang lain.......!!”

“ Kau ini selalu saja membantah apa yang kukatakan...... sejujurnya aku hanya takut tiba- tiba kau pingsan lagi dan siapa yang akan menolongmu......!!”

“ Owh.......!!!” Mendengar ucapan Leeteuk Sora langsung terdiam. Gadis ini tidak menyangka akan mendapatkan perhatian seperti itu, apalagi dari seorang Leeteuk. setali tiga uang dengan Sora Leeteuk pun langsung bungkam. Dia tidak mengira akan kelepasan bicara seperti itu. Suasana benar- benar semakin canggung.

“ Eemmm....... direktur, tentang itu.... saya..... aku...... em, khamsahamnida.. kalau bukan karena Anda saya pasti sudah....!!!” Sora menoleh menatap Leeteuk, bersamaan pula Leeteuk juga menoleh menatap Sora. sejenak mereka hanya berpandangan, sebelum akhirnya Sora kembali menunduk.

“ Setiap saat saya terkunci atau terjebak di tempat yang sempit kenangan masa lalu itu selalu muncul. Saya melihat semuanya terbakar, asap dimana- mana, dan mulai kehabisan nafas. Waktu itu umur saya 5 tahun saat kebakaran itu terjadi, saya mengira akan mati pada saat itu. Saya hanya bisa meringkuk dan menangis menunggu siapapun datang untuk menolong, atau mungkin tidak ada yang akan datang......!!!”

“ Lalu, bagaimana kau bisa selamat......??” Leeteuk bertanya karena terlalu penasaran.

“ Kakak saya yang datang menyelamatkan saya, tapi............!!!”

“ Justru dia yang terjebak dan..................!!” Sora tak bisa meneruskan lagi ceritanya. Air matanya sudah tumpah bercucuran mengingat bagaimana kakak satu- satunya yang sangat dia cintai itu meninggal. Setelah kejadian itu Sora terus menerus merasa bersalah, seharusnya dia yang pergi bukan kakaknya. Tapi bagaimana manusia bisa melawan takdir.

Leeteuk ikut merasa iba mendengar cerita Sora, bahkan dia juga ikut menangis. Padahal selama ini hatinya sulit sekali terketuk dengan kisah sedih orang lain. Seolah- olah dia juga ada pada saat itu dan tak dapat berbuat apa- apa. Sama seperti saat ini, dia juga bingung harus berbuat apa. Ada sesuatu di dalam hatinya yang juga menangis melihat Sora bersedih.

“ Sora sshi...........”

“ ah....... maaf direktur, Anda jadi harus mendengar kisah saya, ini sudah malam. Apakah tidak sebaiknya Anda pulang??”

Leeteuk terlihat sedikit berpikir, “ Kau benar, baiklah....... selamat malam.......!!” Ucap Leeteuk, namun baru saja dia berdiri Leeteuk kembali merintih kesakitan.

Sora memaksa Leeteuk duduk lagi dan melihat luka di punggungnya. Sedikit menyingkap kemeja Leeteuk, Sora bisa melihat beberapa memar yang tampak kemerahan.

“ Direktur.... bagaimana ini, luka Anda sangat parah... maafkan saya direktur, maafkan saya.....!!” Ujar Sora penuh penyesalan, dia benar- benar merasa bersalah.

“ Biarkan saya mengobatinya, sebaiknya Anda ikut ke rumah saya..... saya merasa tidak enak direktur Park, Anda sudah menolong saya, tapi apa ini...... aku justru membuat Anda terluka.......!!!” Mata Sora sudah mulai berkaca- kaca.

Merasa tidak nyaman melihat Sora seperti itu membuat Leeteuk harus memaksakan senyumnya, “ Hei...... ada apa ini??? aku tidak apa- apa Sora sshi, luka seperti ini tidak ada apa- apanya bagiku, kau lihat ini....... tidak apa- apa kan??” Leeteuk meraih tangan Sora dan memaksa yoeja berumur 23 tahun itu untuk memegang lukanya, yang berarti juga menyentuh punggung Leeteuk yang berotot. Merasakan betapa kekar dan kuatnya otot Leeteuk, membuat tangan Sora sedikit gemetaran. Tidak hanya itu wajah Sora seketika memerah karena panas yang tiba- tiba membakar wajahnya.

Melihat wajah merona Sora, Leeteuk hanya bisa tersenyum kecil. Dia bahkan tidak sadar kenapa dirinya tersenyum.

“ Apa kau merasa berhutang budi Sora ya???”

Sora mengangguk,

“ Apa kau mau membalasnya??”

Kembali Sora mengangguk.

“ Kalau begitu mudah saja, kau hanya tinggal menemuiku besok pukul 8 pagi tepat, dan ikuti semua perkataanku...... setelah itu aku akan menganggap impas semuanya. Bukannya aku mengharapkan balas budi lho, hanya saja aku tidak mau kau merasa tidak enak terus... benar begitu kan??” Tebak Leeteuk, yang lagi- lagi menerima anggukan Sora.

“ Tapi direktur, besok kan hari minggu dan apa yang harus saya lakukan untuk Anda??”

“ Ah......... masalah itu besok saja aku memberitahumu..... yang penting kau mau menolongku, bagaimana?? Bisakah aku mengharapkan bantuanmu Sora ya???” Lagi- lagi Leeteuk memasang wajah memohon yang pasti siapapun tidak bisa menolaknya, termasuk juga Sora.

“ Baiklah......... semuanya sudah beres........ selamat malam Sora ya.........!!!” Teriak Leeteuk terlihat sangat bahagia, tidak terlihat tadi bagaimana dia merintih karena menahan sakit.

“ oh........ direktur Park..... secepat itukah lukanya sembuh??” Gumam Sora pada dirinya sendiri, matanya hanya bisa mengekor pada Leeteuk yang berjalan menuruni tangga sambil menari- nari kegirangan.

“ Jangan lupa Sora ya....... besok aku menunggumu........ selamat malam.........!!!” Teriak Leeteuk saat sudah sampai pada anak tangga terbawah. Dia melambai dan tidak lupa mengulaskan senyuman termanisnya.

“ Ne... selamat malam direktur........!!” Jawab Sora sembari melemparkan senyum.

“ Ini pertama kalinya direktur tersenyum padaku, ini pertama kalinya aku melihat sosok hangat pada dirinya yang selalu bertopeng dingin itu, ini pertama kalinya direktur memanggilku Sora ya.......!!”

****



Tepi sungai Han malam ini agak sepi, hanya beberapa pasangan saja yang masih terlihat duduk di bangku- bangku yang berderet sepanjang tepi sungai. Salah satunya adalah Sora dan Leeteuk. Mereka sedang larut dalam pikiran masing- masing sembari memandang bintang di langit. Sora masih mengenakan gaun pestanya, begitu pula dengan Leeteuk.

“ Hahahahaha........ apa kau lihat tadi bagaimana reaksi Heechul?? Apalagi saat Sora sshi menerima tantangannya dan membuat Heechul malu di depan semua orang.. kerja bagus Sora sshi...... aku salut......!!” Leeteuk mengajak Sora berhigh five merayakan kemenangannya.

“ Apakah Anda senang direktur?? Anda bahagia??” Tanya Sora dengan ekspresi yang sedikit aneh, tanpa curiga Leeteuk menjawab tentu saja dia sangat bahagia. Bisa membuat rivalnya itu kesal dan malu menjadi kepuasan tersendiri baginya.

“ Meskipun kepuasan itu diperoleh dari memperalat orang lain......” Leeteuk menatap Sora bingung..

“ Saya sudah tahu, kalian berdua menjadikanku bahan taruhan kan?? Saya mendengarnya saat Heechul sshi tak sengaja membahas hal itu. Seperti itukah Anda menganggap saya direktur, saya tak lebih dari sekedar alat penyenang Anda??” Sora berusaha keras menahan air matanya, dia bisa tegar menghadapi semua sikap dan arogansi Leeteuk, tapi menyadari bahwa dirinya hanya dijadikan mainan Sora sangat kecewa. Dia bukan benda, dia wanita yang juga memiliki hati dan bila terus ditekan hati itu bisa hancur.

“ Sora ya...... bukan...... bukan seperti itu.... aku.. mianhae.....!!”

Sora tersenyum getir, “ Ingin sekali bisa membenci dan melampiaskan semua kemarahanku padamu Park Leeteuk, tapi sayangnya aku tidak bisa melakukan hal itu. Kenapa??? Itu karena aku terlalu mencintaimu.........!!” Teriak Sora diselingi cucuran air matanya yang tumpah begitu saja.

“ Kang Sora....... kau..........!!” Leeteuk syok mendengar pengakuan Sora, mana boleh seperti itu, ini tidak mungkin terjadi. Pikiran Leeteuk terus memberontak dan menolak. Sora bukan tipenya, tidak mungkin mereka bersama.

“ Saya tidak pernah mengharapkan apapun, bahkan tidak pernah membayangkan cinta ini akan berbalas. Saya tahu dimana tempat saya, saya hanya bisa memandangi Anda dari jauh saja. Bisa melihat Anda bahagia, itu  saya yakini sudah lebih dari cukup. Tapi perlahan hal itu semakin sulit, ternyata saya tidak bisa terus membohongi hati saya direktur...... saya tidak bisa........!!!” Sora menutup wajahnya yang sudah tak mampu lagi memandang Leeteuk. Dia hanya bisa terisak dalam gelapnya malam.

“ Kau tahu kan apa yang terjadi bila sampai jatuh cinta padaku??” Tanya Leeteuk tidak yakin pada Sora.

“ Ne......... saya tahu, seperti di dalam kontrak saya harus segera keluar dari pekerjaan saya......!!”

Leeteuk terdiam, ada sesuatu dalam hatinya yang berusaha menolak.

“ Karena itu, mungkin ini yang terakhir kali Anda melihat saya. Saya tidak akan pernah muncul lagi dihadapan Anda...............Berkas pengunduran diri akan segera saya kirimkan besok....... Selamat tinggal direktur Park ...............!!” Setelah mengucapkan salam perpisahan Sora berjalan pergi dan tidak pernah menoleh lagi ke belakang.

Mungkin ini kesempatan terakhirku untuk sekali lagi melihat wajahnya, entah apakah aku mampu menghapus ingatanku. Berapa lama, sampai kapan....... Aku sendiri tak bisa menjawabnya, jagalah dirimu baik- baik direktur..... maafkan aku karena berani mencintaimu.......



***

Leeteuk PoV



Apa yang kurang dengan kehidupanku, kenapa rasanya aneh seperti ini? Sejak Sora pergi semuanya kukira berjalan normal. Aku memiliki sekertaris baru, lebih handal, tidak ceroboh, lebih cekatan, dan lebih cantik tentunya. Benarkah Son Eun Seo lebih cantik? Bukankah kecantikan itu relatif.

Kutatap makanan yang terhidang di depanku, terlihat sangat lezat dan perfect. Tidak ada lagi makanan yang belum matang atau gosong, tak ada lagi yang membuat gaduh dan mengganggu tidurku di pagi hari, tak ada lagi gadis clumsy yang bisa kuajak bercanda, karena tidak ada lagi Kang Sora di sampingku.

Entah sudah berapa kali aku menghela nafas, dengan enggan aku berjalan keluar rumah, menuju kantor seperti rutinitasku setiap hari.

Aku menoleh pada kursi yang kosong di sampingku,

“ Direktur makan saja apel ini, dengar sepertinya perut Anda tidak bisa diajak kompromi kan?? Nanti di kantor akan aku pesankan makanan kesukaan Anda......” Kulihat Sora tersenyum sembari mengulurkan apel di tangannya. Dengan senang hati aku menerimanya, ketika hendak kumakan apel itu menghilang, begitu pula dengan Sora bayangannya ikut menghilang.

“ Aiiissshhh......... kenapa aku selalu mengingatnya?? Ada apa sebenarnya dengan diriku???” Teriakku sedikit frustasi. Aku benar- benar tak menemukan jawabannya.

Kucoba menekan perasaan aneh yang sepanjang hari menggelayuti hatiku, tapi semakin kupaksa perasaan itu semakin terasa menyiksa. Aku sangat ingin melihat Sora, meskipun hanya sesaat.

Kulangkahkan kakiku menuruni satu persatu anak tangga, dengan bangga aku berjalan dimana dibawah sudah ada banyak sekali tamu undangan. Pesta Heechul memang kuakui sangat mengesankan, dia mengeset semuanya dengan sempurna. Tapi bukan Park Leeteuk namanya bila tak bisa menarik perhatian semua orang terutama para tamu wanita.

Tunggu dulu, mereka tidak benar- benar menatapku semua pandangan tertuju pada.....

Aku baru menyadari sebuah tangan lembut melingkar erat dilenganku. Tangannya sangat dingin, terkadang sedikit bergetar dan mencengkeramku erat. Bisa kurasakan dia sangat gugup, matanya memancarkan itu. Kenapa dia harus gugup, dialah yoeja tercantik dari semua yang ada di ruangan Gaun panjangnya membalut sempurna tubuhnya yang indah, seakan memang hanya dibuat untuknya. Rambutnya yang bergelombang sudah terlihat sangat anggun meskipun tanpa memakai aksesoris apapun. Wajahnya yang cantik semakin bersinar terkena pantulan lampu- lampu kristal. Aku sendiri masih tidak percaya bisa berjalan bersamanya, gadis yang selama ini tidak pernah menarik perhatianku malam ini tampil sangat berbeda dan membuatku hampir kehabisan kata untuk mengaguminya.

Ada perasaan tidak senang saat melihat beberapa namja memperhatikan Sora dengan tatapan aneh. Aku tahu apa sebenarnya isi pikiran mereka, tidak boleh, Sora hanya boleh bersamaku, tak akan kubiarkan siapapun mencoba mendekatinya.

“ Teuk ah........ kau datang juga..... senangnya, oh......... siapa yoeja cantik di sebelahmu ini??” Sebuah suara yang paling terakhir ingin kudengar. Kim Heechul sudah akan mencium tangan Sora saja, hahaha......... tapi aku lebih sigap mencegahnya.

“ Dia pasanganku..........!!!” Matanya langsung membulat sempurna, apa dia sudah menyadarinya. Baguslah.......... sekarang aku bisa menagih janjinya.

“ Benarkah??? Wow....... kalau begitu kebetulan sekali.... bisakah kita melihat sedikit keahlian Sora sshi memainkan piano..... bagaimana semuanya kalian setuju????” Apa- apaan Heechul ini, bagaimana bisa dia memaksa Sora. Aku bahkan tidak menyiapkan untuk ini.

Kutarik Heechul sedikit ketepi,

“ Chul ah...... kau mau mempermainkanku ya??? bukankah aku sudah melakukan kesepakatan kita, kenapa kau masih bertindak sesuka hatimu.......!!!”

Heechul tertawa, “ Kau benar. Aku akui kau berhasil membuat wanita berkacamata setebal gelas kaca dan tidak modis itu berubah menjadi primadona dalam semalam, namun belum sampai disitu saja, kita juga harus melihat keahliannya kan??” Heechul berjalan meninggalkanku dan mulai menjalankan rencananya. Sedangkan aku tak bisa berbuat apa- apa melihat Sora sedikit dipaksa menuju satu- satunya piano di sudut ruangan.

Aku tidak bisa melihatnya, pasti kali ini aku akan kalah........ kupejamkan mataku bersiap menerima apapun yang terjadi.

Sebuah melodi mengalun dengan indah. Love Rain, dimainkan dengan sangat apik layaknya pianist ternama. Kubuka kedua mataku, seorang bidadari bersinar di balik piano. Ini pertama kalinya aku melihat senyuman seindah itu, bahkan aku tak berkedip mengaguminya.

Siapa sebenarnya gadis ini???

Kang Sora

“ Direktur nim... apa Anda baik- baik saja?? Apa Anda memerlukan sesuatu..??” Suara Eun Seo menyadarkanku. Ternyata sedari tadi tanpa sadar aku tertidur.

“ Tidak, tidak aku tidak membutuhkan apapun, ada apa??” Tanyaku setelah membenarkan jasku yang sedikit tidak rapi.

“ Ah....... saya hanya ingin memberikan dokumen ini untuk Anda tandatangani. Dari tadi saya mendengar Anda menyebut- nyebut nama Kang Sora, siapa dia direktur??”

Bahkan dalam mimpi pun aku masih mengingatnya,

“ Aku akan keluar sebentar, tolong kau urus masalah kantor......!!” Tanpa mempedulikan Eun So yang terus memanggilku, aku semakin mempercepat langkahku.



Leeteuk Pov End



Mereka duduk bersebelahan, tidak berani saling menatap hanya melihat ke arah keramaian di taman pada siang itu.

Benar- benar canggung, sebelumnya tak pernah seperti ini, tetapi kenapa sekarang rasanya sangat berbeda. Leeteuk bahkan dapat mendengar detak jantungnya yang berdebar cepat. Dipegangnya dadanya takut Sora juga bisa mendengar debaran jantungnya.

“ Bagaimana kabarmu???” Tanya Leeteuk

“ Baik...... “ Jawab Sora singkat.

“ Yah, ada apa ini..... seperti baru kenal saja.....” Leeteuk mencoba tertawa, tapi malah terdengar sangat aneh.

“ oh lihatlah Sora sshi sekarang..... rambutmu kau gerai?? dan dimana kacamata yang sering kau pakai??” Leeteuk memegang dan membelai rambut Sora, membuat Sora kaget dan menggeser duduknya menjauh.

“ Leeteuk sshi...... kalau tidak ada hal penting..... sebaiknya aku pergi.....!!”

“ Sora ya........ ini pertama kalinya kau memanggil namaku, tapi bisakah memanggilku tanpa berteriak, aku ingin mendengarnya sekali saja...... bukan direktur, tuan Park, atau apapun panggilan yang membuat jauh jarak diantara kita......”

“ Leeteuk sshi...........” Suara Sora lebih pelan, dia menyadari perubahan sikap Leeteuk. Tidak pernah Sora melihat Leeteuk segundah ini. Sora hendak menyentuh pundak Leeteuk bersamaan dengan panggilan seseorang, tepatnya seorang gadis kecil.

“ Ibu guru, teman- teman sudah menunggu, bisakah kita melanjutkan pelajaran musiknya???” Anak itu menarik tangan Sora agar segera ikut bersamanya. Sora hanya tersenyum melihat siswanya begitu antusias belajar.

“ Sepertinya aku harus masuk dulu, selamat siang Leeteuk sshi.......!!” Sora meninggalkan Leeteuk setelah sesaat mengulaskan senyum.

Leeteuk menghela nafas pelan, “ Padahal aku hanya ingin bilang...... aku sudah berbuat kesalahan besar karena menyia- nyiakan gadis sebaik dia. Benar kata orang bijak, kita baru akan merasakan seberapa pentingnya seseorang bila orang itu sudah pergi dari kita.........!!”

Dua tahun kemudian,

Leeteuk terbangun saat cahaya matahari menerobos celah- celah kamarnya. Bila dulu dia akan marah dan berteriak karena terganggu tidurnya, kini temperamen itu tak pernah lagi muncul di hari- harinya. Leeteuk malah berterima kasih pada sang mentari karena setiap pagi selalu membangunkannya, membuat Leeteuk bisa menyapa dulu seseorang yang kini tertidur di sampingnya.

Leeteuk mengecup puncak kepala bidadarinya itu, “ Good morning princess...!!” Suara Leeteuk yang hangat perlahan membuat seseorang itu membuka matanya, sebuah senyuman manis Leeteuk terima.

Orang di samping Leeteuk membalikkan badannya, meletakkan kepalanya di dada bidang Leeteuk, seolah hendak mendengarkan debaran jantung Leeteuk.

“ Good morning oppa....... “ Jawabnya dengan suara yang sangat lembut dan penuh kasih.

“ Ah....... aku jadi malas untuk beranjak dari tempat tidur, aku ingin seharian menemani istriku yang cantik ini...!!” Lagi- lagi Leeteuk berbuat nakal dengan mencium bibir istrinya. Tidak ada yang lebih membahagiakan Leeteuk, selain memiliki dia di sampingnya.

“ Tapi suamiku ini harus bekerja, sebaiknya oppa cepat bersiap- siap, dan aku akan menyiapkan sarapan....!!” Istri Leeteuk sudah akan turun dari ranjang, saat kedua tangan Leeteuk melingkar pada pinggangnya. Namun Leeteuk tidak mengeratkan pelukannya, sangat berhati- hati dengan janin yang berkembang di dalam perut istrinya itu.

“ Istriku sayang tidak boleh lelah, serahkan semuanya pada oppa, ne??”

“ Kalau Anda memaksa direktur, baiklah...... saya tidak akan membantah......!!”

”Sekertaris terbaikku, sekarang menjadi istriku yang paling kucintai..... Saranghae nyonya Park Sora....!!” Leeteuk sekali lagi mengecup cepat bibir Sora. kemudian menciumnya lagi, tapi kini lebih dalam dan lama.

“hahahaha......... sudahlah oppa, jangan bercanda terus..... cepat sana....!!” Sora tertawa melihat tingkah Leeteuk yang suka sekali bermanja- manja dengannya.

Leeteuk menuruti ucapan Sora, namun panggilan Sora menghentikan langkahnya,

“ Oh ayolah Leeteuk sshi, pakai dulu keroromu......” Sora menunjuk celana dalam Leeteuk yang tergeletak di bawah.

Leeteuk mengangkat bahunya, memasang muka cuek dan kembali mendekati Sora. Lengannya yang kekar bisa dengan mudah menidurkan badan Sora, kemudian menindihnya.

“ Aku tidak mau pakai kalau bukan yoeboku yang memakaikannya......!!”

“ Dasar.......Emmppphhhh...... opp.....eemmmppphhh.........nakal...... emmmmpppphh.........!!” sora tak bisa lagi menolak karena Leeteuk sudah menghujaninya lagi dengan cinta.

Cinta, cinta, cinta........ kini bertaburan di ruangan itu.

You made me complete..... eagi gungjunim....... you made me complete.....Sora ya....!!” Bisik Leeteuk di sela- sela aktivitas mereka.


The End

9 komentar:

  1. vitaa .. apa kabar ? dh lama bgt kaya nya lis ga dateng ke blog vita ...
    pas buka blog vita mlah di kasih ff yg keren bgt , seakan semua nya terasa nyata ..
    cinta nya manies bgt kya gula ... hhehe^^
    yg paling lis suka kya nya ending nya deh ... hhaha .. kabuuuru

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya,, aku juga nyariin truz lho kemana nih tmen q yang manies... blog rasanya sepi deh g da lis... jangan pergi2 lagi yah. Sering2 mampir donk ^_^

      Hapus
    2. wah lis terbang deh di bilang manies ... hhahaha
      iya abis nya tab lis ga bersahabat btt ... lis bkal sering mampir deh ... sediain kpi item ya vit ... wkwkwkw

      Hapus
  2. ending ny soooo sweeettt...
    bikin mimissaannn..
    kereen author nim..
    Lanjutkan perjuangan mu.. Fighting.. hehe ^__^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gomawo chingu ya...
      Spirit darimu berharga bngt...
      Ne,, fighting.. ^_^9

      Hapus
  3. omai gad,,, aku meleleh hehehehehe.....
    jadi cengar cengir gak jelas baca ini cerita mbak!!!!!!
    tanggung jawab!!!!!

    kyaaaa jadi gag bias tidur ini >_<"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kalau dsuruh tanggung jwb angkat kaki deh.. upss angkt tngan mksdnya hehehe...
      Knp g bsa tdur ayu??? Mimpiin teuk oppa aj ya.... hihihihi.....

      Hapus
  4. waah... keren bngt ini ceritanya... endingnya so sweet :)

    BalasHapus
  5. Jatuh cinta niy gw ama ending-nya...
    Udh baca oneshot ini utk kesekian kalinya... Abis baca crita yg lain, sempetin mampir baca ini lg... Sweet bgt..

    BalasHapus